Kurva Tumbuh HFSP-2 pada Berbagai Jenis Fermentasi

K e t e r a n g a n G l u k o a a N u t r i e n B r o t h D a n i e l s Gambar 1

c. Kurva Tumbuh HFSP-2 pada Berbagai Jenis Fermentasi

komplek Mc kctidakmampuan mikroorganisme itu untuk menguraikan sumber protein dari ini kacang kedelai. pH medium pada dan antibiotik yang dihasilkan. walaupun bclum mekanismenya, pada umumnya antibiotik akan terbentuk pada harga pH antara 7 dan 8. Sedangkan pada pH yang lebih dari harga tersebut, potensi antibiotik yang ada menjadi lebih Hal ini disebabkan olch karena sebagian antibiotik yang sudah terbentuk terurai kembali, karcna terhidrolisis dalam suasana basa. Untuk mengatasi ini, biasanya pada ditambahkan yaitu salah satu yang dapat pH pada netral sampai basa. Kadar Kadar glukosa dalam medium jelas berpengaruh untuk pembcntukan antibiotik terutama untuk mikroorganismc yang terhadap kckurangan dan kelcbihan kandungan glukosa. Untuk sp. S-34 Gambar 2 yang relatif lebih mampu menghidrolisis polisakarida, kadar glukosa yang kecil sampai optimum hanya bcrpcngaruh pada atau potensi antibiotik yang dihasilkan, tetapi tidak berpcngaruh pada kccepatan Sedangkan pada antibiotik tidak terbentuk pada medium glukosa dan hanya sedikit terbentuk pada medium dengan glukosa yang minimum. Hal ini kemungkinan karena kurang mampu menghidrolisis polisakarida yang ada dalam medium, sehingga medium- kekurangan scnyawa antara atau prekursor untuk biosistesis antibiotik. Demikian pula halnya yang pada HFSP-2 pada medium glukosa dan kadar glukosa minimum. Gambar 2. Potensi hasil Fermentasi pada Medium dengan Berbagai Kadar Glukosa oleh S-34 Pada medium dengan kadar glukosa yang tinggi, yakni 4, Streptomyces dan HFSP-I sama sekali tidak menghasilkan antibiotik, tetapi dapat memproduksinya pada hari ke-6, walaupun hanya sedikit. Fenomena terjadi mungkin disebabkan oleh terlalu rendahnya pH medium pada fermentasi oleh sp. S-34 dan HFSP-1. Harga pH medium yang demikian terscbut karena pola metabolisme yang terjadi aktif terhadap karbohidrat atau gula. Ini berbeda dengan pola metabolisme pada yang kurang aktif terhadap , Mengenai perbedaan pola metabolisme juga dapat kita kan dari data pH proses fermentasi dalam medium sintetik Lumb yang tercantum pada 2. Dari dapat bahwa Streptomyces sp. S-34 aktif terhadap karbohidrat, dalam ini glukosa. Mula-mula mikroorganisme ini memanfaatkan sumber gula dan kemudian kation-kation yang ada dalam medium, pH menjadi semakin karena dalam medium tertinggal sulfat. Dari harga pH yang naik sedikit saja, dapat disimpulkan bahwa sp. S-34 kurang dapat memanfaatkan sumber nitrogen yang berupa glisin. HFSP-I, walaupun tidak seaktif sp. S-34 juga memanfaatkan glukosa terlebih dahulu, baru kemudian memanfaatkan kation yang ada menguraikan protein yang ada dalam medium, sehingga p H medium menjadi naik kembali dengan cepat. 2. pH Medium Lumb Proses Fermentasi. Hari S-34 HFSP-1 Pada terjadi yang berbeda. ternyata tiaak begitu memanfaatkan glukosa, tetapi langsung memanfaatkan protein. Pada kultur ini pH medium tidak ekstrim naik dan lebih memungkinkan untuk sintesis antibiotik. Jalannya Proses Fermentasi Untuk mengetahui fermentasi, maka dilakukan pengamatan terhadap kadar gula pereduksi, pH dan kerapatan optik proses fermentasi pada medium glukosa 2. Ternyata ketiga mikroorganisme menunjukkan proses yang hampir sama fermentasinya. besar proses fermentasi sebagai berikut Gambar 3. = K a d a r G u l a p e r e d u k s i p H m e d i u m Gambar 3 a. Jalannya Proses Fermentasi S-34 pada Medium Glukosa 2. sel pH

b. Jalannya Proses Fermentasi Oleh HFSP-1. pada Medium