3
City, karena di dalamnya akan memuat pertokoan, hotel, mall, apartemen, universitas, sekolahan, dan aktifitas-aktifitas lain yang bersifat futuristic,
memungkinkan orang dari lahir sampai meninggal tanpa menginjakkan kaki dibumi karena kebutuhan sehari-hari akan dapat terpenuhi dalam Sky City.
Sky City juga dapat menyelamatkan lahan hijau dan kawasan cagar budaya yang menjadi wajah Solo saat ini, menyelamatkan lahan hijau karena nantinya Sky
City akan ditempatkan di kawasan yang di prediksikan akan menjadi kota barunya Solo, di kota baru itu nanti sebelum terjadinya banyak masalah sosial maka akan
dibangun Sky City, dan itu untuk membantu mnghindarkan cagar-cagar budaya di kota Solo dari pergantian jaman karena semua aktifitas-aktifitas yang
berhubungan dengan modernisasi akan dialihkan ke Sky City yang ditempatkan di kota barunya Solo, sehingga pada masa yang akan datang orang-orang tetap bisa
menikmati sejarah kota Solo, meskipun zaman sudah sangat modern. Sky city di Surakarta akan dibangun dengan konsep Eco Culture, dengan konsep ini
dimaksudkan pada masa yang akan datang, dengan besarnya hiruk pikuk masyarakat modern, nilai-nilai budaya tetap berjalan lancar dan lahan hijau akan
terselamatkan. Penataan kawasan sekitar Sky City juga akan membantu Sky City itu sendiri
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada, karena kalau kawasan kota mandirinya Solo tersebut tidak ditata dari awal maka akan banyak
penyalahgunaan fungsi lahan dan jika itu terjadi Sky City bukan penyelamat lahan tapi menjadi perusak lahan karena akan banyak menyerap pendatang di sekitar itu.
1.3 Rumusan masalah
Bertolak dari permasalahan di atas, DP3A ini mengangkat rumusan permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimana menbuat pendekatan perencanaan Solo Sky City
b. Bagaimana membuat zonasi dan sistem sirkulasi
c. Bagaimana desain Solo Sky City dengan memperhatikan aspek hemat
energi, transportasi, dan sistem utilitas.
4
1.4 Tujuan
Membuat Sky City sebagai lahan buatan untuk tempat tinggal di masa mendatang.
1.5 Sasaran
Membuat Sky City dengan konsep Green Architecture
1.6 Manfaat
a. Untuk masyarakat, agar dapat bemanfaat dan sebagai jalan keluar dari
permasalahan-permasalahan sosial yang sudah ada. b.
Untuk mahasiswa dapat membuka wawasan bagaimana membangun bangunan yang dapat bermanfaat untuk masyarakat pengguna dan
masyarakat sekitar.
1.7 Lingkup Perancangan
a. Lingkup Wilayah
Untuk mewujudkan desain yang mampu bersinergi dengan keselamatan ekosistim lingkungan, pemilihan area perencanaan juga memegang peranan
penting. Adapun beberapa pertimbangan yang mendasari pemilihan site dalam merencanakan pembangunan Sky City di kota mandiri adalah:
1 Hubungannya terhadap area yang dilindungi di sekitarnya.
2 Hubungan antara area perencanaan dan sistim zonasi disekitarnya.
3 Hubungannya dengan potensi-potensi kawasan sekitarnya di luar site
4 Hubungannya dengan semua elemen dalam rencana induk area yang
dilindungi. Lokasi yang potensial harus benar-benar mempertimbangkan hubungan antara
lokasi dengan fungsi area yang dijadikan pembangunan. Site tersebut juga harus dapat memberikan jaminan bahwa adanya Sky City merupakan satu rangkaian dari
fungsi kawasan tersebut, baik skalanya maupun pemakainya.
b. Lingkup Materi
Proses pembahasan maupun perencanaan yang dilakukan dalam perencanaan Sky City di kawasan Solo Raya dibatasi pada disiplin ilmu Arsitektur, terutama
yang berkaitan dengan perencanaan arsitektur sebagai sarana Urban Development
5
serta terwujudnya konsep Arsitektur yang mampu bersinergi dengan keselamatan ekosistim lingkungan.
Adapun pembahasan mengenai penerapan teknologi pendukung bangunan di luar disiplin ilmu arsitektur yang dianggap mendasari dan ikut menentukan dalam
faktor perancangan akan dimasukkan dengan cara logika dan asumsi dalam koridor Concept Design.
c. Lingkup Kajian Pembahasan