aktivitas masyarakat ini akan mengganggu fungsi primer dari hutan mangrove itu sendiri Anonim, 2007c.
Sikap masyarakat yang hanya memanfaatkan sumber daya hutan mangrove tanpa memperhatikan kelestariannya dapat merusak ekosistem hutan
mangrove. Untuk itu diperlukan upaya-upaya untuk memperbaiki sikap dan meningkatkan pola partisipasi masyarakat dalam pelestarian hutan mangrove agar
fungsi ganda fungsi ekologis dan sosial ekonomi dari hutan mangrove dapat berjalan dengan baik dan dapat digunakan secara optimal dan lestari Sianipar,
2001.
1.2 Identifikasi Masalah
Dilihat dari keadaan dan kenyataan yang dipaparkan, baik dalam data angka luas penyebaran hutan mangrove di Sumatera Utara pada latar belakang
hutan mangrove di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat yang berada di Desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang dalam upaya
pelestaraian hutan mangrove. 2.
Bagaimana hubungan antara karakteristik masyarakat secara individu dengan tingkat partisipasi terhadap pelestarian hutan mangrove yang
berada di Desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.
3. Kendala-kendala yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat
dalam kegiatan pelestarian hutan mangrove di Desa Paluh Sibaji.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis tingkat partisipasi masyarakat dalam upaya
pelestarian hutan mangrove yang ada di Desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.
2. Untuk menganalisis hubungan antara karakteristik masyarakat secara
individu dengan tingkat partisipasi terhadap pelestarian hutan mangrove yang ada di Desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli
Serdang. 3.
Untuk mengetahui kendala-kendala yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pelestarian hutan mangrove di Desa
Paluh Sibaji.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan informasi mengenai masalah yang berkaitan dengan
partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian hutan mangrove di Desa Paluh Sibaji, kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.
2. Sebagai bahan acuan dalam rangka peningkatan partisipasi masyarakat
dalam upaya pengelolaan hutan mangrove yang berkelanjutan khususnya di Desa Paluh Sibaji, kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.
3. Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak terkait dalam mengambil
kebijakan pengembangan dan pembinaan serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove.
Universitas Sumatera Utara
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Menurut Mac Nae 1968, pada mulanya hutan mangrove hanya dikenal secara terbatas oleh kawasan ahli lingkungan, terutama lingkungan laut. Mula-
mula kawasan hutan mangrove dikenal dengan istilah vloedbosschen hutan payau karena sifat habitatnya yang payau. Berdasarkan dominasi jenis pohonnya,
yaitu bakau, maka kawasan mangrove juga disebut hutan bakau. Kata mangrove merupakan kombinasi antara kata mangue bahasa portugis yang berarti
tumbuhan dan grove bahasa inggris yang berarti belukar atau hutan kecil Arief, 2003.
Dalam bahasa Inggris kata mangrove digunakan baik untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang-surut maupun untuk
individu-individu spesies tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut. Sedangkan dalam bahasa Portugis kata mangrove digunakan untuk menyatakan
individu spesies tumbuhan, dan kata mangal untuk menyatakan komunitas tumbuhan tersebut Anonim, 2003.
Mangrove juga dapat digunakan untuk menyebut populasi tumbuh- tumbuhan dari beberapa spesies yang mempunyai perakaran Pneumatophores
akar nafas dan tumbuh di antara garis pasang surut Steenis, 1978. Sehingga hutan mangrove juga disebut “hutan pasang”. Berdasarkan SK Dirjen Kehutanan
No. 60KptsDjI1978, hutan mangrove dikatakan sebagai hutan yang terdapat di
Universitas Sumatera Utara