Risma, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL
SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2. Jumlah Siswa Sampel Penelitian No
Kelas Perempuan
Laki -laki Jumlah
1 Konvensional kontrol
13 15
28 2
TGT eksperimen 17
11 28
Jumlah 30
26 56
Pada kelas eksperimen pembagian kelompok siswa dilakukan berdasarkan pada beberapa hal seperti level keterampilan, pengalaman, etnik, jenis kelamin,
dan keterampilan berkomunikasi. Pembagian ini juga berdasarkan pada asumsi bahwa siswa adalah unik dengan segala kebiasaan, kemampuan, minat, dan
bakatnya yang sangat berbeda satu dengan yang lainnya. Kelompok diseting sedemikian rupa sehingga kerja dalam kelompok bisa terbangun secara kondusif.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode penelitian eksperimen dengan menggunakan pendekatan
factorial design 2x2
, dengan memberikan perlakuan kepada dua kelompok sampel. Kedua kelompok sampel diberi
perlakuan yakni satu dengan model pembelajaran pendidikan jasmani model
cooperative learning
tipe
Team Game Tournament
TGT dan kelompok kontrol diberi perlakuan pendidikan jasmani konvensional. Terdapat dua variabel dalam
penelitian ini, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah model pembelajaran pendidikan jasmani sedangkan variabel terikatnya adalah
social skill
keterampilan sosial. Berikut adalah gambar desain eksperimen factorial 2x2 menurut Fraenkel 2012: 277 :
L Treatment R L Control R
O
1
X Y
1
O
2
O
3
Y
1
O
4
P Treatment R P Control R
O
5
X Y
2
O
6
O
7
Y
2
O
8
Gambar 3.1.
Experimental Factorial Design 2x2
Fraenkel, 2012:277
Untuk lebih jelasnya, desain penelitian tersaji dalam tabel 3.3 berikut ini :
Risma, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL
SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3. Rancangan Analisis Faktorial 2x2
Jenis Kelamin Model Pembelajaran
Koperatif A
1
Konvensional A
2
Laki-laki B
1
A
1
B
1
A
2
B
1
Perempuan B
2
A
1
B
2
A
2
B
2
Keterangan : A1
= Model Koperatif A2
= Model Konvensional B1
= Kelompok Laki-laki B2
= Kelompok Perempuan A
1
B
1
= Model Koperatif kelompok Laki-Laki A
2
B
1
= Model Konvensional kelompok Laki-Laki A
1
B
2
= Model Koperatif kelompok Perempuan A
2
B
2
= Model Konvensional kelompok Perempuan
C. Langkah Penelitian
Penelitian ini terbagi menjadi tiga langkah penelitian yakni :
1.
Pretest
Pretes digunakan untuk mengetahui keadaan awal keterampilan sosial siswa. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
Social Skills Rating System
SSRS yang dikembangkan oleh Frank M. Gresham and Stephen N. Elliott 1990 yang sudah dialih bahasakan ke dalam bahasa Indonesia dan diadaptasi
sesuai dengan penelitian.
Social Skills Rating System
SSRS original terdiri dari 3 isian angket yakni untuk siswa, guru dan untuk orang tua. Pada penelitian ini
isian yang digunakan adalah angket isian untuk siswa.
2.
Treatment
Pada kelompok eksperimen, pembelajaran pendidikan jasmani diberikan dengan menggunakan
cooperative lea rning
tipe TGT dan pada kelompok kontrol, pembelajaran pendidikan jasmani diberikan dengan menggunakan model
konvensional. Materi pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar KIKD yang ada dan
disesuaikan dengan silabus pembelajaran yang ada di sekolah. Namun karena keterbatasan peneliti, maka dalam penelitian ini digunakan Kompetensi Dasar
“Memahami pengetahuan modifikasi teknik dasar permainan bola besar”. Dari silabus sekolah diketahui bahwa untuk kompetensi dasar ini terdiri dari 8 kali
pertemuan dengan alokasi waktu 16 x 40 menit. Berdasarkan pada silabus
Risma, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL
SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
sekolah, pembelajaran bola besar terbagi menjadi 2 permainan yakni 4 pertemuan untuk permainan bola basket dan 4 pertemuan untuk permainan sepak bola mini
atau futsal. Dalam kelompok eksperimen, siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok
kecil beranggotakan 6-7. Pada pembentukan kelompok siswa melakukan tes keterampilan dan hasil dari tes tersebut akan digunakan untuk menentukan
kelompok siswa. Berikut adalah tahapan pembentukan kelompok : Siswa berdasarkan urutan pada absen kelas melakukan
dribbling
di tempat sebanyak mungkin selama 1 menit. Hitungan berhenti jika bola lepas,
ditangkap atau menggelinding ketika siswa melakukan tes tersebut. Jumlah dribbling yang berhasil dilakukan oleh siswa dicatat, kemudian
dirangking. Berdasarkan pada hasil dari tes yang telah dilakukan, siswa dikelompokkan ke
dalam kelompok yang berjumlah 7 orang setiap kelompoknya. Cara pembagian kelompoknya bisa dilakukan cara merangking hasil tes. Empat
siswa teratas menjadi ketua tiap kelompoknya. Siswa dengan rangking 5-8 dibagi ke dalam tiap kelompok dengan ketentuan :
Siswa urutan ke 8 masuk ke kelompok 1 Siswa urutan ke 7 masuk ke kelompok 2
Dan selanjutnya. Berdasarkan pada hasil tes tersebut, maka kelompok belajar pada kelas
eksperimen adalah sebagai berikut : Tabel 3.4. Kelompok Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Kelompok 1 Kelompok 2
Kelompok 3 Kelompok 4
Alicia Zahra M M Reyhan
Ariaduta S Khansa Satria
Bintan Nur R Enrico Zavier R
Tariza Rizki S Salsabila W B
Praditya B Shaynandra A
Shifa Silvia Nur Rohaeni
Satrya Putra Romulus Tirta H
Julian Noviandri Ainun Nurrahmi
Cielo Zahra Q Hastri Cantya
Andi M Fabian Rizqi
Aisyah Syahrani Dhiya Aldien
Fatimah Azzahra Delia Damayanti
Laila Hasanathine Hajar Hanfa
Khansa Haya Adinda Leoni O
Risma, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL
SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Pembentukan kelompok dalam kelas eksperimen dilakukan hanya satu kali, hal ini dikarenakan proses pembentukan kelompok membutuhkan waktu
yang cukup lama sehingga akan mengganggu waktu pembelajaran pendidikan jasmani di kelas. Selain itu, hal ini dimaksudkan agar proses interaksi dan
keterikatan siswa dengan anggota kelompoknya semakin baik karena intensitas pertemuan dan komunikasi mereka.
Eksperimen penelitian dilakukan setiap hari Kamis pukul 10.20 WIB sampai dengan 11.40 WIB mulai tanggal 12 Sepetember 2013 sampai dengan 31
Oktober 2013. Sedangkan pada kelompok kontrol pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan pada pukul 13.00 WIB sampai dengan 14.20 WIB. Perlakuan
yang diberikan kepada kelompok eksperimen tertuang dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Materi pembelajaran untuk kelas eksperimen
dan kelas kontrol secara garis besar terdapat pada tabel 3.4. Untuk lebih jelasnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat
pada lampiran. Tabel 3.5. Materi Pembelajaran Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Pertemuan Materi
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1 Basket
Kamis, 12-09-13 Pukul 10.20-11.40
Kamis, 12-09-13 Pukul 13.00- 14.20
2 Basket
Kamis, 19-09-13 Pukul 10.20-11.40
Kamis, 19-09-13 Pukul 13.00- 14.20
3 Basket
Kamis, 26-09-13 Pukul 10.20-11.40
Kamis, 26-09-13 Pukul 13.00- 14.20
4 Basket
Kamis, 3-10-13 Pukul 10.20-11.40
Kamis, 3-10-13 Pukul 13.00- 14.20
5 Sepak Bola
Kamis, 10-10-13 Pukul 10.20-11.40
Kamis, 10-10-13 Pukul 13.00- 14.20
6 Sepak Bola
Kamis, 17-10-13 Pukul 10.20-11.40
Kamis, 17-10-13 Pukul 13.00- 14.20
7 Sepak Bola
Kamis, 24-10-13 Pukul 10.20-11.40
Kamis, 24-10-13 Pukul 13.00- 14.20
8 Sepak Bola
Kamis, 30-10-13 Pukul 10.20-11.40
Kamis, 30-10-13 Pukul 13.00- 14.20
Dalam setiap pertemuan, RPP tertuang dalam skenario pembelajaran, baik itu untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Skenario pembelajaran terbagi
menjadi tiga kegiatan yakni, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutupan. Secara garis besar dalam kegiatan pendahuluan dan penutupan kelas
Risma, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL
SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
eksperimen dan kelas kontrol berisi kegiatan yang sama. Perbedaan kelas eksperimen dan kelas kontrol terletak pada kegiatan inti pembelajaran. Untuk
lebih jelasnya skenario pembelajaran dapat dilihat dalam tabel 3.5 berikut ini : Tabel 3.6. Skenario Pembelajaran Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
Kegiatan Model Koperatif
Model Konvensional Pendahuluan
Berbaris, berdoa, dipimpin oleh salah satu peserta didik
Peregangan dan pemanasan Siswa melakukan peregangan dan
pemanasan statis dan dinamis dengan games
Apersepsi dan penyampaian materi
Guru mempertanyakan
“Siapa permainan bolabasket idola kalian?”,
apa jenis keterampilan teknik dasar permainan
bolabasket?, dan
pertanyaan lainnya yang relevan. Guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran pada pertemuan 1, yaitu : keterampilan mengiring bola
Guru menjelaskan
dan memperagakan
kepada murid
bagaimana melakukan keterampilan menggiring bola di tempat, dengan
berjalan dan berlari. Alokasi Waktu : 15 menit
a. Berbaris, berdoa dan presensi Siswa
memasuki lapangan,
berbaris, berdoa dan presensi. b. Apersepsi dan penyampaian
materi Siswa memperhatikan guru pada
saat penyampaian materi c. Peregangan dan pemanasan
Siswa melakukan peregangan dan pemanasan dengan games galah
asin Alokasi waktu : 10 menit
Inti Pembentukan Kelompok
Siswa melakukan
tes untuk
mengetahui tingkat
keterampilan yang dimilikinya. Hasil dari tes ini
akan dijadikan sebagai patokan dalam proses pengelompokkan siswa. Untuk
mekanisme pembentukan kelompok dapat dilihat dalam lampiran.
Siswa dalam kelompoknya mencoba mempraktikkan
keterampilan menggiring
bola di
tempat, menggiring sambil berjalan dan
menggiring bola sambil berlari. Setelah para siswa merasa nyaman
dan bisa melakukan keterampilan menggiring
bola di
tempat, kemudian
dilanjutkan dengan
menggiring bola sambil berjalan dan sambil berlari.
Lintasan yang digunakan pada kesempatan pertama adalah lintasan
lurus, kemudian dilanjutkan dengan menggiring bola secara zigzag
a. Siswa melakukan teknik dasar ball handling bola basket :
Siswa melakukan teknik ball handling : drible statis, circle
dipinggang, circle dikaki dan bola diterima oleh teman dibelakangnya.
b. Siswa melakukan teknik dasar dribbling bola basket:
Siswa melakukan dribbling sampai ke teman satu barisan,
setelah itu bola dioperkan ke temannya dan setelah itu siswa
yang menerima bola melakukan dirbbling.
Setelah setiap siswa melakukan sebanyak 2 dribbling, kemudian
siswa berkompetisi untuk balapan dribble setiap barisan. Dan yang
barisan yang
terakhir selesai
mendapatkan hukuman. c. Siswa melakukan teknik dasar
Risma, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL
SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dengan menggunakan
teman kelompok
sebagai lintasan
zigzagnya. Selama pembelajaran, tugas siswa
untuk saling mengoreksi kesalahan temannya
Game dalam Kelompok Siswa berkompetisi dengan anggota
timnya untuk mencari 5 terbaik yang akan
diikutsertakan perlombaan
antar tim. Perlombaan yang dilakukan adalah
menggiring bola melalui lintasan yang telah ditentukan. Siswa dengan
waktu
tempuh paling
cepat mengdapatkan nilai paling baik.
Game antar Kelompok Perlombaan antar tim yang berbeda
pada rangking yang sama, 1 vs 1, 2 vs 2, dst.
Selama perlombaan, semua siswa yang tidak berlomba memperhatikan
dan memberikan dukungan pada anggota timnya yang bertanding.
Guru memberikan kesempatan kepada
tim berlatih
untuk perlombaan berikutnya
Siswa berlatih di dalam timnya masing-masing untuk meningkatkan
skornya Siswa mengembangkan teknik dan
saling mengoreksi satu sama lain untuk meningkatkan skor timnya
Game antar Kelompok Siswa rangking 1- 4 di dalam timnya
melakukan perlombaan antar tim. Selama perlombaan, semua siswa
yang tidak berlomba memperhatikan dan memberikan dukungan dan
semangat pada anggota timnya yang bertanding
Alokasi Waktu : 50 Menit dribbling zig-zag :
Siswa dibagi menjadi 4 baris jarak antar siswa yaitu 2 meter.
Siswa yang berada di akhir barisan pada setiap barisan memegan bola
dan melakukan dribble zig-zag melewati
siswa –siswa yang
sebarisannya. Setelah
semua siswa
melakukan dribble zig-zag, games dribble zig-zag sampai semua
melakukan. Dan tim yang kalah mendapatkan hukuman.
Alokasi waktu : 40 menit
Penutupan Pendinginan dan pelemasan
Siswa melakukan pendinginan dan pelemasan otot
Evaluasi materi pembelajaran Guru menyampaikan kemajuan
yang diperoleh siswa secara umum dan kesalahan-kesalahan yang masih
sering timbul saat melakukan praktik. a. Pendinginan dan pelemasan
Siswa melakukan pendinginan dan pelemasan otot
b. Evaluasi materi pembelajaran Siswa
mendengarkan dan
memperhatikanguru menyampaikan evaluasi pembelajaran
c. Berdoa Siswa
berdoa dan
selesai
Risma, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL
SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Siswa mendengarkan
dan memperhatikanguru menyampaikan
evaluasi pembelajaran Berdoa
Siswa berdoa
dan selesai
pembelajaran Alokasi Waktu : 15 menit
pembelajaran Alokasi Waktu : 10 menit
Anak-anak diberi waktu tambahan 10 menit untuk mempersiapkan diri
untuk pelajaran berikutnya
Dalam proses pelaksanaan penelitian, cek manipulasi dilakukan dengan cara observasi langsung oleh peneliti. Peneliti melakukan pengamatan langsung
terhadap proses interaksi, komunikasi, kerjasama para siswa yang terjadi selama proses pembelajaran mata pelajaran pendidikan jasmani. Proses observasi atau
pengamatan dilakukan dengan berdiskusi dengan guru penjas sekolah sehingga jika ada hal yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, peneliti bisa langsung
berdiskusi dan mencari solusi dengan guru penjas.
3.
Posttest
Dengan menggunakan angket yang sama dengan pelaksanaan tes awal, tes akhir dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 30 Oktober 2013 pada jam 10.20
WIB dan selesai kurang lebih pada jam 11.40 WIB sesuai dengan jam mata pelajaran pendidikan jasmani.
D. Definisi Operasional