Implementasi Persetujuan Trips (Trade Related Aspect Of Intellectual Property Rights)

Implementasi Persetujuan Trips (Trade Related Aspect Of
Intellectual Property Rights) Dalam Sistem Hukum Hak Atas
Kekayaan Intelektual (HAKI) Nasional:
Suatu Studi Pada Pengadilan Niaga
Rini Eriyati
Program Pasca Sarjana
Program Studi Magister Kenotariatan
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Permasalahan Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) terus berkembang sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Persoalan yang menjadi
perhatian dunia adalah menyangkut perlindungan hukum yang diberikan oleh masingmasing negara. Praktek yang berbeda diberbagai negara dalam memberikan standar
perlindungan dan pelaksanaan terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI), tidak
samanya standar, jangkauan pengaturan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dan
kurangnya prinsip-prinsip multilateral serta tidak samanya kualitas penegakan hukum
di satu negara dengan negara lain menimbulkan kekhawatiran mengenai
berlangsungnya kelancaran perdagangan internasional pada umumnya. Terhadap
permasalahan ini kemudian lahirlah persetujuan TRIPs (Trade Related Aspect of
Intellectual Property Rights). Persetujuan ini dibentuk karena adanya keinginan untuk
mengurangi distorsi dan rintangan-rintangan dalam perdagangan internasional serta
untuk memajukan perlindungan secara efektif terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual

(HaKI) dan menjamin langkah-langkah, prosedur melaksanakan perlindungan
terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI). Indonesia sebagai salah satu negara
anggota yang ikut serta menandatangani persetujuan TRIPs (Trade Related Aspect of
Intellectual Property Rights) tersebut mempunyai efek langsung yang disebut Direct
Applicability yaitu harus diterapkan artinya ketentuan persetujuan TRIPs (Trade
Related Aspect of Intellectual Property Rights) harus ada dalam praktek dan prosedur
Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) di Indonesia. Penerapan persetujuan TRIPs
(Trade Related Aspect of Intellectual Property Rights) dalam prosedurnya dapat
dilihat pada peraturan perundang-undangan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)
nasional yang telah diatur dan disesuaikan dengan persetujuan TRIPs (Trade Related
Aspect of Intellectual Properly Rights). Sedangkan penerapan persetujuan TRIPs
(Trade Related Aspect of Intellectual Property Rights) dalam prakteknya dapat dilihat
khususnya pada aspek penegakan hukumnya yang dilaksanakan di lembaga-lembaga
peradilan, Masing-masing bidang Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) menentukan
sendiri lembaga peradilan yang berwenang mengadili perkaranya, dalam hal ini
bidang Hak atas Kekayaan lntelektual (HaKI) menunjuk Pengadilan Niaga sebagai
lembaga yang berwenang mengadili. Akan tetapi dalam prosedur dan praktek
pengimplementasian persetujuan TRIPs (Trade Related Aspect of Intellectual
Property Rights) ke dalam peraturan perundang-undangan Hak atas Kekayaan
Intelektual (HaKI) Nasional ini menghadapi banyak persoalan. Oleh karena itu

sangatlah penting untuk diketahui bagaimana implementasi persetujuan TRIPs (Trade
Related Aspect of Intellectual Property Rights) dalam sistem hukum Hak atas
Kekayaan Intelektual (HaKI) nasional, bagaimana pengaruh persetujuan TRIPs
(Trade Related Aspect of Intellectual Property Rights) terhadap penegakan hukum
Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) khususnya di Pengadilan Niaga dan kendala1
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara

kendala apa yang dihadapi dalam penerapan penegakan hukum Hak atas Kekayaan
Intelektual (HaKI) tersebut.
Untuk membahas permasalahan di atas maka penelitian ini bersifat Deskriptif
Anaiitis dengan pendekatan Yuridis Normatif. Untuk itu diperlukan suatu data baik
itu data primer maupun data sekunder. Dengan alat pengumpulan data yaitu studi
dokumen dan wawancara. Data yang diperoleh kemudian dianalisis sehingga
didapatkan kesimpulan yang bcrsifat deduktif- induktif.
Indonesia telah menandatangani dan meratifikasi perjanjian-perjanjian
intemasional di bidang Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI), salah satunya adalah
TRIPs (Trade Related Aspect of Intellectual Property Rights). Selanjutnya Indonesia
telah pula mengubah, menyempurnakan dan mengakomodasi peraturan perundangundangan bidang Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI). Ini berarti Indonesia telah
memasuki tahap pelaksanaan dan pengembangan sistem Hak atas Kekayaan
Intelektual (HaKI). Namun meskipun Indonesia telah memasuki tahap pelaksanaan

dan pengembangan sistem hukum Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)
kenyataannya masih terdapat beberapa ketentuan persetujuan TRIPs (Trade Related
Aspect of Intellectual Property Rights) yang tidak diadopsi kedalam Undang-undang
Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) Nasional seperti;
menyangkut beban pembuktian dan tidak adanya peraturan pelaksana dari undangundang tersebut. Sedangkan pengaruh persetujuan TRIPs (Trade Related Aspect of
Intellectual Property Rights) dalam penegakan hukum Hak atas Kekayaan Intelektual
(HaKI) di Pengadilan Niaga sebagai lembaga yang berwenang mengadili perkara Hak
atas Kekayaan Intelektual (HaKI) ternyata dalam prakteknya seringkali menerapkan
ketentuan-ketentuan penegakan hukum yang diatur dalam persetujuan TRIPs (Trade
Related Aspect of Intellectual Property Rights) tersebut seperti menyangkut beban
pembuktian. Meskipun tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan Hak atas
Kekayaan Intelektual (HaKI) Nasional namun dalam prakteknya tetap dilaksanakan.
Namun ada juga yang diatur dalam undang-undang tetapi tidak dilaksanakan karena
tidak terdapat peraturan pelaksananya seperti menyangkut penetapan sementara. Jadi
dapat diketahui bahwa kendala utama yang dihadapi dalam penegakan hukum Hak
atas Kekayaan Intelektual (HaKI) tersebut adalah karena minimnya bekal
pengetahuan aparat penegak hukum dan pembuat Undang-undang Hak atas Kekayaan
Intelektual (HaKI) tersebut serta didukung pula dengan budaya masyarakat yang
belum bisa menghargai Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) sebagai hak pribadi
atau private rights.

Saran yang diberikan untuk penulisan ini adalah agar Indonesia dapat lebih konsisten
dan konsekwen mengikuti dan menindaklanjuti aturan-aturan yang telah ditetapkan
dalam peraturan/Undang-undang Hak atas Kekayaan. Intelektual (HaKI) yang telah
ada. Juga guna usaha penegakan hukum di Pengadilan Niaga selayaknya diberikan
kewenangan mengadili yang lebih fleksibel melalui perangkat peraturan pelaksana
dan hendaknya ada tindakan proaktif pemerintah dalam mensosialisasikan ketentuan
Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) baik itu ke penegak hukum Hak atas Kekayaan
Intelektual (HaKI) itu sendiri dan ke masyarakatnya.
Kata Kunci: Implementasi Persetujuan TRIPs (Trade Related Aspec of Intellectual
Property Rights) Sistem Hukum HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) Nasional

2
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara