Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta Dalam Membentuk Karakter Pemimpin.
B. Penegasan Istilah
1. Pendidikan
Menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus abadi dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk
manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar
intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia dalam A. Yunus, 1999:10.
Dalam al-Qur’an kata pendidikan dikenal dengan istilah tarbiyah. Kata ini berasal dari kata rabba-yurabbi yang berarti
memelihara, mengatur, mendidik, seperti yang terdapat dalam surat al- Isra’ 17:24. Kata tarbiyah berbeda dengan ta’lîm yang secara harfiyah
juga memiliki kesamaan makna yaitu mengajar. Akan tetapi, kata ta’lîm lebih kepada arti transfer of knowladge pemindahan ilmu dari
satu pihak kepada pihak lain. Sedangkan tarbiyah tidak hanya memindahkan ilmu dari satu
pihak kepada pihak lain, namun juga penanaman nilai-nilai luhur atau akhlâk al-karîmah, serta pembentukan karakter. Oleh karena itulah,
Allah swt menyebut dirinya dengan sebutan rabb yang berarti pemelihara dan pendidik Ahmad Tafsir, 2001: 30.
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai
tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah melakukanya dalam kerja dengan praktik seperti pemagangan pada
seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli
diharapkan sebagai
bagian dari
peranya memberikan
pengajaraninstruksi Nurkolis, 2003: 5. 3.
OSTI Organisasi Santri Ta’mirul Islam OSTI adalah organisasi pelajar yang diselenggarakan di Pondok
Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta. OSTI kepanjangan dari Organisasi Santri Ta’mirul Islam. Organisasi ini sebagaimana yang
terdapat pada sekolahan-sekolahan umum yang biasa disebut OSIS Organisasi Siswa Intra Sekolah.
Organisasi ini merupakan bentuk pendidikan santri di luar kelas. OSTI mengatur jalannya disiplin para santri di asrama sebagai tangan
kanan staff pengasuhan. Pada OSTI memiliki struktur organisasi yang lengkap berdasarkan program yang ada di asrama. Setiap bagian
memiliki wilayah kerja masing-masing dan setiap bagian memiliki pembantu devisi rayon Profil PPTI, 2003: 32.
4. Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta
Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta merupakan lembaga pendidikan yang resmi dan telah diakui oleh pemerintah Indonesia. Di
dalam memberlakukan bidang pendidikan, Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta meniti beratkan pada pembelajaran agama Islam.
Pondok Pesantren Ta’mirul Islam berdiri pada tanggal 14 Juni 1986 dengan pendirinya:
1. KH. Naharussurur Pimpinan Pondok
2. Hj. Muttaqiyah Almh
3. KH. Muhammad Halim, SH. Direktur Utama KMI
4. Muhammmad Wazir Tamami, SH. Direktur SDM
Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta beralamatkan di Jl. KH. Samanhudi No. 3 Tegalsari Bumi Laweyan Surakarta Jawa Tengah
Buku Panduan PPTI 2006: 3. 5.
Karakter Pemimpin Kamus Besar Bahasa Indonesia 1996:411 menyebutkan,
karakter adalah sifat, kejiwaan, akhlak, budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.
Muchlas Samani dan Hariyanto 2011:42 karakter dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk
hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu
yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusannya. Karakter dapat dianggap sebagai
nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan
yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma,
budaya, adat istiadat, dan estetika. Karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun
dalam bertindak. Makna karakter menurut Covey 1990:22, karakter adalah
gabungan dari
kebiasaan-kebiasaan. Sebagaimana
pepatah mengatakan, “taburlah gagasan, tuailah perbuatan, taburlah perbuatan,
tuailah kebiasaan, taburlah kebiasaan, tuailah karakter, taburlah karakter tuailah nasib”. Pepatah ini menunjukkan bahwa untuk
membangun karakter diperlukan waktu yang lama dengan pelatihan- pelatihan yang sistematis dan berkelanjutan. Dengan demikian jelaslah
bahwa untuk membentuk karakter yang baik atau positif harus ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik secara terus menerus.
Menurut Moelioni 1988:11, karakter pemimpin merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan yang lain. Jadi karakter pemimpin adalah sifat-sifat pemimpin yang membedakan pemimpin satu dengan yang lain.
As Hornby 1984:23 menyatakan bahwa membicarakan karakter berarti menunjuk pada kualitas mental atau moral yang
membedakan seseorang, satu bangsa dan sebagainya dengan yang lain. Misalnya bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang memiliki
karakter yang kuat dalam hal disiplin tinggi dan ulet dalam bekerja.
Jadi dari pengertian-pengertian di atas menunjukkan bahwa karakter pemimpin merupakan kebiasaan-kebiasaan yang tertanam
kuat pada seseorang pemimpin kelompok masyarakat atau bangsa, menjadi jiwa dan sifat yang mencerminkan kualitas mental atau moral,
akhlak dan budi pekerti seseorang pemimpin kelompok masyarakat atau bangsa. Tingkat kualitas itu bisa rendah maupun tinggi atau kuat.
Oleh karena itu, pembinaan atau pendidikan karakter adalah sangat penting untuk membentuk karakter pemimpin yang kuat dan positif
supaya memiliki makna serta dapat menjamin kehidupan dan kemajuannya secara bermakna.
C. Rumusan Masalah