Perpustakaan Learning Society Bandung

(1)

PERPUSTAKAAN

LEARNING SOCIETY

BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah DI. 38309 Tugas Akhir Semester VIII tahun akademik 2013/2014

Oleh :

Mochamad Noor Hidayat 52010005

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

PERPUSTAKAAN

LEARNING SOCIETY

BANDUNG

MOCHAMAD NOOR HIDAYAT

52010005

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Akhir pada tanggal :

22 Agustus 2014

Menyetujui, Pembimbing

Cherry Dharmawan, M.Sn. NIP. 4127.32.04.002

Dekan Fakultas Ketua Program Studi Desain Desain Interior

Prof. Dr. Primadi Tabrani Cherry Dharmawan, M.Sn. NIP. 4127.32.06.036 NIP. 4127.32.04.002


(3)

PERSETUJUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertanda tangan di bawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, menyetujui :

“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas

Royalty Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan

penelitian”

Bandung, 22 Agustus 2014

Penulis, Pembimbing,

Mochamad Noor Hidayat Cherry Dharmawan, M.Sn.


(4)

DATA PRIBADI

Nama : Mochamad Noor Hidayat

Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Pandeglang, 11 November 1991 Kewarganegaraan : Indonesia

Status perkawinan : Belum Kawin Tinggi, berat badan : 175 cm, 60kg

Kesehatan : Baik

Agama : Islam

Alamat lengkap : Jl. Toyogiri selatan. No 17. Rt 05. Rw 03.

Kelurahan jatimulya. Kecamatan Tambun selatan. Kabupaten Bekasi

Telepon, HP : 082117085750


(5)

 1997 – 2004 : SDN Jatimulya 02 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi

 2004 – 2007 : SMP Noer Hidayah, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi

 2007 – 2010 : SMA Mandalahayu Kota Bekasi (Program IPS)

 2010 – 2014 : Universitas Komputer Indonesia (Program Studi Desain Interior)

SEMINAR

 Dialog Publik PT. Jasa Raharja

 Temu Karya Mahasiswa Desain Interior X  Temu Karya Mahasiswa Desain Interior XI

 Cepat dan Mudah Membuat Website Online dalam 30 Menit  Workshop Pembuatan Lampshade di Rempah Rumah Karya

KEMAMPUAN

 Kemampuan Teknik Komputer :

 Microsoft Word

 Microsoft Excel

 Microsoft Power Point

 AutoCAD


(6)

 Kemampuan Melukis  Kemampuan Mematung

Bandung, Agustus 2014 Hormat saya,


(7)

v LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TUGAS AKHIR SURAT KETERANGAN PENYERAHAN HAK EKSKLUSIF DATA RIWAYAT HIDUP

ABSTRAK i

ABSTRACK ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR BAGAN xiii

DAFTAR DIAGRAM xiv

DAFTAR PUSTAKA xv

DAFTAR LAMPIRAN xviii

Bab I 1

Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Ide Perancangan 2

1.3 Fokus Permasalahan 3

1.4 Permasalahan Perancangan 4


(8)

vi

Learning Society dan Futurisme 6

2.1 Pengertian Learning Society 6

2.2 Pengertian Perpustakaan 7

2.2.1 Jenis Koleksi Perpustakaan 11

2.2.2 Klasifikasi Buku 13

2.2.3 Katalog Perpustakaan 15

2.3 Tinjauan Umum Interior Perpustakaan 17

2.3.1 Layout Perpustakaan 18

2.3.2 Warna Perpustakaan 20

2.3.3 Fisika Bangunan Perpustakaan 20

2.3.4 Pencahayaan Perpustakaan 23

2.3.5 Akustika Pada Ruangan Perpustakaan 24 2.3.6 Studi Antropometri Perpustakaan 25

2.4 Futurisme 27

2.4.1 Konsep Karya Futurisme 28

2.4.2 Image Futurisme 28

2.5 Studi Banding 29

2.5.1 Perpustakaan Pusat Insitut Teknologi Bandung 30 2.5.2 Badan Perpustakaan dan Kearsipan


(9)

vii

3.1 Deskripsi Proyek 43

3.2 Struktur Organisasi Perpustakaan 43

3.3 Visi dan Misi Perpustakaan 44

3.4 Analisis Data dan Bangunan 45

3.5 Pengguna Bangunan 46

3.6 Aktivitas Perpustakaan 47

3.7 Aktivitas Pengguna Perpustakaan 48

3.8 Program Aktivitas dan Fasilitas 50

3.9 Alur Sirkulasi 56

3.10 Program Ruang 58

3.11 Zoning dan Blocking 62

3.12 Studi Image 72

Bab IV 73

Konsep Perancangan Perpustakaan Learning Society

Bandung 73

4.1 Tema Perancangan 73

4.2 Penggayaan Perancangan 75

4.3 Konsep Bentuk 75

4.4 Konsep Lay-out 77

4.5 Pola Lantai 77


(10)

viii

4.9 Konsep Warna 83

4.10 Teknis Penghawaan 86

4.11 Teknis Pencahayaan 86


(11)

ix Gambar 2.1 Layout Perpustakaan Dusseldorf 18

Gambar 2.2 Perpustakaan Besar di USA 18

Gambar 2.3 Perpustakaan di Gutersloh 19

Gambar 2.4 Perpustakaan di Vierheim 19

Gambar 2.5 Luas Untuk Meja Perseorangan 25

Gambar 2.6 Jarak Minimum Antar Meja 25

Gambar 2.7 Rak Katalog 25

Gambar 2.8 Meja Kerja Perseorangan Sistem Carrles 25

Gambar 2.9 Rak Buku Pelajar 26

Gambar 2.10 Rak Buku Dengan 4 Tingkat Untuk Anak-anak 26 Gambar 2.11 Ruang Gerak Minimum Didalam

Jangkauan Ruang Baca 26

Gambar 2.12 Rak Buku Dengan 5 Tingkat/Bagian 26

Gambar 2.13 Rak/Lemari Majalah 27

Gambar 2.14 Image Futuristic 28

Gambar 2.15 Image Futuristic 29

Gambar 2.16 Image Futuristic 29

Gambar 2.17 Suasana Ruang Baca Lantai 3 35

Gambar 2.18 Suasana Ruang Baca Lantai 4 35

Gambar 2.19 Area Informasi & Fotocopy 35 Gambar 2.20 Area Pusat Informasi Lantai 4 35 Gambar 2.21 Area Pusat Informasi Lantai 3 35


(12)

x

Gambar 2.24 Area Baca Kelompok Lantai 4 36

Gambar 2.25 Rak Buku di Lantai 2 36

Gambar 2.26 Rak Buku di Lantai 4 36

Gambar 2.27 Tempat Penitipan Barang 37

Gambar 2.28 Area Baca Kelompok Lantai 2 37

Gambar 2.29 Suasana Lobby Lantai 1 42

Gambar 2.30 Suasana Lobby Lantai 4 42

Gambar 2.31 Area Pendaftaran Anggota 42

Gambar 2.32 Ruang Baca Koleksi Anak 42

Gambar 2.33 Ruang Baca Koleksi Dewasa 42

Gambar 2.34 Ruang Baca Koleksi Remaja 42

Gambar 3.1 Peta Lokasi Perpustakaan

Learning Society Bandung 46

Gambar 3.2 Zoning Lantai Basement 62

Gambar 3.3 Zoning Lantai Dasar 63

Gambar 3.4 Zoning Lantai 2 64

Gambar 3.5 Zoning Lantai 3 65

Gambar 3.6 Zoning Lantai Mezanin 66

Gambar 3.7 Blocking Lantai Basement 67

Gambar 3.8 Blocking Lantai Dasar 68

Gambar 3.9 Blocking Lantai 2 69


(13)

xi Gambar 3.13 Library Culture House Futuristic Design 72

Gambar 4.1 Konsep Bentuk Ruang Statis 76

Gambar 4.2 Konsep Bentuk Ruang Dinamis 76

Gambar 4.3 Pola Lantai 78

Gambar 4.4 Pola Lantai 78

Gambar 4.5 Konsep Way Finding System Perpustakaan

Learning Society Bandung 79

Gambar 4.6 Marmer 80

Gambar 4.7 Epoxy 80

Gambar 4.8 Gypsum Board 81

Gambar 4.9 Stainless Hollow 81

Gambar 4.10 Stainless Plate 82

Gambar 4.11 Multiplex 82

Gambar 4.12 Kaca 83

Gambar 4.13 Skema Warna Putih 84

Gambar 4.14 Skema Warna Abu-abu 84

Gambar 4.15 Skema Warna Cokelat 85

Gambar 4.16 Skema Warna Merah Jingga 85


(14)

xii Table 2.1 Jenis Koleksi Buku Perpustakaan 34 Tabel 2.2 Jenis Koleksi Buku Perpustakaan 41 Table 3.1 Aktivitas Pengguna Perpustakaan 48

Table 3.2 Fasilitas Perpustakaan Anak 50

Table 3.3 Fasilitas Perpustakaan Dewasa dan Remaja 51

Table 3.4 Fasilitas Publik 54

Table 3.5 Fasilitas Pengelola Perpustakaan 55 Table 3.6 Program Kedekatan Antar Ruang Lantai Basement 59 Table 3.7 Program Kedekatan Antar Ruang Lantai Dasar 59 Table 3.8 Program Kedekatan Antar Ruang Lantai 2 60 Table 3.9 Program Kedekatan Antar Ruang Lantai 2 60 Table 3.10 Program Kedekatan Antar Ruang Lantai 3 61 Table 3.11 Program Kedekatan Antar Ruang Lantai Mezanin 61


(15)

xiii Bagan 2.1 Struktur Organisasi Perpustakaan 32 Bagan 2.2 Struktur Organisasi Perpustakaan 40 Bagan 3.1 Struktur Organisasi Perpustakaan


(16)

xiv Diagram 3.1 Alur Sirkulasi Pengguna Layanan

Perpustakaan Individual 56

Diagram 3.2 Alur Sirkulasi Pengguna Layanan

Perpustakaan Kelompok 57

Diagram 3.3 Alur Peminjaman Buku 57

Diagram 3.4 Alur Pengembalian Buku 58


(17)

xv  Basuki, Sulistyo. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

 Darmaprawira, Sulasmi. (2002). Warna Teori dan Kreativitas

Penggunanya. ITB. Bandung

 Darmono. (2001). Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah.

Grasindo. Jakarta.

 Gusti, Andira Maqdissa. (2012). Ramayasthana Ganesha Perpustakaan Insitut Teknologi Bandung Laporan Tugas Akhir Desain Interior/DI 4099. FSRD ITB. Bandung.

 Karlen, Mark dan Benya, James. (2004). Dasar-dasar Desain

Pencahayaan. Erlangga. Jakarta.

 Mediastika, Christina Eviutami. (2005). Akustika Bangunan. Penerbit Erlangga. Jakarta.

 Neufert, Ernst. (2002). Data Arsitek Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

 Nugroho, Imam. (2005). Perpustakaan Pusat ITB Laporan Pengantar

Tugas Akhir. FSRD ITB. Bandung.

 Rachmi, Cindy. (2010). Perpustakaan Kampus Riset ITB Bekasi

Laporan Perancangan AR 4099 Studio Perancangan Tugas Akhir. SAPPK ITB. Bandung.

 Sachari, Agus dan Sunarya, Yan Yan. (2011). Catatan Kuliah DS-413

Sejarah Seni Rupa & Desain Modern. Penerbit ITB. Bandung.


(18)

xvi  Suherman. (2009). Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah. MQS

Publishing. Bandung.

 Yusuf, Pawit M dan Suhendar, Yaya. (2005). Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Kencana Media Group. Jakarta.

Sumber Internet :

http://nanangsupraiatno-mgmppai.blogspot.com/2009/06/learning-society.html : (08 Januari 2014)

Sumber Gambar :

 bapusibda.jabarprov.go.id : (08 Mei 2014)

 http://www.suckerpunchdaily.com/wp-content/uploads/2012/10/010.jpg : (13 Mei 2014)

 http://www.dreamstime.com/stock-photography-scifi-interior-d-design-futuristic-illumination-image30394702 : (13 Mei 2014)

 http://www.cgarchitect.com/2013/02/futuristic-interior : (13 Mei 2014)  http://www.epoxy.com/chips.aspx : (21 Agustus 2014)

 http://jualbatu.blog.com/produk-kami/marmer/ : (21 Agustus 2014)  http://www.spantriplast.be/multiplex_NL-15622.html : (21 Agustus


(19)

xvii  http://www.suryalogam.com/ : (21 Agustus 2014)

 http://sifohomes.blogspot.com/2013/03/photoshop-tutorial-gadis-kaca.html : (21 Agustus 2014)


(20)

iii Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan kekuatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Pada kesempatan ini, penulis akan mengucapkan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberi izin juga kekuatan untuk penulis dapat menyelesaikan laporan ini.

2. Bpk. Saprudin dan Ibu. Siti Aisyah, yang telah memberikan dukungan do’a kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

3. Bpk. Cherry Dharmawan. Sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, kritik dan saran yang senantiasa membangun juga mendorong penulis menuju lebih baik.

4. Ibu. Tiara Isfiaty. Sebagai dosen koordinator Tugas Akhir/Skripsi. 5. Dosen dan staff yang ada di Fakultas Desain, terimakasih atas

kerjasamanya.

6. Teman-teman sesama peserta Tugas Akhir/Skripsi dan mahasiswa Desain Interior UNIKOM dari semua angkatan, serta pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu atas informasi, dukungan dan bantuannya.


(21)

iv masukan yang sangat berharga baik berupa saran maupun kritik yang membangun sangat diharapkan untuk penyusunan laporan yang akan datang.

Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Bandung, Agustus 2014


(22)

1

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan pendidikan akan seiring sejalan dengan dinamika masyarakatnya, karena ciri masyarakat selalu berkembang. Ada kelompok masyarakat yang berkembang sangat cepat, tetapi ada pula lambat. Hal ini karena pengaruh dari perkembangan teknologi, komunikasi dan telekomunikasi. Dalam kondisi seperti ini perubahan-perubahan di masyarakat terjadi pada semua aspek kehidupan. Efek perubahan di masyarakat akan berimbas pada setiap individu warga masyarakat, pengetahuan, kecakapan, sikap, kebiasaan bahkan pola-pola kehidupan.

(Sa’ud, 2013).

Perpustakaan sebagai salah satu sarana pendidikan. Secara umum perpustakaan melayani peminjaman dan pengembalian buku, sumber referensi dan pembelian buku. Dewasa ini perpustakaan menjadi berkembang dengan berbagai macam fasilitas pendukung perpustakaan yang beriringan dengan teknologi informasi dengan tujuan memudahkan masyarakat dalam mengakses kebutuhan akan buku bacaannya.

Interior perpustakaan adalah salah satu sarana terpenting dalam kegiatan yang dilakukan di dalam perpustakaan. Kegiatan perpustakaan diantaranya adalah membaca, untuk memfasilitasi kegiatan membaca


(23)

2 interior perpustakaan mempunyai standar desain khusus dalam mendesain ruang yang digunakan untuk membaca.

Learning Society adalah gerakan mengajak masyarakat untuk belajar dengan fungsi mendidik serta memberdayakan masyarakat dalam bidang pendidikan. Adanya aktivitas pendidikan non-formal yang dilakukan oleh masyarakat melalui interaksi keseharian antara masyarakat yang lainnya. Menggabungkan aktivitas formal dan non-formal dalam suatu kegiatan kelompok belajar untuk mendapatkan hasil positif dari kegiatan tersebut. Menghadirkan kegiatan konseling bagi setiap individu dan kelompok masyarakat untuk mendapatkan ilmu yang berguna bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat yang sejahtera. Memiliki citra perpustakaan dengan tujuan membedakan perpustakaan pada umumnya.

1.2 Ide Perancangan

Perpustakaan Learning Society menghadirkan perpustakaan yang beriringan dengan teknologi informasi. “Learning Society” jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris adalah “Masyarakat Belajar”. Selain membahas konsep ruangan, konsep yang selalu beriringan dengan ruang adalah warna. Warna yang diaplikasikan pada Perpustakaan Learning Society adalah warna-warna netral dengan tujuan membuat pengunjung fokus dalam membaca, warna-warna yang mengadopsi dari material yang dimiliki oleh bandung diantaranya adalah bambu dengan


(24)

3 tujuan mampu merefleksikan citra perpustakaan, dan warna-warna yang membuat seseorang menjadi semangat.

Untuk menggambarkan Learning Society ke bentuk visual ruangan dipadukan dengan konsep bentuk yang statis dan dinamis. Menggabungkan desain furniture yang digunakan untuk individual menjadi satu dalam ruangan dengan tujuan belajar secara berkelompok. Dengan elemen visual yang ada pada Perpustakaan Learning Society ini perpustakaan mempunyai citra visual.

1.3 Fokus Permasalahan

Berikut adalah fokus permasalahan perancangan perpustakaan learning society bandung berdasarkan latar belakang, yaitu :

1. Pendidikan akan seiring sejalan dengan dinamika masyarakatnya. Ciri masyarakat selalu berkembang. Ada yang berkembang sangat cepat, tetapi ada pula yang lambat.

Fokus Permasalahan : Merancang perpustakaan untuk mendidik masyarakat.

2. Menggabungkan aktivitas formal dan non-formal dalam suatu kegiatan kelompok belajar untuk mendapatkan hasil positif dari kegiatan tersebut.

Fokus Permasalahan : Merancang perpustakaan yang menggabungkan aktivitas formal dan non-formal

3. Memiliki citra perpustakaan dengan tujuan membedakan perpustakaan pada umumnya.


(25)

4 Fokus Permasalahan : Merancang citra perpustakaan untuk membedakan perpustakaan pada umumnya.

1.4 Permasalahan Perancangan

Berikut adalah lingkup permasalahan perancangan perpustakaan learning society bandung berdasarkan permasalahan yang dimiliki oleh perpustakaan, yaitu :

1. Bagaimana merancang perpustakaan untuk mendidik masyarakat ? 2. Bagaimana merancang perpustakaan yang menggabungkan aktivitas

formal dan non-formal ?

3. Bagaimana merancang citra perpustakaan untuk membedakan perpustakaan pada umumnya ?

1.5 Maksud dan Tujuan Perancangan

Berikut adalah maksud dan tujuan perancangan perpustakaan learning society bandung berdasarkan permasalahan yang dimiliki oleh perpustakaan, yaitu :

Maksud Perancangan :

1. Terciptanya perpustakaan yang dapat mendidik masyarakat.

2. Terciptanya perpustakaan yang menggabungkan kedua aktivitas yang berbeda yaitu pendidikan formal dan non-formal.


(26)

5  Tujuan Perancangan :

1. Adanya fasilitas perpustakaan yang dapat mendidik masyarakat. 2. Adanya fasilitas perpustakaan yang menggabungkan aktivitas

pendidikan formal dan non-formal.


(27)

6

Bab II

Tinjauan Umum Perpustakaan Berbasis

Learning Society

dan Tinjauan Penggayaan Interior

Futuristic

2.1 Pengertian Learning Society

Istilah Learning Society berasal dari bahasa Inggris, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan masyarakat belajar. Learning society diperkenalkan oleh Torsten Husen pada tahun 1971, dengan memberikan batasan bahwa Learning Society adalah memberdayakan peran masyarakat dan keluarga dalam bidang pendidikan.

Seiring dengan pengertian tersebut setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu : Pertama, memberdayakan peran masyarakat. Dalam kalimat ini mengandung makna adanya orang ketiga dalam hal memberdayakan peran masyarakat. Adayanya aktivitas masyarakat secara khusus dalam bidang pendidikan, yang biasa dikenal dengan istilah pendidikan non formal. Kedua, Pendidikan yang berlangsung di dalam keluarga (rumah tangga). Artinya kelangsungan pendidikan juga merupakan bagian dari tanggung jawab di dalam rumah tangga. Ketiga, diluar dari keduanya adalah tanggung jawab pemerintah.

Secara lebih luas Learning Society diartikan bahwa masyarakat yang berfungsi mendidik, yakni ketika proses pendidikan berjalan bagi seluruh


(28)

7 anggota masyarakat melalui interaksi keseharian yang selalu bernuansa

amar ma’ruf dan nahi munkar. Setiap anggota masyarakat akan selalu

mendapatkan masukkan postif dari hasil interaksinya itu.

Sumber : (http://nanangsupraiatno-mgmppai.blogspot.com/2009/06/learning-society.html)

2.2 Pengertian Perpustakaan

Kata dasar perpustakaan ialah pustaka. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pustaka artinya kitab, buku. Dalam bahasa Inggris, adalah library. Istilah ini berasal dari kata latin liber atau libri artinya buku. Dari kata latin tersebut, terbentuklah istilah libraries yang artinya tentang buku. Dalam bahasa asing lainnya (belanda) perpustakaan disebut juga sebagai bibliotheek, (Jerman) bibliothek, (Perancis) bibliotheque, (Spanyol) bibliotheca, dan (Portugis) bibliotheca. Semua istilah itu berasal dari kata biblia dari bahasa Yunani artinya tentang buku, kitab.

(Basuki, 1991)

Secara umum perpustakaan mempunyai arti sebagai suatu tempat yang didalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, komputer, dan lain-lain. Semua koleksi sumber informasi tersebut disusun berdasarkan sistem tertentu dan dipergunakan untuk kepentingan belajar melalui kegiatan membaca dan mencari informasi bagi segenap masyarakat yang membutuhkannya. (Yusuf dan Suhendar, 2005)


(29)

8 Adapun jenis-jenis perpustakaan yang ada dewasa ini adalah sebagai berikut :

1. Perpustakaan Internasional

Perpustakaan internasional adalah perpustakaan yang didirikan oleh dua negara atau lebih atau perpustakaan yang merupakan bagian sebuah organisasi internasional.

(Basuki, 1991)

2. Perpustakaan Nasional

Perpustakaan nasional merupakan perpustakaan yang berada di pusat pemerintahan yang bertugas mengarahkan dan mengembangkan melalui kebijakan yang tepat sasaran. Perpustakaan nasional disingkat dengan PNRI, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. PNRI ini mempunyai tugas memberikan layanan ISBN, pengarsipan, dan lain-lain.

(Gusti, 2012)

Perpustakaan nasional merupakan perpustakaan utama dan paling komprehensif yang melayani keperluan informasi dari penduduk suatu negara.


(30)

9 3. Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum adalah perpustakaan diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum.

(Basuki, 1991)

Untuk mencapai tujuannya, perpustakaan umum biasanya mengelompokkan objeknya menjadi empat, yaitu :

 Pendidikan

Perpustakaan umum bertugas memelihara dan menyediakan sarana untuk pengembangan perorangan/kelompok pada semua tingkat kemampuan pendidikan.

 Informasi

Perpustakaan menyediakan kemudahan bagi pemakai berupa akses yang cepat terhadap informasi yang tepat mengenai seluruh julatan pengetahuan manusia.

 Kebudayaan

Perpustakaan merupakan pusat kehidupan kebudayaan dan secara aktif mempromosikan partisipasi dan apresiasi semua bentuk seni.

 Rekreasi

Perpustakaan memainkan peran penting dalam mendorong penggunaan secara aktif rekreasi dan waktu senggang dengan penyediaan bahan bacaan.


(31)

10 4. Perpustakaan Khusus

Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan sebuah departemen, lembaga negara, lembaga penelitian, organisasi massa, militer, industri, maupun perusahaan swasta.

(Basuki, 1991)

5. Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya.

(Basuki, 1991)

6. Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi ialah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi. Dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya. Tujuan perguruan tinggi di Indonesia dikenal dengan nama Tri Dharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat) maka perpustakaan perguruan tinggi pun membantu melaksanakan ketiga dharma perguruan tinggi.


(32)

11 7. Perpustakaan Pribadi

Perpustakaan swasta atau perpustakaan pribadi artinya perpustakaan yang dikelola pihak swasta atau pribadi dengan tujuan melayani keperluan bahan pustaka bagi kelompok, keluarga, atau individu tertentu. Karena semuanya dibiayai oleh swasta maka jenis perpustakaan ini hanya melayani keperluan kelompok terbatas pula.

(Basuki, 1991)

2.2.1 Jenis Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan adalah sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bahan bukan buku, yang dikelola untuk kepentingan belajar. Jenis koleksi yang diperlukan suatu perpustakaan bisa dikelompokan ke dalam kategori buku dan bahan bukan buku. Yang pertama meliputi segala jenis buku dan yang terakhir meliputi segala jenis bahan yang tidak termasuk ke dalam kategori buku. Jenisnya sebagai berikut.

(Yusuf dan Suhendar, 2005)

1. Buku-buku Non-Fiksi

Buku yang ditulis berdasarkan fakta atau kenyataan alam dan budaya. Buku-buku ini disusun atas dasar hasil pengamatan dan hasil penelitian mendalam untuk menjaga kebenaran fakta yang ditulis.


(33)

12 2. Buku-buku Fiksi

Buku yang ditulis bukan berdasarkan fakta atau kenyataan. Ia ditulis atas dasar kehendak dan hayalan pengarangnya saja. Imajinasi pengarang dan juga termasuk kecenderungan perasaan pada saat menulis sering tertuang dalam wujud tulisan pada buku yang ditulisnya. Buku-buku model fiksi ini biasanya dalam bentuk cerita, baik pendek maupun lengkap. Nama lain untuk buku-buku fiksi ini sering dikaitkan dengan novel, romans.

(Yusuf dan Suhendar, 2005)

3. Koleksi Bahan Bukan Buku

Yang dimaksud dengan bahan bukan buku di sini adalah bahan atau koleksi yang masih dalam bentuk cetakan namun bukan berupa buku. Jenis koleksi yang termasuk ke dalam kategori ini banyak macamnya, antara lain adalah berkala, gambar, globe, map, surat kabar, dan majalah. Karya-karya selipat seperti brosur dan pamflet atau selebaran juga termasuk ke dalam jenis bahan bukan buku.

(Yusuf dan Suhendar, 2005)

4. Koleksi Bahan Pandang Dengar (Audiovisual)

Yang dimaksud dengan bahan pandang dengar di sini adalah koleksi perpustakaan yang dibuat atas hasil teknologi elektronik bukan bahan hasil dari cetakan dari kertas. Ia berasal dari bahan-bahan


(34)

13 nonkonvensional. Contohnya film suara, kaset video, tape recorder, slide suara, dan sebagainya.

Karena pemanfaatannya menggunakan unsur pandang dan unsur dengar, maka kemudian disebut dengan bahan pandang dengar (audiovisual).

(Yusuf dan Suhendar, 2005)

2.2.2 Klasifikasi Buku

Setiap perpustakaan, besar tau kecil perlu penggolongan bahan pustaka dengan menggunakan suatu sistem tertentu. Tujuan dari penggolongan itu ialah untuk mengelompokan bahan pustaka yang sejenis yang membantu memudahkan para pemakai dalam mencari informasi yang diperlukan dengan mudah dan cepat. Pengelompokan bahan pustaka tersebut biasanya berdasarkan pada subjeknya.

Ada beberapa sistem klasifikasi yang biasa digunakan di perpustakaan, baik perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan khusus maupun sekolah. Sistem-sistem tersebut diantaranya adalah Dewey Decimal Classification (DDC), sistem Universal Decimal Classification (UDC), dan sistem Library of Congress (LC). Adapun paling banyak digunakan ialah DDC.

Perpustakaan biasanya menyusun koleksinya sesuai dengan susunan sistematika suatu klasifikasi perpustakaan. Setiap artikel diberi nomor


(35)

14 panggilan (Call number), biasanya berupa notasi untuk klasnya disertai dengan nomor buku atau beberapa alat lainnya. Nomor panggil memberikan kode identifikasi unik yang dipakai sebagai suatu alamat pada rak dan suatu tanda pengenal (tag) untuk penyimpanan rekaman perpustakaan dalam sirkulasi dan kendali inventaris (Inventory control).

Dalam suatu perpustakaan, katalog subjek merupakan indeks isi koleksi perpustakaan itu. Katalog mendaftarkan kerja, bagian dari karya, skripsi penting, atau karya kesusastraan dalam koleksi oleh topik. Jika tersusun menurut abjad oleh kata-kata, katalog ini disebut katalog subjek alfabetis. Jika disusun dengan notasi suatu sistem klasifikasi perpustakaan, katalog itu disebut katalog klasifikasi. Selain memberikan nomor klas di mana artikel dirakkan, katalog klasifikasi juga memberikan nomor untuk subjek-subjek lain dalam karya tersebut.

(Suherman, 2009)

1. Kerangka Pengertian Dewey Decimal Classification (DDC)

Dalam DDC, klas dasar diorganisasikan oleh disiplin atau bidang studi akademik tradisional. Bagian-bagian dari klasifikasi disusun oleh disiplin, bukan oleh subjek.


(36)

15 2. Notasi Dalam Dewey Decimal Classification (DDC)

DDC dibagi menjadi 10 klas utama yang bersama-sama meliputi seluruh dunia ilmu pengetahuan. Klas utama dibagi menjadi 10 divisi dan setiap divisi dibagi 10 seksi. Di bawah ini diberikan 10 klas utama.

Contohnya :

 000 Karya-karya Umum  100 Filsafat

 200 Agama

 300 Ilmu-ilmu Sosial  400 Bahasa

 500 Ilmu-ilmu Pengetahuan Murni  600 Ilmu-ilmu Terapan (Teknologi)  700 Kesenian

 800 Kesusastraan

 900 Geografi, Biologi, Sejarah (Yusuf dan Suhendar, 2005)

2.2.3 Katalog Perpustakaan

Katalog merupakan istilah umum yang sering diartikan sebagai suatu daftar barang atau benda yang terdapat pada tempat tertentu. Katalog biasanya memuat informasi-informasi yang perlu diketahui oleh masyarakat umum.


(37)

16 Dalam kaitannya dengan perpustakaan, katalog berarti adalah daftar bahan pustaka baik berupa buku maupun non-buku yang dimiliki dan tersimpan pada perpustakaan. Dalam katalog perpustakaan tercantum informasi-informasi penting dari suatu bahan pustaka yang biasanya dipakai oleh pengunjung perpustakaan sebagai bahan informasi, yang menyangkut fisik bahan pustaka, isi, ataupun informasi-informasi lainnya, seperti judul bahan pustaka, nama pengarang, edisi, cetakan, kota terbit, penerbit, tahun terbit, subjek bahasan, ISBN, dan lain-lain.

(Suhendar, 2005)

1. Fungsi dan Tujuan Katalog Perpustakaan

Sebagaimana tersirat dalam pengertian katalog tersebut di atas, pada dasarnya katalog perpustakaan memiliki dua fungsi. Pertama : berfungsi sebagai daftar inventaris bahan pustaka dari suatu atau kelompok perpustakaan. Kedua : berfungsi sebagai sarana temu balik bahan pustaka. Katalog perpustakaan adalah alat atau media untuk mencari dan menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan oleh pengunjung perpustakaan secara cepat, tepat, dan akurat.

(Suhendar, 2005)

Sejalan dengan fungsi tersebut di atas, maka tujuan pembuatan katalog sebagai berikut :


(38)

17  Memberikan kemudahan kepada seseorang untuk menemukan bahan pustaka yang telah diketahui pengarang, judul atau subjeknya secara cepat, tepat, dan akurat.

 Menunjukkan bahan pustaka yang dimiliki suatu perpustakaan oleh pengarang tertentu berdasarkan subjek tertentu atau subjek-subjek yang berhubungan dan jenis literatur tertentu.

 Membantu dalam pemilihan bahan pustaka berdasarkan edisi dan karakternya (sastra atau berdasarkan topik).

(Suhendar, 2005)

2.3 Tinjauan Umum Interior Perpustakaan

Berikut adalah tinjauan umum perpustakaan yang memiliki standar khusus perancangan perpustakaan diantaranya adalah layout perpustakaan, antropometri perpustakaan, pencahayaan perpustakaan, warna perpustakaan, akustika pada ruangan perpustakaan dan fisika bangunan perpustakaan.


(39)

18 2.3.1 Layout Perpustakaan

Gambar 2.1 Layout Perpustakaan Dusseldorf

(sumber : Neufert, 2002)

Gambar 2.2 Perpustakaan Besar di USA


(40)

19 Gambar 2.3 Perpustakaan di Gutersloh

(sumber : Neufert, 2002)

Gambar 2.4 Perpustakaan di Vierheim


(41)

20 2.3.2 Warna Perpustakaan

Warna dapat menimbulkan kesan tertentu, bahkan mempengaruhi mood dan perasaan manusia. Beberapa warna ada yang dapat membangkitkan semangat, ada pula warna-warna yang menenangkan emosi.

Warna yang sesuai dengan keperibadian dan kebutuhan, bisa mendatangkan kenyamanan fisik, mental maupun spiritual. Warna juga bisa menyembuhkan dan menyeimbangkan emosi, yang pada akhirnya akan menciptakan keselarasan dirumah. Berikut beberapa pengaruh warna pada manusia. (suherman, 2009)

 Merah Jingga : semangat, tenaga, kekuatan, pesat, hebat, gairah.  Abu-abu : tenang.

 Putih : senang, harapan, murni, lugu, bersih, spiritual, pemaaf, cinta, terang.

(Darmaprawira, 2002)

2.3.3 Fisika Bangunan Perpustakaan 1. Pengamanan Perpustakaan

Untuk melindungi bahan pustaka dari pencurian, maka perlu diambil langkah-langkah sebagai berikut :

 Pemasangan alarm sistem, terutama untuk menghindari pencurian pada jam-jam kantor.


(42)

21  Perlu dipasang pengumuman bahwa pengunjung perpustakaan dilarang membawa tas, mantel, payung ke dalam ruang baca. Bila perlu diadakan pemeriksaan pada pengunjung yang keluar dari ruang baca.

 Pengecekan pada bahan pustaka yang ada dalam ruang penyimpanan dan ruang baca untuk mengetahui lebih dini adanya koleksi yang hilang.

(Darmono, 2001)

2. Mencegah Bahaya Kebakaran

Kebakaran dapat memusnahkan bahan pustaka dalam waktu yang singkat, oleh sebab itu kebakaran harus dihindari dengan jalan :

 Memasang semoke detectore pada tiap ruangan dalam perpustakaan.  Instalasi listrik harus diperiksa secara awal.

 Dilarang keras merokok di dalam perpustakaan.

 Alat pemadam api harus dipasang ditempat-tempat yang mudah dijangkau.

(Darmono, 2001)

3. Mencegah Kerusakan Karena Faktor Kimia Kayu (Rak)

Rak-rak buku sebaiknya terbuat dari logam. Hindari menggunakan kayu (kecuali kayu jati), karena kayu tersebut mengundang serangga dan mengeluarkan asam organik yang berbahaya bagi bahan pustaka. Demikian juga halnya dengan bahan-bahan seperti karton dan plastik.


(43)

22 Karton sangat disukai oleh rayap dan mengeluarkan asam klorida dan plastik selulosa asetat mengeluarkan asam asetat. Asam-asam tersebut dapat melemahkan struktur kimia kertas.

(Darmono, 2001)

4. Mencegah Kerusakan Karena Pengaruh Cahaya

 Memperkecil intensitas cahaya yang digunakan dalam gudang dan ruang baca. Intensitas cahaya yang diizinkan untuk kertas adalah 50 lux.

 Memperpendek waktu pencahayaan.

 Menghilangkan radiasi ultra violet yang dapat menimbulkan reaksi foto kimia pada kertas dari sumber cahaya. Kandungan ultra violet yang diizinkan untuk kertas adalah watt/lumen.

(Darmono, 2001)

5. Mencegah Kerusakan Karena Faktor Kelembaban Udara

Untuk perpustakaan kelembaban dan suhu udara yang ideal adalah antara 45-60% RH dan 20-40 derajat celcius. Satu-satunya cara untuk mendapatkan kondisi seperti ini adalah menggunakan sistem AC terpusat karena biayan operasinya mahal. Yang harus diperhatikan oleh instansi yang mampu memasang AC sentral adalah : AC harus terus menerus berfungsi selama 24 jam sehari. Jika difungsikan hanya setengah hari saja (siang hari dihidupkan malam hari dimatikan) maka kelembaban dalam


(44)

23 ruang akan berubah-ubah. Kondisi seperti ini malah akan mempercepat kerusakan kertas.

(Darmono, 2001)

2.3.4 Pencahayaan Perpustakaan

1. Luminair Fluorescent Gantung Cahaya Langsung-Tidak Langsung Sistem pencahayaan lampu fluorescent gantung ini menghasilkan cahaya ke arah bawah dan ke arah atas dengan menggunakan lampu T-5, lampu

T-5HO, atau lampu T8 yang biasanya berukuran panjang 4’ dan

menggunakan ballast elektronik. Jenis pencahayaan ini harus digantung

paling tidak 12” di bawah plafon, dengan ketinggian plafon 9’ atau lebih.

Sistem pencahayaan ini dapat digunakan sebagai pencahayaan umum pada ruang perpustakaan.

(Karlen dan Benya, 2004)

2. Pencahayaan Warna Putih Pada Perpustakaan

Warna putih memiliki karakter positif, merangsang, cemerlang, ringan, dan sederhana. Putih melambangkan kesucian, polos, jujur, dan murni.

(Darmaprawira, 2002)

3. Kekuatan Penerangan Menurut Standar

 Ruang baca umum dan kantor : 400 lux

 Ruang penjilidan dan pemandu : 600 lux


(45)

24  Ruang baca referensi : 600 lux

 Toko buku : 100 lux

 Ruang perawatan : 600 lux

 Katalog : 400 lux

 Ruang selain ruang kerja : 100-300 lux

 Ruang koleksi, penyimpanan : 150-330 lux

 Kantor dan administrasi : 200-500 lux

 Ruang baca dan katalog : 300-850 lux (Rachmi, 2012)

2.3.5 Akustika Pada Ruangan Perpustakaan

Ruang perpustakaan dikenal sebagai ruang yang membutuhkan ketenangan sangat tinggi. Ketika kebisingan dari luar ruangan dapat diatasi dengan baik, sumber kebisingan lain kemungkinan justru muncul dari dalam ruangan perpustakaan sendiri, seperti langkah kaki atau percakapan antar pengunjung. Untuk meredam kebisingan semacam ini, bagian dalam dinding, lantai, dan plafon ruang perpustakaan perlu dilapisi dengan bahan lunak yang mampu menyerap bunyi.

(Mediastika, 2005)

1. Menata layout Bangunan

Pada pemilihan layout bangunan untuk mengurangi kebisingan , langkah pertamanya adalah mengelompokkan ruang-ruang yang membutuhkan


(46)

25 ketenangan, terpisah dari ruang-ruang yang tidak terlalu membutuhkan ketenangan atau ruang-ruang yang justru menghasilkan kebisingan.

(Mediastika, 2005)

2.3.6 Studi Antropometri Perpustakaan

Gambar 2.5 Luas Untuk Meja Perseorangan Gambar 2.6 Jarak Minimum Antar Meja

(Sumber : Neufert, 2002) (Sumber : Neufert, 2002)

Gambar 2.7 Rak Katalog Gambar 2.8 Meja Kerja Perseorangan Sistem carrles


(47)

26 Gambar 2.9 Rak Buku Pelajar Gambar 2.10 Rak Buku Dengan 4 Tingkat Untuk Anak-anak

(Sumber : Neufert, 2002) (Sumber : Neufert, 2002)

Gambar 2.11 Ruang Gerak Minimum Gambar 2.12 rak buku dengan 5 Tingkat/Bagian

Didalam Jangkauan (Sumber : Neufert, 2002)

Ruang Baca


(48)

27 Gambar 2.13 Rak/Lemari Majalah

(Sumber : Neufert, 2002)

2.4 Futurisme

Gerakan revolusi Futurisme diproklamirkan pada tahun 1909 oleh seorang penulis dan penyair Italia. Filippo Tommaso Marinetti. Futurisme adalah sebuah pergerakan seni murni Italia dan sebuah pergerakan kebudayaan pertama abad ke-20 ini, yang diperkenalkan secara langsung kepada masyarakat luas. Bermula dari konsep dalam pergerakan sastra, kemudian merasuk ke dalam bidang kesenian seperti : seni lukis, seni patung, seni musik, desain, dan arsitektur.

Khayalan-khayalan kaum Futuris memakai pola-pola geometris untuk mewakili arah gerak dan makna dari pergerakan itu sendiri. Para seniman dan desainer Futurisme biasanya memanfaatkan hari-hari petang untuk berkumpul, menuliskan manifesto, puisi, dan musik. Sifat agresif dan


(49)

28 perilaku yang individualis dari kaum Futuris ini, lambat laun dimanfaatkan untuk menyebarkan faham Fasisme.

(Sachari dan Sunarya, 2011)

2.4.1 Konsep Karya Futurisme

Dasar pemikiran Futurisme menyatakan, bahwa energi alam harus ditampilkan di dalam karya seni sebagai sensasi dinamis yang dapat memecahkan suatu kesatuan realitas. Ia menjadi suatu yang baru dengan melalui penggunaan gerak dan cahaya. Ciri-cirinya adalah keterbatasan dijadikan gaya dinamis. Bentuk elemen dan kolase banyak digunakan dalam cara-cara dinamis guna menciptakan gambar-gambar.

(Sachari dan Sunarya, 2011)

2.4.2 Image Futurisme

Gambar 2.14 Image Futuristic


(50)

29 Gambar 2.15 Image Futuristic

(Sumber :

http://www.dreamstime.com/stock-photography-scifi-interior-d-design-futuristic-illumination-image30394702)

Gambar 2.16 Image Futuristic

(Sumber : http://www.cgarchitect.com/2013/02/futuristic-interior)

2.5 Studi Banding

Berikut adalah data studi banding yang dilakukan dibeberapa tempat perpustakaan di bandung diantaranya adalah perpustakaan pusat insitut


(51)

30 teknologi bandung dan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Jawa Barat.

2.5.1 Perpustakaan Pusat Insitut Teknologi Bandung

Perpustakaan ITB merupakan warisan jaman Belanda, bersamaan dengan berdirinya Technische Hoogeschool (TH) di Bandung tahun 1920, pada waktu itu juga lahir perpustakaan TH yang koleksinya kebanyakan bahasa Belanda. Pada tanggal 1 April 1944 pada masa kependudukan Jepang dirubah namanya dengan Bandung Kyogo Daigaku. Kemudian setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Bandung Daigaku Kyogo

ditutup, tetapi segera dibuka kembali dengan nama “Sekolah Tinggi Teknik (STT)”. Pada tahun 1946 TH Bandung dibuka kembali oleh

pemerintah pendudukan Belanda sebagai Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang berpusat di Jakarta. Disamping itu pada tahun 1947, dibuka pula sebagai Fakultas baru yakni Faskultas Pasti dan Alam yang ditunjang oleh perpustakaan milik Perkumpulan Ilmu Alam KNV (Koninlijke Natuurkunde Veriniging). Dengan koleksi sekitar 30.000 eksemplar di gedung yang kini disebut Balai Pertemuan Ilmiah (BPI) di jalan Surapati. Setelah kedua fakultas tersebut lebur menjadi Insitut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1949, kedua perpustakaan tersebut resmi menjadi satu dibawah seorang kepala perpustakaan. Ketika itu koleksinya tersebar di perpustakaan pusat, perpustakaan BPI dan perpustakaan jurusan.


(52)

31 Tahun 1967 dibentuk panitia perpustakaan yang beranggotakan tiga orang, masing-masing mewakili bidang rekayasa, ilmu pengetahuan alam dan seni rupa. Tiga panitia adalah untuk membangun kembali perpustakaan pusat dengan jalan menertibkan koleksi, mengatur kembali cara peminjaman buku dan mengembalikan disiplin pegawai. Keadaan yang makin baik itu rupanya menggugah minat pustakawan The British Council di Indonesia menawarkan bantuan. Tawaran itu berupa :

 Tenaga ahli dari Inggris.

 Tenaga muda pustakawan yang tergabung dalam VSO (Voluntari

Service Organization).

 Pengiriman pegawai perpustakaan ke Inggris untuk belajar ilmu perpustakaan.

 Sumbangan buku.

 Sebuah gedung perpustakaan.

Tawaran tersebut disambut dengan terbuka oleh bapak Dody Tisnaamidjaja sebagai rektor ITB waktu itu. Semua usul The British Council itu diterima oleh pemerintah Inggris.

Bantuan dari pemerintah Inggris tidak pernah berhenti, terakhir pada bulan Mei 1989, lebih dari 1000 judul buku diserahkan oleh Duta Besar Inggris kepada rektor Prof. Wiranto Arismunandar. Pada tahun 1947 staf perpustakaan sudah dapat mengelola sendiri seluruh kegiatan perpustakaan. Semua bagian perpustakaan pusat ditangani dan dikepalai oleh tenaga sendiri. Pada tahun 1975 dimulailah perencanaan gedung


(53)

32 perpustakaan yang permanen yang akan dirancang sesuai fungsi perpustakaan perguruan tinggi. Kini gedung itu telah berdiri, menghadap ke pintu gerbang kampus ITB dan mulai ditempati pada pertengahan tahun 1987, dengan luas 16000 meter persegi. Tahap kedua baru akan dilaksanakan setelah gedung yang sekarang terisi penuh, yang diperkirakan tercapai paling cepat setelah dua puluh lima tahun.

(Nugroho, 2005)

1. Struktur Organisasi Perpustakaan

Bagan 2.1 Struktur Organisasi Perpustakaan

(sumber : Gusti, 2012)

2. Visi dan Misi Perpustakaan Visi Perpustakaan :

Menyediakan layanan informasi bagi Insitut Teknologi Bandung (ITB) dan masyarakat untuk pengembangan pengetahuan (IPTEK dan Humaniora).

Kepala & Wk. Kepala

Digital Majalah

Kliping Database Registrasi

Pemandu Pendidika n Kerjasama & Promosi Pelayanan Peminjam an Koleksi Khusus Koleksi Umum Koleksi Cadangan & Koleksi Mingguan Koleksi Mingguan Koleksi Cadangan Pengolah an Pustaka Perawatan Jilid Katalog

Database Label

Pengadaa n Registrasi & Desiderat a Kelompok Koordinasi Pustakaw an Nara Pustaka


(54)

33 Misi Perpustakaan :

Perpustakaan berorientasi kepada penunjang perkembangan masyarakat akademis, untuk melaksanakan fungsi Tridharma Perguruan Tinggi dengan misi sebagai berikut :

 Menunjang keberhasilan misi perguruan tingginya dengan memberikan layanan sebaik-baiknya yang menstimulasi mahasiswa dan staf pengajar untuk memanfaatkan perpustakaan.

 Mengembangkan koleksi ilmu pengetahuan, teknologi, seni serta ilmu-ilmu kemanusiaan untuk bahan informasi/acuan bagi civitas akademika.

 Menyediakan koleksi ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora untuk bahan belajar dan mengajar civitas akademik ITB, serta penyediaan koleksi lainnya untuk menambah/memperkaya pengetahuan mahasiswa.

 Memerangi bentuk kemiskinan informasi/pengetahuan melalui penyediaan koleksi yang beragam untuk masyarakat umum.

 Merawat koleksi yang bersifat langka.

 Membantu civitas akademika dalam mendapatkan informasi yang tidak tersedia di perpustakaan dengan jalan menjalin kerjasama dengan perpustakaan di dalam dan luar negeri.


(55)

34 3. Jenis Koleksi Buku Perpustakaan

Table 2.1 Jenis Koleksi Buku Perpustakaan

No Jenis Koleksi Buku

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. Physics Astronomy Mathematics Natural sciences Chemistry Earth sciences Paleontology Life sciences Chemical engineering Management Family living Engineering Applied physics Medical sciences Tekhology Arts

Civic & landscape arts Architecture

Plastic arts, sculpture Drawing & decoration arts Photography


(56)

35 4. Dokumentasi

Gambar 2.17 Suasana Ruang Baca Lantai 3 Gambar 2.18 Suasana Ruang Baca Lantai 4

(Sumber : Dokumen Pribadi) (Sumber : Dokumen Pribadi)

Gambar 2.19 Area Informasi & Fotocopy Gambar 2.20 Area Pusat Informasi Lantai 4

(Sumber : Dokumen Pribadi) (Sumber : Dokumen Pribadi)

Gambar 2.21 Area Pusat Informasi Lantai 3 Gambar 2.22 Suasana Ruang Baca Lantai 2


(57)

36

Gambar 2.23 Rak Buku di Lantai 3 Gambar 2.24 Area Baca Kelompok Lantai 4

(Sumber : Dokumen Pribadi) (Sumber : Dokumen Pribadi)

Gambar 2.25 Rak Buku di Lantai 2 Gambar 2.26 Rak Buku di Lantai 4


(58)

37 Gambar 2.27 Tempat Penitipan Barang Gambar 2.28 Area Baca Kelompok Lantai 2

(Sumber : Dokumen Pribadi) (Sumber : Dokumen Pribadi)

2.5.2 Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Jawa Barat

Secara historis, lembaga perpustakaan daerah di tingkat provinsi Jawa Barat yang saat ini menjadi Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Barat, sebelumnya mengalami beberapa kali perubahan nama. Sebagai cikal bakalnya bernama Perpustakaan Negara yang berdiri pada tanggal 23 Mei 1956. Di bentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan nomor 29103/S di 19 Provinsi. Salah satunya yaitu Bandung yang berlokasi di Jalan Diponegoro serta induk organisasinya adalah Biro Perpustakaan dan Pembinaan Buku. Setelah terbit Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 095/1967 tanggal 6 Desember 1967. Ditetapkan bahwa Lembaga Perpustakaan merupakan induk organisasi Perpustakaan Negara, kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan


(59)

38 Kebudayaan nomor 079/1975 induk organisasi Perpustakaan Negara menjadi Pusat Pembinaan Perpustakaan.

Empat tahun kemudian, tepatnya tanggal 29 Mei 1979 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Surat Keputusan nomor 095/1979 tentang penetapan pengalihan nama Perpustakaan Negara menjadi Perpustakaan Wilayah, sementara induk organisasinya masih Pusat Pembinaan Perpustakaan.

Adanya penggabungan pusat Pembinaan Perpustakaan dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden nomor 11 tahun 1989 tentang Perpustakaan Nasional RI. Pasal 14(1) nama Perpustakaan Wilayah yang ada di setiap provinsi berubah lagi menjadi Perpustakaan Daerah Jawa Barat dan induk organisasinya adalah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND).

Setelah terbitnya Keputusan Presiden nomor 50 tahun 1997 tentang Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, maka selaras pasal 16(1) nama Perpustakaan Daerah Jawa Barat beruba lagi menjadi Perpustakaan Nasional Provinsi Jawa Barat. sedangkan lembaga induk organisasinya masih Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Dengan berlakunya Undang-undang nomor 22 tahun1999. Pada tahun 2001 Perpustakaan Nasional Provinsi Jawa Barat yang pada awalnya


(60)

39 merupakan instansi vertical Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yan berada di Ibu Kota Provinsi dilimpahkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Kemudian tanggal 12 April 2002, berdasarkan Peraturan Daerah nomor 6 dibentuk Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam bidang perpustakaan.

(Sumber : bapusibda.jabarprov.go.id)

Pada tahun 2013, Perpustakaan Umum Provinsi Jawa Barat mendeklarasikan diri sebagai perpustakaan bertaraf internasional (PBI). PBI mengusung konsep baru sebagai kawasan terpadu yaitu sebagai perpustakaan tempat belajar sekaligus tempat bermain untuk anak. Hal ini penting karena kita perlu mengenalkan perpustakaan kepada anak sejak usia dini, sehingga membantu anak untuk menumbuhkan kecerdasannya secara optimal.

Gedung PBI mengangkat tema "New Look, New Performance" yang membuat pembaca lebih nyaman dan mudah untuk belajar. Suasana pun dibuat seunik mungkin agar pembaca merasa betah di perpustakaan tanpa rasa penat.


(61)

40 1. Struktur Organisasi Perpustakaan

Bagan 2.2 Struktur Organisasi Perpustakaan

(Sumber : bapusibda.jabarprov.go.id)

2. Visi dan Misi Perpustakaan Visi Perpustakaan :

Perpustakaan dan Kearsipan sebagai sumber informasi yang handal menuju masyarakat Jawa Barat cerdas.

Misi Perpustakaan :

 Meningkatkan pembinaan dan pengembangan Lembaga Perpustakaan dan Kearsipan.


(62)

41  Meningkatkan profesionalisme dan kompetisi SDM Pengelolaan

Perpustakaan dan Kearsipan.

 Mengembangkan budaya baca masyarakat guna mewujudkan masyarakat belajar (Learning Society).

 Mengembangkan budaya sadar arsip.

 Mengembangkan, mengelola dan melestarikan bahan Perpustakaan dan Arsipa sebagai kazanah informasi dan pengetahuan.

 Menyeleggarakan layanan Perpustakaan dan Kearsipan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

(Sumber : bapusibda.jabarprov.go.id)

3. Jenis Koleksi Buku Perpustakaan Table 2.2 Jenis Koleksi Buku Perpustakaan

No Jenis Koleksi Buku 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Karya-karya Umum Filsafat Agama Ilmu-ilmu Sosial Bahasa

Ilmu-ilmu Pengetahuan Murni Ilmu-ilmu Terapan (Teknologi) Kesenian

Kesusastraan

Geografi, Biologi, Sejarah (Sumber : Dokumen Pribadi)


(63)

42 4. Dokumentasi

Gambar 2.29 Suasana Lobby Lantai 1 Gambar 2.30 Suasana Lobby Lantai 4

(sumber : bapusibda.jabarprov.go.id) (sumber : bapusibda.jabarprov.go.id)

Gambar 2.31 Area Pendaftaran Anggota Gambar 2.32 Ruang Baca Koleksi Anak

(sumber : bapusibda.jabarprov.go.id) (sumber : bapusibda.jabarprov.go.id)

Gambar 2.33 Ruang Baca Koleksi Dewasa Gambar 2.34 Ruang Baca Koleksi Remaja


(64)

43

Bab III

Perpustakaan

Learning Society

Bandung

3.1 Deskripsi Proyek

 Judul Proyek : Perpustakaan Learning Society

Bandung

 Jenis Proyek : Proyek Perancangan Fasilitas Rekreasi

& Kegiatan Budaya

 Sifat : Fiktif

 Lokasi : Jl. Dr. Setiabudi

 Timur : Jl. Dr. Setiabudi

 Barat : Jl. Sukajadi

 Utara : Jl. Sukawangi

 Selatan : Jl. Karangsari  Status Kepemilikan : Pemerintah Kota Bandung

 Sasaran Pengguna : Pelajar, Mahasiswa, Wisatawan Umum  Jam operasional : Senin – Jum’at, pukul 08.00 – 15.00

WIB

Sabtu – Minggu, pukul 08.00 – 12.00 WIB

3.2 Struktur Organisasi Perpustakaan

Berikut adalah struktur organisasi Perpustakaan Learning Society Bandung berdasarkan studi banding.


(65)

44 Bagan 3.1 Struktur Organisasi Perpustakaan Learning Society Bandung

(Sumber : Dokumen Pribadi)

3.3 Visi dan Misi Perpustakaan

Berikut adalah visi dan misi Perpustakaan Learning Society Bandung berdasarkan studi banding.

Visi Perpustakaan :

Menyediakan layanan informasi yang handal menuju masyarakat Bandung cerdas.

Misi Perpustakaan :

 Mengembangkan budaya baca masyarakat guna mewujudkan (Learning Society) masyarakat belajar.

Kepala Perpustakaan Learning Society Bandung Kepala Keuangan Staff Kepala Kepegawaia dan Umum Staff Kepala Perencanaan dan Program Perpustakaan Staff Kepala Pengolaha Bahan Pustaka Staff Kepala Bidang Layanan dan Informasi Staff Kepala Bidang Learning Society Staff Pustakawan Staff Sekertaris


(66)

45  Mengembangkan, mengelola, dan melestarikan koleksi perpustakaan

sebagai informasi dan pengetahuan.

 Menyelenggarakan layanan perpustakaan berbasis teknologi, informasi, dan komunikasi.

 Menyelenggarakan perpustakaan sebagai pusat pendidikan, informasi, kebudayaan, dan rekreasi.

 Membantu masyarakat dalam mendapatkan informasi yang tidak tersedia di perpustakaan dengan jalan menjalin kerjasama dengan perpustakaan di dalam dan luar negeri.

 Meningkatkan profesionalisme pengelolaan perpustakaan.

3.4 Analisis Data dan Bangunan 1. Lokasi

Perancangan perpustakaan Learning Society Bandung ini akan di bangun di kawasan Jl. Dr. Setiabudi. Dengan posisi yang sangat strategis dan mudah dijangkau oleh semua masyarakat yang hendak menggunakan fasilitas perpustakaan.


(67)

46 Gambar 3.1 Peta Lokasi Perpustakaan Learning Society Bandung

(Sumber : Google Maps)

3.5 Pengguna Bangunan

Pengguna bangunan Perpustakaan Learning Society Bandung dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu :

1. Kelompok Pengunjung Perpustakaan

Sebagian besar pengunjung Perpustakaan Learning Society Bandung adalah yang berprofesi sebagai pelajar dan mahasiswa.

2. Kelompok Pengurus Perpustakaan

Kelompok pengurus perpustakaan terbagi menjadi dua, yaitu pengurus di area front office seperti pegawai resepsionis, pegawai informasi, dan pustakawan yang berhubungan langsung dengan pengunjung, dan juga pengurus di area back office yang meliputi pegawai administrasi.

Perpustakaan Learning

Society Bandung


(68)

47 3.6 Aktivitas Perpustakaan

1. Membaca Buku

Kegiatan ini merupakan kegitan paling penting dalam program aktivitas perpustakaan, ini merupakan fungsi utama dari perpustakaan sebagai sarana pendukung kegiatan pembelajaran bagi masyarakat.

2. Meminjam dan Mengembalikan Buku

Kegiatan ini adalah termasuk kegiatan yang umum terdapat di perpustakaan dimana pengunjung hendak mengembalikan buku atau meminjam buku untuk di bawa pulang dan dikembalikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Seminar

Kegiatan ini merupakan kegiatan perpustakaan dengan fungsi sebagai sarana pendukung kegiatan pembelajaran bagi masyarakat dengan menghadirkan talk show pendidikan dengan mengundang parktisi.

4. Bedah Buku

Kegiatan ini adalah termasuk kegiatan khusus di perpustakaan dengan fungsi sebagai promosi dan bertujuan mengajak masyarakat yang mempunyai potensi di bidang menulis untuk ikut membuat karya tulis.


(69)

48 5. Menonton Film Dokumenter

kegiatan ini merupakan kegiatan pendukung perpustakaan dengan fungsi mengajak masyarakat untuk menonton film bersejarah agar masyarakat tahu akan sejarah bangsanya sendiri.

6. Mengerjakan Tugas

Kegiata ini merupakan kegiatan khusus di perpustakaan dengan fungsi membantu pelajar atau mahasiswa yang mendapatkan tugas dari sekolahnya untuk diselesaikan dengan mencari referensi beberapa buku yang ada di perpustakaan.

7. Browshing

Kegiatan ini merupakan kegiatan pendukung perpustakaan dengan fungsi masyarakat bisa mendapatkan referensi tambahan dari internet.

8. Membeli Buku

kegiatan ini adalah termasuk kegiatan yang umum terdapat di perpustakaan dimana pengunjung jika berminat untuk membeli buku di toko buku perpustakaan.

3.7 Aktivitas Pengguna Perpustakaan Table 3.1 Aktivitas Pengguna Perpustakaan

No Jenis Aktivitas Pengguna Aktivitas 1. Aktivitas Utama Bersama Membaca


(70)

49 Belajar

Diskusi

Mencari Buku Mencari Informasi

Menonton Film Dokumenter Bedah Buku

Seminar 2. Aktivitas Utama Individual Membaca

Belajar

Mencari Buku Mencari Informasi Audiovisual

Katalog

Pendaftaran Anggota 3. Aktivitas Utama Pengelola 1. Layanan Langsung

Keamanan Meminjam Buku Mengembalikan Buku Informasi

Pustakawan

Mengambilkan Buku Menyusun Kembali Buku


(71)

50 Kepala Perpustakaan Staff Penyusunan Katalog Penjilidan Buku Perbaikan Buku Pemrosesan 4. Aktivitas Tambahan Pengunjung Toko Buku

Cafeteria

Ruang Pameran Temporer (Sumber : Dokumen Pribadi)

3.8 Program Aktivitas dan Fasilitas 1. Fasilitas Perpustakaan Anak Table 3.2 Fasilitas Perpustakaan Anak

No Nama Ruang Aktivitas Fasilitas Sirkulasi Total (m2)

1. Ruang Baca

Kelompok Anak

1. Membaca 2. Berdiskusi

1. Meja Baca 2. Kursi 3. Storage

Penyimpanan

100% 17.28

2. Ruang Baca Individual Anak

1. Membaca 2. Belajar

1. Meja Baca 2. Kursi

100% 12.76

3. Area Koleksi Buku Anak

1. Koleksi Buku

1. Rak Buku 2. Meja Katalog 3. Kursi

200% 72.18


(72)

51

Koleksi Majalah

5. Kelas Belajar 1. Belajar 1. Meja Belajar 2. Kursi 3. Meja Guru 4. Kursi 5. Screen

100% 31.8976

6. Ruang

Audiovisual

1. Mendeng-arkan 2. Membaca

1. Meja Komputer 2. Kursi

80% 21.69

7. Ruang

Informasi & Pelayanan

1. Melayani Informasi

1. Meja Sirkulasi 2. Storage

Penyimpanan 3. Kursi

100% 7.52

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Luas keseluruhan fasilitas perpustakaan anak dalam satuan (m2) adalah : (177.7276 m2)

2. Fasilitas Perpustakaan Dewasa dan Remaja Table 3.3 Fasilitas Perpustakaan Dewasa dan Remaja

No Nama Ruang Aktivitas Fasilitas Sirkulasi Total (m2)

1. Ruang Baca Kelompok Umum

1. Membaca 2. Berdiskusi

1. Meja Baca 2. Kursi 3. Storage

Penyimpanan

100% 112.88


(73)

52

Individual Umum

2. Belajar 2. Kursi

3. Area Koleksi Buku Umum

1. Koleksi Buku

1. Rak Buku 2. Meja Katalog 3. Kursi

200% 194.4

4. Ruang

Informasi & Pelayanan Umum

1. Melayani Informasi

1. Meja Sirkulasi 2. Kursi

3. Storage Penyimpanan

100% 15.04

5. Ruang Baca

Kelompok Koleksi Referensi

1. Membaca 2. Belajar

1. Meja Baca 2. Kursi 3. Storage

Penyimpanan

100% 19.92

6. Ruang Baca

Individual Koleksi Referensi

1. Membaca 2. Belajar

1. Meja Baca 2. Kursi

100% 15.08

7. Area Koleksi Buku

Referensi

1. Koleksi Buku

1. Rak Buku 2. Meja katalog 3. Kursi

150% 41.4

8. Ruang

Informasi & Pelayanan Referensi

1. Melayani Informasi

1. Meja Sirkulasi 2. Kursi

3. Storage Penyimpanan

100% 7.52

9. Area Koleksi Majalah

1. Koleksi Buku

1. Rak Buku 2. Bean Bag 3. Meja baca 4. Kursi


(74)

53

10. Area Koleksi Novel

1. Koleksi Buku

1. Rak Buku 2. Meja Katalog 3. Kursi

150% 40.8

11. Area Koleksi Buku Langka

1. Koleksi Buku

1. Rak Buku 2. Meja Katalog 3. Kursi

150% 35.4

12. Ruang Baca Kelompok

1. Membaca 2. Belajar

1. Meja Baca 2. Kursi 3. Storage

Penyimpanan

100% 19.92

13. Ruang Baca Individual

1. Membaca 2. Belajar

1. Meja Baca 2. Kursi

100% 13.92

14. Ruang Informasi & Pelayanan

1. Melayani Informasi

1. Meja Sirkulasi 2. Kursi

3. Storage Penyimpanan

100% 7.52

15. Ruang Audiovisual

1. Mendeng- arkan 2. Membaca

1. Meja Komputer 2. Kursi

80% 65.07

16. Lounge 1. Menung-

gu

1. Bean Bag 80% 4.608

17. Area Internet 1. Melayani Informasi

1. Meja Komputer 2. Kursi

100% 21.6

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Luas keseluruhan fasilitas perpustakaan dewasa dan remaja dalam satuan (m2) adalah : (717.328 m2)


(75)

54 3. Fasilitas Publik

Table 3.4 Fasilitas Publik

No Nama Ruang Aktivitas Fasilitas Sirkulasi Total (m2)

1. Lobby Gedung

1. Melayani Informasi

1. Meja 2. Kursi

200% 8.28

2. Ruang

Tunggu

1. Menung- gu

1. Bean Bag 200% 5.4

3. Ruang

Pameran Temporer

1. Melihat Koleksi

1. Display 150% 17.6

4. Toko Buku 1. Membeli

Buku 2. Melihat

Buku

1. Display Buku 2. Meja Kasir 3. Kursi 4. Storage

Penyimpanan

150% 40.65

5. Ruang

Nonton

1. Menonton 1. Kursi 2. Screen

150% 41.5

6. Ruang

Seminar

1. Seminar 1. Kursi 2. Screen

150% 41.5

7. Cafetaria 1. Makan

2. Minum

1. Meja 2. Kursi 3. Sofa 1 Seat 4. Sofa 2 Seat 5. Sofa 3 Seat 6. Coffe Tabel 7. Meja Kasir

100% 59.08

8. Pantry 1. Memasak 1. Kitchen Set

2. Meja Saji


(76)

55

9. Lobby

Perpustakaan

1. Melayani Informasi

1. Meja 2. Kursi

200% 12.42

10. Ruang Penitipan Barang

1. Menitip barang

1. Storage Penyimpanan

150% 19.2

12. Ruang Penyimpanan Buku

Sementara

1. Menyim- pan Buku Sementara

1. Storage 100% 5.4

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Luas keseluruhan fasilitas perpustakaan dewasa dan remaja dalam satuan (m2) adalah : (261.59 m2)

4. Fasilitas Pengelola Perpustakaan Table 3.5 Fasilitas Pengelola Perpustakaan

No Nama Ruang Aktivitas Fasilitas Sirkulasi Total (m2)

1. R. Kepala

Perpustakaan

R. Kepala

Bidang Ruang Staff Ruang Rapat

1. Mengelola Perpusta- kaan

1. Meja Kerja 2. Kursi 3. Kursi Hadap 4. Storage 5. Meja Rapat 6. Sofa 1 Seat 7. Sofa 2 Seat 8. Sofa 3 Seat

80% s/d 100%

94.62114


(77)

56 Luas keseluruhan fasilitas pengelola perpustakaan dalam satuan (m2) adalah : (94.62.114 m2)

Luas jumlah keseluruhan fasilitas perpustakaan dalam satuan (m2) adalah : (1251.2667 m2)

3.9 Alur Sirkulasi

Berikut adalah alur sirkulasi perpustakaan learning society Bandung didalam menggunakan layanan perpustakaan :

1. Alur Sirkulasi Pengguna Layanan Perpustakaan Individual

Diagram 3.1 Alur Sirkulasi Pengguna Layanan Perpustakaan Individual

(Sumber : Dokumen Pribadi) Lobby Perpus-takaan Informasi & Pelayanan Area Penitipan Barang Area Katalog Buku Koleksi Remaja Koleksi Dewasa Koleksi Anak Area Baca Individual Menyimpan Buku di Rak

Penyimpanan Meja Baca Mengambil

Barang Pulang


(78)

57 2. Alur Sirkulasi Pengguna Layanan Perpustakaan Kelompok

Diagram 3.2 Alur Sirkulasi Pengguna Layanan Perpustakaan Kelompok

(Sumber : Dokumen Pribadi)

3. Alur Peminjaman Buku

Diagram 3.3 Alur Peminjaman Buku

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Koleksi Remaja Koleksi Dewasa Koleksi Anak Ruang Baca Kelompok Buku dalam Rak Buku Dibaca di Area Baca Informasi & Pelayanan Pinjam Menyimpan Buku di Rak

Penyimpanan Meja Baca Mengambil Barang Pulang Lobby Perpus-takaan Informasi & Pelayanan Area Penitipan Barang Area Katalog Buku


(79)

58 4. Alur Pengembalian Buku

Diagram 3.4 Alur Pengembalian Buku

(Sumber : Dokumen Pribadi)

5. Alur Pengadaan Koleksi

Diagram 3.5 Alur Pengadaan Koleksi

(Sumber : Dokumen Pribadi)

3.10 Program Ruang

Berikut adalah program ruang dan kedekatan antar ruang dalam perpustakaan learning society Bandung, yaitu :

Buku Yang Telah di Pinjam Informasi & Pelayanan Tempat Penyimpanan Sementara Dikembalikan Ke Rak Buku

Pengadaan Buku :

1. Membeli 2. Tukar Menukar 3. Sumbangan Kantor Pengelola Pengecekan & Penyortiran Pencatatan & Penomoran Pemberian Jenis Klasifikasi Buku Area Koleksi Buku

Anak, Dewasa & Remaja


(80)

59  Program Kedekatan Antar Ruang Lantai Basement

Table 3.6 Program Kedekatan Antar Ruang Lantai Basement

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Program Kedekatan Antar Ruang Lantai Dasar

Table 3.7 Program Kedekatan Antar Ruang Lantai Dasar


(81)

60  Program Kedekatan Antar Ruang Lantai 2

Table 3.8 Program Kedekatan Antar Ruang Lantai 2

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Program Kedekatan Antar Ruang Lantai 2

Table 3.9 Program Kedekatan Antar Ruang Lantai 2


(82)

61  Program Kedekatan Antar Ruang Lantai 3

Table 3.10 Program Kedekatan Antar Ruang Lantai 3

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Program Kedekatan Antar Ruang Lantai Mezanin

Table 3.11 Program Kedekatan Antar Ruang Lantai Mezanin


(83)

62 3.11 Zoning dan Blocking

Berikut adalah zoning dan blocking perpustakaan learning society bandung yang dibagi ke dalam beberapa lantai, yaitu lantai basement, lantai dasar, lantai 2, lantai 3 dan lantai mezanin.

Zoning Lantai Basement

Berikut adalah zoning lantai basement yang di bagi ke dalam beberapa penzonaan diantaranya adalah zona privat dan zona semi privat.

Gambar 3.2 Zoning Lantai Basement


(84)

63

Zoning Lantai Dasar

Berikut adalah zoning lantai dasar yang di bagi ke dalam beberapa penzonaan diantaranya adalah zona semi privat dan zona publik.

Gambar 3.3 Zoning Lantai Dasar


(85)

64

Zoning Lantai 2

Berikut adalah zoning lantai 2 yang di bagi ke dalam beberapa penzonaan diantaranya adalah zona privat, zona semi privat dan zona publik.

Gambar 3.4 Zoning Lantai 2


(86)

65

Zoning Lantai 3

Berikut adalah zoning lantai 3 yang di bagi ke dalam beberapa penzonaan diantaranya adalah zona privat dan zona semi privat.

Gambar 3.5 Zoning Lantai 3


(87)

66

Zoning Lantai Mezanin

Berikut adalah zoning lantai mezanin yang di bagi ke dalam beberapa penzonaan diantaranya adalah zona privat dan zona semi privat.

Gambar 3.6 Zoning Lantai Mezanin


(88)

67

Blocking Lantai Basement

Berikut adalah blocking lantai basement yang di bagi ke dalam beberapa fungsi pakai ruang diantaranya adalah kantor pengelola perpustakaan dan area parkir mobil dan motor.

Gambar 3.7 Blocking Lantai Basement


(89)

68

Blocking Lantai Dasar

Berikut adalah blocking lantai dasar yang di bagi ke dalam beberapa fungsi pakai ruang diantaranya adalah lobby, taman perpustakaan, ruang pamer temporer, toko buku, cafeteria, ruang nonton, ruang seminar, ruang penitipan barang, ruang penyimpanan buku sementara dan lobby perpustakaan.

Gambar 3.8 Blocking Lantai Dasar


(90)

69

Blocking Lantai 2

Berikut adalah blocking lantai 2 yang di bagi ke dalam beberapa fungsi pakai ruang diantaranya adalah lounge, ruang baca kelompok dewasa & remaja, ruang baca kelompok anak, ruang baca individual dewasa & remaja, ruang baca individual anak, ruang informasi & pelayanan, ruang audiovisual anak, ruang koleksi dewasa & remaja, ruang koleksi anak dan kelas belajar.

Gambar 3.9 Blocking Lantai 2


(91)

70

Blocking Lantai 3

Berikut adalah blocking lantai 3 yang di bagi ke dalam beberapa fungsi pakai ruang diantaranya adalah ruang koleksi dewasa & remaja, ruang koleksi referensi, ruang baca kelompok, ruang baca individual, ruang audiovisual dewasa & remaja, ruang informasi & pelayanan dan lounge.

Gambar 3.10 Blocking Lantai 3


(92)

71

Blocking Lantai Mezanin

Berikut adalah blocking lantai mezanin yang di bagi ke dalam beberapa fungsi pakai ruang diantaranya adalah lounge, ruang informasi & pelayanan, ruang baca kelompok, ruang baca individual, area koleksi novel dan area koleksi buku langka.

Gambar 3.11 Blocking Lantai Mezanin


(93)

72 3.12 Studi Image

Gambar 3.12 Suasana Ruang Dalian Library

(sumber : http://weandthecolor.com/dalian-library-competition-design-proposal-by-10-design/5905 )

Gambar 3.13 Library Culture House Futuristic Design

(Sumber : http://www.marvelbuilding.com/library-culture-house-futuristic-design-vennesla-library-culture-house.html)


(94)

73

Bab IV

Konsep Perancangan Perpustakaan

Learning Society

Bandung

4.1 Tema Perancangan

Tema perancangan yang diterapkan pada Perpustakaan Learning Society Bandung adalah Learning Society Library dengan tujuan utama sesuai dengan visi perpustakaan, yakni : Menyediakan layanan informasi yang handal menuju masyarakat Bandung cerdas dan misi perpustakaan, yakni : menyediakan fasilitas perpustakaan yang nyaman dan berbasis teknologi, informasi, dan komunikasi. Perpustakaan menghadirkan bentuk pendidikan formal dan non-formal, kedua aktivitas yang berbeda ini digabungkan ke dalam fasilitas perpustakaan sehingga masyarakat bisa berbagi ilmu kepada masyarakat yang satu dan yang lainnya. Perpustakaan menyediakan buku sebagai sarana untuk berbagi ilmu kepada orang yang menempuh pendidikan formal dan non-formal. Buku sebagai artefak yang ada di perpustakaan sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam mencari sumber rujukan ilmu dan sebagai acuan dalam kehidupan keseharian. Sasaran pengguna perpustakaan adalah orang-orang yang cerdas, orang-orang-orang-orang yang ingin belajar dan orang-orang-orang-orang yang membutuhkan buku sebagai sumber rujukan dalam mencari ilmu.

Perpustakaan Learning Society Bandung menerapkan gaya futuristic karena perpustakaan menyediakan fasilitas untuk seseorang akan ilmu


(95)

74 bacaannya maka ilmu yang diperoleh sekarang akan menentukan kehidupan di masa depannya. Menghadirkan bentuk statis yaitu bentuk yang kaku dari bentuk-bentuk tersebut perpustakaan learning society bandung tetap menerapkan bentuk kotak namun untuk menghindari kekakuan makan bentuk kotak tersebut dimiringkan. Selain bentuk-bentuk statis perpustakaan menghadirkan bentuk dinamis karena perpustakaan mempunyai beberapa fasilitas diantaranya adalah peminjaman dan pengembalian buku dalam tata caranya ada sebuah pergerakan yang dilakukan oleh petugas dan pengunjung perpustakaan.

Konsep utama perpustakaan membuat seseorang merasakan kenyamanan dalam melakukan aktivitas di dalam perpustakaan, diantaranya seseorang bisa fokus dalam membaca karena pencahayaan langsung menuju ke titik meja baca, seseorang bisa berdiskusi dengan rekannya tanpa harus berbisik karena pada umumnya di perpustakaan harus tenang. Di perpustakaan learning society memfasilitasi konsep ruang yang khusus untuk belajar dan berdiskusi.

Konsep furniture perpustakaan khususnya rak buku mempunyai konsep bentuk yang statis namun untuk menghindari kekakuan bentuk statis tersebut dimiringkan dengan tujuan untuk menarik minat seseorang untuk mengambil buku yang ada di rak buku dan mempunyai perbedaan rak buku dengan perpustakaan yang lainnya. Warna dalam interior perpustakaan berpengaruh terhadap mood seseorang dalam membaca maka perpustakaan learning society bandung mengaplikasikan warna-warna yang dapat membuat seseorang dalam beraktivitas di dalam


(96)

75 perpustakaan diantaranya adalah abu-abu, merah jingga, putih, cokelat, cream dan kuning.

4.2 Penggayaan Perancangan

Penggayaan perancangan yang diterapkan pada Perpustakaan Learning Society Bandung adalah Futuristic. Penggayaan tersebut merupakan tujuan untuk mengarah ke masa depan, terkait perpustakaan sebagai sarana untuk pendidikan dan selalu mengalami perkembangan ilmu pengetahuan maka penggayaan futuristic dapat mewakili sebagai penggayaan pada interior perpustakaan. Penggayaan tersebut mewakilkan dari beberapa kegiatan perpustakaan diantaranya adalah belajar, ketika seseorang belajar dan buku sebagai sarananya maka seseorang akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk bekal di kemudian hari.

4.3 Konsep Bentuk  Statis

Konsep bentuk statis diterapkan pada lay-out perpustakaan karena pada umumnya perpustakaan mempunyai aktivitas diantaranya adalah membaca. Bentuk statis tersebut dijadikan bentuk miring dengan kemiringan 900 langkah ini tepat untuk membuat perpustakaan tidak terasa kaku.


(97)

76 Gambar 4.1 Konsep Bentuk Ruang Statis

(Sumber : Dokumen Pribadi)

 Dinamis

Konsep bentuk dinamis diterapkan pada lay-out perpustakaan untuk menyelaraskan dengan bentuk statis. sehingga penataan bentuk lay-out mempunyai perpaduan antara bentuk statis dan dinamis.

Gambar 4.2 Konsep Bentuk Ruang Dinamis


(98)

77 4.4 Konsep Lay-out

Penataan lay-out antara satu ruangan dengan ruangan yang lainnya saling berdekatan dengan fungsi mempermudah seseorang dalam mengakses. Sebagai contoh ruangan koleksi buku harus berdekatan dengan ruangan membaca dan ruangan katalog harus dekat dengan ruangan koleksi buku.

4.5 Pola Lantai

Pola lantai yang diterapkan di perpustakaan learning society bandung adalah dengan menggunakan material jenis marmer dengan ukuran 50cm X 50cm dan 60cm X 60cm dalam pengaplikasian pola lantai dimiringkan dan tidak dimiringkan dengan fungsi untuk menandakan perbedaan antar ruangan yang satu dengan yang lainnya. Selain menggunakan jenis material marmer pengaplikasian material epoxy sebagai pola lantai border dengan fungsi menandakan perbedaan antara pola lantai yang satu dengan yang lainnya dan sebagai penanda pembatas perbedaan antar ruangan.


(99)

78 Gambar 4.3 Pola Lantai

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Gambar 4.4 Pola Lantai

(Sumber : Dokumen Pribadi)

4.6 Konsep Ceiling / Lighting Plan

Konsep ceiling pada perpustakaan learning society bandung mengaplikasikan bentuk statis dan dinamis dengan menggunakan material gypsum board. Bentuk ceiling mengikuti lay-out furniture dengan


(100)

79 fungsi mempermudah seseorang dalam berjalan. Lighting Plan diaplikasikan sesuai dengan fungsi perpustakaan diantaranya adalah membaca. Titik lampu diaplikasikan tepat diatas meja baca dengan fungsi untuk menerangkan meja baca sehingga seseorang akan lebih fokus dalam membaca. Terdapat titik pencahayaan yang memfokuskan suatu objek yang hendak diterangkan oleh cahaya, pencahayaan jenis spot light ini diaplikasikan khusus diarea display.

4.7 Konsep Way Finding System

Konsep way finding system pada perpustakaan learning society bandung adalah dengan mengaplikasikan bentuk yang informatif diantaranya adalah menerapkan warna kuning pada area sirkulasi untuk orang berjalan dan memberikan material jenis marmer pada area yang bersebelahan dengan sirkulasi jalan sehingga berfungsi mengarahkan pengunjung perpustakaan ke tempat yang ingin di tuju.

Gambar 4.5 Konsep Way Finding System Perpustakaan Learning Society Bandung


(1)

82 Gambar 4.10 Stainless Plate

(Sumber : http://www.suryalogam.com/)

 Material Multiplex

Material multiplex diaplikasikan pada perancangan desain furniture.

Gambar 4.11 Multiplex

(Sumber : http://www.spantriplast.be/multiplex_NL-15622.html)

 Material kaca

Material kaca diaplikasikan pada perancangan desain furniture dengan fungsi sebagai penutup dengan tujuan seseorang dapat fokus dalam membaca.


(2)

83 Gambar 4.12 Kaca

(Sumber : http://sifohomes.blogspot.com/2013/03/photoshop-tutorial-gadis-kaca.html)

4.9 Konsep Warna

Konsep warna pada perancangan Perpustakaan Learning Society Bandung adalah menggunakan warna-warna netral diaplikasikan pada ruangan yang membutuhkan ketenangan dalam melakukan aktivitas membaca, warna-warna yang merefleksikan pencitraan perpustakaan, dan aksentuasi warna yang membuat pengunjung menjadi semangat dalam berkunjung ke perpustakaan.

Dalam mencapai konsep warna tersebut, maka digunakan warna-warna sebagai berikut :

 Putih

Pada umumnya perpustakaan mempunyai kegiatan diantaranya adalah membaca. Perpustakaan learning society bandung mengaplikasikan warna putih disetiap ruangan karena warna tersebut bisa membuat seseorang merasakan fokus dan perasaan nyaman dalam melakukan aktivitas membaca.


(3)

84 Gambar 4.13 Skema Warna Putih

(Sumber : Dokumen Pribadi)

 Abu-abu

Warna abu-abu diaplikasikan pada perancangan desain furniture. Warna ini dapat membuat perasaan jadi tenang dan sangat tepat jika diterapkan di perpustakaan.

Gambar 4.14 Skema Warna Abu-abu (Sumber : Dokumen Pribadi)

 Cokelat

Warna cokelat diterapkan pada perancangan Perpustakaan Learning Society Bandung dengan tujuan merefleksikan pencitraan perpustakaan. Warna cokelat diasumsikan sebagai warna yang dimiliki oleh Bandung dengan bambu sebagai material yang dimilikinya.


(4)

85 Gambar 4.15 Skema Warna Cokelat

(Sumber : Dokumen Pribadi)

 Merah Jingga

Warna merah jingga diterapkan pada perancangan Perpustakaan Learning Society Bandung dengan tujuan sebagai warna yang dapat memberikan perasaan semangat dan tenang.

Gambar 4.16 Skema Warna Merah Jingga (Sumber : Dokumen Pribadi)

 kuning

Warna kuning diterapkan pada perancangan Perpustakaan Learning Society Bandung dengan tujuan sebagai aksentuasi warna sehingga pengunjung perpustakaan menjadi semangat dalam melakukan aktivitas di dalam perpustakaan.


(5)

86 Gambar 4.17 Skema Warna Kuning

(Sumber : Dokumen Pribadi)

4.10 Teknis Penghawaan

Teknis peghawaan pada perpustakaan learning society bandung adalah menggunakan jenis AC central dengan standar suhu yang ideal 20-24 derajat celcius.

4.11 Teknis Pencahayaan

Teknis pencahayaan pada perpustakaan learning society bandung adalah menggunakan downlight sebagai armatur lampu dan lampu jenis halogen. Titik lampu diaplikasikan tepat diatas meja baca dengan fungsi untuk menerangkan meja baca sehingga seseorang akan lebih fokus dalam membaca.

4.12 Teknis Keamanan  Sprinkler

Teknis keamanan sprinkler ketika terjadi kecelakaan kebakaran di ruangan perpustakaan maka sprinkler mengeluarkan air yang dapat memadamkannya.


(6)

87  Material

Penggunaa material yang tidak dapat melukai seseorang, material yang tidak licin dan material yang tidak dapat merusak buku.