UJI EFIKASI EKSTRAK LIMBAH PENYULINGAN MINYAK AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides) TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti.

(1)

UJI EFIKASI EKSTRAK LIMBAH PENYULINGAN MINYAK AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides) TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana sains program studi kimia

Dibuat oleh Galank Frenji Samudra

1103945

PROGRAM STUDI KIMIA DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

UJI EFIKASI EKSTRAK LIMBAH

PENYULINGAN MINYAK AKAR WANGI

(

Vetiveria zizanoides

) TERHADAP NYAMUK

Aedes aegypti

Oleh

Galank Frenji Samudra

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Galank Frenji Samudra 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

i

LEMBAR PENGESAHAN

UJI EFIKASI EKSTRAK LIMBAH PENYULINGAN MINYAK AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides) TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti

Diajukan oleh

GALANK FRENJI SAMUDRA 1103945

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. Ratnaningsih Eko Sardjono, M.Si. NIP. 196904191992032002

Pembimbing 2

Prof. Dr. Asep Kadarohman, M.Si. NIP. 196305091987031002

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Kimia

Dr. rer. nat. Ahmad Mudzakir, M.Si. NIP. 196611211991031002


(4)

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat berjudul “Uji Efikasi Ekstrak Limbah Penyulingan Minyak Akar Wangi (Vetiveria zizanoides) terhadap Nyamuk Aedes aegypti bersifat original buatan tangan saya sendiri. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian terhadap etika keilmuan dengan pernyataan yang saya lakukan ini seperti plagiat terhadap karya tulis orang lain, saya siap menanggung risiko dan sanksi yang diberikan. Demikian pernyataan yang saya buat, semoga skripsi ini menjadi karya tulis yang bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Bandung, Agustus 2015


(5)

Galank Frenji Samudra, 2015

UJI EFIKASI EKSTRAK LIMBAH PENYULINGAN MINYAK AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides) TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Dalam penelitian ini dilakukan uji efikasi ekstrak limbah penyulingan minyak akar wangi (Vetiveria zizanoides) terhadap nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan vektor utama penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Pada penelitian sebelumnya, diketahui bahwa ekstrak limbah penyulingan minyak akar wangi terbukti efektif sebagai biolarvasida untuk nyamuk Aedes aegypti. Uji efikasi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji ovisida, anti-oviposisi, dan adultisida dalam bentuk dupa terhadap nyamuk Aedes aegypti. Deret konsentrasi ekstrak yang digunakan pada uji ovisida dan anti-oviposisi yaitu 1000, 2000, 3000, 4000, dan 5000 ppm serta kadar ekstrak yang digunakan pada uji adultisida dalam bentuk dupa yaitu 0,7; 1,4; 2,1; 2,8; 3,5; dan 4,2% w/w. Hasil dari uji ovisida diperoleh persentase penetasan telur sebesar 41,3% pada konsentrasi ekstrak tertinggi dan 70,7% pada konsentrasi ekstrak terendah serta nilai LC50 sebesar 3425,6 ppm. Hasil dari uji anti-oviposisi diperoleh persentase repelan efektif (%RE) sebesar 87,0% pada konsentrasi ekstrak tertinggi dan 45,2% pada konsentrasi ekstrak terendah serta nilai indeks aktivitas oviposisi (IAO) sebesar -0,77 pada konsentrasi ekstrak tertinggi dan -0,29 pada konsentrasi ekstrak terendah. Hasil dari uji adultisida dalam bentuk dupa diketahui bahwa tidak terdapat nyamuk yang jatuh pada pengujian berbagai kadar ekstrak. Dengan demikian ekstrak limbah penyulingan minyak akar wangi memiliki aktivitas ovisida dan anti-oviposisi, akan tetapi tidak memiliki aktivitas adultisida terhadap nyamuk Aedes aegypti.

Kata kunci: Aedes aegypti, Vetiveria zizanoides, efikasi, ovisida, anti-oviposisi, adultisida.


(6)

Galank Frenji Samudra, 2015

UJI EFIKASI EKSTRAK LIMBAH PENYULINGAN MINYAK AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides) TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This study tested efficacy of the extract waste oil refining vetiver (Vetiveria zizanoides) against Aedes aegypti mosquito, the main vector of the disease Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). The previous study, extracts of vetiver oil refining waste proven effective as biolarvacide for Aedes aegypti

mosquito. The efficacy test conducted in this study include ovicide, oviposition deterrent, and adulticide test in the form of incense against Aedes aegypti

mosquito. Extract concentrations used in ovicide and oviposition deterrent test that are 1000, 2000, 3000, 4000, and 5000 ppm, while extract concentration used in adulticide test in the form of incense that are 0.7, 1.4, 2.1, 2.8, 3.5, and 4.2% w/w. The ovicide test showed that percentage of 41.3% hatching eggs at the highest concentrations of extract and 70.7% in the lowest concentration of extract and LC50 values of 3425.6 ppm. The oviposition deterrent test showed that repellent effective percentage (%ER) of 87.0% in the highest concentration of extract and 45.2% in the lowest concentration of extract and the value oviposition activity index (OAI) of -0.77 in the highest concentration of extract and -0.29 in the lowest concentrations of extract. The adulticide test in the form of incense showed that there were no mosquitoes that fell on testing various levels of the extract. In conclusion, extracts of vetiver oil refining waste had ovicide and oviposition deterrent activity, but did not have adulticide activity against Aedes aegypti mosquito.

Keywords: Aedes aegypti, Vetiveria zizanoides, efficacy, ovicide, oviposition deterrent, adulticide.


(7)

Galank Frenji Samudra, 2015

UJI EFIKASI EKSTRAK LIMBAH PENYULINGAN MINYAK AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides) TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Objek dan Lokasi Penelitian

Objek penelitian ini adalah limbah penyulingan minyak akar wangi yang diperoleh dari sentra industri peyulingan minyak akar wangi yang berlokasi di Kampung Legok Pulus Desa Sukakarya Kecamatan Samarang Kabupaten Garut Jawa Barat.

Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Material dan Hayati Jurusan Pendidikan Kimia UPI dan Laboratorium Entomologi Kesehatan Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan IPB.

1.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi (1) peralatan yang digunakan untuk mengekstraksi limbah penyulingan minyak akar wangi, yaitu

blender listrik, set alat maserasi, pompa vacum, corong Buchner, vacum rotary evaporator, freeze dryer, neraca analitik, dan peralatan gelas lainnya; dan (2) peralatan untuk uji efikasi terhadap telur dan nyamuk Aedes aegypti, yaitu peet grady chamber, kandang nyamuk, ovitrap, dan kontainer plastik.

1.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi (1) bahan untuk mengekstraksi limbah penyulingan minyak akar wangi, yaitu etanol, aquades, dan kertas saring Whatman; (2) bahan untuk pembuatan dupa anti nyamuk, yaitu etanol, kertas, dan batang lidi; dan (3) bahan untuk uji efikasi, yaitu etanol, aquades, dan kain kassa.


(8)

Galank Frenji Samudra, 2015

UJI EFIKASI EKSTRAK LIMBAH PENYULINGAN MINYAK AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides) TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Hewan uji yang digunakan untuk uji efikasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah telur nyamuk Aedes aegypti, nyamuk Aedes aegypti betina, dan marmut.


(9)

30

1.3 Bagan Alir Penelitian

Tahap penelitian yang dilakukan ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Analisis

Gambar 3.1 Bagan alir penelitian

1.4 Prosedur Penelitian 1.4.1 Preparasi Sampel

Limbah penyulingan minyak akar wangi yang kotor dicuci dengan air yang mengalir sampai bersih. Setelah itu dikeringkan dengan dianginkan selama 3 hari. Limbah penyulingan minyak akar wangi yang telah kering kemudian dipotong-potong dan dihaluskan dengan blender listrik.

Preparasi Sampel Limbah Penyulingan Minyak Akar Wangi

Ekstraksi Sampel Limbah Penyulingan Minyak Akar Wangi

Uji Efikasi

Ovisida Anti-Oviposisi Adultisida dalam

Bentuk Dupa

Uji Statistik

Kesimpulan


(10)

31

1.4.2 Ekstraksi Sampel

Sebanyak 2,05 kg limbah penyulingan minyak akar wangi yang halus ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam set alat maserasi dan ditambahkan 20 liter etanol. Proses maserasi dilakukan selama 24 jam dengan sesekali dilakukan pengadukan. Maserat yang diperoleh kemudian disaring menggunakan corong

buchner dan filtrat hasil penyaringan dipekatkan menggunakan vacum rotary evaporator. Selanjutnya, ekstrak pekat dikeringkan menggunakan freeze dryer

selama 24 jam.

1.4.3 Analisis GC-MS

Analisis GC-MS dilakukan dengan kondisi pengujian yang dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Aspek Analisis Keterangan

Jenis kolom Semi polar

Nama kolom DB5-MS

Jenis detektor FTD

Waktu awal 0 menit

Waktu akhir 35,75 menit

Suhu kolom 60oC

Suhu injeksi 280oC

Mode injeksi Split

Mode kontrol aliran Velositas linier

Velositas linier 41,7 cm/detik

Tekanan 80,2 kPa

Total aliran 265,7 ml/menit

Aliran kolom 1,31 ml/menit

Waktu kesetimbangan 3 menit

Suhu sumber ion 230oC


(11)

32

1.4.4 Pembuatan Dupa Anti nyamuk

Kertas HVS direndam dalam air selama 24 jam. Setelah itu, kertas dihaluskan menggunakan blender listrik hingga teksturnya menjadi seperti bubur. Kertas yang telah halus dicampurkan dengan ekstrak limbah penyulingan minyak akar wangi hingga homogen. Dupa dibuat dengan kadar 0; 0,7; 1,4; 2,1; 2,8; 3,5; dan 4,2% w/w. Campuran dicetak pada sebatang lidi dengan panjang 20 cm hingga membentuk dupa. Hasil pencetakan dikeringkan dengan oven pada suhu 60oC selama 6 jam.

1.4.5 Uji Efikasi 1.4.5.1Uji Ovisida

Enam mangkuk plastik disiapkan untuk pengujian, di mana lima mangkuk untuk larutan perlakuan dan satu mangkuk untuk kontrol. Larutan ekstrak limbah penyulingan minyak akar wangi dibuat dengan berbagai variasi konsentrasi yaitu 1000, 2000, 3000, 4000, dan 5000 ppm menggunakan pelarut etanol 1%. Masing-masing larutan tersebut dimasukkan ke dalam mangkuk plastik yang berbeda. Sebagai kontrol, ke dalam kontainer plastik dimasukkan larutan etanol 1% dalam air sebanyak 200 ml. Setelah itu dimasukkan 25 telur uji ke dalam masing-masing mangkuk plastik. Pengamatan dilakukan selama 24 jam (WHO, 2005). Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan. Untuk menghitung nilai lethal concentration (LC) dan hatch time (HT) dilakukan variasi waktu kontak dengan pengamatan berkala selama 1 jam pertama selang 5 menit, 6 jam berikutnya selang 1 jam, dan pengamatan terakhir pada jam ke 24. Skema pengujian ovisida ditunjukkan pada Gambar 3.2.


(12)

33

Gambar 3.2 Skema uji ovisida 1.4.5.2Uji Anti-Oviposisi

Lima kandang nyamuk berukuran 40 x 40 x 40 cm disiapkan untuk pengujian. Larutan ekstrak limbah penyulingan minyak akar wangi dibuat dengan berbagai variasi konsentrasi, yaitu 1000, 2000, 3000, 4000, dan 5000 ppm dengan pelarut etanol 1%. Sebanyak 20 nyamuk betina yang telah kenyang memakan darah dimasukkan ke dalam kandang. Dua ovitrap di sudut-sudut yang berlawanan dari tiap kandang, yang satu diisi larutan perlakuan dan yang lain diisi larutan kontrol. Posisi ovitrap diganti-ganti untuk menghilangkan efek posisi peletakan telur. Pengamatan dilakukan selama 3 hari (Xue et al., 2001). Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan. Setelah diperoleh data, maka dilakukan analisis data untuk mencari nilai persentase repelan efektif (%RE) dan indeks aktivitas oviposisi (IAO). Skema pengujian anti-oviposisi ditunjukkan pada Gambar 3.3.


(13)

34

Gambar 3.3 Skema uji anti-oviposisi 1.4.5.3Uji Adultisida dalam Bentuk Dupa

Tujuh kandang kassa berukuran 20 x 20 x 20 cm disiapkan untuk pengujian. Sampel dupa anti nyamuk dibuat dengan berbagai kadar ekstrak limbah penyulingan minyak akar wangi, yaitu 0,7; 1,4; 2,1; 2,8; 3,5; dan 4,2% w/w. Sebagai kontrol dibuat dupa anti nyamuk tanpa ditambahkan ekstrak. Masing-masing sampel dupa anti nyamuk dimasukkan ke dalam tiap kandang kassa. Masing-masing kandang kassa digantungkan di dalam peet grady. Sampel dinyalakan dalam tiap peet grady. Pengamatan dilakukan selama 60 menit dengan selang waktu 5 menit (WHO, 2009). Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan. Skema pengujian adultisida dalam bentuk dupa ditunjukkan oleh Gambar 3.4.


(14)

Galank Frenji Samudra, 2015

UJI EFIKASI EKSTRAK LIMBAH PENYULINGAN MINYAK AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides) TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Aarthi, N. dan Murugan, K. (2011). “Effect of Vetiveria zizanioides L. Root Ext racts on the Malarial Vector, Anopheles stephensi Liston”. Asian Pacific Journal of Tropical Disease. Vol 11(1): 154-158.

Anonim. (2010). Jenis-Jenis Pestisida. [Online]. Tersedia: http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/060914/jenis-jenis%20pestisida.html. [10 Januari 2010]

Budiyono. (2012). Kajian Sistematik Dampak Pestisida Diazinon terhadap Manusia, Mamalia lainnya dan Lingkungan. Skripsi. Jakarta: Univeritas Indonesia.

Champagnat, P., Annie, H., Andre`e, C., Didiet, F., Andre, P. C., dan Jean, L. L. (2008). “Flavonoids from Vetiveria zizanioides and Vetiveria nigritana

(Poaceae)”. Biochemical Systematics and Ecology. Vol 36: 68-70.

Christophers, S. R. (1960). Aedes aegypti (L) the Yellow Fever Mosquito. Cambridge: Cambridge University Press.

Depkes RI. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes RI. (2015). Puncak Musim Hujan Waspadai Penyakit Demam Berdarah. [Online]. Tersedia: http://www.bin.go.id/awas/detil/331/4/16/02/2015/ puncak-musim-hujan-waspadai-penyakit-demam-berdarah.

[8 Januari 2015]

Dewick, P. W. (2002). Medical Natural Products Second Edition. United Kingdom: John Wiley & Son Ltd.

Direktorat Pupuk dan Pestisida. (2012). Metode Standar Pengujian Efikasi

Pestisida Tumah Tangga dan Pengendalian Vektor. Jakarta: Kemeterian

Pertanian RI.

Dono, D. dan Susanerwinur. (2013). “Toksisitas dan Anti Oviposisi Ekstrak Metanol Kulit Biji Jambu Mete (Anacardium occidentale) terhadap


(15)

Galank Frenji Samudra, 2015

UJI EFIKASI EKSTRAK LIMBAH PENYULINGAN MINYAK AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides) TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Crocidolomia pavonana”. Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik. Vol 15(2): 79-82.


(16)

69

El-Gendy, N. A. dan Shaalan, E.A. (2012). “Oviposition Deterrent Activity of Some Volatile Oils against the Vilaria Mosquito Vector Culex pipiens”.

Journal of Entomology. Vol 1(1): 1-7.

Gokulakrishnan, J., Baranitharan, M., Abirami, R., Kavikuyil, R., Ramya, Deepa, J., dan Baluselvakumar. (2015). “Larvacidal and Ovicidal Activities of

Vitex negundo Linn. (Family: Verbenaceae) Plant Extracts against Dengue Mosquito, Aedes aegypti (Linn.) (Diptera: Culicidae)”. Life Science Archives. Vol 1(1): 66-71.

Govindarajan, M., Rajeswary, M., dan Sivakumar, R. (2013). “Larvicidal & Ovicidal Efficacy of Pithecellobium dulce (Roxb.) Benth. (Fabaceae) against Anopheles stephensi Liston & Aedes aegypti Linn. (Diptera: Culicidae)”. Indian J Med Res. Vol 138(1): 129-134.

Hendayana, S., Kadarohman, A., Sumarna, A., dan Supriatna, A. (1994). Kimia Analitik Instrumen Edisi Kesatu. Semarang: IKIP Semarang Press.

Henderson, G., Heumann, D. O., Laine, R. A., Maistrello, L., Zhu, B. C. R., dan Chen, F. (2005). Extract of Vetiver Oil as Repellent and Toxivant to Ant, Ticks, and Cockroaches. [Online]. Tersedia:http://www.freepatents online.com/ 6906108.html. [14 Juni 2005]

Herms, W. B. (1953). Medical Entomology Fourth Edition. New York: The Macmillan Company.

Hidana, R. dan Novia, S. (2015). “Efektivitas Ekstrak Daun Sereh (Cymbopogon nardus) sebagai Antioviposisi terhadap Nyamuk Aedes aegypti”. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada. Vol 13(1): 130-134.

Irwan, A., Komari, N., dan Rusdiana. (2007). “Uji Aktivitas Ekstrak Saponin Fraksi n-Butanol dari Kulit Batang Kemiri (Aleurites moluccana Willd) pada Larva Nyamuk Aedes aegypti”. Sains dan Terapan Kimia. Vol 1(2): 93-101.

Jain, S. C., Nowicki, S., Eisner, T., dan Meinwald, J. (1982). “Insect Repellents from Vetiver Oil: I. Zizanal and Epizizanal”. Journal of Tetrahedron Letters. Vol 23(45): 4639-4642.

Kastaman, R. (2003). Analisis Kelayakan Teknis Pemanfaatan Limbah Akar Wangi (Vetiveria zizanoides) sebagai Bahan Baku Pembuatan Arang


(17)

70

Briket. [Online]. Tersedia: https://minyakatsiriindonesia.wordpress. com/pemanfaatan-limbah-proses/roni-kastaman/. [12 Oktober 2008] Kelambujavan. (2014). Tahukah Anda? Sekeping Obat Bakar Nyamuk Ternyata

Lebih Bahaya dari 100 Batang Rokok!. [Online]. Tersedia:

http://kelambujavan.com/tahukah-anda-sekeping-obat-bakar-nyamuk-lebih-bahaya-dari-100-batang-rokok. [12 Oktober 2014]

Kementan RI. (2011). Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 24/Permentan/SR.140/4/2011 tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pestisida. Jakarta: Kementrian Pertanian Republik Indonesia.

Khumaisah, L. L. (2009). Efektivitas Biolarvasida Ekstrak Etanol Limbah Penyulingan Minyak Akar Wangi (Vetiveria zizanoides) terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti, Culex sp., dan Anopheles sundaicus. Skripsi. Bandung: FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Lenny, S. (2006). Isolasi dan Uji Bioaktivitas Kandungan Kimia Utama Puding

Merah dengan Metoda Uji Brine Shrimp. [Online]. Tersedia:

http://library.usu.ac.id/download/fmipa/06000441.pdf. [16 Oktober 2008] Mirnawaty, Supriadi, dan Jaya, B. (2012). “Uji Efektivitas Ekstrak Kulit Langsat

(Lansium domesticum) sebagai Obat Nyamuk Elektrik terhadap Nyamuk

Aedes aegypti”. Jurnal Akademika Kimia. Vol 1(4), 147-152.

Moehammadi, N. (2005). “Potensi Biolarvasida Ekstrak Herba Argeratum conyzoides Linn. dan Daun Saccopetalum horsfieldii Benn. terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti L”. Jurnal Berk. Penel. Hayati. Vol 10, 1-4. Niendria, A. (2011). Kapasitas Reproduksi Nyamuk Aedes aegypti di

Laboratorium. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi. (2010). Buletin Jendela Epidemiologi

Topik Utama Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Kementerian Kesehatan

RI.

Sari, W. D. S. (2010). Efektivitas Ekstrak Daun Babandotan (Ageratum conyzoides L) terhadap Mortalitas Nyamuk Aedes aegypti. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Singh, S. P. dan Mittal, P. K. (2013). “Mosquito Repellent and Oviposition Deterrent Activities of Solanum nigrum Seed Extract against Malaria


(18)

71

Vector Anopheles stephensi”. Online International Interdisciplinary Research Journal. Vol 3(6), 326-333.

Stenersen, J. (2004). Chemical Pesticides: Mode of Action and Toxicology. Florida: CRC Press.

Vanmathi, J. S., Padmalatha, C., Singh A. J. A. R., dan Isaac, S. S. (2010). “Efficacy of Selected Plant Extracts On The Oviposition Deterrent And Adult Emergence Activity of Callosobruchus Maculatus F (Bruchidae; Coeleoptera)”. Global Journal of Science Frontier Research. Florida 10(8): 2-7.

Wikipedia. (2015). Saponin. [Online]. Tersedia: https://en.wikipedia.org/wiki/ Saponin. [7 April 2015]

WHO. (2005). Guidelines for Laboratory and Field Testing of Mosquito

Larvacides. New York: World Health Organization.

WHO. (2009). Guideliner for Efficacy Testing of Household Insecticide Products. New York: World Health Organization.

Tendean, M. (2008). Masalah Dengue di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=199368&val=6570 &title=Masalah%20Dengue%20di%20Indonesia. [28 Juni 2008]

Thubthimtheb, S., Thisayakorn, K., Rerk-am, U., Tangstirapakdee, S., dan Suntorntanasat, T. (2008). Vetiver Oil and Its Sedative Effect. [Online]. Tersedia: http://www.vetiver.com/ICV3-Proceedings/THAI_sedation. pdf. [16 Maret 2011]

Xue, R. D., Barnard, D. R., dan Ali, A. (2001). “Laboratory and Field Evaluation of Insect Repellents as Oviposition Deterrents against the Mosquito Aedes albopictus”. Med. and Vet. Entomol. Vol 15: 126-131.


(1)

Gambar 3.3 Skema uji anti-oviposisi 1.4.5.3Uji Adultisida dalam Bentuk Dupa

Tujuh kandang kassa berukuran 20 x 20 x 20 cm disiapkan untuk pengujian. Sampel dupa anti nyamuk dibuat dengan berbagai kadar ekstrak limbah penyulingan minyak akar wangi, yaitu 0,7; 1,4; 2,1; 2,8; 3,5; dan 4,2% w/w. Sebagai kontrol dibuat dupa anti nyamuk tanpa ditambahkan ekstrak. Masing-masing sampel dupa anti nyamuk dimasukkan ke dalam tiap kandang kassa. Masing-masing kandang kassa digantungkan di dalam peet grady. Sampel dinyalakan dalam tiap peet grady. Pengamatan dilakukan selama 60 menit dengan selang waktu 5 menit (WHO, 2009). Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan. Skema pengujian adultisida dalam bentuk dupa ditunjukkan oleh Gambar 3.4.


(2)

Galank Frenji Samudra, 2015

UJI EFIKASI EKSTRAK LIMBAH PENYULINGAN MINYAK AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides) TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aarthi, N. dan Murugan, K. (2011). “Effect of Vetiveria zizanioides L. Root Ext racts on the Malarial Vector, Anopheles stephensi Liston”. Asian Pacific Journal of Tropical Disease. Vol 11(1): 154-158.

Anonim. (2010). Jenis-Jenis Pestisida. [Online]. Tersedia: http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/060914/jenis-jenis%20pestisida.html. [10 Januari 2010]

Budiyono. (2012). Kajian Sistematik Dampak Pestisida Diazinon terhadap Manusia, Mamalia lainnya dan Lingkungan. Skripsi. Jakarta: Univeritas Indonesia.

Champagnat, P., Annie, H., Andre`e, C., Didiet, F., Andre, P. C., dan Jean, L. L. (2008). “Flavonoids from Vetiveria zizanioides and Vetiveria nigritana

(Poaceae)”. Biochemical Systematics and Ecology. Vol 36: 68-70.

Christophers, S. R. (1960). Aedes aegypti (L) the Yellow Fever Mosquito. Cambridge: Cambridge University Press.

Depkes RI. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes RI. (2015). Puncak Musim Hujan Waspadai Penyakit Demam Berdarah. [Online]. Tersedia: http://www.bin.go.id/awas/detil/331/4/16/02/2015/ puncak-musim-hujan-waspadai-penyakit-demam-berdarah.

[8 Januari 2015]

Dewick, P. W. (2002). Medical Natural Products Second Edition. United Kingdom: John Wiley & Son Ltd.

Direktorat Pupuk dan Pestisida. (2012). Metode Standar Pengujian Efikasi Pestisida Tumah Tangga dan Pengendalian Vektor. Jakarta: Kemeterian Pertanian RI.

Dono, D. dan Susanerwinur. (2013). “Toksisitas dan Anti Oviposisi Ekstrak Metanol Kulit Biji Jambu Mete (Anacardium occidentale) terhadap


(3)

Galank Frenji Samudra, 2015

UJI EFIKASI EKSTRAK LIMBAH PENYULINGAN MINYAK AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides) TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Crocidolomia pavonana”. Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik. Vol 15(2): 79-82.


(4)

El-Gendy, N. A. dan Shaalan, E.A. (2012). “Oviposition Deterrent Activity of Some Volatile Oils against the Vilaria Mosquito Vector Culex pipiens”.

Journal of Entomology. Vol 1(1): 1-7.

Gokulakrishnan, J., Baranitharan, M., Abirami, R., Kavikuyil, R., Ramya, Deepa, J., dan Baluselvakumar. (2015). “Larvacidal and Ovicidal Activities of

Vitex negundo Linn. (Family: Verbenaceae) Plant Extracts against Dengue Mosquito, Aedes aegypti (Linn.) (Diptera: Culicidae)”. Life Science Archives. Vol 1(1): 66-71.

Govindarajan, M., Rajeswary, M., dan Sivakumar, R. (2013). “Larvicidal & Ovicidal Efficacy of Pithecellobium dulce (Roxb.) Benth. (Fabaceae) against Anopheles stephensi Liston & Aedes aegypti Linn. (Diptera: Culicidae)”. Indian J Med Res. Vol 138(1): 129-134.

Hendayana, S., Kadarohman, A., Sumarna, A., dan Supriatna, A. (1994). Kimia Analitik Instrumen Edisi Kesatu. Semarang: IKIP Semarang Press.

Henderson, G., Heumann, D. O., Laine, R. A., Maistrello, L., Zhu, B. C. R., dan Chen, F. (2005). Extract of Vetiver Oil as Repellent and Toxivant to Ant, Ticks, and Cockroaches. [Online]. Tersedia:http://www.freepatents online.com/ 6906108.html. [14 Juni 2005]

Herms, W. B. (1953). Medical Entomology Fourth Edition. New York: The Macmillan Company.

Hidana, R. dan Novia, S. (2015). “Efektivitas Ekstrak Daun Sereh (Cymbopogon nardus) sebagai Antioviposisi terhadap Nyamuk Aedes aegypti”. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada. Vol 13(1): 130-134.

Irwan, A., Komari, N., dan Rusdiana. (2007). “Uji Aktivitas Ekstrak Saponin Fraksi n-Butanol dari Kulit Batang Kemiri (Aleurites moluccana Willd) pada Larva Nyamuk Aedes aegypti”. Sains dan Terapan Kimia. Vol 1(2): 93-101.

Jain, S. C., Nowicki, S., Eisner, T., dan Meinwald, J. (1982). “Insect Repellents from Vetiver Oil: I. Zizanal and Epizizanal”. Journal of Tetrahedron Letters. Vol 23(45): 4639-4642.

Kastaman, R. (2003). Analisis Kelayakan Teknis Pemanfaatan Limbah Akar Wangi (Vetiveria zizanoides) sebagai Bahan Baku Pembuatan Arang


(5)

Briket. [Online]. Tersedia: https://minyakatsiriindonesia.wordpress. com/pemanfaatan-limbah-proses/roni-kastaman/. [12 Oktober 2008] Kelambujavan. (2014). Tahukah Anda? Sekeping Obat Bakar Nyamuk Ternyata

Lebih Bahaya dari 100 Batang Rokok!. [Online]. Tersedia: http://kelambujavan.com/tahukah-anda-sekeping-obat-bakar-nyamuk-lebih-bahaya-dari-100-batang-rokok. [12 Oktober 2014]

Kementan RI. (2011). Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 24/Permentan/SR.140/4/2011 tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pestisida. Jakarta: Kementrian Pertanian Republik Indonesia.

Khumaisah, L. L. (2009). Efektivitas Biolarvasida Ekstrak Etanol Limbah Penyulingan Minyak Akar Wangi (Vetiveria zizanoides) terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti, Culex sp., dan Anopheles sundaicus. Skripsi. Bandung: FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Lenny, S. (2006). Isolasi dan Uji Bioaktivitas Kandungan Kimia Utama Puding Merah dengan Metoda Uji Brine Shrimp. [Online]. Tersedia: http://library.usu.ac.id/download/fmipa/06000441.pdf. [16 Oktober 2008] Mirnawaty, Supriadi, dan Jaya, B. (2012). “Uji Efektivitas Ekstrak Kulit Langsat (Lansium domesticum) sebagai Obat Nyamuk Elektrik terhadap Nyamuk

Aedes aegypti”. Jurnal Akademika Kimia. Vol 1(4), 147-152.

Moehammadi, N. (2005). “Potensi Biolarvasida Ekstrak Herba Argeratum conyzoides Linn. dan Daun Saccopetalum horsfieldii Benn. terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti L”. Jurnal Berk. Penel. Hayati. Vol 10, 1-4. Niendria, A. (2011). Kapasitas Reproduksi Nyamuk Aedes aegypti di

Laboratorium. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi. (2010). Buletin Jendela Epidemiologi Topik Utama Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Sari, W. D. S. (2010). Efektivitas Ekstrak Daun Babandotan (Ageratum conyzoides L) terhadap Mortalitas Nyamuk Aedes aegypti. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Singh, S. P. dan Mittal, P. K. (2013). “Mosquito Repellent and Oviposition Deterrent Activities of Solanum nigrum Seed Extract against Malaria


(6)

Vector Anopheles stephensi”. Online International Interdisciplinary Research Journal. Vol 3(6), 326-333.

Stenersen, J. (2004). Chemical Pesticides: Mode of Action and Toxicology. Florida: CRC Press.

Vanmathi, J. S., Padmalatha, C., Singh A. J. A. R., dan Isaac, S. S. (2010). “Efficacy of Selected Plant Extracts On The Oviposition Deterrent And Adult Emergence Activity of Callosobruchus Maculatus F (Bruchidae; Coeleoptera)”. Global Journal of Science Frontier Research. Florida 10(8): 2-7.

Wikipedia. (2015). Saponin. [Online]. Tersedia: https://en.wikipedia.org/wiki/ Saponin. [7 April 2015]

WHO. (2005). Guidelines for Laboratory and Field Testing of Mosquito Larvacides. New York: World Health Organization.

WHO. (2009). Guideliner for Efficacy Testing of Household Insecticide Products. New York: World Health Organization.

Tendean, M. (2008). Masalah Dengue di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=199368&val=6570 &title=Masalah%20Dengue%20di%20Indonesia. [28 Juni 2008]

Thubthimtheb, S., Thisayakorn, K., Rerk-am, U., Tangstirapakdee, S., dan Suntorntanasat, T. (2008). Vetiver Oil and Its Sedative Effect. [Online]. Tersedia: http://www.vetiver.com/ICV3-Proceedings/THAI_sedation. pdf. [16 Maret 2011]

Xue, R. D., Barnard, D. R., dan Ali, A. (2001). “Laboratory and Field Evaluation of Insect Repellents as Oviposition Deterrents against the Mosquito Aedes albopictus”. Med. and Vet. Entomol. Vol 15: 126-131.