Pengertian Work-Related Musculoskeletal Disorder

Otot skeletal muncul dalam banyak bentuk dan ukuran yang berbeda yang membuat mereka mampu melakukan banyak pekerjaan. Otot-otot ini yang melakukan pekerjaan paling besar dan paling berat adalah otot-otot di punggung dekat pinggang yang memungkinkan kita berdiri tegak. Otot-otot ini juga memberikan tenaga pada saat mendorong atau menarik sesuatu. Otot-otot di dekat leher dan bagian atas punggung tidak begitu besar namun mampu melakukan sesuatu yang sangat mengagumkan: menahan beban saat kepala berputar, bergerak ke kiri kanan dan ke atas serta ke bawah. Bahkan otot- otot inilah yang mampu menahan posisi kepala agar tetap berada di atas.

2.6.1.3. Tulang Sendi

Tulang sendi adalah gabungan dari dua atau lebih tulang. Bergantung pada struktur, tulang sendi dikelompokkan sebagai sendi sinovial, dimana tidak ada jaringan antara permukaan artikular, sendi fibrous, dimana jaringan menjembatani sendi dan sendi kartilaginius, dimana kartilage menjembatani sendi. Kebanyakan sendi adalah sinovial. Contoh sendi fibrous adalah hubungan antara tulang pada tengkorak, sementara sendi kartilaginus terdapat pada usia anak yang mendukung pertumbuhan dan pada tulang belakang.

2.6.2. Pengertian Work-Related Musculoskeletal Disorder

National Institute for Occuoational Safety and Health NIOSH,1997 mengeluarkan buku yang berisi tinjauan kritis mengenai fakta epidemiologis untuk Work Related Musculoskeletal Disorder MSD pada leher, ekstremiti atas tulang belakang. Secara Istilah Musculoskeletal Disorder MSD itu sendiri merujuk kepada kondisi yang melibatkan saraf, tendon, otot, dan struktur penyokong tubuh. MSD atau cedera otot akibat bekerja merupakan suatu istilah yang ditujukan pada gangguan terhadap jaringan tubuh atau kondisi yang disebut diatas, yang diakibatkan oleh aktivitas atau paparan terkait pekerjaan. Sebagai contoh adalah postur dan gerakan tubuh yang buruk, berulang, dipaksakan overuse dan terakumulasi. Selain faktor diatas, MSD dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan seperti vibrasi, suhu rendah, dan lain-lain. Sebagian dari pakar ergonomi istilah MSD biasa digunakan untuk gangguan yang diakibatkan oleh karakteristik pekerjaan yang buruk, sedangkan Cummulative Trauma Disorder CTD merupakan istilah yang digunakan dikalangan medis bila gangguan jaringan otot Musculoskeletal Disorder telah menjadi suatu penyakit. Pengetahuan tentang potensi MSD diperlukan untuk menciptakan sistem kerja yang aman, nyaman, dan tetap sehat bagi penggunanya. Dibawah ini adalah macam-macam karakterisitk dari cidera otot akibat bekerja :  Proses mekanik dan fisiologis.  Berhubungan dengan intensitas kerja dan durasi pekerjaan.  Akibat akan dirasakan dalam jangka waktu yang lama.  Lokasi gejala sulit diidentifikasi dan tidak spesifik.  Proses pemulihan memakan waktu yang lama.  Jarang dilaporkan.  Disebabkan oleh faktor yang beragam Multifaktor. Secara umum, analisis terhadap pekerjan task analysis dan pengamatan terhadap gejala lampau lebih berarti dibandingkan pengamatan secara fisik, hal ini disebabkan karena cedera otot akibat bekerja merupakan akumulasi dari berbagai micro trauma yang disebabkan pemaksaan posisi tubuh yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hubungan antara paparan yang berupa faktor kerja fisik dengan perkembangan penyakit tertentu dapat dipengaruhi juga oleh faktor psiko-sosial. Oleh karena itu dalam menyelidiki faktor resiko yang menjadi penyebab munculnya MSD, faktor ini juga mendapat perhatian.

2.6.3. Macam-macam Faktor Penyebab Cedera