41
Tabel 3.14 Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Soal Tes Representasi Matematis
Nomor Soal
Interpretasi Validitas
Interpretasi Tingkat
Kesukaran Interpretasi
Daya Pembeda
Interpretasi Reliabilitas
1
Tinggi baik
Sedang Baik
Sedang cukup
2
Tinggi baik
Sedang Baik
3
Tinggi baik
Sedang Baik
Berdasarkan hasil analisis keseluruhan terhadap hasil ujicoba tes kemampuan pemahaman dan representasi matematis yang dilaksanakan di SMA
Negeri 1 Bangkinang pada kelas X IPA 2, serta dilihat dari hasil analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal, maka dapat disimpulkan
bahwa soal tes tersebut layak dipakai sebagai acuan untuk mengukur kemampuan pemahaman dan representasi matematis siswa SMA kelas X yang merupakan
responden dalam penelitian ini.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk melihat aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung di kelas eksperiman. Aktivitas siswa
yang diamati meliputi kegiatan siswa selama pembelajaran matematika menggunakan strategi think-talk-write. Sedangkan aktivitas guru diamati untuk
melihat apakah guru telah melaksanakan pembelajaran menggunakan strategi think-talk-write sesuai dengan langkah-langkah dan skenario yang telah
ditentukan sebelumnya. Observasi tersebut dilakukan oleh guru dan partner guru. Lembar observasi siswa dan guru disajikan dalam Lampiran.
42
3. Skala Sikap
Skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan strategi
think-talk-write, dan soal-soal pemahaman dan representasi. Instrumen skala sikap dalam penelitian ini terdiri dari 20 butir pertanyaan dan diberikan kepada
siswa kelompok eksperimen setelah semua kegiatan pembelajaran berakhir yaitu setelah posttes. Instrumen skala sikap secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran.
Model skala sikap yang digunakan adalah model skala Likert. Derajat penilaian terhadap suatu pernyataan tersebut terbagi ke dalam 4 kategori, yaitu :
sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Dalam menganalisis hasil skala sikap, skala kualitatif tersebut ditransfer ke dalam
skala kuantitatif. Pemberian nilainya dibedakan antara pernyataan yang bersifat negatif dengan pernyataan yang bersifat positif. Untuk pernyataan yang bersifat
positif, pemberian skornya adalah SS diberi skor 4, S diberi skor 3, TS diberi skor 2, dan STS diberi skor 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif, pemberian
skornya adalah SS diberi skor 1, S diberi skor 2, TS diberi skor 3, dan STS diberi skor 5.
Langkah pertama dalam menyusun skala sikap adalah membuat kisi-kisi. Kemudian melakukan uji validitas isi butir pernyataan dengan meminta
pertimbangan teman-teman mahasiswa Pascasarjana UPI dan selanjutnya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing mengenai isi dari skala sikap sehingga
skala sikap yang dibuat sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditentukan serta dapat memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan. Selanjutnya,
43
dilakukan juga uji validitas skala sikap ini kepada beberapa orang siswa kelompok terbatas sebanyak empat orang dalam melihat keterbacaan kalimat-
kalimat dalam angket tersebut. Untuk mengetahui sikap siswa, siswa mempunyai sikap positif atau
negatif, maka persentase rataan skor setiap siswa dibandingkan dengan skor nilai tengah terhadap setiap butir skor, indikator dan klasifikasinya yaitu 62,5. Bila
persentase rataan skor seorang siswa lebih kecil dari 62,5, artinya siswa mempunyai sikap negatif. Sedangkan bila persentase rataan skor seorang siswa
lebih besar dari 62,5, artinya siswa mempunyai sikap positif.
4. Pengembangan Bahan Ajar