KAJIAN MORFOMETRI WERENG HIJAU (Nephotettix virescens) DAN GULMA PADA EKOSISTEM PADI SAWAH DI KECAMATAN SIDAMANIK DAN KECAMATAN PEMATANG SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN.

KAJIAN MORFOMETRI WERENG HIJAU (Nephotettix virescens) DAN
GULMA PADA EKOSISTEM PADI SAWAH DI KECAMATAN
SIDAMANIK DAN KECAMATAN PEMATANG
SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN

Oleh :
Ajeng Silvia Yunizar
4123220002
Program Studi Biologi

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Afd 1 Bahbutong, pada tanggal 6 Juni 1944.

Ayahanda bernama Lazuardi dan Ibunda bernama Supiati. Penulis merupakan
anak pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 1999 penulis memulai pendidikan
Taman Kanak-kanak di TK Kencana Mekar PTPN IV Bahbutong dan lulus pada
tahun 2000. Pada tahun 2000 penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri
091422 Afd q Bahbutong dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis
melanjutkan pendidikannya di MTs Yapensum Darma Pertiwi Bahbutong dan
lulus pada tahun 2009. Kemudian pada tahun 2009, penulis melanjutkan
pendidikan di SMAN 1 Sidamanik dan lulus pada tahun 2012.
Pada tahun yang sama pneulis diterima di Program Studi Biologi Jurusan
Biologi melalui jalur SMNPTN. Tahun ketiga di maa perkuliahan penulis
mengikuti program PKL (Praktek Kerja Lapangan) di Balai Penelitian Pusat
Penelitian Karet Sei Putih, Galang sebagai aplikasi kerja yang dihasilkan selama
perkuliahan. Penulis juga pernah menjadi asisten dosen/laboratorium dengan mata
kuliah Praktikum Genetika.

iii

KAJIAN MORFOMETRI WERENG HIJAU (Nephotettix virescens) DAN
GULMA PADA EKOSISTEM PADI SAWAH DI KECAMATAN
SIDAMANIK DAN K ECAMATAN PEM ATANG

SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN
Ajeng Silvia Yunizar (4123220002)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis morfometri, perbedaan
morfometri dan jenis-jenis gulma yang terdapat di daerah persawahan di
Kabupaten Simalungun. Sampel penelitian di ambil dari areal persawahan yang
terdapat di Desa Manik Rejo dan Desa Gunung bosar. Penelitian ini menggunakan
metode Survey. Sampel Nephotettix virescens yang di tangkap di analisis
menggunakan regresi berganda dengan metode stepwise dan menggunakan uji t,
sampel gulma di analisis dengan analisis vegetasi gulma. Parameter morfometri
yang di ukur adalah panjang terukur terhadap panjang total. Secara morfometri
ukuran panjang yang memberikan kontribusi terhadap panjang t pada Nephotettix
virescens jantan adalah yakni panjang abdomen (X5) 79,1%, panjang stylet (X6)
89,9%, panjang sayap (X7) 90,7%, panjang tungkai belakang (X9) 93,4% dan
panjang thorax (X4) 94,2%. Faktor independent yang berkontribusi terhadap
panjang total Nephotettix virescens betina yakni panjang abdomen (X5) 28,1%
dan panjang ovipositor (X10) 33,5%. Morfometri Nephotettix virescens memiliki
ukuran yang bervariasi, terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil
pengukuran pada beberapa karakter morfometri seperti perbedaan morfometri
Nephotettix virescens jantan dari Gunung bosar dan Manik rejo berbeda signifikan

pada ukuran panjang tubuh (Y), lebar tubuh (X1), panjang kepala (X2), lebar
kepala (X3), panjang thorax (X4), panjang abdomen (X5), panjang stylet (X6),
panjang sayap (X6), panjang sayap (X7), lebar sayap (X8) dan panjang tungkai
belakang (X9). Di areal persawahan di Desa Gunung Bosar di temukan 9 jenis
gulma yang terdiri dari 4 family, 9 genus dan 9 spesies. Gulma yang memiliki INP
tertinggi adalah Cyperus rotundus (38 %) dan Agerantum conyzoides (36,6 %). Di
persawahan di Desa Manik Rejo di temukan 7 jenis gulma yang terdiri dari 4
family, 7 genus dan 7 spesies, yang memiliki INP tertinggi adalah Kylinga
monocepala 35,7 % dan Agerantum conyzoides 30,4 %. Berdasarkan nilai INP
tertinggi, kedua daerah mempunyai kesamaan tipe vegetasi yaitu tipe Cyperaceae,
asteraceae.
Kata kunci : Morfometri Nephotettix virescens, Wereng Hijau, Gulma.

iv

THE STUDY OF THE GREEN LEAFTHOPPERS (Nephotettix virescens)
MORPHOMETRIC AND WEEDS IN PADDY RICE ECOSYSTEM
IN THE SIDAMANIK DISTRIC AND PEMATANG SIDAMANIK
DISTRIC IN SIMALUNGUN REGENT
Ajeng Silvia Yunizar (4123220002)

ABSTRACT
Objective of this research is to analyzed the morphometry, morphometric
differences and the types of weeds that found in rice fields in Simalungun regent.
The research sample was taken from the paddy fields in the Manik Rejo and
Gunung bosar village. This study use a survey method and analysis of vegetation
weed. Samples Nephotettix virescens were analyzed using multiple regression by
stepwise method and using the t test, weed samples analyzed by analysis of weed
vegetation. Based on morphometry, the body length that coefficient of
determinasi in the total at the Nephotettix virescens male is the lenght of abdomen
(79,1%), the leght of stylet (89,9%), the legth of the wings (90,7%), the leght of
the hind limbs (93,4%) and the leght of thorax (94,2%) Nephotettix virescens
female is the leght of abdomen (28,1%) and the leght of ovipositor
(33,5%).Morphometry Nephotettix virescens vary in size, there is a significant
difference to the results of measurements on some characters morphometry as the
difference morphometry Nephotettix virescens male from Gunung bosar and
Manik rejo differ significantly on the size of the body length (Y), the width of the
body (X1), the length of the head ( X2), head width (X3), the length of the thorax
(X4), the length of the abdomen (X5), the length of the stylet (X6), the lenght of
the stylet (X6), the leght of the wings (X7), wingspan (X8) and the length of the
hind limbs (X9 ). In paddy fields in the village of Gunung Bosar were found nine

weed species consisting of 4 family, 9 genera and 9 species. In the paddy fields in
the village of Manik Rejo is found seven types of weeds that consists of 4 family,
7 genera and 7 species. Based on the highest INP, the two region have the same
type of vegetation thats is the Cyperaceae-asteraceae type.
Keywords : Morphometry, Nephotettix virescens, Green Leafthoppers , Weed.

v

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt, karena atas segala
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
Kajian Morfometri Wereng Hijau (Nephotettix virescens) dan Gulma pada
Ejosistem Padi Sawah di Kecamatan Sidamanik dan Kecamatan Pematang
Sidamanik Kabupaten Simalungun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar
sarjana Non Kependidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan. Kiranya skripsi ini dapat memberi manfaat bagi
rekan mahasiswa dan masyarakat. Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang dapat membangun agar
menjadi skripsi yang lebih sempurna.
Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur penulis mengucapkan

terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Rer. nat. Binari Manurung, M.Si, selaku
Dosen Pembimbing Skripsi, Ibu Dra. Martina Asiati Napitupulu Selaku Dosen
Pembimbing Akademik, Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si, Bapak Drs. Mhd. Yusuf
Nasution, M.Si, Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., sebagai Dosen Penguji yang telah
memberikan banyak saran dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini, kepada
Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd dan Ibu Endang Gultom, S.Si., M.Si.Apt. Selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan serta kepada Ibu Dr. Melva Silitonga, M.S., selaku
Ketua Prodi Biologi, Ibu Dra. Meida Nugrahalia, M.Sc selaku Kepala
Laboratorium Biologi FMIPA UNIMED dan keluarga Bapak Yadar dan Ibu
Marni serta keluarga Bapak Dani dan Ibu Wagina yang berbaik hati
memperbolehkan penulis untuk melakukan penelitian dan pengambilan sampel di
sawah milik mereka di Desa Gunung bosar dan di Desa Manik Rejo.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih yang sebesarnya-besarnya
kepada Ayahanda Lazuardi dan Ibunda Supiati yang selalu memberikan
dukungan, doa, perhatian, nasihat dan kasih sayang, serta kepada adek tersayang
Halizah Cindi Arnani yang banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi
ini serta adek ku Azwar Zulfikar Ali. Kepada Bunde Yusnizar Heni Wati S.ST.,
M.Hum yang selama 4 tahun ini menjadi wali penulis selama menjalani kuliah di

vi


Unimed. Kepada sahabat-sahabat tercinta Ismayhop (Lelli, Pritty, Cymel,
Monalisa, Ymelda, Jhelly dan Kemala), dan teman-teman Nondik B Biologi 2012
yang selama 4 tahun ini bersama-sama dalam candaan, suka dan duka selama
menjalani perkuliahan, dan Puput Rahayu yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
Peneliti telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan. Terima Kasih.

Medan,

Juni 2016

Penulis


Ajeng Silvia Yunizar

vii

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Abstract
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

I
Ii
Iii
Iv

V
Vii
Ix
X
Xii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian

1
1
3
3
3
4

4

BAB II. Tinjauan Pustaka
2.1. Wereng Hijau (Nephotettix virescens)
2.1.2. Nephotettix virescens
2.2. Tanaman Padi (Oryza sativa)
2.2.3. Gulma pada Padi
2.2.3.1. Golongan Rumput
2.2.3.2. Golongan Teki
2.2.3.3. Golongan Gulma Daun Lebar
2.3. Morfometri Wereng Hijau (Nephotettix virescens)

5
5
6
6
6
7
7
7

8

BAB III.METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.3. Teknik Pengambilan Sampel
3.4. Jenis dan Sumber Data
3.5. Pelaksanaan Penelitian
3.5.1. Alat dan Bahan
3.5.2. Prosedur Kerja
3.6. Analisis Data
3.6.1. Uji t
3.6.2. Regresi Linear Berganda
3.6.3. Analisis Vegetasi Gulma

10
10
10
10
11
11
11
12
16
16
17
18

viii

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Morfologi Nephotettix virescens
4.1.2. Morfometri Nephotettix virescens
4.1.3. Pendugaan Spesies Nephotettix virescens Berdasarkan Parameter
Terukur
4.1.4. Analisis Vegetasi Gulma di Desa Gunung Bosar dan di Desa Manik
Rejo
4.2. Pembahasan
4.2.1. Morfometri dan Perbandingan Morfometri Nephotettix virescens
4.2.2. Hubungan Morfometri dengan Nephotettix virescens
4.2.3. Hubungan Gulma dengan Nephotettix virescens

19
19
29
21
34

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

49
49
50

DAFTAR PUSTAKA

51

38
39
39
41
42

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Morfologi Nephotettix virescens
Gambar 3.2. Pengukuran Morfometri (a. lebar kepala, b. Panjang kepala,
c. Panjang stylet
Gambar 3.3. Pengukuran Morfometri (a. Panjang tubuh, b. Panjang
thorax, c. Panjang abdomen
Gambar 3.4. Pengukuran Morfometri (a. Panjang dan lebar sayap, b.
Panjang tungkai belakang,
Gambar 3.5. Pengukuran ovipositor pada Nephotettix virescens betina
Gambar 4.1. Morfologi Nephotettix virescens jantan (a. sayap, b. Tungkai
belakang, c. Nephotettix virescens jantan)
Gambar 4.2. Morfologi Nephotettix virescens betina (a. Bagian dorsal, b.
Bagian abdomen, c. Tungkai belakang)
Gambar 4.3. Nephotettix virescens
Gambar 4.4. Agerantum conyzoides
Gambar 4.5. Leersia hexandra
Gambar 4.6.Gynura crepidioides
Gambar 4.7. Kylinga monocepala
Gambar 4.8. Eichornia crassipes
Gambar 4.9. Eleusine indica
Gambar 4.10. Imperata cilindrica
Gambar 4.11. Fimbristylis littoralis

6
14
14
15
15
19
19

44
44
45
46
46
42
42
48

x

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Karakteristik morfometri wereng hijau

11

Tabel 4.1. Perbandingan morfometri Nephotettix virescens jantan dan
betina yang di temukan di Desa Manik Rejo Kecamatan
Sidamanik dengan uji t.
Tabel 4.2. Perbandingan morfometri Nephotettix virescens jantan yang
di temukan di Desa Manik Rejo Kecamatan Sidamanik dan di
Desa Gunung Bosar Kecamatan Sidamanik dengan uji t.
Tabel 4.3. Perbandingan morfometri Nephotettix virescens Betina yang
di temukan di Desa Manik Rejo Kecamatan Sidamanik dan di
Desa Gunung Bosar Kecamatan Sidamanik dengan uji t.
Tabel 4.4. Besaran keofisien determinasi (r2) panjang terukur terhadap
panjang total pada Nephotettix virescens jantan yang di
temukan di Desa Gunung Bosar Kecamatan Pematang
Sidamanik
Tabel 4.5. Besaran keofisien determinasi (r2) panjang terukur terhadap
panjang total pada Nephotettix virescens betina yang di
temukan di Desa Gunung Bosar Kecamatan Pematang
Sidamanik
Tabel 4.6. Besaran keofisien determinasi (r2) panjang terukur terhadap
panjang total pada Nephotettix virescens jantan yang di
temukan di Desa Manik Rejo Kecamatan Sidamanik
Tabel 4.7. Besaran keofisien determinasi (r2) panjang terukur terhadap
panjang total pada Nephotettix virescens betina yang di
temukan di Desa Manik Rejo Kecamatan Sidamanik
Tabel 4.8. Besaran koefisien determinasi (r2) panjang terukur terhadap
panjang total pada Nephotettix virescens jantan secara
keseluruhan (jantan dari Gunung Bosar dan Manik Rejo).
Tabel 4.9. Besaran koefisien determinasi (r2) panjang terukur terhadap
panjang total pada Nephotettix virescens betina secara
keseluruhan (jantan dari Gunung Bosar dan Manik Rejo).
Tabel 4.10. Persamaan regresi berdasarkan metode Stepwise terhadap
Nephotettix virescens jantan dan betina yang di temukan di
Desa Gunung Bosar Kecamatan Pematang Sidamanik dan di
Desa Manik Rejo Kecamatan Sidamanik.

22

Tabel 4.11. Tabel perhitungan INP gulma yang di temukan di Desa
Gunung Bosar Kecamatan Pematang Sidamanik.
Tabel 4.12. Tabel perhitungan INP gulma yang di temukan di Desa
Manik Rejo Kecamatan Sidamanik.

25

28

31

34

35

35

36

36

37

38
38

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Data pengukuran morfometri Nephotettix virescens

53

Lampiran 2: Penghitungan Uji T mengunakan IBM SPSS 20

58

Lampiran 3: Perhitungan Regresi Linear Berganda Menggunakan IBM
SPSS 20

81

Lampiran 4: Analisis vegetasi gulma

93

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Padi sebagai tanaman pangan nasional sangat memerlukan perhatian.
Sebagai negara agraris sangatlah penting untuk selalu memikirkan dan melakukan
inovasi demi tercapainya swasembada pangan nasional. Untuk mencapai tujuan
sebagai negara berswasembada pangan sangat banyak kendala yang harus
dihadapi. Sebagai tanaman pangan utama di Indonesia, padi memiliki banyak
hama dari jenis serangga salah satunya adalah wereng. Manurung et al. (2012)
telah melaporkan keanekaragaman, distribusi dan kelimpahan serangan wereng
Hemiptera (Auchenorrhyncha) pada ekosistem persawahan di Kab. Deli Serdang,
Sumatera Utara. Dalam hal ini keanekaragaman serangan wereng pada ekosistem
persawahan tersebut

minimal terdiri atas sepuluh spesies. Kesepuluh jenis

serangga wereng itu hidup berkohabitasi pada singgang-singgang tanaman padi.
Adapun kesepuluh taksa wereng tersebut adalah Recilia dorsalis, Nephotettix
virenscens, Nophotettix nigropictus, Nilaparvata lugens, Sogatella furcifera,
Cicadulina sp, Cofana spectra, Cicadella sp, Oliarus sp dan Thaia oryzivora.
Hubungan wereng dengan tanaman padi sangat erat karena wereng
memanfaatkannya sebagai sumber makanan, tempat meletakkan telur dan sebagai
sarang tempat berlindung. Pada masa pasca panen, wereng menjadikan gulma
sebagai inangnya yang akan dimanfaatkan seperti pada tanaman padi sebelumnya
yaitu sebagai sumber makanan, tempat meletakkan telur dan sarang sebagai
tempat berlindung. Gulma yang dijadikan inang oleh Nephotettix virescens adalah
Cynodon dactylon, Echinochloa crus-galli, Echinochloa indica, dan Leersia
hexandra (Suharto, 2014).
Jika ditinjau dari segi nilai ekonominya bagi pertanian, jenis-jenis wereng
yang ditemukan pada singgang-singgang tanaman padi yang terdapat di Kab. Deli
Serdang termasuk jenis-jenis wereng yang memiliki nilai ekonomi penting. Dalam
hal ini wereng hijau (Nephotettix virescens) merupakan vektor dari virus tungro.
Tanaman yang terinfeksi tungro akan tumbuh kerdil dengan anakan yang sedikit

1

2

(Syam, 2005). Pada tahun 70an dan 80an serangga dari kelompok wereng hijau
dan wereng coklat telah melumpuhkan pertanian Indonesia (Manurung, 2014).
Dalam kelangsungan hidupnya setiap serangga akan mampu beradaptasi
dengan lingkungannya, sehingga akan terbentuk struktur morfologi yang
bervariasi pada masing-masing serangga sesuai dengan dimana lingkungan
serangga tersebut demikian juga dengan wereng. Morfometri dapat didefinisikan
sebagai metode yang karakter-karakter morfologinya dideskripsikan melalui
pengukuran, penghitungan atau pemberian skor (Bookstein and Strauss, (1982),
dalam Makhzuni, 2013). Morfometri dan jumlah meristik dianggap sebagai
metode paling mudah dan otentik untuk identifikasi spesimen yang disebut
sebagai sistematika morfologi (Langer et. al., 2013). Pengukuran morfometri dan
jumlah meristik dapat menegaskan jenis spesies (Hazarika et. al., 2011). Karakter
morfologi dapat membantu dalam identifikasi genus dan spesies (Negi, 2010).
Dalam penelitian ini akan dilakukan penghitungan morfometri terhadap
parameter-parameter morfometri pada Nephotettix virescens untuk mengetahui
parameter

yang

mana yang memberikan kontribusi terhadap panjang total

Nephotettix virescens melalui analisis regresi linear berganda. Parameterparameter yang memberikan kontribusi terhadap panjang total Nephotettix
virescens akan menjadi penciri (ciri khas) dalam mengidentifikasi Nephotettix
virescens yang ada di lapangan.
Dengan hal ini, data mengenai gulma yang terdapat di areal persawahan
yang menjadi inang oleh Nephotettix virescens dan data morfometri yang dapat
dijadikan rujukan untuk penentuan jenis spesies wereng hijau dapat dijadikan
referensi yang baik oleh petani maupun pembaca dalam menentukan langkah apa
yang harus dilakukan untuk mengatasi ataupun membasmi Nephotettix virescens
lewat interaksinya dengan gulma dan jenis spesiesnya melalui pendugaan jenis
spesies berdasarkan karakter morfometrinya. Namun jika merujuk pada data yang
sudah ada, data menganai morfometri Nephotettix virescens dan gulma pada
ekosistem padi sawah sangat minim. Oleh karena itu untuk mengetahui
karakterisasi morfometri wereng hijau dilakukan penelitian mengenai kajian
morfometri Nephotettix virescens dan gulma pada ekosistem padi sawah di Desa

3

Gunung Bosar Kec. Pematang Sidamanik dan di Desa Manik Rejo Kec.
Sidamanik, Kab. Simalungun.
1.2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1.

Sebagai tanaman pangan utama di Indonesia, padi memiliki banyak hama dari
jenis serangga salah satunya adalah wereng hijau.

2.

Nephotettix virescens sebagai vektor utama penyakit tungro menjadi masalah
panjang bagi para petani. Setiap tahunnya kerugian yang diakibatkan
serangan hama ini menyebabkan kerugian yang amat panjang. Hasil panen
padi yang dihasilkan menurun secara signifikan hampir setiap tahun.

3.

Masih minimnya informasi mengenai morfometri Nephotettix virescens di
Sumatera Utara.

1.3. Batasan Masalah
Batasan Masalah dari Penelitian ini adalah:
1.

Wereng Hijau yang akan diperiksa melalui pengukuran morfometri yaitu
hanya wereng hijau yang sudah dewasa dari spesies Nephotettix virescens.

2.

Penelitian mengenai perbedaan morfometri akan dilakukan di dua Kecamatan
di Kab. Simalungun yaitu di Kec. Pematang Sidamanik (di Desa Gunung
Bosar) dan Kec. Sidamanik (di Desa Desa Manik Rejo).

3.

Karakter morfometri wereng hijau yang akan diperiksa adalah panjang tubuh,
lebar tubuh, lebar kepala, panjang kepada, panjang sayap depan, lebar sayap
depan, panjang thorax, panjang abdomen, panjang tungkai belakang, panjang
stylet dan panjang ovipositor (untuk wereng betina).

1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Apakah terdapat perbedaan morfometri Nephotettix virescens jantan dan
Nephotettix virescens betina yang terdapat pada persawahan di Desa Gunung
Bosar Kec. Pematang Sidamanik dan di Desa Manik Rejo Kec. Sidamanik,
Kab. Simalungun?

4

2.

Karakter morfometri manakah yang memberikan kontribusi terhadap panjang
total Nephotettix virescens?

3.

Gulma jenis apa sajakah yang terdapat pada ekosistem padi sawah di Desa
Gunung Bosar Kec. Pematang Sidamanik dan di Desa Manik Rejo Kec.
Sidamanik, Kab. Simalungun?

1.5. Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Mengetahui perbedaan morfometri Nephotettix virescens jantan dan
Nephotettix virescens betina di Desa Gunung Bosar Kec. Pematang
Sidamanik dan di Desa Laut Tawar Kec. Sidamanik Kab. Simalungun.

2.

Mengetahui karakter morfometri Nephotettix virescens yang memberikan
kontribusi terhadap panjang total Nephotettix virescens.

3.

Mengetahui jenis-jenis gulma yang terdapat pada ekosistem padi sawah di
Desa Gunung Bosar dan di Desa Manik Rejo Kab. Simalungun.

1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Memberikan informasi kepada pembaca mengenai perbedaan morfometrik
antara Nephotettix virescens betina dan Nephotettix virescens jantan serta
perbedaan morfometrik Nephotettix virescens di Kab. Simalungun di dua
Kec. yang berbeda yaitu di Desa Gunung Bosar Kec. Pematang Sidamanik
dan di Desa Manik Rejo Kec. Sidamanik, Kab. Simalungun.

2.

Memberikan informasi mengenai jenis-jenis gulma yang terdapat di areal
persawahan di Kab. Simalungun di dua Kec. yang berbeda yaitu di Desa
Gunung Bosar Kec. Pematang Sidamanik dan di Desa Manik Rejo Kec.
Sidamanik, Kab. Simalungun.

3.

Memberikan informasi mengenai karakter morfometri Nephotettix virescens
yang memberikan kontribusi terhadap panjang total Nephotettix virescens,
sehingga ciri tersebut dapat dijadikan acuan untuk mengidentifikasi
Nephotettix virescens yang ditemukan di lapangan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Nephotettix virescens betina yang ditemukan pada kedua Desa memiliki
ukuran panjang tubuh yang lebih panjang dibanding dengan Nephotettix
virescens jantan.
2. Faktor independen yang berkontribusi terhadap panjang total Nephotettix
virescens jantan yakni panjang abdomen (X5) 79,1%, panjang stylet (X6)
89,9%, panjang sayap (X7) 90,7%, panjang tungkai belakang (X9) 93,4%
dan panjang thorax (X4) 94,2%. Faktor independent yang berkontribusi
terhadap panjang total Nephotettix virescens betina yakni panjang
abdomen (X5) 28,1% dan panjang ovipositor (X10) 33,5%.
3. Di areal persawahan di Desa Gunung Bosar ditemukan 9 jenis gulma yang
terdiri dari 4 family, 9 genus dan 9 spesies. Gulma yang memiliki INP
tertinggi adalah Cyperus rotundus (38%) dan Agerantum conyzoides
(36,6%). Di persawahan di Desa Manik Rejo ditemukan 7 jenis gulma
yang terdiri dari 4 family, 7 genus dan 7 spesies, yang memiliki INP
tertinggi adalah Kylinga monocepala 35,7% dan Agerantum conyzoides
30,4%. Berdasarkan nilai INP tertinggi kedua daerah mempunyai
kesamaan tipe vegetasi yaitu tipe Cyperace - asteraceae.

5.2. Saran
1. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat 3 jenis gulma yang

merupakan inang potensial bagi Nephotettix virescens bedasarkan kajian
literatur yaitu Leersia hexandra, Kyllinga monocephala dan Echinoclhoa
cruss-galli, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk
mengetahui gulma yangb berpotensial sebagai inang Nephotettix virescens
dan hubungan gulma dengan Nephotettix virescens.

49

DAFTAR PUSTAKA
Blackman RL & Spence JM., 1994. The effects of temperature on aphid
morphology, using a multivariate approach. Jur J Entomol 91:7-22.
Cardulo. P., Mark Anthony dan Cesar. G. 2010. Relative warp analysis of head
shape variation in Nephotettix virenscens (Distant) (Homoptera:
Cicadellidae) infecting rice types with different genes for resistance. Egyt.
Acad. J. Biologi. Sci. 3(1): 199-206.
Gnaneswaran, K., Hemachandra dan D. Ahangama., 2008. Species of Nephotettix
Matsumura (Hemiptera: Auchenorhyncha: Cicadellidae) in Sri Lanka.
Tropikal Agricultural Research. 20: 414-418.
Haryanti, S., Rini. B., Enda. D dan Yulita. N., 2010. Adaptasi Morfologi
Fisiologi dan Anatomi Eceng Gondok (Eichornia crassipes) di Berbagai
Perairan Tercemar. Biologi FMIPA UNDIP : 39-46.
Hazarika, A., Utpal. B & Lily. B., 2011. Studies on Morphometric Measurements
and Meristic Counts of Hill Trout (Barilius Bendelisis, Hamilton) From
the River Buroi at the Boundary Areas of Assam and Arunachal Pradesh,
India. Indian Journal of Fundamental and Applied Life Sciences 1(3): 194198.
Kastanja, A., 2011. Identifikasi Jenis Dan Dominansi Gulma Pada Pertanaman
Padi Gogo (Studi Kasus Kec. Tobelo Barat Kab. Halmahera Utara. Jurnal
Agroforestri. 6(1): 40-46.
Ladja, F., 2013. Gulma Inang Virus Tungro dan Kemampuan Penularannya ke
Tamanan Padi. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 32(3): 187-191.
Langer. S, Tripathi & Khajuria. 2013. Morphometric and Meristic Study of
Golden Mahseer (Tor putitora) from Jhajjar Stream India. Journal of
Animal, Veterinary and Fishery Sciences. 1(7) : 1 – 4.
Makhzunil, R., Syaifullah & bahelmi. 2013. Variasi morfometri Papilio polytes L.
(Lepidoptera: Papilionidae) di beberapa lokasi di Sumatera Barat. Jurnal
biologi Universitas Andalas 2 (1): 50-56
Manurung, B., 2012. Strategi Meminimalisasi Serangan Hama Wereng Padi
Kontribusi dari Studi Bioekologi Serangga Wereng (Hemiptera:
Auchenorryrhyncha) pada Singgang-singgang Tanaman Padi di Kab. Deli
Serdang-Provinsi Sumatera Utara. Prosiding Simposium Penelitian

50

51

Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Simpel PEMDA-SU) hal. 136145.
Manurung, B., 2014. Entomologi, Medan, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Miranda, M., Irfan. S., dan Irawati, C., 2011. Eksplorasi dan Identifikasi Gulma
pada Padi Sawah Lokal (Oryza sativa L) di Kota Padang Seram. 4(1): 4554.
Negi. R., & Negi. T., 2010. Analysis of morphometric character of Schizothorax
richardsonii (Gray, 1832) from the Uttarkashi District of Uttrakhand State,
India. Journal of Biological Sciences 10 (6): 536 – 540.
Perpustakaan. POM. go. Id/Taksonomi koleksi tanaman obat kebun tanaman obat
citeureup/Agerantum conyzoides L. Pdf (diakses pada tanggal 22 april
2016).
Pracaya, 2012, Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara organik,
Yogyakarta, Kanisius.
Sartiami, D., Magdalena & Ali N. 2011. Thrips parvispinus Karny (Thysanoptera:
Thripidea) pada tanaman cabai : perbedaan karakter morfologi pada tiga
ketinggian tempat. J . entomol. Indon. 8(2):85-95.
Sudjana, 1992, Teknik analisis regresi dan korelasi, Tarsito, Bandung.
Silitonga, T. 2004. Pengelolaan dan pemanfaatan plasma nutfah padi di Indonesia.
Buletin Plasma Nutfah 10(2): 56-71.
Suharto, 2014, Pengenalan dan pengendalian hama tanaman pangan, CV Andi
offset, Jember.
Sukman. Y., 2002, Gulma dan teknik pengendaliannya (edisi revisi), PT Raja
Grafindo Persada.
Supriyadi & Retno, W. 2010. Karakterisasi individu wereng hijau Nephotettix
virescens Distant penular aktif virus tungro padi. J.HPT Tropika 10(2):
116-122.
Suwarno , Suranto & Sajidan. 2013. Studi variasi morfologi dan pola pita protein
wereng hijau (Nepotettix virescens) dari lima daerah sentra penghasil padi
di Indonesia. EL-VIVO 1(1): 49-59.
Syam. M., Diah Wurjandi, 2005, Masalah Lapang Hama Penyakit Hara pada
Padi, Medan, BPTP Sumatera Utara.

52

Warintek.Risetdikti.go.id/Pangan_kesehatan/Tanaman_obat/depkes/4.034.pdf
(diakses pada tanggal 22 April 2016).
Warintek.Risetdikti.go.id/Pangan_kesehatan/Tanaman_obat/depkes/5-050.pdf
(diakses pada tanggal 22 April 2016).
Zera. J. 2004. The endoctrine regulation of wing polymorphism in insect: state of
the art, recent surprises, and future direction. Integr Comp Biol 43: 607-616.