Deteksi Karakterisasi Senyawa Antibakteri dari Ekstrak dan Isolat Mikroba Dalam Tubuh Cacing Tanah Allolobophora rosea

Kemajuan metode DNA rekombinan dalam era bioteknologi sangat
pesat, narnun demikian rekayasa genetik belum dapat rnemenuhi semua kebutuhan. Sebagian besar produk pasar bioteknologi seperti antibiotika masih
diperoleh dari pendekatan tradisional yaitu dengan isolasi dan seleksi mikroorganisrne. Sejauh ini, mikroorganisme dari alarn masih rnerupakan surnber
rnateri genetik yang terbaik.
Di beberapa tempat di antaranya di Jawa Barat dan Lampung, cacing
tanah dirnanfaatkan sebagai obat untuk menurunkan panas, rnenanggulangi
penyakit tifus, dan lain-lain. Dalarn pemakaiannya, ekstrak cacing tanah dicampur dengan gula dan pengharurn minuman dipanaskan kemudian diminum. Lainnya menggunakan bubuk cacing tanah kernudian dibungkus dengan kapsul dan diminum.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bahan antibakteri dari cacing tanah Al/olobophora rosea dan antibakteri yang dihasilkan oleh rnikroba
dalam tubuh cacing tersebut kernudian menentukan sifat-sifat atau karakterisasi kedua senyawa antibakteri tersebut.
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertarna adalah
mengisolasi dan menguji senyawa antibakteri yang dihasilkan oleh cacing
tanah A. rosea. Selanjutnya senyawa antibakteri yang diperoleh diuji daya
hambatnya dan fisiko-kirnianya. Tahap kedua mirip dengan tahap yang pertama. Pada tahap ini dilakukan isolasi rnikroba yang terdapat di dalarn tubuh
cacing yang dapat rnensintesis antibakteri. Senyawa antibakteri yang diperoleh diuji daya harnbatnya dan ditentukan sifat fisiko-kimianya. Uji fisikokimia meliputi uji ninhidrin, uji molisch, uji protein dengan rnetode Bradford,
Uji Kolesterol dengan Metode Lieberman-Burchard, uji Kromatografi Lapis
Tipis dengan rnodifikasi uji daya hambat, uji pengaruh suhu dan lama
pemanasan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ternyata antibakteri dari
cacing AMolobophora rosea dan Sfrepfomyces sp. mernpunyai sifat-sifat :
1. Keduanya mengharnbat bakteri Gram positif (Bacilus cereus, B. tenophilus,
Staphilococcus aureus, dan S. epidenidis) dan tidak rnengharnbat bakteri

Gram negatif (Salmonella fyphi, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeroginosa).
2. Pada uji Ninhidrin, Molisch dan protein kedua senyawa antibakteri rnernberikan hasil positif yang berarti senyawa antibakteri tersebut mengandung glukopeptida.
3. Pada Kromatografi Lapis Tipis kedua antibakteri yang dihasilkan rnenunjukkan
hasil yang berbeda. Senyawa antibakteri dari cacing tanah rnernpunyai satu
fraksi aktif dengan Rf: 0,72, sedangkan senyawa antibakteri dari
rnentasi mernpunyai dua fraksi aktif dengan Rf : 0,61 dan 0.10.

iv

Penulis merupakan anak kesembilan dari sepuluh bersaudara yang
berasal dari pasangan Alrnarhum Bapak Adi Suwito dan lbu Sayati. Penulis
dilahirkan di Purworejo pada tanggal 25 Maret 1965.
Pada tahun 1977, penulis lulus SD Negeri Desa Panggel Dlangu, Kec.
Butuh, Kab. Purworejo. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri V Kutoarjo
dan lulus pada tahun 1981. Setelah itu melanjutkan lagi ke SMA Pius Bakti
Utama Kutoarjo dan lulus tahun 1985. Pada tahun 1985-penulis diterima di
Program S1 Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
lewat Ujian Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Selama menjadi mahasiswa penulis rnenerima beasiswa Tunjangan lkatan Dinas (TID)
dan aktif rnenjadi asisten praktikum rnata kuliah Mikrobiologi, Kimia Dasar
dan Fisika Dasar. Pada tahun 1990 penulis lulus dari perguruan tinggi tersebut. Pada tahun 1991, penulis menjadi staf pengajar di Jurusan Biologi

FMIPA Universitas Larnpung, Bandar Lampung. Pada tahun 1995, penulis
berkesempatan rnengikuti program pascasarjana di Program Studi Bioteknologi lnstitut Pertanian Bogor dengan beasiswa TMPD. Pada tahun
1997, penulis menikah dengan lr. Aminah Yuniati berasal dari Yogyakarta.