Elemen – Elemen Sistem Instrumentasi Sistem Pengendalian Aliran flow

Prinsip kerjanya sama dengan proses flow karena sama-sama mengendalikan flow. 4. Temperature suhu, suhu pada unit – unit proses. Pengukuran suhu biasanya terjadi pada suatu unit proses yang memerlukan perubahan suhu, baik jenis liquid jenis maupun yang lainnya. Misalnya perpindahan panas yang terjadi pada sistem pengukuran suhu yaitu pada proses endotermis suatu perolehan energi panas dari dari suatu media panas, Seperti yang terjadi pada heat exchanger.

2.7 Elemen – Elemen Sistem Instrumentasi

Untuk Mengendalikan besaran – besaran fisis temperature, level, tekanan dan flow , dibutuhkan beberapa komponen untuk mengukur besaran – besaran tersebut yaitu : 1. Sensing Elemen Bagian yang paling utama dari suatu sistem pengukuran, contohnya termokopel. 2. Transmitter Alat yang berespon terhadap variabel yang diukur dengan perantara sesnsing elemen, lalu diubaha menjadi sinyal tranmisi yang standar. 3. Kontroller a. membandingkan set point dengan measurement variabel. b. menghitung koreksi yang perlu dilakukan. c. mengeluarkan sinyal koreksi sesuai dengan hasil perhitungan. 4. Kontrol Valve Kontrol valve dapat bekerja pada 2 posisi yaitu terbuka penuh tertutup penuh. Pengendalian yang menggunakan pengendali P, PI, PD dan PID, Universitas Sumatera Utara kontrol valve diharapkan secara kontinyu mengendalikan nilai input dari suatu proses agar tetap sama dengan set point. 5. Actuator Berfungsi sebagai penggerak kontrol valve agar dapat membuka dan menutup.

2.8 Sistem Pengendalian Aliran flow

Pengendalian flow memilki sifat khusus karena cepatnya proses. Elemen proses flow, baik flow gas maupun flow zat cair bereaksi cepat terhadap perubahan bukaan kontrol valve. Dinamika prosesnya adalah proses orde 1 dan time constant-nya berkisar antara 0,4 detik hingga 1 detik. Padahal time constant elemen-elemen lain seperti transmitter, transmisi sinyal pengukuran pneumatik, transmisi kontroller ke kontrol valve dan kontrol valve ke time constant jauh lebih besar dari time constant elemen proses. Jadi dalam bentuk loop, periode respon sistem pengendali flow lebih ditentukan oleh elemen-elemen instrumentasi daripada elemen prosesnya.Periode respon berkisar antara 1 sampai 10 detik sehingga setting time-nya berkisar sekitar 1 menit. Berdasarkan sifat sinyalnya, metode pengukuran flow dapat dibagi menjadi dua yaitu linier dan non-linier. Pada dasarnya semua metode yang berdasarkan pada prinsip differential head akan menghasikan sinyal yang tidak linier. Pada metode ini di tengah-tengah pipa dipasang sebuah constriction element, dimana beda tekanan pada constriction element inilh yang dibaca sebagai cerminan laju flow. Universitas Sumatera Utara Ciri lain pengedali flow adalah sifat sinyal pengukuran flow yang selalu mengandung noise, karena alasan inilah banyak flow transmitter yang dilengkapi dengan damping. Tetapi penggunaan damping juga dapat menyebabkan resiko kelambatan pada sistem pengukuran dan damping yang terlalu besar justru akan menipu hasil pengukuran. Konsekuensinya, pengendali memerlukan unsur integral untuk mengurangi offset yang mungkin timbul karena terbatasnya proportional band. Itulah sebabnya, hampir semua pengendali flow tidak dapat menngunakan unsur derivatif. Karena kecilnya time constant elemen proses flow, derivatif memang tidak diperlukan disini. Hal lainnya yang diperlukan adalah pengaruh hysterisis dari kontrol valve dan perlu tidaknya valve positioner dipakai pada pengendali flow. Hysterisis mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam respon pengendalian, elain itu efek hysterisis pada respon tidak mudah tidak mudah disimulasikan di lapangan. Valve positioner tidak dapat digunakan pada flow loop karena valve positioner sendiri adalah sebuah kontroller proporsional dengan gain yang sangat tinngi. Pemakaian valve positioner pada sebuah loop, secara tidak langsung akan membentuk sistem pengendali cascade loop. Cascade loop dalam hal ini akan mempunyai master loop yang jauh lebih cepat daripada bagian slave, karena keadaan itulah pengendali akan mudah menjadi kacau dan tidak stabil. Universitas Sumatera Utara

BAB III DCS CENTUM CS-3000 DAN FIRED BOILER HRSG HEAD

RECOVERY STEAM GENERATING UNIT 92

3.1 DCS Centum CS-3000

Distributed control system DCS adalah sistem kontrol yang menggabungkan keunggulan teknologi analog yang digunakan dalam sistem kontrol proses konvensional dan instrumen berbasis komputer. DCS sendiri mempunyai pengertian suatu sistem pengendali yang memdukan instalasi perangkat instrumen di beberapa tempat di pabrik dengan fungsi monitoring dan pengendali berbasis komputer. Pada kilang LNG PT. Arun NGL mempergunakan DCS buatan Yokogawa Hokushin Electric Japan. Bagian sistem pengontrol yang didistribusikan dibeberapa tempat diseluruh area proses memiliki fungsi : 1. Untuk memonitor kondisi proses yang tengah berlangsung di pabrik. 2. Untuk mengendalikan proses kondisi dari pabrik secara real time dan otomatis. 3. Untuk memperingatikan operator tentang adanya penyimpangan proses. 4. Sebagai instrumen pengaman terhadap peralatan pabrik. 5. Untuk membantu menyiapkan shift, Daily Report logging printer secara otomatis. Sinyal input berasal dari instrumen disekitar area proses akan ditransmisikan ke FCU yang terletak di ruang kontrol. Operator dapat melihat semua informasi Universitas Sumatera Utara