Metode Penelitian PENGEMBANGAN MODEL MEMORIZATION LEARNING DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK PADA PELAJARAN KIMIA SMA : Studi Pada Sekolah SMA Negeri Kota Medan.

38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan model pembelajaran berbasis memory untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam menyeimbangkan antara otak kiri dan otak kanan. Dalam penelitian ini menggunakan metode “Research and Development”. Pengertian penelitian dan pengembangan menurut Sukmadinata 2009:164, adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan Sugiyono 2009:297, menyatakan bahwa Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Menurut Brogh Gall Syaodih, 2009:169 mengemukakan sepuluh langkah yang harus ditempuh dalam penelitian dan pengembangan ini, yaitu: 1. Penelitian dan pengumpulan data research and information collecting termasuk didalamnya reviuw literatur, observasi kelas dan persiapan laporan. Pengumpulan informasi mengenai data lapangan berdasarkan studi awal dan studi literatur yang menunjang pembelajaran berbasis memory untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pelajaran kimia pada materi Hidrolisis, KSP dan koloid. 2. Perencanaan Planning, adalah menyusun perencanaan dan prosedur yang akan ditempuh dalam penelitian meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, yaitu: a merumuskan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian yaitu meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pelajaran kimia pada materi Hidrolisis, KSP dan koloid, b menyusun langkah-langkah penelitian dalam bentuk desain memorization learning. c Subjek yang menggunakan produk adalah guru. Latarbelakang pendidikan guru antara lain adalah sarjana muda, sarjana pendidikan, sarjana teknik dan magister sains dengan pengalaman mengajar di SMA dari 10-32 tahun dan mengajar di kelas XI dari 5-25 tahun. 3. Pengembangan produk awal develop preliminary form of product: pengembangan produk awal model dalam penelitian ini adalah merupakan langkah menyusun draf awal model merujuk pada pengembangan model memorization learning untuk mata pelajaran kimia, yaitu meliputi langkah: perencanaan, implementasi, dan evaluasipenilaian. 4. Uji coba model awal preliminary field testing, Uji coba dilakukan melibatkan satu sekolah yaitu SMA Negeri 8 Medan kelas XI IPA dengan jumlah sampel sebanyak 1 kelas dalam rangka pelakasanaan pengembangan Model Memorization Learning. Untuk melihat perkembangan model yang diujicobakan pemantauan dilakukan dengan menggunakan observasi. Panduan observasi disusun oleh peneliti. 5. Revisi produk main product revision. Revisi produk adalah merupakan langkah perbaikan dan penyempurnaan yang dilakukan terhadap pelaksanaan uji coba model pendahuluan pada uji coba terbatas melalui beberapa siklus. Revisi pada uji coba model dilakukan bersama-sama oleh guru pengembang dan peneliti. Hasil dari revisi model tersebut selanjutnya dijadikan sebagai acuan untuk pelaksanaan model yang akan diujicobakan dalam uji coba lebih luas. 6. Uji coba luas main field testing, pada tahap uji coba luas ini melibatkan sekolah dan subjek dalam jumlah lebih banyak. Uji coba luas dalam penelitian ini melibatkan tiga sekolah yaitu SMA Negeri 2, SMA Negeri 10 dan SMA Negeri 20 Medan. Dari masing-masing sekolah selanjutnya diambil sebagai sampel adalah peserta didik kelas XI IPA masing-masing sekolah sebanyak satu kelas. Uji coba luas dilakukan terhadap sekolah negeri dengan kategori sekolah terfavorit, sekolah biasa dan sekolah tidak favorit, hal tersebut berdasarkan jumlah peserta didik yang diterima oleh sekolah. Selain berdasarkan kefavoritan sekolah, juga berdasarkan kategori wilayah dengan kategori wilayah pusat, transisi dan pinggiran data diperoleh dari Depdiknas. Untuk melihat perkembangan model yang diujicobakan pemantauan dilakukan dengan menggunakan tes. Data kuantitatif berupa pre-test dan post-test dikumpulkan selanjutnya hasil dievaluasi sesuai dengan tujuan. 7. Penyempurnaan product operational product revision, perbaikan model pembelajaran berdasarkan uji coba model lebih luas yang dilakukan peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran kimia untuk menghasilkan pembelajaran ideal. 8. Uji coba operasional operational field testing, yaitu uji coba model lebih banyak sekolah dan subjek. Pada langkah ini dikumpulkan data dari angket, observasi, dan hasil wawancara yang selanjutnya dilakukan analisis. Revisi akhir produk final product revision, berdasarkan hasil uji coba model luas. 9. Revisi akhir produk final product revision, berdasarkan hasil uji coba model lebih luas. 10. Desiminasi dan implementasi dessimination and distribution, yaitu penyebaran dan distribusi. Pada langkah ini dilakukan monitoring sebagai kontrol terhadap kualitas model. Selanjutnya menurut Sukmadinata 2009:187 bahwa “untuk peneliti dari program S2 atau penyusunan tesis, kegiatan penelitian dan pengembangan dapat dihentikan sampai dihasilkan draf final, tanpa pengujian hasil”. Merujuk pada pendapat tersebut dan mengingat keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan ini tanpa mengabaikan prinsip-prinsip serta prosedur dan langkah- langkah utama yang telah ditetapkan, maka dari sepuluh langkah yang dikembangkan oleh Borg dan Gall diatas, penelitian ini menggunakan tiga langkah yang dikemukakan oleh Sukmadinata 2009:184, yaitu: 1 Studi pendahuluan, 2 Pengembangan model, dan 3 Uji model.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian