HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PERSEPSI, DAN DUKUNGAN CAREGIVER INFORMAL DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN PENDERITA SKIZOFRENIA

(1)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PERSEPSI, DAN

DUKUNGAN CAREGIVER INFORMAL DENGAN TINGKAT

KEKAMBUHAN PENDERITA SKIZOFRENIA

SKRIPSI

Oleh :

HARIYADI

NIM. 09060178

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHAN

UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(2)

i

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PERSEPSI, DAN

DUKUNGAN CAREGIVER INFORMAL DENGAN TINGKAT

KEKAMBUHAN PENDERITA SKIZOFRENIA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan ( S.Kep ) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

HARIYADI

NIM. 09060178

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHAN

UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(3)

i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hariyadi

Nim : 09060178

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Hubungan Tingkat Pengetahuan, Persepsi, dan Dukungan Caregiver Informal dengan Tingkat Kekambuhan Penderita Skizofrenia

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, Januari 2014 Yang Membuat Pernyataan,

Hariyadi NIM. 09060178


(4)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbingan-Nya saya

dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan, Persepsi, dan Dukungan Caregiver Informal dengan Tingkat Kekambuhan Penderita

Skizofrenia”. Proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan,

arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis

menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo,M.Kep.Sp.Kom. selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah memberikan arah

dan kemudahan dalam penelitian skripsi ini.

2. Ibu Nurul Aini, S.Kep, Ns., M. Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang,

terima kasih atas semua ilmu yang telah diberikan dan juga dukungannya

terhadap saya.

3. Prof. Dr. Ir. Sujono, M.Kes selaku dosen pembimbing I yang telah dengan

sabar dan teliti serta memberikan motivasi kepada penulis sehinggan

penyusunan skripsi ini lancer dan sukses.

4. Ibu Sri Widowati, S.Kep.Ns selaku dosen pembimbing II yang telah dengan

sabar dan teliti serta memberikan motivasi kepada penulis sehinggan


(5)

i

5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan dan

Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang.

6. Kedua orang tua dan keluarga saya tercinta dan tersayang yang selalu

mendoakan, mendukung dan menjadi semangat dalam hidup saya.

7. Responden yang berperan aktif dan meluangkan waktu untuk penelitian saya

sehingga penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

8. Desa Paringan Kec. Jenangan Kab. Ponorogo, yang telah memberikan ijin

atas penelitian yang saya lakukan.

9. Teman-teman PSIK angkatan 2009.

10. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

saya sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir/skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritikan yang sifatnya membangun

sangat saya harapkan. Semoga tugas akhir skripsi ini dapat bermanfaat bagi

masyarakat dan dunia kesehatan khususnya di bidang keperawatan.

Malang, Januari 2014


(6)

i

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Motto ... iv

Lembar Persembahan ... v

Lembar Pernyataan Keaslian ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstract ... ix

Abstrak ... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Keaslian Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Konsep Skizofrenia ... 7

2.1.1 Definisi Skizofrenia ... 7

2.1.2 Kriteria Diagnostik ... 7

2.1.3 Pola Perjalanan Penyakit ... 10

2.1.4 Etiologi Skizofrenia ... 12

2.2 Konsep Relaps ... 16

2.2.1 Definisi Relaps ... 16

2.2.2 Tanda dan Gejala Awal Relaps ... 16

2.2.3 Tahap-tahap Relaps ... 17

2.2.4 Relaps pada Skizofrenia ... 18

2.3 Konsep Tingkat Pengetahuan ... 19

2.3.1 Definisi Tingkat Pengetahuan ... 19

2.3.2 Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif ... 19

2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan ... 21

2.4 Konsep Persepsi ... 22

2.4.1 Definisi Persepsi ... 22

2.4.2 Indikator Persepsi ... 24

2.4.3 Proses Terjadinya Persepsi ... 25

2.4.4 Sifat Persepsi ... 26


(7)

i

2.4.6 Macam-macam Persepsi ... 29

2.4.7 Persepsi Tentang Skizofrenia ... 29

2.5 Konsep Dukungan Sosial ... 30

2.5.1 Definisi Dukungan Sosial ... 30

2.5.2 Komponen Dukungan Sosial ... 31

2.5.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial .... 33

2.5.3 Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesehatan ... 33

2.6 Konsep Caregiver ... 35

2.6.1 Definisi Caregiver ... 35

2.6.2 Jenis Caregiver ... 35

2.6.3 Tipe Tugas Caregiver ... 35

2.6.4 Caregiver Pasien Skizofrenia ... 36

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 37

3.1 Kerangka Konseptual ... 37

3.2 Hipotesis Penelitian ... 39

BAB IV METODE PENELITIAN ... 40

4.1 Desain Penelitian ... 40

4.2 Kerangka Penelitian ... 41

4.3 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel ... 42

4.3.1 Populasi ... 42

4.3.2 Sampel ... 42

4.3.3 Teknik Sampling ... 43

4.4 Variabel Penelitian ... 44

4.4.1 Variabel X ... 44

4.4.2 Variabel Y ... 44

4.4.3 Variabel Kontrol (Kendali) ... 44

4.5 Definisi Operasional ... 45

4.6 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian ... 46

4.7 Instrumen Penelitian ... 46

4.7.1 Kuesioner Tentang Tingkat Pengetahuan ... 46

4.7.2 Kuesioner Tentang Persepsi ... 47

4.7.3 Kuesioner Tentang Dukungan ... 47

4.7.4 Kuesioner Tentang Tingkat Kekambuhan ... 48

4.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 48

4.9 Prosedur Penelitian ... 51

4.9.1 Tahap Persiapan ... 51

4.9.2 Tahap Pelaksanaan ... 51

4.9.3 Tahap Pengumpulan Data ... 51

4.10 Teknik Analisis Data ... 52

4.10.1 Analisis Deskriptif ... 52

4.10.2 Analisis Inferensia ... 52

4.11 Etika Penelitian ... 55

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Hasil Penelitian ... 56


(8)

i

5.1.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Skizofrenia ... 58

5.1.3 Gambaran Persepsi Terhadap Penderita Skizofrenia ... 58

5.1.4 Gambaran Dukungan Terhadap Penderita Skizofrenia ... 59

5.1.5 Gambaran Tingkat Kekambuhan Penderita Skizofrenia .... 59

5.2 Hasil Analisis Data ... 60

5.2.1 Hasil Uji Asumsi ... 60

5.2.2 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Kekambuhan ... 61

5.2.3 Tabulasi Silang Persepsi dengan Tingkat Kekambuhan .. 62

5.2.4 Tabulasi Silang Dukungan dengan Tingkat Kekambuhan 63 5.2.5 Hasil Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan, Persepsi, dan Dukungan Caregiver Informal dengan Tingkat Kekambuhan Penderita Skizofrenia ... 63

BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Gambaran Tingkat Pengetahuan Caregiver Informal Tentang Skizofrenia ... 66

6.2 Gambaran Persepsi Caregiver Informal Terhadap Penderita Skizofrenia ... 69

6.3 Gambaran Dukungan Caregiver Informal Terhadap Penderita Skizofrenia ... 71

6.4 Gambaran Tingkat Kekambuhan Penderita Skizofrenia ... 73

6.5 Hubungan Tingkat Pengetahuan Caregiver Informal dengan Tingkat Kekambuhan Penderita Skizofrenia ... 74

6.6 Hubungan Persepsi Caregiver Informal dengan Tingkat Kekambuhan Penderita Skizofrenia ... 75

6.7 Hubungan Dukungan Caregiver Informal dengan Tingkat Kekambuhan Penderita Skizofrenia ... 76

6.8 Hubungan Tingkat Pengetahuan, Persepsi, dan Dukungan Caregiver Informal dengan Tingkat Kekambuhan Penderita Skizofrenia ... 77

6.9 Keterbatasan Penelitian ... 79

6.10 Implikasi Untuk Keperawatan ... 80

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 81

7.2 Saran ... 82

Daftar Pustaka ... 83

Lampiran ... 85


(9)

i

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Kepala Keluarga ... 42

Tabel 4.2 Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian per Dusun ... 44

Tabel 4.3 Devinisi Operasional ... 45

Tabel 4.4 Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Tingkat Pengetahuan ... 47

Tabel 4.5 Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Persepsi ... 47

Tabel 4.6 Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Dukungan ... 48

Tabel 4.7 Kisi-Kisi Kuesioner Variabel Tingkat Kekambuhan ... 48

Tabel 5.1 Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Pendidikan, Pekerjaan, dan Hubungan dengan Penderita ... 57

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang Skizofrenia ... 58

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Penderita Skizofrenia ... 59

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Dukungan Terhadap Penderita Skizofrenia ... 59

Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Kekambuhan Penderita Skizofrenia ... 60

Tabel 5.6 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Kekambuhan ... 61

Tabel 5.7 Analisis Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Kekambuhan ... 62

Tabel 5.8 Tabulasi Silang Persepsi dengan Tingkat Kekambuhan ... 62

Tabel 5.9 Analisis Hubungan antara Persepsi dengan Tingkat Kekambuhan ... 62

Tabel 5.10 Tabulasi Silang Dukungan dengan Tingkat Kekambuhan ... 63

Tabel 5.11 Analisis Hubungan antara Dukungan dengan Tingkat Kekambuhan ... 63

Tabel 5.12 Hasil Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan, Persepsi, dan Dukungan Caregiver Informal dengan Tingkat Kekambuhan Penderita Skizofrenia ... 64


(10)

i

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 37

Gambar 4.1 Skema Hubungan Variabel Dalam Penelitian ... 40

Gambar 4.2 Skema Kerangka Penelitian ... 41


(11)

i

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden ... 85

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 86

Lampiran 3 Instrument Penelitian ... 87

Lampiran 4 Lembar Kuesioner dalam Mengukur Tingkat Pengetahuan Caregiver Informal tentang Skizofrenia ... 88

Lampiran 5 Lembar Skala Likert dalam Mengukur Persepsi Caregiver Informal Terhadap Penderita Skizofrenia... 90

Lampiran 6 Lembar Skala Likert dalam Mengukur Dukungan Caregiver Informal Terhadap Penderita Skizofrenia ... 91

Lampiran 7 Lembar Skala Likert dalam Mengukur Tingkat Relaps Penderita Skizofrenia ... 93

Lampiran 8 Rekapituasi Karakteristik Responden ... 94

Lampiran 9 Rekapitulasi Tingkat Pengrtahuan Tentang Skizofrenia ... 96

Lampiran 10 Rekapitulasi Persepsi Terhadap Penderita Skizofrenia ... 98

Lampiran 11 Rekapitulasi Dukungan Terhadap Penderita Skizofrenia ... 100

Lampiran 12 Rekapitulasi Tingkat Kekambuhan Penderita Skizofrenia ... 104

Lampiran 13 Hasil Uji Validitas ... 106

Lampiran 14 Hasil Uji Statistik ... 111

Lampiran 15 Surat Permohonan Studi Pendahuluan dan Penelitian ... 116

Lampiran 16 Surat Keterangan Ijin Penelitian ... 117

Lampiran 17 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 118


(12)

i

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2008). Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press.

Arif, I.S. (2006). Skizofrenia (Memahami dinamika keluarga pasien). Bandung: Refika Aditama.

Atkinson, Rita L, dkk, (1996). Pengantar Psikologi, Ed 8, Alih Bahasa: Dra Nurdjanah Taufiq, Jakarta:. Erlangga.

Azwar, Saifudin, (2000). Reliabilitas dan Validitas, Ed 3 Cetakan I, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chandra. (2005). Kenali Gejala Dini Skizofrenia. Diperoleh dari http://www.schizophrenia.com. Diakses 29 Oktober 2013.

Christy. (2011). Relapse in schizophrenia. The Hongkong Medical Diary. Diperoleh dari http:// www.fmshk.org/database/articles/03mb2_19.pdf. Diakses 10 Juni 2013.

Davies, T. (1994). Psychosocial factors and relapse of schizophrenia. Diperoleh dari http://www.ncbi.nlm.nih.90v/pmc/articles/PMC2541203/Pdf/bmj00452-007.pdf. Diakses 2 Agustus 2013.

Diny, R. (2013. Relaps Pada Pasien Skizofrenia. Fakultas Psikologi : Universitas Muhammadiyah Malang.

Feist,J & Feist, G,J. (2010). Teori Kepribadian. Edisi ke-7. Jakarta : Salemba Humanika.

Friedman, H & Schustack, M,W. (2006). Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern. Jilid 1. Edisi ke-3. Jakarta : Erlangga.

Hawari, Dadang. 2007. Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Irmansyah. 2006. Pencegahan dan Intervensi Dini Skizofrenia. http://64.203.71.11/kompas-cetak/0410/19/ilpeng/1331282.htm. Diunduh pada tanggal 29 agustus 2013.

Issacs, A. (2004). Panduan Belajar Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik. Jakarta :EGC

Kaplan, H.I., Sadock, B.J. & Grebb, J.A. (1997). Sinopsis psikiatri (Ilmu pengetahuan perilaku psikiatri klinis). Jakarta: Binarupa Aksara.

Maramis, WF, (2004). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Cetakan 8, Jakarta: Airlangga. Maslim, Rusdi, (1997). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Jakarta: TP.

Minister Supply & Service Canada. (2005). Schizophrenia (Sebuah panduan bagi keluarga penderita skizofrenia). Yogyakarta: Dozz (Kelompok Penerbit Qalam).


(13)

i

Morgan, H.G. & Morgan, M.H. (1991). Segi praktis psikiatri. Jakarta: Binarupa Aksara

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo,S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam & Efendi, F. (2008). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Purba, J. M, dkk. (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan :USU Press.

Sarafino, E.P. 1997. Health Psychology : Biopholysical Interactions. New York : John Willey and Sons.

Sinaga, B.R. (2007). Skizofrenia dan diagnosis banding. Jakarta: UI Press.

Simanjuntak, Y.P. (2008). Faktor risiko terjadinya relaps pada pasien skizofrenia paranoid. Departemen Psikiatri, Fakultas Kedokteran : Universitas Sumatera Utara.

Sirait, A. (2008). Pengaruh koping keluarga terhadap terjadinya relaps pada skizofrenia remisi sempurna di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara. Fakultas Kedokteran : Universitas Sumatera Utara.

Stuart, G.W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa; Alih Bahasa, Ramona P, Egi, K. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Sunyoto,D. (2011). Analisis untuk Penelitian Kesehatan Analisis Data Penelitian dengan SPSS untuk Mahasiswa dan Praktisi Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Tomb, D.A. (2004). Buku saku psikiatri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Walgito, B. (2002). Pengantar psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, Edisi Revisi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Skizofrenia merupakan suatu penyakit otak persisten dan serius yang

mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam memproses informasi, hubungan interpersonal, serta memecahkan masalah (Stuart, 2006).

Skizofrenia merupakan salah satu jenis gangguan psikis yang paling serius karena dapat menyebabkan menurunnya fungsi manusia dalam melaksanakan aktivitas kehidupan

sehari-hari seperti kesulitan dalam merawat diri sendiri, bekerja atau bersekolah, memenuhi kewajiban peran, dan membangun hubungan yang dekat dengan

seseorang (Jeste dan Mueser, 2008).

Berdasarkan data yang dikeluarkan World Health Organization (WHO),

penderita gangguan psikis dengan diagnosis skizofrenia telah menjangkiti kurang lebih 24 juta jiwa di seluruh dunia (WHO, 2010). Prevalensi penderita skizofrenia di

Indonesia adalah 0,3-1% dan biasanya timbul pada usia sekitar 18-45 tahun, namun ada juga yang baru berusia 11-12 tahun sudah menderita skizofrenia. Apabila

penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa, maka diperkirakan sekitar 2 juta jiwa menderita skizofrenia, dimana sekitar 99% pasien di RS Jiwa di Indonesia adalah

penderita skizofrenia (Arif, 2006).

Dalam sebuah penelitian yang ditulis oleh Davies (1994) hampir 80% pasien

skizofrenia mengalami relaps berulang kali. Relaps biasanya terjadi bila keluarga hanya menyerahkan perawatan pada rumah sakit jiwa dan obat-obatan anti psikotik tanpa

disukung perawatan langsung dari keluarga. Dalam sebuah penelitian yang ditulis dalam The Hongkong Medical Diary bahwa studi naturalistik telah menemukan tingkat


(15)

2

kekambuhan atau relaps pada pasien skizofrenia adalah 70%-82% hingga lima tahun

setelah pasien masuk rumah sakit pertama kali. Penelitian di Hongkong menemukan bahwa dari 93 pasien skizofrenia masing-masing memiliki potensi relaps 21%, 33%, dan

40% pada tahun pertama, kedua, dan ketiga.

Study pendahuluan yang saya peroleh dari UPT Puskesmas Jenangan tahun

2013, prevalensi pasien gangguan jiwa dari Desa Paringan yang dirawat berjumlah 1,17% dari keseluruhan warga yang tinggal di Desa Paringan yang berjumlah 6063

jiwa yaitu sebanyak 71 orang, dari jumlah tersebut pasien skizofrenia berjumlah 67 orang (94,37%). Sebanyak 67 orang penderita yang dirawat sebanyak 63 (94,03%)

penderita mengalami relaps. Berdasarkan data tersebut menunjukkan tingginya angka relaps pada penderita skizofrenia.

Menurut Agus (2001) penyebab kekambuhan pasien skizofrenia adalah faktor psikososial yaitu pengaruh lingkungan keluarga maupun sosial. Menurut Riyanto

(2007) konflik dari keluarga bisa menjadi pemicu stres seorang anak. Keadaan itu semakin parah jika lingkungan sosialnya tidak mendukung. Kekambuhan dapat

disebabkan oleh ketidakpatuhan minum obat, gejala yang umum terhadap pengobatan peristiwa kehidupan yang menimbulkan stres, kerentanan individu

terhadap stres, pengetahuan, dan dukungan caregiver (Fleischacker, 2003).

Pasien skizofrenia dengan ketidakmampuannya melakukan fungsi sosial,

tentunya memerlukan perawatan yang berkelanjutan, oleh karena itu diperlukan peran serta caregiver informal dalam merawat klien skizofrenia. Kemampuan caregiver

informal dalam merawat pasien dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, persepsi, dan dukungan. Tingkat pengetahuan caregiver informal dalam perawatan merupakan

suatu gambaran suatu peran dan fungsi yang dapat dijalankan. Masyarakat masih belum terlalu mengetahui secara detail tentang skizofrenia dan bagaimana cara


(16)

3

melakukan perawatan yang tepat terhadap penderita skizofrenia, terbukti dengan

masih adanya penderita skizofrenia yang dipasung, dan dikerangkeng.

Sementara persepsi merupakan proses dimana seseorang memilih, mengatur,

dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia (Kotler, 2001). Penderita skizofrenia sering mendapat stigma dan

diskriminasi yang lebih besar dari masyarakat disekitarnya dibandingkan individu yang menderita penyakit medis lainnya, misalnya mereka sering sekali disebut sebagai

orang gila (insanity atau madness). Masyarakat juga menganggap bahwa penderita skizofrenia merupakan sebuah aib dan dianggap sebagai seorang yang menakutkan

oleh karena itu masih ada penderita skizofrenia yang diasingkan.

Sedangkan dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain,

baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melakukan kegiatan (Sarwono, 2003). Dukungan yang dimiliki oleh seseorang dapat mencegah

berkembangnya masalah akibat tekanan yang dihadapi. Tanpa dukungan pasien akan mengalami perburukan, sulit untuk bersosialisasi, dan sulit sembuh.

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan, persepsi, dan dukungan

caregiver informal dengan tingkat kekambuhan penderita skizofrenia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan caregiver informal tentang skizofrenia? 2. Bagaimana gambaran persepsi caregiver informal terhadap penderita skizofrenia?

3. Bagaimana gambaran tingkat dukungan caregiver informal terhadap penderita skizofrenia?


(17)

4

4. Bagaimana gambaran tingkat kekambuhan penderita skizofrenia?

5. Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan caregiver informal dengan tingkat

kekambuhan penderita skizofrenia?

6. Adakah hubungan antara persepsi caregiver informal dengan tingkat kekambuhan penderita skizofrenia?

7. Adakah hubungan antara dukungan caregiver informal dengan tingkat kekambuhan penderita skizofrenia?

8. Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan, persepsi, dan dukungan caregiver informal dengan tingkat kekambuhan penderita skizofrenia?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan, persepsi, dan dukungan caregiver informal dengan tingkat kekambuhan pada penderita

skizofrenia.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan gambaran tingkat pengetahuan caregiver informal penderita skizofrenia.

2. Mendeskripsikan gambaran persepsi caregiver informal terhadap penderita skizofrenia. 3. Mendeskripsikan gambaran dukungan caregiver informal terhadap penderita

skizofrenia.

4. Mendeskripsikan gambaran tingkat kekambuhan penderita skizofrenia.

5. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan caregiver informal dengan tingkat kekambuhanpenderita skizofrenia.

6. Menganalisis hubungan antara persepsi caregiver informal dengan tingkat kekambuhan penderita skizofrenia.


(18)

5

7. Menganalisis hubungan antara dukungan caregiver informal dengan tingkat

kekambuhan penderita skizofrenia.

8. Menganalisis hubungan bersama antara tingkat pengetahuan persepsi dan

dukungan caregiver informal dengan tingkat kekambuhan penderita skizofrenia.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Caregiver Informal

Penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi bagi caregiver

informal dalam rangka mencegah maupun mengurangi tingkat kekambuhan pasien skizofrenia, sehingga dapat memberikan perawatan kepada pasien yang menderita

skizofrenia dengan lebih baik lagi. 2. Bagi Perawat

Menjadi bahan dalam ilmu keperawatan terutama mengenai faktor-faktor yang

menyebabkan kekambuhan pada pasien yang menderita skizofrenia.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Menjadi bahan referensi dan memberikan bekal kompetensi bagi mahasiswa sehingga

mampu menerapkan ilmu yang didapat kepada masyarakat. 4. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan peneliti dan dapat mengaplikasikan beberapa ilmu yang telah didapat serta menjadi pengalaman berharga untuk penelitidan kemudian sebagai referensi untuk penelitian berikutnya.

1.5 Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelitian Prinda Kartika Mayang Ambari (2010) didapatkan

bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara variabel dukungan keluarga dengan keberfungsian sosial. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu


(19)

6

dukungan keluarga sebagai variabel independen dan keberfungsian sosial sebagai

variabel dependen. Perbedaan antara penelitian Prinda Kartika Mayang Ambari (2010) dengan penelitian yang saya lakukan adalah variabel yang digunakan tempat

dan waktu penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, persepsi, dan dukungan caregiver informal sebagai variabel independen

dan tingkat kekambuhan pada penderita skizofrenia sebagai variabel dependen. Tempat dan waktu penelitian ini adalah di Desa Paringan pada bulan November

2013.

Berdasarkan penelitian Asima Sirait (2008) didapatkan bahwa terdapat

hubungan yang sangat signifikan antara variabel koping keluarga dengan relaps pada skizofrenia. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu koping keluarga

sebagai variabel independen dan relaps pada skizofrenia sebagai variabel dependen. Perbedaan antara penelitian Asima Sirait (2008) dengan penelitian yang saya lakukan

adalah variabel yang digunakan tempat dan waktu penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, persepsi, dan dukungan caregiver

informal sebagai variabel independen dan tingkat kekambuhan pada penderita skizofrenia sebagai variabel dependen. Tempat dan waktu penelitian ini adalah di Desa


(1)

1 1.1 Latar Belakang

Skizofrenia merupakan suatu penyakit otak persisten dan serius yang mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam memproses informasi, hubungan interpersonal, serta memecahkan masalah (Stuart, 2006). Skizofrenia merupakan salah satu jenis gangguan psikis yang paling serius karena dapat menyebabkan menurunnya fungsi manusia dalam melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari seperti kesulitan dalam merawat diri sendiri, bekerja atau bersekolah, memenuhi kewajiban peran, dan membangun hubungan yang dekat dengan seseorang (Jeste dan Mueser, 2008).

Berdasarkan data yang dikeluarkan World Health Organization (WHO), penderita gangguan psikis dengan diagnosis skizofrenia telah menjangkiti kurang lebih 24 juta jiwa di seluruh dunia (WHO, 2010). Prevalensi penderita skizofrenia di Indonesia adalah 0,3-1% dan biasanya timbul pada usia sekitar 18-45 tahun, namun ada juga yang baru berusia 11-12 tahun sudah menderita skizofrenia. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa, maka diperkirakan sekitar 2 juta jiwa menderita skizofrenia, dimana sekitar 99% pasien di RS Jiwa di Indonesia adalah penderita skizofrenia (Arif, 2006).

Dalam sebuah penelitian yang ditulis oleh Davies (1994) hampir 80% pasien skizofrenia mengalami relaps berulang kali. Relaps biasanya terjadi bila keluarga hanya menyerahkan perawatan pada rumah sakit jiwa dan obat-obatan anti psikotik tanpa disukung perawatan langsung dari keluarga. Dalam sebuah penelitian yang ditulis dalam The Hongkong Medical Diary bahwa studi naturalistik telah menemukan tingkat


(2)

kekambuhan atau relaps pada pasien skizofrenia adalah 70%-82% hingga lima tahun setelah pasien masuk rumah sakit pertama kali. Penelitian di Hongkong menemukan bahwa dari 93 pasien skizofrenia masing-masing memiliki potensi relaps 21%, 33%, dan 40% pada tahun pertama, kedua, dan ketiga.

Study pendahuluan yang saya peroleh dari UPT Puskesmas Jenangan tahun 2013, prevalensi pasien gangguan jiwa dari Desa Paringan yang dirawat berjumlah 1,17% dari keseluruhan warga yang tinggal di Desa Paringan yang berjumlah 6063 jiwa yaitu sebanyak 71 orang, dari jumlah tersebut pasien skizofrenia berjumlah 67 orang (94,37%). Sebanyak 67 orang penderita yang dirawat sebanyak 63 (94,03%) penderita mengalami relaps. Berdasarkan data tersebut menunjukkan tingginya angka relaps pada penderita skizofrenia.

Menurut Agus (2001) penyebab kekambuhan pasien skizofrenia adalah faktor psikososial yaitu pengaruh lingkungan keluarga maupun sosial. Menurut Riyanto (2007) konflik dari keluarga bisa menjadi pemicu stres seorang anak. Keadaan itu semakin parah jika lingkungan sosialnya tidak mendukung. Kekambuhan dapat disebabkan oleh ketidakpatuhan minum obat, gejala yang umum terhadap pengobatan peristiwa kehidupan yang menimbulkan stres, kerentanan individu terhadap stres, pengetahuan, dan dukungan caregiver (Fleischacker, 2003).

Pasien skizofrenia dengan ketidakmampuannya melakukan fungsi sosial, tentunya memerlukan perawatan yang berkelanjutan, oleh karena itu diperlukan peran serta caregiver informal dalam merawat klien skizofrenia. Kemampuan caregiver informal dalam merawat pasien dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, persepsi, dan dukungan. Tingkat pengetahuan caregiver informal dalam perawatan merupakan suatu gambaran suatu peran dan fungsi yang dapat dijalankan. Masyarakat masih belum terlalu mengetahui secara detail tentang skizofrenia dan bagaimana cara


(3)

melakukan perawatan yang tepat terhadap penderita skizofrenia, terbukti dengan masih adanya penderita skizofrenia yang dipasung, dan dikerangkeng.

Sementara persepsi merupakan proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia (Kotler, 2001). Penderita skizofrenia sering mendapat stigma dan diskriminasi yang lebih besar dari masyarakat disekitarnya dibandingkan individu yang menderita penyakit medis lainnya, misalnya mereka sering sekali disebut sebagai orang gila (insanity atau madness). Masyarakat juga menganggap bahwa penderita skizofrenia merupakan sebuah aib dan dianggap sebagai seorang yang menakutkan oleh karena itu masih ada penderita skizofrenia yang diasingkan.

Sedangkan dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melakukan kegiatan (Sarwono, 2003). Dukungan yang dimiliki oleh seseorang dapat mencegah berkembangnya masalah akibat tekanan yang dihadapi. Tanpa dukungan pasien akan mengalami perburukan, sulit untuk bersosialisasi, dan sulit sembuh.

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan, persepsi, dan dukungan caregiver informal dengan tingkat kekambuhan penderita skizofrenia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan caregiver informal tentang skizofrenia? 2. Bagaimana gambaran persepsi caregiver informal terhadap penderita skizofrenia? 3. Bagaimana gambaran tingkat dukungan caregiver informal terhadap penderita


(4)

4. Bagaimana gambaran tingkat kekambuhanpenderita skizofrenia?

5. Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan caregiver informal dengan tingkat kekambuhan penderita skizofrenia?

6. Adakah hubungan antara persepsi caregiver informal dengan tingkat kekambuhan penderita skizofrenia?

7. Adakah hubungan antara dukungan caregiver informal dengan tingkat kekambuhan penderita skizofrenia?

8. Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan, persepsi, dan dukungan caregiver informal dengan tingkat kekambuhan penderita skizofrenia?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan, persepsi, dan dukungan caregiver informal dengan tingkat kekambuhan pada penderita skizofrenia.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan gambaran tingkat pengetahuan caregiver informal penderita skizofrenia.

2. Mendeskripsikan gambaran persepsi caregiver informal terhadap penderita skizofrenia. 3. Mendeskripsikan gambaran dukungan caregiver informal terhadap penderita

skizofrenia.

4. Mendeskripsikan gambaran tingkat kekambuhan penderita skizofrenia.

5. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan caregiver informal dengan tingkat kekambuhanpenderita skizofrenia.

6. Menganalisis hubungan antara persepsi caregiver informal dengan tingkat kekambuhan penderita skizofrenia.


(5)

7. Menganalisis hubungan antara dukungan caregiver informal dengan tingkat kekambuhan penderita skizofrenia.

8. Menganalisis hubungan bersama antara tingkat pengetahuan persepsi dan dukungan caregiver informal dengan tingkat kekambuhan penderita skizofrenia.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Caregiver Informal

Penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi bagi caregiver informal dalam rangka mencegah maupun mengurangi tingkat kekambuhan pasien skizofrenia, sehingga dapat memberikan perawatan kepada pasien yang menderita skizofrenia dengan lebih baik lagi.

2. Bagi Perawat

Menjadi bahan dalam ilmu keperawatan terutama mengenai faktor-faktor yang menyebabkan kekambuhan pada pasien yang menderita skizofrenia.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Menjadi bahan referensi dan memberikan bekal kompetensi bagi mahasiswa sehingga mampu menerapkan ilmu yang didapat kepada masyarakat.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan peneliti dan dapat mengaplikasikan beberapa ilmu yang telah didapat serta menjadi pengalaman berharga untuk penelitidan kemudian sebagai referensi untuk penelitian berikutnya.

1.5 Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelitian Prinda Kartika Mayang Ambari (2010) didapatkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara variabel dukungan keluarga dengan keberfungsian sosial. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu


(6)

dukungan keluarga sebagai variabel independen dan keberfungsian sosial sebagai variabel dependen. Perbedaan antara penelitian Prinda Kartika Mayang Ambari (2010) dengan penelitian yang saya lakukan adalah variabel yang digunakan tempat dan waktu penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, persepsi, dan dukungan caregiver informal sebagai variabel independen dan tingkat kekambuhan pada penderita skizofrenia sebagai variabel dependen. Tempat dan waktu penelitian ini adalah di Desa Paringan pada bulan November 2013.

Berdasarkan penelitian Asima Sirait (2008) didapatkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara variabel koping keluarga dengan relaps pada skizofrenia. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu koping keluarga sebagai variabel independen dan relaps pada skizofrenia sebagai variabel dependen. Perbedaan antara penelitian Asima Sirait (2008) dengan penelitian yang saya lakukan adalah variabel yang digunakan tempat dan waktu penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, persepsi, dan dukungan caregiver informal sebagai variabel independen dan tingkat kekambuhan pada penderita skizofrenia sebagai variabel dependen. Tempat dan waktu penelitian ini adalah di Desa Paringan pada bulan November 2013.


Dokumen yang terkait

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Caregiver Pasien Stroke

1 45 94

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Family Caregiver dalam merawat Penderita Paska Stroke dirumah

3 15 132

KEBAHAGIAAN PADA INFORMAL CAREGIVER PENDERITA SKIZOFRENIA

2 15 204

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG SKIZOFRENIA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA KELUARGA PENDERITA SKIZOFRENIA

0 2 60

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA

0 2 6

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEKAMBUHAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA.

0 0 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MANAJEMEN STRES TERHADAP TINGKAT KEKAMBUHAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PANTI WREDA DHARMA BAKTI Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Manajemen Stres Terhadap Tingkat Kekambuhan Pada Penderita Hipertensi di Panti Wre

0 4 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MANAJEMEN STRES TERHADAP TINGKAT KEKAMBUHAN PADA PENDERITA Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Manajemen Stres Terhadap Tingkat Kekambuhan Pada Penderita Hipertensi di Panti Wreda Dharma Bakti Surakarta.

0 5 15

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA DIY NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kekambuhan pada Pasien Skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Grhasia

0 0 15

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA D.I. YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA D.I. YOGYAKARTA

0 0 13