Pemanfaatan Limbah Padat Hasil Penyulingan Minyak Akar Wangi (Vetiveria zizanoides Stapt) sebagai Bahan Baku Pembuatan Papan Partikel

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT HASIL PENYULINGAN
MINYAK AKAR WANGI (Vetiverin zizanoides Stapt)
SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL

Oleh
RAHMAWATY FITRI HASIBUAN
F03495016

2000
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

-

Rahmau-aty Fitri H. F03495016. Pemanfaatan Limbah Padat Hasil Penyulingan
bLinyak Akar Wangi (Veriveria zizanoides Stapt) Sebagai Bahan Baku Pembuatan
Pavan Partikel. Di bawah Bimbingan Erliza Mambali dan Paribotro Sutigno.

RINGKASAN


Hutan di dunia memiliki 13 ribu jenis tumbuhan berkayu dan 4000 di antaranya
tumbuh di hutan Indonesia. Kebutuhan kayu untuk perumahan semakin meningkat
sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk. Di pihak lain persediaan kayu secara
nasional semakin menipis dengan terjadinya kebakaran hutan dalam skala besar dan
pesatnya penebangan hutan produksi yang tidak diimbangi dengan keberhasilan
penanaman kembali. Oleh karena itu upaya penghematan kayu menjadi mutlak
diperlukan. Salah satu bahan yang mengandung lignoselulosa (seperti kayu) adalah
tanaman akar wan3 (Vetiveria zizanoides Stapt). Indonesia merupakan salah satu
negara psnghasil tanaman akar wangi terbesar di dunia. Akar wangi Jawa yang
krmutu baik mengandung minyak atsiri sekitar 3 %. Bila diasumsikan semua
minyak atsiri yang terdapat dalam akar wangi tersebut dapat diekstrak maka akan
diiasilkan limbah padat hasil penyulingan minyak akar wangi yang belum
termanfaatkan sejumlah 97 %. Selama ini limbah padat akar wangi hanya
diianfaatkan sebagai bahan bakar untuk penyulingan berikutnya dan ditumpuk pada
tsmpat psnampungan. Hal ini jelas tidak memberikan nilai tambah yang berarti pada
limbah padat hasil penyulingan minyak akar wangi.
Papan partikel mempakan salah satu alternatif pilihan pemanfaatan limbah
padat akar w a n 6 pengganti kayu. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan
limbah padat akar wan$ dengan mempelajari pengaruh kerapatan lembaran dan
&ran partikel terhadap sifat fisis rnekanis papan partikel. Pembuatan papan partikel

diawali dengan persiapan bahan baku bempa pencucian, penyerpihan, penggilingan
dan pemisahan partikel dengan ukuran 6-10 mesh, 10-18 mesh, 18-32 mesh dan >32
mesh (debu) serta pengukuran panjang dan tebal masing-masing partikel. Rasio
panjang rerhadap tebal tertinggi diperoleh dari partikel dengan ukuran 6-10 mesh dan
10-18 mesh.
Pada penelitian pendahuluan dilakukan perendaman bahan baku dengan air
d i g i n selama 3 hari dan air panas selama 3 jam yang bertujuan untuk mengetahui
pensrangan kadar zat ekstraktif limbah akar wangi. Kadar zat ekstraktif limbah akar
wangi yang direndam dengan air panas selama 3 jam menghasilkan kadar zat
ekstraktif yang mendekati kadar zat ekstraktif kayu. Selain itu dilakukan penentuan
kadar perekat papan partikel yaitu 12, 13 dan 14 % dari berat partikel kering. Papan
partikel dengan kadar perekat 14 % menghasilkan keteguhan rekat internal terbaik
dan mernenuhi Standar Indonesia maupun Jepang, sedangkan pada penelitian utama
dilakukan analisis sifat fisis mekanis papan partikel meliputi kadar air,
pengembangan tebal dan penyerapan air selama 2 jam dan 24 jam, modulus patah,
modulus elastisitas, kete-&an rekat internal, keteguhan geser, dan keteguhan cabut
sekrup sejajar dan tegak lurus permukaan. Rancangan percobaan yang dilakukan

adalah rancangan acak lengkap faktorial dengan faktor kerapatan lembaran (0,5, 0,6
dan 0,7 g/cm3) dan ukuran partikel (6-10 mesh, 10-18 mesh dan 6-18 mesh) dengan

tiga kali ulangan. Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan papan partikel dengan
kerapatan lembaran dan ukuran partikel yang berbeda-beda. Bahan baku yang
digunakan terdiri dari limbah padat akar wangi, perekat urea formaldehida cair,
amonium klorida sebesar 1 % dari berat perekat dan emulsi parafin sebesar 5 % dari
berat perekat.
Pada pengujian sifat fisis papan partikel, kadar air tidak dipengaruhi oleh
kerapatan dan ukuran partikel. Seluruh kadar air papan partikel yang dihasilkan
memenuhi Standar Jepang dan Indonesia. Pengembangan tebal papan partikel selama
2 jam hanya dipengaruhi oleh ukuran partikel untuk p