Analisis Pembuatan Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Lingkungan (SIM Lingkungan) Dalam Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan Hidup Di Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Dan Badan Perpustakaan, Arsip Dan Pengembangan Sistem Informasi (Bapapsi) Kab

ABSTRAK

Analisis Pembuatan Kebijakan SIM Lingkungan
dalam Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan Hidup
di Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) dan
Badan Perpustakaan, Arsip, dan Pengembangan Sistem Informasi (Bapapsi)
Kabupaten Bandung

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup (pasal 10 huruf h) mewajibkan pemerintah baik nasional maupun Provinsi
atau Kabupaten/Kota menyediakan informasi lingkungan hidup dan
menyebarluaskannya kepada masyarakat. Keputusan ini juga sudah ditetapkan
oleh Kementrian Lingkungan Hidup (KLH), bahwa setiap kabupaten/kota harus
memiliki sistem informasi. Sistem informasi yang akan diterapkan oleh BPLH
adalah Sistem Informasi Manajemen Lingkungan (SIM Lingkungan).
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang
mempengaruhi proses pembuatan kebijakan yang dikemukakan oleh William
Dunn dalam bukunya Pengantar Analisis Kebijakan Publik (2003: 43). Dunn
mengatakan keberhasilan analisis pembuatan kebijakan dapat dikembangkan
melalui tiga proses, yaitu proses pengkajian kebijakan, proses pembuatan
kebijakan, dan proses komunikasi kebijakan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui
studi pustaka, observasi, dokumentasi, dan wawancara. Peneliti dalam
menentukan informan menggunakan teknik Sampling Purposive (pengambilan
informan berdasarkan tujuan).
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dalam Analisis
Pembuatan Kebijakan SIM Lingkungan di Kabupaten Bandung belum dikelola
oleh lembaga khusus yang bergerak di bidang software hal ini oleh Bapapsi. SIM
Lingkungan baru mencapai tahap pembentukkan kerangkanya saja, dan untuk di
proses perlu dikaji terlebih dahulu oleh Bapapsi. Selain itu, sarana dan
prasarananya di Bapapsi pun belum memadai, sehingga prosesnya jadi terhambat.
Standar Prosedur Operasi (Standart Operating Prosedural atau SPO) harus
dimaksimalkan pelaksanaannya. Komunikasi baik antar aparatur yang menangani
pembuatan SIM Lingkungan tersebut diperlukan. Agar proses pembuatan data
berjalan baik dan sesuai rencana.

ABSTRACT

Making Environmental Policy Analysis SIM
in Improving Environmental Management

Environmental Control Agency (BPLH) and
Library, Archives, and Information Systems Development (Bapapsi)
Regency Bandung

Law Number 23 Year 1997 on Environmental Management (Article 10
letter h) require both national and provincial government or the District
providing and disseminating environmental information to the public. This
decision has also been established by the Ministry of Environment (KLH), that
each district should have the information system. The information system will be
applied by BPLH is Environmental Management Information System (MIS
Environment).
Theory used in this research is the theory that influence the policy making
process set out by William Dunn in his book Introduction to Public Policy
Analysis (2003: 43). Dunn said the success of the analysis of policy making can
be developed through three processes, namely the process of policy review,
policy-making process, and policy communication process.
The method used in this research use descriptive research method with
qualitative approach. Data were collected through literature study, observation,
documents, and interviews. Researchers in determining the informants use
Purposive sampling techniques (making informants based on the purpose).

Based on the results of this research is that in the analysis of SIM
Environmental Policy Making in Bandung Regency has not been managed by a
specialized institution that engages in software applications in this regard by
Bapapsi. New Environmental SIM skeleton formation stage only and to the
process need to be studied beforehand by Bapapsi. In addition, the infrastructures
in Bapapsi not yet adequate, so the process is so retarded. Standard Operating
Procedures (Standart Operating Procedural or SPO) should be maximized
execution. Good communication between SIM-making apparatus, which handles
the Environment is needed. In order to process the data going well and according
to plan.

vi

ANALISIS PEMBUATAN KEBIJAKAN
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LINGKUNGAN (SIM LINGKUNGAN)
DALAM MENINGKATKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
DI BADAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH) DAN
BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI (Bapapsi) KABUPATEN BANDUNG


SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana
Pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Komputer Indonesia

RHIKA RATINASTRIA
NIM 41706009

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
BANDUNG
2010

RIWAYAT HIDUP

Identitas Diri
1. Nama


: Rhika Ratinastria

2. Tempat, Tanggal Lahir

: Jakarta, 28 Juli 1989

3. Nomor Induk Mahasiswa : 41706009
4. Program Studi

: Ilmu Pemerintahan

5. Jenis Kelamin

: Perempuan

6. Kewarganegaraan

: Indonesia

7. Agama


: Islam

8. Alamat

: Jl. Suplier 1 No. 44 Rt 05/18 Blok V Bumi
Rancaekek Kencana Bandung 40394

9. Berat Badan

: 45 Kg

10. Tinggi Badan

: 165 cm

11. Status Marital

: Tidak Kawin


12. Orang Tua:
1. Nama Ayah
Pekerjaan
2. Nama Ibu

: Ir. Maman Lukman
: Pegawai BUMN
: Fatmawati

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Alamat

: Jl. Suplier 1 No. 44 Rt 05/18 Blok V Bumi
Rancaekek Kencana Bandung 40394

132


13. Pendidikan Formal:
a. TK Tunas Harapan PINDAD

: 1992 s/d 1994

b. SDN Nusa Indah Rancaekek

: 1994 s/d 2000

c. SMPN 3 Rancaekek

: 2000 s/d 2003

d. SMAN 1 Rancaekek

: 2003 s/d 2006

e. Universitas Komputer Indonesia

: 2006 s/d Sekarang


14. Pendidikan Non Formal:
a. Pelatihan Pendidikan Keterampilan Komputer dengan Program Aplikasi.
b. Pelatihan Pengenalan dan Praktek Komputer Dasar.
c. Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) UNIKOM.
d. Studium General (Kuliah Umum).
e. Semi Loka Half Day Public Speaking.
f. Seminar Teknologi Informasi “Smart & Fun With Microsoft”
g. Pelatihan TOEFL

15. Pengalaman Organisasi:
2006 - 2007

: Bendahara II Hima Ilmu Pemerintahan Universitas
Komputer Indonesia.

2007 - 2008

: Bendahara I Hima Ilmu Pemerintahan Universitas
Komputer Indonesia.


2007

: Sekretaris Karang Taruna

Bandung,

Agustus 2010

Rhika Ratinastria
NIM 41706009

133

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR MOTTO....................................................................................

ii


LEMBAR PENGESAHAN......................................................................

iii

LEMBAR PERNYATAAN......................................................................

iv

ABSTRAK.................................................................................................

v

ABSTRACT.................................................................................................

vi

KATA PENGANTAR…………………………………………...............

vii

DAFTAR ISI……………………………………………………………..

ix

DAFTAR TABEL………………………………………………………..

xiii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….

xiv

DAFTAR BAGAN....................................................................................

xv

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................

xvi

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah..….……………………..................

1

1.2

Identifikasi Masalah………………………………………...

7

1.3

Maksud dan Tujuan………………………………………....

8

1.4

Kegunaan Penelitian………………………………………...

9

1.5

Kerangka Pemikiran………………………………………...

10

1.6

Metode Penelitian…………………………………………...

16

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data...........................................

17

1.6.2 Teknik Penentuan Informan.........................................

19

1.6.3 Teknik Analisis Data...................................................

21

Lokasi dan Jadwal Penelitian……………………………......

22

1.7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Analisis Kebijakan.................................................................

24

2.1.1 Pengertian Analisis.....................................................

24

2.1.2 Macam – macam Analisis...........................................

25

2.1.3 Pengertian Kebijakan……………………………......

26

2.1.4 Analisis Kebijakan......................................................

28

ix

2.2

2.3

2.1.5 Ciri – ciri Analisis Kebijakan......................................

30

Sistem Informasi Manajemen Lingkungan............................

31

2.2.1 Pengertian Sistem........................................................

31

2.2.1.1 Bentuk Umum Sistem.....................................

33

2.2.1.2 Karakteristik Sistem........................................

34

2.2.2 Pengertian Informasi...................................................

34

2.2.3 Kualitas Informasi.......................................................

36

2.2.4 Pengertian Manajemen................................................

37

2.2.5 Lingkungan..................................................................

37

2.2.6 Sistem Informasi Manajemen Lingkungan.................

38

Konsep Pengelolaan Lingkungan Hidup................................

39

2.3.1 Pengertian Pengelolaan Lingkungan Hidup................

39

2.3.2 Tujuan dan Sasaran Pengelolaan Lingkungan Hidup..

40

BAB III OBYEK PENELITIAN
3.1

Gambaran Umum Kabupaten.................................................

41

3.1.1 Visi dan Misi Kabupaten Bandung..............................

41

3.1.2 Kondisi Geografis Kabupaten Bandung.....................

42

3.1.3 Tofografi dan Kemiringan Kabupaten Bandung.........

43

3.1.4 Kondisi Hutan Rusak dan Lahan Kritis.......................

45

3.1.5 Sistem Pengelolaan Persampahan................................

47

3.1.6 Kondisi Kesehatan Kabupaten Bandung....................

51

3.1.6.1 Jumlah Penderita Penyakit Diare, ISPA dan
Kulit

di Puskesmas Kabupaten Bandung

Tahun 2007 – 2008..........................................

53

3.1.6.2Pemetaan Penderita Diare di Kabupaten
Bandung...........................................................

55

3.1.7 Perkiraan Gas Rumah Kaca dari Kegiatan Pertanian

3.2

dan Peternakan............................................................

57

3.1.8 Kualitas Air Limbah Industri di Kabupaten Bandung.

59

Gambaran Umum BPLH Kabupaten Bandung......................

61

3.2.1 Visi dan Misi BPLH Kabupaten Bandung..................

61

x

3.3

3.4

3.2.2 Tugas Pokok BPLH Kabupaten Bandung...................

62

3.2.3 Fungsi BPLH Kabupaten Bandung……………….....

62

3.2.4 Struktur Organisasi BPLH Kabupaten Bandung…….

62

Gambaran Umum Bapapsi Kabupaten Bandung....................

70

3.3.1 Sejarah Bapapsi Kabupaten Bandung..........................

70

3.3.2 Visi dan Misi Bapapsi Kabupaten Bandung................

71

3.3.3 Struktur Organisasi Bapapsi Kabupaten Bandung......

72

SIM Lingkungan di Kabupaten Bandung...............................

75

3.4.1 Sejarah Pembuatan SIM Lingkungan di

Kabupaten

Bandung......................................................................

75

3.4.2 Alur Pembuatan SIM Lingkungan di Kabupaten
Bandung.......................................................................

75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Proses Pengkajian Kebijakan SIM Lingkungan dalam
Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten
Bandung..................................................................................

81

4.1.1 Metodologi Kebijakan SIM Lingkungan dalam
Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan Hidup di
Kabupaten Bandung....................................................
4.1.2

Informasi

Kebijakan

SIM

Lingkungan

82

dalam

Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan Hidup di
Kabupaten Bandung....................................................
4.1.3

Prosedur

Kebijakan

SIM

Lingkungan

88

dalam

Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan Hidup di
Kabupaten Bandung....................................................

92

4.2 Proses Pembuatan Kebijakan SIM Lingkungan dalam
Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten
Bandung..................................................................................

98

4.2.1 Perumusan Masalah Kebijakan SIM Lingkungan
dalam

Meningkatkan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup di Kabupaten Bandung.....................................
xi

98

4.2.2 Peramalan Kebijakan SIM

Lingkungan dalam

Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan Hidup di
Kabupaten Bandung....................................................

105

4.2.3 Rekomendasi Kebijakan SIM Lingkungan dalam
Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan Hidup di
Kabupaten Bandung....................................................

107

4.2.4 Pemantauan Kebijakan SIM Lingkungan dalam
Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan Hidup di
Kabupaten Bandung....................................................
4.2.5

Evaluasi

Kebijakan

SIM

Lingkungan

108

dalam

Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan Hidup di
Kabupaten Bandung....................................................

114

4.3 Proses Komunikasi Kebijakan SIM Lingkungan dalam
Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten
Bandung..................................................................................
4.3.1

Dokumen

Kebijakan

SIM

Lingkungan

118

dalam

Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan Hidup di
Kabupaten Bandung....................................................
4.3.2

Presentasi

Kebijakan

SIM

Lingkungan

119

dalam

Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan Hidup di
Kabupaten Bandung....................................................

122

4.3.3 Penggunaan Pengetahuan Kebijakan SIM Lingkungan
dalam

Meningkatkan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup di Kabupaten Bandung.....................................

126

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan..............................................................................

128

5.2 Saran…………………………………………………………

129

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………

130

LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................

133

xii

130

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku :
Anwar, M. Khoirul dan Oetojo S, Asianti. 2004. Aplikasi Sistem Informasi
Manajemen Bagi Pemerintahan di Era Otonomi Daerah SIMDA.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arya, Wardana, Wisnu. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi).
Yogyakarta: ANDI.
Black, James. 2001. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung: Refika
Aditama.
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif.
Yogyakarta: Gajah Mada Press.
Dunn, William N. 2003. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Halim, Abdul . 2002. Analisis Investasi. Malang: Salemba Empat.
Handayaningrat, Soewarno. 1985. Sistem Birokrasi Pemerintah. Jakarta: CV Mas
Agung.
1994. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Haji
Masagung.
Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah.
Jakarta: Gunung Agung.
Indrajit, Richardus Eko. 2006. Electronic Government: Strategi Pembangunan
Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.
Islamy, M. Irfan. 1995. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara. Jakarta:
Sinar Grafika.
Jogiyanto. 1999. Analisis Dan Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur
Teori Dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: ANDI.
Jones, Charles O. 1994. Pengantar Kebijakan Publik. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta:Adi Offset.

131

Ladjamudin, AL-Bahra Bin. 2005. Analisa dan Desain Sistem Informasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Luankali, Bernadus. 2007. Analisis Kebijakan Publik dalam Proses Pengambilan
Keputusan. Jakarta: AMELIA.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2001. Manajemen SDM Perusahaan. Bandung :
Refika Aditama.
PPLH UGM, 2001. Konsep Dasar dan Prinsip-Prinsip Pengelolaan Lingkungan.
Yogyakarta: PPLH UGM.
Raharjo, Mursid. 2007. Memahami AMDAL. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Soehartono, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial (Suatu Teknik Penelitian
Bidang Kesejahteraan Sosial Lainnya). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Soemarwoto, Otto. 2001. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan
Djembatan. Jakarta.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Suharto, Edi. 2008. Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji
Masalah dan Kebijakan Sosial. Bandung: ALFABETA.
Susanto, Azhar. 2000. Sistem Informasi Manajemen
Pengembangannnya. Bandung: Lingga Jaya.

Konsep

dan

Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi Offset.
Sutanta, Edhy. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian
Pendekatan. Jakarta: Prenada Media.

Sosial:Berbagai

Alternatif

Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2003. Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta:
Yayasan Pembaruan Aministrasi Publik Indonesia (YPAPI) & Lukman
Offset.
Wahab, Solihin. 2005. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi
Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyono, Teguh. 2004. Sistem Informasi:Konsep Dasar, Analisis Desain dan
Implementasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

132

Wardhana, Arya Wisnu. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Jakarta: ANDI.
Widodo, Joko. 2007. Analisis Kebijakan Publik. Malang: Bayu Media.
Winarno, Budi. 2005. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Penerbit
Media Pressindo (Anggota IKAPI).

Dokumen-dokumen
Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan e-Government.
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2000 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan
Daerah Kabupaten Bandung.
Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2009 tentang Dokumen Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi
Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 21).
Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Ketentuan-ketentuan Pencegahan
dan Penanggulangan.
Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan, Pengendalian dan
Retribusi Ijin Pemakaian.
Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Bandung Tahun 2005 – 2010.
Rencana Strategis Badan Pengendalian Hidup (BPLH) Kabupaten Bandung Tahun
2008 – 2013.
Surat Keputusan Bupati Nomor 130 Tahun 2006 tentang Pembentukan Tim
Pembangun Basis Data.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten
Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950).
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Tanggerang: Ramdina Prakarsa.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul: “Analisis
Pembuatan Kebijakan Sistem Informasi Manajemen Lingkungan (SIM
Lingkungan) dalam Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Badan
Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) dan Badan Perpustakaan, Arsip
Dan Pengembangan Sistem Informasi (Bapapsi) Kabupaten Bandung”.
Penyusunan Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat akademis
dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. Peneliti menyadari
sepenuhnya bahwa penyusunan Skripsi ini masih kurang sempurna, sehubungan
dengan keterbatasan peneliti. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan
dalam penyusunan Skripsi ini dengan tangan terbuka dari berbagai pihak.
Peneliti dalam kesempatan ini mengucapkan banyak terima kasih atas
bimbingan, pengarahan, bantuan dan dorongan yang sangat berharga kepada:
1. Prof. Dr. J.M. Papasi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Komputer Indonesia.
2. Nia Karniawati, S.IP., M.Si. selaku Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.
3. Dewi Kurniasih, S.IP., M.Si. selaku dosen pembimbing dalam penulisan
skripsi ini yang selalu memberikan arahan serta dukungan kepada peneliti
yang tiada hentinya.
4. Dosen pengajar dan staf di Prodi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.
vii

5. Kedua orang tua yang tiada hentinya memberikan semangat, motivasi baik
do’a, moril maupun materil.
6. Ir. Hj. Atih Witartih selaku Kepala Badan Pengendalian Lingkungan
Hidup Kabupaten Bandung yang telah memberikan rekomendasi kepada
peneliti.
7. Seluruh aparatur Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten
Bandung yang telah membantu dalam memberikan data kepada peneliti.
8. Drs. Sartono selaku Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan
Perpustakaan, Arsip, dan Pengembangan Sistem Informasi Kabupaten
Bandung yang telah membantu dalam memberikan data – data
kepegawaian.
9. Ratna Nurhayati, ST selaku Kepala Sub Bidang Pengelolaan Sistem
Informasi dan Telematika yang telah bersedia memberikan informasi yang
berkaitan dengan aplikasi sistem informasi.
10. Seluruh aparatur Badan Perpustakaan, Arsip, dan Pengembangan Sistem
Informasi di Kabupaten Bandung.
11. Teman-teman seperjuangan Program Studi Ilmu Pemerintahan 2006,
tetaplah saling mengisi dan melengkapi. Angkatan 2007, 2008 tetaplah
berusaha dan menjadi yang terbaik.
12. Semua pihak yang tidak dapat ditulis satu persatu yang telah membantu
peneliti dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan
umumnya bagi pembaca semua. Amiin
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Bandung,

Agustus 2010

Peneliti

viii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Globalisasi merupakan sebuah fenomena di dunia. Globalisasi secara

langsung maupun tidak langsung menimbulkan sebuah interaksi. Interaksi yang
dimaksud antar masyarakat dengan pemerintah. Pemerintah dalam menghadapi
globalisasi tersebut memberikan wewenangnya pada daerah. Wewenang diberikan
karena setiap daerah memiliki otonomi masing-masing.
Otonomi daerah mengharuskan setiap daerah menggali potensi yang
dimiliki daerahnya. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 yang telah mengalami penyempurnaan menjadi Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang tersebut
mengisyaratkan bagi setiap daerah untuk bekerja lebih efisien dan efektif.
Otonomi daerah memiliki tujuan dalam menggali potensi yang dimiliki
daerahnya. Tujuannya adalah memberikan wewenang kepada daerah untuk
melaksanakan berbagai urusan pemerintahan. Salah satunya mengenai urusan
rumah tangga berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup (pasal 10 huruf h) mewajibkan pemerintah baik nasional maupun Provinsi
atau

Kabupaten/Kota

menyediakan

informasi

lingkungan

hidup

dan

menyebarluaskannya kepada masyarakat. Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan

1

negara-negara Asia Pasifik dan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997
serta Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008. Sejak tahun 2002 bersamaan
dengan penerbitan Laporan Status Lingkungan Hidup Indonesia (SLHI) pada
tingkat nasional yang dilakukan setiap tahun, diterbitkan pula Laporan Status
Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) pada masing-masing Provinsi dan
Kabupaten/Kota di Indonesia.
Penerbitan SLHD, jauh sebelumnya pemerintah daerah telah menyusun
Neraca Lingkungan Hidup (NLH) yang dimulai sejak tahun 1982 yang pada tahun
1986 berubah menjadi Neraca Kependudukan dan Lingkungan Hidup Daerah, dan
mulai tahun 1994 berubah lagi menjadi Neraca Kualitas Lingkungan Hidup
Daerah. Penyusunan laporan SLHD yang dilakukan sejak tahun 2002 didasarkan
pada surat Menteri Negara Lingkungan Hidup kepada Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota untuk menyusun laporan SLHD dengan mengacu kepada
pedoman umum penyusunan laporan SLHD yang dikeluarkan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup (KLH). Mulai tahun 2008, buku laporan status lingkungan
hidup di masing-masing provinsi dan kabupaten/kota disebut sebagai laporan
Status Lingkungan Hidup Provinsi (SLH Provinsi) atau laporan Status
Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota (SLH Kabupaten/Kota).
Penyusunan

Laporan

SLH bertujuan untuk

mengimplementasikan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
dalam kaitan kewajiban pemerintah dalam menyediakan informasi lingkungan;
sosialisasi dan transparansi berbagai usaha pengelolaan lingkungan hidup;
tersedianya informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan, kebijakan

2

maupun intervensi program yang rasional, holistik dan terpadu. Dilaksanakannya
penyusunan Laporan SLH dapat dicapai penyusunan basis data sumberdaya alam,
sumber daya manusia dan sumber daya buatan; penyusunan laporan SLH
Kabupaten Bandung Tahun 2004.
Data-data yang diperoleh dalam penyusunan laporan SLH diperoleh dari
semua SKPD se-Kabupaten Bandung. Laporan SLH menginformasikan kondisi
lingkungan hidup Kabupaten Bandung, yang sedang menjadi sorotan oleh
berbagai pihak. Kondisi yang sangat kompleks mengenai limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3), air baku dan air bersih, sistem pengolahan sampah,
limbah domestik, limbah industri, dan penanggulangan lahan kritis.
Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Bandung,
menemukan 10 perusahaan yang membuang limbah batu bara sembarangan.
Limbah batu bara dibuang disekitar permukiman penduduk dan telah mencemari
Sungai Citarum. Pengolahan Limbah B3 merupakan pelanggaran terhadap
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
BPLH Kabupaten Bandung meminta bantuan Instalasi Pengelolaan Air Limbah
(IPAL). IPAL diharapkan mengelola lebih optimal, agar limbah buangan bisa
sesuai dengan standar baku mutu yang telah ditetapkan. Standar baku mutu
menjelaskan limbah tersebut saat dibuang tidak akan membahayakan kepada
masyarakat yang tinggal di sekitar industri atau tempat pembuangan tersebut.
Kawasan pengolahan limbah B3 sudah disiapkan oleh Pemerintah
kabupaten Bandung. Pemerintah saat ini tinggal menunggu amdal dari KLH.
Pemerintah memiliki keterbatasan untuk melakukan pengawasan secara

3

keseluruhan, sehingga Pemerintah lebih banyak mengandalkan laporan-laporan
dari masyarakat. Langkah ke depan informasi tidak hanya berupa laporan, tetapi
berupa sebuah sistem informasi. Keputusan ini sudah ditetapkan oleh KLH,
bahwa setiap kabupaten/kota harus memiliki sistem informasi. Sistem informasi
diterapkan agar masyarakat dapat ikut serta menjaga lingkungannya. Sistem
informasi yang akan diterapkan oleh BPLH adalah SIM Lingkungan.
Pembuatan kebijakan SIM Lingkungan perlu direalisasikan, karena
bertujuan untuk mengetahui kondisi lingkungan Kabupaten Bandung. Pembuatan
kebijakan SIM Lingkungan dapat membantu stakeholder dalam membuat
kebijakan, program, serta kegiatan untuk mendorong terjadinya partisipasi aktif
dari berbagai pihak dalam mengatasi masalah lingkungan. Prosedur pembuatan
SIM Lingkungan berdasarkan surat keputusan dari KLH. KLH memberikan
wewenang kepada BPLH, kemudian setelah BPLH memiliki kesiapan dan
membutuhkan aplikasi sistem informasi, mengajukan ke Badan Perpustakaan,
Arsip dan Pengembangan Sistem Informasi (Bapapsi). Bapapsi kemudian
membuatkan aplikasi sistem informasi tersebut, dan selanjutnya BPLH sendiri
yang mengembangkan dan menganggarkan. Sejauh ini, pembuatan SIM
Lingkungan baru mencapai tahap kajian kerangkanya saja. Pengkajian kerangka
apabila sudah sesuai dengan konsep sistem informasinya, maka akan
diaplikasikan ke dalam bentuk software.
Pembuatan kebijakan SIM Lingkungan ini diharapkan dapat menjadi alat
ukur keberhasilan pengelolaan lingkungan di Kabupaten Bandung. Pembuatan
kebijakan SIM Lingkungan merupakan media pengintegrasian kepentingan

4

lingkungan dalam kebijakan di berbagai sektor pembangunan. SIM Lingkungan
diharapkan dapat mengintegrasikan semua pengambilan keputusan dalam
melaksanakan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan di Kabupaten
Bandung. Pembuatan kebijakan SIM Lingkungan ke depan dapat menjadi fasilitas
kelayakan lingkungan bagi rencana kegiatan dan usaha.
Sasaran pembuatan kebijakan SIM Lingkungan ini adalah pelaksanaan
perumusan kebijakan, pembinaan, pengawasan penerapan manajemen lingkungan,
penyusunan rencana dan program adipura, serta penyelenggaraan program
adipura. Pembuatan kebijakan SIM Lingkungan, berfungsi sebagai pelaksanaan
proses penilaian dan persetujuan dokumen lingkungan sesuai ketentuan yang
berlaku, serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi penerapan pelaksanaan
dokumen lingkungan yang telah diterbitkan persetujuannya. Pembuatan kebijakan
SIM Lingkungan merupakan salah satu bentuk pelayanan publik. Pelayanan
diterapkan agar masyarakat dapat berinteraksi langsung dengan pemerintah.
Pembuatan kebijakan SIM Lingkungan adalah salah satu bentuk penerapan eGovernment. Tipe e-Government yang lebih tepat yaitu government to citizen
(kerjasama antar instansi dengan masyarakat).
E-government adalah sarana atau alat untuk menuju kepada pembentukan
mekanisme pemerintahan yang bersih dan transparan. Mekanisme tersebut harus
dipenuhi dalam menentukan kesiapan suatu daerah. Daerah dalam menerapkan eGovernment paling tidak harus memiliki berbagai prasyarat. Prasyarat tersebut
dilihat dari infrastruktur telekomunikasi, tingkat konektivitas dan penggunaan

5

teknologi informasi, kesiapan sumber daya manusia, ketersediaan dana dan
anggaran, perangkat hukum, dan perubahan paradigmanya.
Pembuatan kebijakan SIM Lingkungan di BPLH Kabupaten Bandung,
masih mengalami berbagai kendala. Permasalahan yang sering muncul dalam
pengembangan sistem informasi, tidak selalu diiringi dengan kesiapan aparatur
pemerintah. SIM Lingkungan diharapkan mampu menghasilkan kualitas
pelayanan yang efektif dan efisien, dalam menghasilkan informasi mengenai
lingkungan di BPLH Kabupaten Bandung.
Perkembangan teknologi informasi sangat penting di pemerintahan, dalam
pengambilan suatu keputusan dan proses pengembangan sumber daya aparatur.
Aparatur akan lebih efektif menjalankan tugasnya, apabila mendapatkan keahlian
di bidang teknologi informasi tersebut. Penggunaan teknologi pada lingkungan
pemerintahan bertujuan untuk mewujudkan praktik pemerintahan yang lebih
efektif dan efisien, sehingga akuntabilitas pemerintah meningkat.
Informasi merupakan sumber daya yang penting dalam proses manajemen.
Informasi dalam sebuah organisasi pemerintahan dilakukan melalui suatu
interaksi. Interaksi dilakukan antar pegawai di lingkungan pemerintahan. Interaksi
dilakukan untuk mendapatkan suatu kebijakan. Kebijakan yang terkait dengan
kajian aparatur BPLH adalah pembuatan kebijakan SIM Lingkungan.
Berdasarkan kendala di atas, untuk mengatasi masalah-masalah yang
berhubungan dengan sumber daya aparatur suatu instansi atau lembaga diperlukan
penempatan pegawai yang professional dibidangnya, yang sesuai dengan

6

keahliannya. Pegawai yang professional di bidang inilah yang menempatkan
pegawai sesuai dengan prosedur.
Prosedur akan terbentuk sesuai dengan iklim atau suasana kerja yang
harmonis. Pegawai yang bekerja sesuai dengan tugas yang dilimpahkan
kepadanya, merasa nyaman dan cocok dengan pekerjaan yang telah diberikan
kepadanya. Prosedur standar dan sistem pengawasan belum efektif, karena
aparatur belum bisa mengatur pegawainya. Aparatur dituntut untuk mengarahkan
pegawai yang professional di bidangnya.
Pengoptimalisasian kinerja aparatur melalui SIM Lingkungan bertujuan
untuk membangun suatu mekanisme yang efektif agar komunikasi antara aparatur
dengan masyarakat dapat terjalin baik. Berdasarkan latar belakang di atas, maka
peneliti mengambil judul skripsi ini “Analisis Pembuatan Kebijakan Sistem
Informasi Manajemen Lingkungan (SIM Lingkungan) dalam Meningkatkan
Pengelolaan Lingkungan Hidup di Badan Pengendalian Lingkungan Hidup
(BPLH) dan Badan Perpustakaan, Arsip Dan Pengembangan Sistem
Informasi (Bapapsi) Kabupaten Bandung”.

1.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, untuk mempermudah arah dan proses

pembahasan, maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana

proses

pengkajian

kebijakan

SIM

Lingkungan

dalam

meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup di BPLH dan Bapapsi
Kabupaten Bandung?

7

2. Bagaimana

proses

pembuatan

kebijakan

SIM

Lingkungan

dalam

meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup di BPLH dan Bapapsi
Kabupaten Bandung?
3. Bagaimana

proses

komunikasi

kebijakan

SIM

Lingkungan

dalam

meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup di BPLH dan Bapapsi
Kabupaten Bandung?

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisis

pembuatan kebijakan SIM Lingkungan dalam meningkatkan pengelolaan
lingkungan hidup di BPLH dan Bapapsi Kabupaten Bandung. Sedangkan tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis proses pengkajian kebijakan SIM
Lingkungan dalam meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup di BPLH dan
Bapapsi Kabupaten Bandung.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis proses pembuatan kebijakan SIM
Lingkungan dalam meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup di BPLH dan
Bapapsi Kabupaten Bandung.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis proses komunikasi kebijakan SIM
Lingkungan dalam meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup di BPLH dan
Bapapsi Kabupaten Bandung.

8

1.4

Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan yang bersifat teoritis

dan praktis sebagai berikut:
1. Bagi diri sendiri, yaitu dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan serta dapat memberikan manfaat tentang makna dari
Analisis pembuatan kebijakan SIM Lingkungan dalam meningkatkan
pengelolaan lingkungan hidup di BPLH dan Bapapsi Kabupaten Bandung.
2. Bagi keilmuan yang berkaitan dengan penelitian. Penelitian yang dilaksanakan
dapat berguna bagi Ilmu Pemerintahan. Bidang ilmu yang dipelajari adalah
Teori dan Analisa Kebijakan Pemerintahan serta Sistem Informasi Manajemen
Daerah. Penelitian ini, diharapkan akan memberikan sumbangan ilmu serta
dapat dijadikan bahan tinjauan awal untuk melakukan penelitian serupa di
masa yang akan datang, yaitu dengan mengetahui gejala-gejala baik hambatan,
tantangan, dan gangguan dalam proses pelaksanaan penelitian.
3. Bagi kegunaan praktis, yaitu melalui perumusan tentang Analisis pembuatan
kebijakan SIM Lingkungan diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi perkembangan BPLH. Sumbangan pemikiran ini khususnya
dalam menggunakan, mengatur, dan mengendalikan SIM Lingkungan dalam
meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup di BPLH dan Bapapsi
Kabupaten Bandung.

9

1.5

Kerangka Pemikiran
Menurut Dale Yoder seperti yang dikutip oleh A.A. Anwar Prabu

Mangkunegara mendefinisikan analisis sebagai “prosedur melalui fakta-fakta
yang berhubungan dengan setiap pengamatan yang diperoleh dan dicatat secara
sistematis” (dalam Mangkunegara, 2001:13). Berdasarkan pengertian tersebut
maka analisis merupakan suatu pemahaman dari suatu hal yang diperoleh melalui
penyelidikan sehingga dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya.
Negara memerlukan adanya suatu kebijakan, begitu pun dengan
pemerintah. Kebijakan ditujukan untuk mengarahkan tindakan-tindakan agar
tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Edi Suharto dalam bukunya yang berjudul
Analisis Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial
berpendapat bahwa “kebijakan adalah suatu ketetapan yang memuat prinsipprinsip untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secara terencana dan
konsisten dalam mencapai tujuan tertentu”. (Suharto, 2008:7).
Kebijakan mengandung suatu unsur tindakan untuk mencapai tujuan.
Tujuan tersebut ingin dicapai oleh seseorang, kelompok ataupun pemerintah.
Kebijakan tentu mempunyai hambatan-hambatan tetapi harus mencari peluangpeluang untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Charles O. Jones
mengemukakan pengertian kebijakan dalam bukunya yang berjudul Pengantar
Kebijakan Publik (Public Policy), ”Kebijakan adalah sebagai seperangkat ciri-ciri
yang dikhususkan dan diidentifikasi melaui riset”. (Jones, 1994:47).
Berdasarkan pengertian di atas, suatu kebijakan berisi suatu program untuk
mencapai tujuan, nilai-nilai yang dilakukan melalui tindakan-tindakan yang

10

terarah. Kebijakan mengisyaratkan adanya pilihan-pilihan kolektif yang saling
bergantung satu sama lain, termasuk di dalamnya keputusan-keputusan untuk
melakukan tindakan.
Dunn mengemukakan pengertian analisis kebijakan dalam bukunya yang
berjudul Analisis Kebijakan Publik. Menurutnya analisis kebijakan adalah ”suatu
aktivitas intelektual yang dilakukan dalam proses politik”. (Dunn, 2003:43).
Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan oleh pendapat para ahli di atas,
maka analisis kebijakan merupakan aktivitas menciptakan pengetahuan tentang
dan dalam proses pembuatan kebijakan. Dunn dalam bukunya Pengantar Analisis
Kebijakan Publik mengatakan keberhasilan analisis pembuatan kebijakan dapat
dikembangkan melalui tiga proses, yaitu:
1) Proses pengkajian kebijakan, menyajikan metodologi untuk analisis
kebijakan. Metodologi di sini adalah sistem standar, aturan, dan
prosedur untuk menciptakan, menilai secara kritis, dan
mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan.
2) Proses pembuatan kebijakan adalah serangkaian tahap yang saling
bergantung yang diatur menurut urutan waktu: penyusunan agenda,
formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan
penilaian kebijakan.
3) Proses komunikasi kebijakan, merupakan upaya untuk meningkatkan
proses pembuatan kebijakan berikut hasilnya. Dalam hal ini sebagai
penciptaan dan penilaian kritis, pengetahuan yang relevan dengan
kebijakan.
(Dunn, 2003:1).
Analisis kebijakan merupakan suatu proses kognitif, sementara pembuatan
kebijakan bersifat politis. Keberadaan analisis kebijakan disebabkan banyaknya
kebijakan yang tidak memuaskan. Kebijakan dianggap tidak memecahkan
masalah, bahkan menciptakan masalah baru. Analisis kebijakan, diperlukan untuk
mengetahui kebijakan apa yang cocok dalam proses pembuatan kebijakan.

11

Kebijakan tersebut dibuat sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi. Analisis
dapat dikembangkan di awal pembuatan suatu kebijakan ataupun di akhir
penerapan kebijakan.
Teori SIM Lingkungan perlu dilengkapi. Oleh karena itu, akan diuraikan
mengenai pengertian sistem, informasi, dan Manajemen. M. Khoirul Anwar dalam
buku SIMDA: Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Bagi Pemerintahan Di Era
Otonomi Daerah menjelaskan pengertian sistem, yaitu ”seperangkat komponen
yang saling berhubungan dan saling bekerja sama untuk mencapai beberapa
tujuan” (Anwar, 2004:4). definisi informasi yang dikemukakan oleh Wahyono,
yaitu:
“Informasi adalah hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih
berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadiankejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan
suatu keputusan”. (Wahyono, 2004:3)
Informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang
lebih berguna bagi yang menerimanya, dan suatu informasi mengambarkan
kejadian-kejadian nyata yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk
pengambilan suatu keputusan. Berdasarkan penjelasan definisi-definsi di atas,
sistem informasi merupakan data yang diproses yang terdiri dari unsur-unsur
seperti masukan, pengolahan serta keluaran yang tersusun secara sistematis.
Sistem informasi merupakan salah satu bentuk pengambilan keputusan. karena
sistem informasi, bertujuan untuk menyajikan suatu informasi, yang pada
akhirnya informasi tersebut berguna dalam pengambilan suatu keputusan.
Pengertian manajemen menurut Hasibuan, Malayu S.P, dalam bukunya
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ”ilmu dan seni mengatur proses

12

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan tertentu”. (Hasibuan, 2006:255). Berdasarkan
pengertian di atas manajemen terdiri dari adanya sumber daya yang merupakan
keberhasilan proses dan merupakan hal yang mempengaruhi keberhasilan suatu
pelaksanan kebijakan. Pelaksanaan kebijakan dalam hal ini mengenai kebijakan
pembuatan SIM Lingkungan.
Sistem informasi manajemen merupakan sistem yang dibuat oleh manusia.
Sistem informasi manajemen, di dalamnya terdapat kumpulan berbagai komponen
yang berbasis komputer. Komponen tersebut digunakan untuk mempermudah
dalam pengolahan data dan untuk menghasilkan informasi bagi pemakai. SIM
Lingkungan merupakan bagian dari hasil pengolahan data. SIM Lingkungan
memberikan dampak baik bagi kondisi lingkungan. Sistem informasi tersebut
efektif sebagai penyampaian informasi kepada masyarakat.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka definisi operasional dalam
penelitian ini adalah:
1. Kebijakan adalah suatu program yang akan diterapkan oleh BPLH ke dalam
SIM

Lingkungan. SIM

Lingkungan diterapkan untuk meningkatkan

pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang lingkungan hidup, dengan
melibatkan secara langsung peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan berwawasan lingkungan.
2. Analisis pembuatan kebijakan adalah suatu proses yang dinamis. Proses
tersebut

berpengaruh

terhadap

masyarakat,

dalam

memberikan

atau

menghasilkan informasi. Informasi tersebut dapat dijadikan landasan dalam

13

pembuatan kebijakan dari sebuah hasil kerja berbasis teknologi informasi di
BPLH.
3. Proses pengkajian kebijakan, meliputi:
a. Metodologi adalah proses dalam menciptakan, menilai secara kritis, dan
mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan pembuatan
kebijakan SIM Lingkungan di BPLH.
b. Informasi adalah dasar pengetahuan dalam pembuatan kebijakan SIM
Lingkungan di BPLH.
c. Prosedur adalah proses yang menggambarkan keterkaitan antara metodemetode dan teknik-teknik analisis kebijakan dalam merencanakan sistem
informasi yang akan diterapkan BPLH Kabupaten Bandung.
4. Proses pembuatan kebijakan adalah proses politik yang berlangsung dalam
menentukan langkah-langkah pembuatan kebijakan SIM Lingkungan di BPLH
Kabupaten Bandung.
a. Perumusan Masalah adalah proses yang membantu menemukan asumsiasumsi tersembunyi, mendiagnosis penyebab-penyebabnya, memadukan
pandangan-pandangan yang bertentangan, dalam pembuatan kebijakan
SIM Lingkungan.
b. Peramalan adalah proses yang dapat menguji masa depan yang potensial,
dan secara normatif bernilai, mengenali kendala-kendala yang mungkin
akan terjadi dalam pencapaian tujuan dari pembuatan kebijakan SIM
Lingkungan tersebut.

14

c. Rekomendasi adalah pengetahuan yang relevan dalam pembuatan
kebijakan SIM Lingkungan dan menentukan pertanggungjawaban
administratif bagi implementasi kebijakan.
d. Pemantauan adalah proses membantu menilai tingkat kepatuhan,
menemukan akibat-akibat yang tidak diinginkan dari kebijakan dan
program, mengidentifikasi hambatan dan rintangan implementasi pada
setiap tahap kebijakan dari pembuatan kebijakan SIM Lingkungan yang
akan diterapkan.
e. Evaluasi adalah proses penilaian. Dimana hal-hal apa yang kurang dari
pembuatan kebijakan SIM Lingkungan akan dibahas dalam tahap ini.
5. Proses komunikasi kebijakan adalah proses menentukan data-data masukan,
yang akan digunakan untuk mengoperasikan SIM Lingkungan dan
diprioritaskan pada lingkungan hidup masyarakat.
a. Dokumen adalah dokumen yang berisi pengetahuan dan keterampilan
dalam mensitesakan, memaparkan, dan meringkas informasi ke dalam
SIM Lingkungan.
b. Presentasi adalah pemaparan kebijakan dalam bentuk lampiran bukan
secara lisan. Presentasi merupakan proses akhir keberhasilan birokrat
pelaksana dalam pembuatan kebijakan SIM Lingkungan.
c. Penggunaan pengetahuan adalah untuk memperbaiki kebijakan dengan
cara menciptakan, secara kritis menilai, dan mengkomunikasikan
pengetahuan yang relevan dengan pembuatan kebijakan SIM Lingkungan.

15

6.

Sistem Informasi Manajemen adalah suatu inovasi yang akan diterapkan di
BPLH Kabupaten Bandung. Sistem informasi tersebut dinamakan SIM
Lingkungan yang bertujuan untuk memberikan data kondisi lingkungan
kepada masyarakat yang sedang menjadi sorotan berbagai pihak. Kondisi
tersebut mengenai pencemaran limbah industri Bahan berbahaya dan beracun
(B3), limbah domestik, sampah, lahan kritis di Kabupaten Bandung.
Secara singkat, kerangka pemikiran di atas dapat dilihat secara jelas dalam

model kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 1.1
Model Kerangka Pemikiran
Analisis Pembuatan Kebijakan
Sistem Informasi Manajemen Lingkungan (SIM Lingkungan)

Proses
Pengkajian
Kebijakan
1. Metodologi
2. Informasi
3. Prosedur

Proses Pembuatan
Kebijakan
1.
2.
3.
4.
5.

Perumusan Masalah
Peramalan
Rekomendasi
Pemantauan
Evaluasi

Proses
Komunikasi
Kebijakan
1. Dokumen
2. Presentasi
3. Penggunaan
Pengetahuan

Meningkatnya
Pengelolaan Lingkungan Hidup
di Kabupaten Bandung

1.6

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode

penelitian deskriptif menurut Soehartono dalam bukunya Metode Penelitian

16

Sosial (Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial Lainnya) dapat
diartikan sebagai berikut:
“Metode penelitian deskriptif adalah metode untuk memberikan gambaran
tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau
gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih”
(Soehartono, 2002:35).
Peneliti memilih metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif
dikarenakan untuk menggambarkan atau menjelaskan suatu hal yang kemudian
diklasifikasikan sehingga dapat diambil satu kesimpulan. Kesimpulan tersebut
dapat lebih mempermudah dalam melakukan penelitian dan pengamatan. Adapun
pengertian metode kualitatif menurut Sugiyono dalam bukunya Memahami
Penelitian Kualitatif mendefinisikan pengertian kualitatif, sebagai berikut:
“Metode Kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi” (Sugiyono, 2005:1).
Berdasarkan penjelasan di atas, pendekatan kualitatif merupakan
pendekatan yang memberikan gambaran dan uraian yang jelas, sistematis, faktual
dan akurat dalam sebuah penelitian. Peneliti merupakan instrumen kunci dalam
sebuah penelitian yang mengutamakan kualitas data. Data yang disajikan dalam
bentuk kata atau kalimat (tidak menggunakan analisis statistika).

1.6.1

Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian

ini disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian, yaitu:

17

1. Studi Pustaka (Library Research)
Penelitian yang dilakukan dengan cara menelaah dan membandingkan
sumber kepustakaan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis. Studi
pustaka dilakukan untuk memperoleh informasi tentang teknik-teknik
penelitian yang diharapkan, sehingga pekerjaan peneliti tidak merupakan
duplikasi. Adapun sumber yang dimaksud adalah seperti yang tertulis dalam
daftar pustaka dan sumber-sumber lain yang relevan.
2. Studi Lapangan (Field Research)
Peninjauan yang dilakukan langsung pada BPLH dan Bapapsi
Kabupaten Bandung yang menjadi objek penelitian dengan tujuan yaitu,
mencari bahan-bahan sebenarnya, bahan-bahan yang lebih banyak, lebih tepat,
lebih up to date, disamping itu peneliti juga melakukan suatu penelitian
dengan cara sebagai berikut:
a. Observasi (Observation)
Observasi adalah cara menghimpun data yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang dijadikan objek penelitian (Muhammad,
2003:35). Peneliti melakukan penelitian di Kabupaten Bandung tepatnya
di BPLH dan Bapapsi. Lokasi penelitian tersebut berhubungan dengan
pembuatan kebijakan SIM Lingkungan.
b. Wawancara (Interview)
Yaitu teknik penelitian yang paling sosiologis dari semua teknik-teknik
penelitian sosial. Wawancara berasal dari interaksi verbal antara peneliti

18

dan responden. Peneliti melakukan wawancara dengan narasumber, yaitu
pihak-pihak yang terlibat dalam analisis pembuatan kebijakan SIM
Lingkungan dalam meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup di BPLH
dan Bapapsi Kabupaten Bandung.
Metode wawancara dilakukan agar peneliti dapat memperoleh
keterangan yang sedalam-dalamnya tentang suatu masalah yang diteliti.
Wawancara akan lebih dipercaya kebenarannya, karena salah tafsiran
dapat diperbaiki sewaktu wawancara dilakukan. Metode wawancara
membuat peneliti dapat memperoleh bahan-bahan, dimana peneliti dapat
memperoleh gambaran yang lebih obyektif tentang masalah yang
diselidikinya.

1.6.2

Teknik Penentuan Informan
Teknik penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Sampling Purposive (pengambilan informan berdasarkan tujuan). Teknik ini
adalah siapa yang akan diambil sebagai anggota informan diserahkan pada
pertimbangan pengumpul data yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.
Menurut James A. Black teknik sampling purposive adalah :
“Teknik Sampling Purposive adalah salah satu cara yang diambil peneliti
untuk memastikan, bahwa unsur tertentu dimasukan ke dalam sampel.
Tingginya tingkat selektivitas yang ada pada teknik ini akan menjamin
semua tingkatan yang relevan direpresentasikan dalam rancangan
penelitian tertentu”. (Black, 2001: 264).
Sampel Purposive sering disebut sampel judgmental karena peneliti
menguji pertimbangan-pertimbangan untuk memasukan unsur yang dianggap

19

khusus dari suatu populasi tempat mencari informasi. Informan dalam penelitian
ini terdiri dari informan yang berkaitan dengan analisis pembuatan kebijakan SIM
Lingkungan di BPLH dan Bapapsi Kabupaten Bandung.
Informan

yang

berhasil

diwawancarai

berkaitan

dengan

analisis

pembuatan kebijakan SIM Lingkungan di BPLH dan Bapapsi Kabupaten
Bandung yaitu :
1.

Kepala Sub Bagian Penyusunan Program BPLH Kabupaten Bandung, Odang,
ST.

Beliau

mengevaluasi