Peningkatan Zat-Zat Pencemar Mengakibatkan Pemanasan Global

Peningkatan Zat-Zat Pencemar Mengakibatkan Pemanasan Global
Dra. Nurmaini, MKM
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
1. PENDAHULUAN
Dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan harus memperhatikan
aspek kelestarian lingkungan dan kelanggengan sumber daya sehingga kekayaan
yang sebagian besar tidak diperbahurui, dan ini bisa dimanfaatkan semaksimal
mungkin bukan hanya untuk saat ini tetapi juga generasi yang akan datang, dalam
hal ini lingkungan hidup makin menjadi isu penting yang perlu kita ketahui sehingga
tidak mengganggu kelestarian lingkungan.
Salah satu isu penting yang mulai dirasakan
yaitu mengenai pemanasan
global yang merupakan fenomena naiknya suhu bumi sehingga dikhawatirkan akan
mengancam kesehatan manusia. Meningkatnya panas bumi dalam dekade terakhir
ini berkembang sebagai isu politik dunia. Dalam tahun 2000 yang lalu tidak ada satu
negara pun yang terbebas dari situasi pemanasan global, pemanasan global ini dan
rusaknya lapisan ozon ini pada stratosfer bumi disebabkan terakumulasinya gas-gas
rumah kaca dalam jumlah yang berlebihan, seperti dipergunakannya bahan bakar
fosil .
Pokok permasalahan yang menyangkut pemanasan global adalah banyaknya

zat-zat pencemar
baik yang berasal dari industri maupun domestik, yang
berpotensial
sebagai
Gas
Rumah
Kaca
(GRK),
gas-gas
inilah
yang
bergesekan/bereaksi dengan lapisan ozon yang menyebabkan ozon rusak. Padahal
lapisan ozon inilah yang berfungsi menyerap sinar ultra violet yang berlebihan,
sehingga dapat mencegah makhluk hidup di bumi terkena kanker kulit dan
mencegah rusaknya tanaman dan biota di perairan.
Menurut para ahli penipisan ini karena pemakaian berlebihan
dari Chloro
Floro Carbon (CFC) yang banyak dipergunakan sebagai pendingan pada Air
Conditioning (AC), refrigerator, sebagai bahan pengembang pada pembuatan karet,
sebagai isolator pada plastik busa, bahan pembersih pada industri elektronik, dan

sebagainya . Senyawa ini banyak dipergunakan dalam berbagai industri karena
kestabilan sifatnya. Penyelidikan membuktikan CFC menyumbang 15 – 20 %
terjadinya pemanasan global yang berakibat naiknya suhu bumi sehingga bisa
mengakibatkan mencairnya es yang ada di kutub menyebabkan naiknya permukaan
air laut dan ini dikhawatirkan beberapa kota bahkan negara yang rendah atau dekat
dengan pantai kemungkinan akan tenggelam.
2. AKTIVITAS MANUSIA YANG MENGHASILKAN ZAT PENCEMAR
2.1. Penggunaan Pupuk Kimia
Ditengah tuntutan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi
pangan, pertanian sebagai basis persediaan pangan dengan usaha intensifikasinya
ternyata membawa dampak terhadap penipisan lapisan ozon yaitu dengan
menggunakan bahan-bahan kimia baik sebagai pembasmi
hama (insektisida)
maupun sebagai pupuk (fertilizer) yang pada akhirnya akan menyumbang zat
pencemar sebagai salah satu gas rumah kaca .
2.2. Penebangan Hutan/Perladangan Berpindah
Penebangan hutan atau perladangan berpindah dengan membakar hutan ,
dituduh ikut menyumbang gas-gas pencemar Karbon Dioksida (CO2 ) dan hutan
itu sendiri berfungsi secara alamiah untuk menyerap Karbon Monoksida (CO).
Untuk negara maju hutan lebih berfungsi sebagai unsur konservasi, sedangkan

2001 digitized by USU digital library

untuk negara sedang berkembang hutan merupakan sumber pendapatan.
Walaupun merupakan sumber pendapatan, sebaiknya pengolahan hutan tersebut
harus dengan pengaturan yang tidak menimbulkan pemanasan suhu udara karena
hutan merupakan paru-paru dunia.
Untuk peladang berpindah seharusnya disediakan suatu lokasi yang
permanen yang dapat memenuhi semua kebutuhan hidup sehari-sehari,
disamping aspek pengawasan terhadap penebangan liar perlu diperketat sehingga
mempersempit ruang gerak peladang tersebut.
3. GAS-GAS RUMAH KACA
3.1. Senyawa Karbon (Karbondioksida (CO2) )
Karbondioksida
adalah
gas
rumah
kaca
yang
paling
besar

berkontribusi terhadap pemanasan global . Konsentrasi alaminya kecil hanya
sekitar 0.03 persen di atmosfer dan ini secara alamiah bisa diserap oleh
tanaman bantuan sinar matahari diuraikan untuk membentuk jaringan
tanaman yang dikenal dengan proses fotosintesis..
Bila tanaman atau hewan mati , kandungan karbon terlepas dalam
bentuk karbondioksida, demikian pula membakar
kayu atau bahan bakar
fosil juga melepaskan karbondioksida. Tanah secara alami juga mengandung
karbon sampai 50% dari berat keringnya bisa berupa bahan organik yang
membusuk sebagian. Jika tanah ini dibalik oleh pacul maka sejumlah
karbondioksida terlepas ke atmosfer dalam bentuk karbon dioksida.
Makin banyaknya pemakaian kenderaan bermotor menyebabkan
pemakaian bahan bakar fosil juga bertambah hal ini bisa menyebabkan
bertambahnya kadar karbon di atmosfer bumi dan ini akan membentuk
semacam perisai , kemudian panas yang seharusnya keluar dari atmosfer
dipantulkan kembali
ke bumi yang menyebabkan suhu bumi
mengalami
kenaikan.
Hutan secara alamiah menyerap kadar karbon yang dilepas, tetapi

apabila terjadi kerusakan hutan dan penimbunan kadar karbon makin
meningkat karena kegiatan manusia menyebabkan gas ini makin menumpuk.
3.2. Senyawa methan (CH4)
Konsentrasi methan di atmosfer saat ini berkisar 1.7 ppm, jumlah ini
hampir 2.5 lebih tinggi dari 300 tahun lalu, methan diperkiraan mempunyai
masa hidup 10 tahun dalam atmosfer. Methan dihasilkan ketika jenis-jenis
bakteri tertentu menguraikan bahan organik pada kondisi tanpa udara. Gas
ini mudah terbakar dan menghasilkan karbondioksida sebagai hasil
sampingannya.
Methan buatan manusia terutama dari industri, pertanian dan
pembakaran biomassa, kurang lebih sepertiga bersal dari pengeboran
transmisi , penimbunan limbah dan penambangan batubara. Methan adalah
komponen utama gas alam
3.3. Senyawa Nitrogen (NO 2)
Masa hidup dari NO2 sangat panjang yaitu sekitar 150 tahun di
atmosfer., oleh karena itu peningkatan emisi-emisi kecil dapat meningkatkan
konsentrasi. Pemakaian bahan bakar fosil, pemakaian pupuk nitrogen
menyumbang terjadinya pencemaran udara , pada akhirnya terjadi
penumpukan emisi ini di atmosfer .
3.4. Chloro Floro Carbon (CFC)

Pemakaian CFC secara berlebihan dan berkelanjutan dalam berbagai
penggunaannya seperti bahan pendingin pada AC , dry clean, pada industri

2001 digitalized by USU digital library

2

elektronik makin menambah kadar pencemaran udara yang pada akhirnya
menimbun di lapisan atmosfer bumi.
Pada Protokol Montreal 1987 yang dihadiri oleh 50 negara dan Vienna
Convention 1988 yang menetapkan pengurangan bertahap produksi CFC
berdasarkan produksi 1986, yaitu sebesar 20 % tahun 1993 dan meningkat
menjadi 50 persen tahun 1998, menurut protokol Montreal
pembatasan
dikenakan pada beberapa mesin pendingin yang menggunakan CFC 11, 12,
113, 114 dan CFC 115., diantara semua CFC tersebut CFC 11 yang
mempunyai daya rusak terbesar karena persentase khlorinenya terbesar.
Penyelidikan bahkan membuktikan CFc juga menyumbang 15 %
terjadinya Efek Rumah Kaca yang berakibat kenaikan suhu bumi atmosfer.
Bahaya penggunaan CFC bagi lingkungan baru diketahui tahun 1974 dengan

hipotesa penipisan lapisan ozon, CFC di lapisan stratosfer akan melepaskan
khlorine karena terkena sinar matahari. Khlorine selanjutnya bereaksi dengan
ozon membentuk khlorine monoksida (CLO) dan oksigen, namun CLO akan
terurai lagi melepaskan klhorine, selanjutnya proses penguraian ozon ini
terjadi berulang sampai lebih 10.000 kali. Menurut penelitian , sejak
diproduksi CFC telah terjadi peningkatan emisi CFC ke atmosfer dari 100 ton
pada tahun 1931 menjadi 650 ton tahun 1985, yaitu dengan laju kenaikan
lima persen setahun.
Untuk pendingin AC , alternatif penggantiCFC 12 adalah HFC 134a
(Hidro-khloro-floro-carbon) dan CFC 11 dengan HCFC-123. Saat ini kedua
senyawa tersebut dalam taraf pengujian terhadap daya racun dan
kehandalannya dari segi keamanan dan teknis. HCFC merupakan golongan
faktor penipisan ozon (ODF) yang relatif lebih rendah dibanding dengan CFC
berkisar antara CFC 11 dan 12 memiliki ODF 1. HCFC mempunyai ODF rendah
karena satu atom klorin diganti dengan atao hidrogen, sehingga total berat
relatif khlor berkurang. HCFC bersifat tidak stabil sehingga sebelum sampai
ke lapisan ozon telah terurai lebih dahulu.
4. DAMPAK KERUSAKAN LAPISAN OZON DAN EFEK RUMAH KACA
Apabila ozon rusak , sinar ultra violet yang masuk ke bumi tidak disaring akan
turun ke bumi dan dapat merusak kulit manusia. Penipisan ini juga menyebabkan

peningkatan infeksi akibat menurunnya kekebalan tubuh, penyakit katarakpda mata
dan masalah kerusakan lingkungan, mulai dari putusnya rantai makanan pada
ekosistim akuatik di laut sampai menurunnya produktivitas tanaman. Selain
mengakibatkan penyakit tersebut di atas juga mengakibatkan suhu bumi menjadi
naik, dan terjadi pemanasan global.
Perubahan iklim akan terjadi secara mendadak yang sering tidak dapat
dimonitor sebelumnya, akibat yang mendadak ini justru mengakibatkan tingkat
fisologis kita tidak dapat melakukan adaptasi, vegetasi tundra akan hilang, hutan
akan berkurang serta padang rumput dan gurun akan bertambah luas. Laju
penguapan air akan terus me ningkat oleh karena itul engas tanah akan turun.
Evaporasi terus meningkat sehingga air tanah makin lama makin kering.
Menurut teori setiap kenaikan 30 C pada permukaan bumi mengakibatkan
tumbuh-tumbuhan dan hewan harus beremigrasi ke daerah lain, yaitu bergeser 250
km ke arah kutub yang lebih dingin atau naik 500 m ke arah puncak gunung untuk
mendapatkansuhu yang sama dengan sebelumnya. Tidak setiap hewan atau
tumbuhan mempunyai kemampuan emigrasi seperti ini, berarti ada sejumlah species
yang musnah.

2001 digitalized by USU digital library


3

5. LANGKAH-LANGKAH PENANGGULANGAN PEMANASAN GLOBAL
Langkah-langkah agar efek rumah kaca tidak bertambah luas, karena efek
kumulatif yang ada di atmosfer, baru bisa lenyap setelah 40 – 50 tahun, laju
kenaikan kadar CFC pertahunnya antara 5 – 10%. Untuk hal tersebut langkah yang
perlu diambil :
1 . Menghentikan emisi Gas Rumah Kaca
Untuk melarang CFC sama sekali penggunaan bahan ini sebagai propelen
pendingin maupun industri plastik , yang pelaksanaan politisnya di bawah
pemantauan kimia dunia. Hal ini mendorong pabrik pembuat mesin pendingin
berlomba menemukan bahan pengganti , yaitu memakai jenis CFC yang tidak
terkena pembatasan. Untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil karena
laju kenaikan kadarnya pertahun cukup tiggi.
2. Mulai dipikirkan dan ditetapkan sumber energi pengganti bahan bakar fosil.
3. Mengurangi emisi methan dengan mencegah timbulnya kebakaran di musim
kemarau, pengelolaan TPA maupun pembenahan rawa-rawa.
6. KESIMPULAN
1. Penggunaan bahan kimia yang berlebihan bisa menyebabkan pencemaran
lingkungan , pada akhirnya akan menumpuk di atmosfer sebagai perisai yang

bisa memantulkan panas yang akan keluar atmosfer ke bumi kembali .
2. Gas-gas rumah kaca seperti CO2 , NO2 , CFC, Methan, bisa menyebabkan
terjadinya pemanasan global yang mengakibatkan kenaikan suhu bumi ,
sehingga es di kutub bisa mencair akibatnya air permukaan laut makin tinggi
.
Daftar Pustaka
A. Tresna sastrawijaya, Pencemaran Lingkungan, Rineka Cipta, Jakarta, 1991
Foley Gerald, Pemanasan Global : siapakah yang merasakan panas,Edisi 1,
Jakarta,1993
S. Ryadi, Mekanisme Pencemaran Udara II, Makalah, 1992
Wisnu Arya W, Dampak Pencemaran Lingkungan, Cetakan I, Andi Offset, Yogyakarta,
1995

2001 digitalized by USU digital library

4