Pengembangan Model Bisnis Produk Minuman Jeli Rumput Laut (Eucheuma cottonii)

PENGEMBANGAN MODEL BISNIS PRODUK MINUMAN
JELI RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii)

IHWAN PURNOMO

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan Model
Bisnis Produk Minuman Jeli Rumput Laut (Eucheuma cottonii) adalah benar
karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014
Ihwan Purnomo
NIM F34090065

ABSTRAK
IHWAN PURNOMO. Pengembangan Model Bisnis Produk Minuman Jeli
Rumput Laut (Eucheuma cottonii). Dibimbing oleh INDAH YULIASIH.
Rumput laut merupakan komoditi pertanian prospektif Indonesia yang kaya
serat pangan. Minuman jeli rumput laut merupakan produk ready to drink (RTD)
yang kaya serat pangan dan bergizi. Penelitian ini berbasis program
technopreneurship yangterdiri atastiga tahap, yaitu pengembangan profil produk,
pengembangan model bisnis, danpengembangan bisnis minuman jeli rumput laut.
Minuman jeli rumput laut dibuat dengan memanfaatkan karagenan yang terekstrak
dari rumput laut pada saat pemanasan serta penambahan jelly powder sebagai
gelling agent pada produk. Pada tahap pengembangan profil produk dihasilkan
formula produk minuman jeli rumput laut yang terbaik, yaitu rumput laut 6 %,
jelly powder 0,7 %, gula 12 %, dan essence 0,4 %. Hasil penelitian
menunjukkanvalue propositions yang terbaik untuk produk minuman jeli rumput
laut adalah kaya serat alami, tanpa pemanis dan pengawet buatan, jajanan sehat,

memiliki varian rasa, dan aman untuk dikonsumsi oleh semua usia. Customer
segments terbaik adalah anak dan remajausia 6-18 tahun (pelajar sekolah dasar
sampai menengah atas)di Jabodetabek. Channels terbaik untuk mendistribusikan
produk minuman jeli rumput laut adalah kantin sekolah yang ada di daerah
segmentasi pelanggan.
Kata kunci: model bisnis, minuman jeli, rumput laut (Eucheuma cottonii)

ABSTRACT
IHWAN PURNOMO. Business Model Development of Seaweed (Eucheuma
cottonii) Jelly Drink Product. Supervised by INDAH YULIASIH.
Seaweedis aprospectiveIndonesianagriculturalcommoditythat containsrich
dietary fiber. Seaweed jelly drinkis a ready to drink(RTD) productand not
onlyrichof dietaryfiberbut alsonutritious. Thisresearch wasbased on
technopreneurship programwhichconsistedofthreestages, such asproductprofile
development, business model development, and business development. Seaweed
jellydrinkwas madeusingcarrageenanextractedfrom cookedseaweedand added
byjellypowder as gellingagent. Product profile developmentobtainedthe seaweed
jelly drink best formula, such as6 % of seaweed, 0,7 % of jelly powder, 12 % of
sugar, and0,4 % of essence. The results showedthatthe bestvaluepropositions for
seaweed jelly drink product were rich of natural fiber, free

ofartificialsweetenersandpreservatives, healthy, has avariety offlavors, and safefor
allages customers. The best customer segments obtained was children and
teenagersaged6-18years old (elementary up to senior high school students)in
Jabodetabek. The best channels for seaweed jelly drink product wereschool
canteens in customer segments area.
Keywords:business model, jelly drink, seaweed (Eucheuma cottonii)

PENGEMBANGAN MODEL BISNIS PRODUK MINUMAN
JELI RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii)

IHWAN PURNOMO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi :Pengembangan Model Bisnis Produk Minuman Jeli Rumput Laut
(Eucheuma cottonii)
Nama
: Ihwan Purnomo
NIM
: F34090065

Disetujui oleh

Dr Indah Yuliasih, STP, MSi
Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti
Ketua Departemen


Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penulisan karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.
Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah pemanfaatan rumput laut menjadi
produk yang memiliki nilai tambah serta dapat dikomersialkan, dengan judul
Pengembangan Model Bisnis Produk Minuman Jeli Rumput Laut (Eucheuma
cottonii).
Terima kasih penulis ucapkan kepada :
1. Dr Indah Yuliasih, STP, MSi selaku pembimbing akademik.
2. Prof Dr-Ing Ir Suprihatin dan Dr Ir Aji Hermawan, MM selaku dosen penguji
yang telah memberikan banyak saran untuk perbaikan skripsi ini.
3. Enip Suherman dan Siti Mulyati selaku orang tua penulis yang selalu
memberikan doa dan dukungan selama penyelesaian masa studi.
4. Rekan-rekan Departemen Teknologi Industri Pertanian angkatan 46 yang telah
memberikan semangat selama kuliah.
5. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Kritik

dan saran yang membangun sangat diterima oleh penulis untuk perbaikan dalam
karya ilmiah selanjutnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan.

Bogor, Februari 2014
Ihwan Purnomo

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian

2

METODE

2


Pengembangan Profil Produk

3

Pengembangan Model Bisnis

4

Pengembangan Bisnis

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

5

Pengembangan Profil Produk

5


Pengembangan Model Bisnis

10

Pengembangan Bisnis

14

SIMPULAN DAN SARAN

18

Simpulan

18

Saran

19


DAFTAR PUSTAKA

19

LAMPIRAN

21

RIWAYAT HIDUP

36

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7

8
9

Formula minuman jeli rumput laut
Hasil uji proksimat produk minuman jeli rumput laut
Persentase AKG minuman jeli rumput laut (takaran saji = 150 g)
Jumlah pelajar tingkat pendidikan dasar dan menengah di Jabodetabek
Biaya penyusutan peralatan
Biaya bahan penolong
Biaya produksi
Biaya nonproduksi
Harga pokok produksi minuman jeli rumput laut

4
8
9
15
16
16
17
17
18

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8

Diagram alir prosedur penelitian
Diagram alir pembuatan minuman jeli rumput laut
Nilai rata-rata kesukaan panelis tidak terlatih terhadap warna, rasa, dan
tekstur produk minuman jeli rumput laut
Nilai rata-rata kesukaan panelis konsumen terhadap warna, rasa, dan
tekstur produk minuman jeli rumput laut
Persentase kesukaan panelis terhadap warnaproduk minuman jeli
rumput laut
Persentase kesukaan panelis terhadap rasa produk minuman jeli rumput
laut
Persentase kesukaan panelis terhadap tekstur produk minuman jeli
rumput laut
Kemasan primer minuman jeli rumput laut. (a) Gelas plastik PP, (b) Lid
cup

2
3
6
6
7
7
8
10

DAFTAR LAMPIRAN
1
2

Prosedur analisis produk
Hasil perhitungan analisis varian minuman jeli rumput laut pada uji
hedonik terhadap panelis tidak terlatih
3 Hasil perhitungan analisis varian minuman jeli rumput laut pada uji
hedonik terhadap panelis konsumen
4 Model bisnis kanvas nol
5 Panduan wawancara test the problem minuman jeli
6 Profil responden wawancara
7 Hasil wawancara pengujian masalah
8 Model bisnis kanvas I
9 Panduan wawancara test the solution minuman jeli rumput laut
10 Hasil wawancara pengujian solusi
11 Model bisnis kanvas II

21
25
26
27
28
29
30
32
33
34
35

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumput laut merupakan salah satu hasil komoditi perairan yang memiliki
kandungan serat yang dapat mencukupi kebutuhan gizi manusia. Rumput laut juga
memiliki kandungan gizi yang tinggi, seperti karbohidrat, protein, betakaroten,
mineral, dan berbagai jenis vitamin. Pertumbuhan dan penyebaran rumput laut di
Indonesia banyak tersebar di wilayah dengan kondisi laut yang baik. Sebagai
negara maritim, rumput laut menjadi salah satu komoditi hasil laut yang potensial
di Indonesia. Pada kurun waktu 2010-2011 produksi rumput laut meningkat
sebesar 10,25% dari 3,9 juta ton pada tahun 2010 menjadi 4,3 juta ton pada tahun
2011 (KKP 2012).
Serat merupakan kebutuhan gizi manusia yang harus terpenuhi setiap hari.
Serat pangan banyak memiliki manfaat terutama dalam pencernaan. Secara garis
besar kegunaan serat pangan adalah sebagai pelindung kolon dari gangguan
konstipasi, diare, divertikulum, wasir dan kanker kolon (Bangun 2003).
Berdasarkan hasil riset Puslitbang Gizi Depkes RI tahun 2001, rata-rata konsumsi
serat penduduk Indonesia adalah 10,5 g/hari (Sutanto et al. 2013).Angka
Kecukupan Serat (AKS) manusia adalah masing-masing 31 g/hari dan 26 g/hari
untuk pria dan wanita usia 14-18 tahun (IOM 2005).
Rumput laut yang kaya serat pangan dapat diolah menjadi produk pangan
yang dapat memenuhi kebutuhan serat tubuh manusia. Rumput laut atau makro
alga sudah sejak lama dikenal sebagai bahan makanan tambahan, sayuran dan
obat tradisional di Indonesia (Kadi 2004). Minuman jeli merupakan salah satu
produk yang dapat diolah dengan bahan dasar rumput laut. Minuman jeli menjadi
salah satu produk ready to drink (RTD) yang dengan mudah dapat dikonsumsi
oleh masyarakat. Minuman jeli merupakan minuman ringan yang digemari oleh
masyarakat, terutama anak-anak.
Minuman jeli adalah produk pangan yang dibuat dengan mencampurkan
karagenan atau jelly powder, gula, pengatur keasaman, perisa makanan, dan
pengawet ke dalam air. Produk minuman jeli memiliki beberapa keunggulan yang
dimiliki oleh rumput laut, seperti kandungan karbohidrat, serat, protein, dan
mineral. Menurut Pranajaya (2007), keunggulan lain dari produk minuman jeli
adalah adanya kandungan vitamin dan serat alami yang berguna bagi metabolisme
tubuh. Berdasarkan keunggulan yang dimiliki oleh minuman jeli, banyak
produsen minuman yang memproduksi jeli sebagai produk RTD yang
dikembangkan.
Pengolahan minuman jeli ini ditujukan untuk meningkatkan nilai tambah
rumput laut Eucheuma cottonii karena sebagian besar produksinya hanya dalam
bentuk rumput laut kering. Pembuatan minuman jeli rumput laut menggunakan
teknologi yang sederhana namun diperlukan pengujian organoleptik yang tepat
agar diperoleh produk yang diterima oleh masyarakat. Penerimaan masyarakat
terhadap produk ini perlu diperhatikan karena akan menentukan kualitas produk di
pasar. Penelitian ini dilakukan agar memperoleh produk minuman jeli rumput laut
yang siap untuk dikomersialkan dengan model bisnis yang tepat.

2
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan teknologi proses pengolahan dan formula terbaik minuman jeli
rumput laut.
2. Mendapatkan profil produk minuman jeli rumput laut.
3. Mendapatkan rancangan model bisnis terbaik untuk usaha minuman jeli
rumput laut.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini difokuskan kepada pengolahan produk minuman jeli rumput
laut sampai mendapatkan profil produk. Tahapan selanjutnya dilakukan
penyusunan model bisnisterbaikuntuk mengembangkan usahaminuman jeli yang
telah dibuat.

METODE
Pada penelitian ini metode yang digunakan terdiri atas tiga tahap, yaitu
pengembangan profil produk, pengembangan model bisnis, dan pengembangan
bisnis. Diagram alir prosedurpenelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1Diagram alir prosedur penelitian

3
Pengembangan Profil Produk
Pengembangan profil produk dilakukan untuk mendapatkan profil produk
yang siap untuk dikembangkan model bisnisnya. Tahapan ini dilakukan mulai dari
pembuatan produk minuman jeli rumput laut, uji organoleptik, identifikasigizi
produk, dan desain kemasan produk.
Pembuatan minuman jeli rumput laut
Minuman jeli rumput laut dibuat dengan melakukan formulasi awal
pembuatan produk. Formulasi tersebut akan berubah sesuai dengan hasil uji
organoleptik dan saran yang diberikan oleh panelis terhadap warna, rasa, dan
tekstur. Diagram alir pembuatan minuman jeli rumput laut dapat dilihat pada
Gambar 2.

Gambar 2Diagram alir pembuatan minuman jeli rumput laut
Uji organoleptik
Uji organoleptik merupakan uji yang menunjukkan tingkat kesukaan panelis
terhadap produk minuman jeli rumput laut. Pada tahap pertama ditentukan lima
formula minuman jeli rumput laut yang diujikan kepada 30 orang panelis. Lima
formula minuman jeli rumput laut dapat dilihat pada Tabel 1.
Uji organoleptik dilakukan menggunakan skala hedonik (tingkat kesukaan)
yang meliputi warna, rasa,dan tekstur. Skala hedonik yang digunakan ialah 1
sampai 7, dimana (1) sangat tidak suka, (2) tidak suka, (3) agak tidak suka, (4)

4
netral, (5) agak suka, (6) suka, (7) sangat suka. Hasil uji organoleptik digunakan
sebagai acuan dalam melakukan iterasi pembuatan produk minuman jeli rumput
laut.
Tabel 1Formula minuman jeli rumput laut
Formula
A
B
C
D
E
1)

Rumput laut
3
4
4
6
6

Komposisi1 (%)
Jelly powder
Gula
0,5
11
0,6
12
0,7
13
0,6
11
0,7
12

Essence
0,4
0,4
0,4
0,3
0,3

Basis air pemasakan

Identifikasigizi produk
Identifikasigizi produk minuman jeli rumput laut ditentukan dengan
melakukan uji proksimat produk yang dihasilkan. Hasil uji tersebut akan
memperlihatkan kandungan yang ada di dalam produk. Identifikasi yang
dilakukan meliputi ujikadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar serat
kasar, kadar karbohidrat, kadar serat pangan, total kalori, dan Angka Kecukupan
Gizi (AKG).Prosedur analisis produk dapat dilihat pada Lampiran 1.
Desain kemasan
Pada tahap pembuatan desain kemasan akan ditentukan kemasan terbaik
untuk produk minuman jeli rumput laut. Kemasan yang digunakan pada produk
minuman jeli rumput laut terdiri atas dua jenis kemasan, yaitu kemasan primer
dan sekunder.
Pengembangan Model Bisnis
Pengembangan model bisnis diawali dengan membuat hipotesis model
bisnis. Hipotesis tersebut kemudian diuji agar dapat sesuai dengan yang
diharapkan oleh konsumen sehingga diperoleh perubahan-perubahan untuk
perbaikan model bisnis.
Pengembangan Bisnis
Pengembangan bisnis adalah gambaran perencanaan bisnis minuman jeli
rumput laut sesuai dengan profil produk dan model bisnis terbaik. Pada tahap ini
dilakukan analisis kebutuhan pasar berdasarkan model bisnis terbaik yang telah
didapatkan. Berdasarkan kebutuhan pasar selanjutnya dapat dihitung harga pokok
produksi yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha minuman jeli rumput laut.

5

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengembangan Profil Produk
Minuman jeli merupakan salah satu produk ready to drink (RTD) berbentuk
gel dengan tekstur yang kenyal dan mudah disedot. Menurut Zega (2010),
minuman ini memiliki tingkat kekentalan di antara sari buah dan jelly. Minuman
jeli bermanfaat bagi tubuh terutama dalam memenuhi kebutuhan serat.
Penggunaan rumput laut (Eucheuma cottonii) sebagai bahan utama penyusun
minuman jeli ini ditujukan untuk menambah komposisi serat dalam produk.
Minuman jeli rumput laut dibuat dengan mencampurkan rumput laut
(Eucheuma cottonii), jelly powder, gula, pengatur keasaman (asam sitrat dan
kalium sitrat), dan perisa ke dalam air. Rumput laut dapat menghasilkan
karagenan dan serat yang bermanfaat dalam pembentukan minuman jeli. Jelly
powder digunakan untuk memperbaiki tekstur produk yang terbentuk dari
karagenan yang berasaldari rumput laut. Minuman jeli yang dibuat tanpa
penggunaan jelly powder memiliki tekstur yang kaku dan lebih cenderung
menyerupai agar.
Formulasi produk
Formulasi dilakukan dengan menentukan konsentrasi rumput laut, jelly
powder, gula, danessence yang akan digunakan dalam membuat minuman jeli
rumput laut. Penentuan konsentrasi bahan tersebut diperoleh dengan melakukan
studi literatur pada penelitian sebelumnya dan uji coba pembuatan produk pada
beberapa perlakuan. Formula yang dibuat ialah formula A, B, C, D, dan E.
Uji hedonik merupakan uji tingkat kesukaan panelis terhadap formula yang
dibuat dengan menyatakan tingkat kesukaannya pada skala 1-7. Parameter uji
hedonik yang dilakukan adalah warna, rasa, dan tekstur. Parameter tersebut
menjadi faktor yang dapat menentukan penerimaan konsumen terhadap produk
minuman jeli rumput laut yang akan dipasarkan. Panelis yang dituju pada uji
hedonik tersebut adalah mahasiswa sebagai panelis tidak terlatih.Nilai rata-rata
kesukaan panelis tidak terlatih terhadap warna, rasa, dan tekstur produk minuman
jeli rumput laut dapat dilihat pada Gambar 3.
Hasil penilaian tingkat kesukaan panelis dihitung dengan analisis varian
pada taraf tingkat nyata 5%. Berdasarkan pengolahan data uji hedonik dengan
analisis varian menunjukkan bahwa kelima formula tidak memberikan pengaruh
yang berbeda terhadap warna dan tekstur minuman jeli rumput laut. Berdasarkan
hasil uji lanjut diketahui bahwa kelima formula memberikan pengaruh yang
berbeda nyata terhadap rasa minuman jeli rumput laut pada taraf 5%. Formula
yang berbeda nyata pada parameter rasa ialah formula B dan E dengan formula A.
Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap rasa minuman
jeli rumput laut formula B dan E lebih disukai daripada formula lainnya, terutama
formula A. Hasil perhitungan analisis varian minuman jeli rumput laut pada uji
hedonik terhadap panelis tidak terlatih dapat dilihat pada Lampiran 2.
Formula B dan E memiliki penilaian yang paling tinggi, yaitu 5,30 dan 5,37.
Semakin tinggi tingkat penilaian maka rasa minuman jeli rumput laut akan
semakin disukai. Berdasarkan analisis tersebut dapat diketahui bahwa rasa

6

Rata-rata Kesukaan

minuman jeli rumput laut yang paling disukai oleh panelis adalah pada tingkat
kemanisan dengan konsentrasi gula 12%. Berdasarkan penerimaan hasil uji
hedonik oleh panelis maka formula B dan E terpilih untuk menjadi formula yang
digunakan pada uji hedonik berikutnya.
6
5
4
3
2
1
0

A
B
C
D
Warna

Rasa

E

Tekstur

Parameter

Gambar 3Nilai rata-rata kesukaan panelis tidak terlatih terhadap warna, rasa, dan
tekstur produk minuman jeli rumput laut

Rata-rata Kesukaan

Tahapan berikutnya dilakukan uji hedonik kembali pada dua formula
terpilih, yakni formula B dan E.Pengujian ini ditujukan untuk melakukan validasi
tingkat kesukaan panelis terhadap formula produk yang digunakan. Uji hedonik
dilakukan kepada 30 orang panelis konsumen untuk memberikan penilaian tingkat
kesukaan terhadap parameter warna, rasa, dan tekstur. Nilai rata-rata kesukaan
panelis konsumen terhadap warna, rasa, dan tekstur produk minuman jeli rumput
laut dapat dilihat pada Gambar 4.
6
5
4
3
2
1
0

B
E
Warna

Rasa

Tekstur

Parameter

Gambar 4Nilai rata-rata kesukaan panelis konsumen terhadap warna, rasa, dan
tekstur produk minuman jeli rumput laut
Berdasarkan hasil analisis varian pada taraf 5 % menunjukkan bahwa tidak
ada perbedaan nyata tingkat kesukaan panelis terhadap formula B dan E. Hasil
perhitungan analisis varian minuman jeli rumput lautpada uji hedonik terhadap
panelis konsumen dapat dilihat pada Lampiran 3. Hasil uji hedonik tersebut
kemudian dikelompokkan kembali menjadi tiga kelompok besar. Skala 1-3
dikelompokkan sebagai panelis yang tidak menyukai produk, skala 4 sebagai
panelis yang netral terhadap produk, dan skala 5-7 sebagai panelis yang menyukai
produk minuman jeli rumput laut.

7

Persentase Panelis (%)

Persentase panelis yang menyukai warna formula B sebesar 93,33%, netral
sebesar 3,33%, dan tidak menyukai sebesar 3,33%. Persentase panelis yang
menyukai warna formula E sebesar 83,33%, netral sebesar 13,33%, dan tidak
menyukai sebesar 3,33%. Persentase kesukaan panelis terhadap warnaproduk
minuman jeli rumput laut dapat dilihat pada Gambar 5. Penilaian panelis terhadap
parameter warna dipengaruhi oleh konsentrasi essence yang diberikan pada setiap
formula. Konsentrasi essence pada formula B sebesar 0,4% sedangkan formula E
sebesar 0,3%. Konsentrasi essence yang lebih tinggi (formula B) membuat warna
produk menjadi lebih cerah sehingga panelis cenderung lebih menyukainya
daripada formula E.
100
80
60
40
20
0

Suka
Netral
Tidak Suka
B

E
Formula

Gambar 5Persentase kesukaan panelis terhadap warnaproduk minuman jeli
rumput laut

Persentase Panelis (%)

Persentase panelis yang menyukai rasa formula B sebesar 83,33%, netral
sebesar 6,67%, dan tidak menyukai sebesar 10%. Persentase panelis yang
menyukai rasa formula E sebesar 76,67%dan tidak menyukai sebesar
23,33%.Persentase kesukaan panelis terhadap warnaproduk minuman jeli rumput
laut dapat dilihat pada Gambar 6. Penilaian panelis terhadap parameter rasa
dipengaruhi oleh konsentrasi gula danessence yang digunakan pada pembuatan
produk.Essence yang digunakan padaformula B sebesar 0,4% dan formula E
sebesar 0,3%, kedua formula menggunakan konsentrasi gula yang sama yaitu 12%.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa essence memberikan pengaruh
terhadap rasa produk. Konsentrasi essence yang lebih tinggi memberikan rasa
yang lebih kuat pada produk minuman jeli rumput laut sehingga panelis
cenderung lebih menyukainya.
100
80
60
40
20
0

Suka
Netral
Tidak Suka
B

E
Formula

Gambar 6Persentase kesukaan panelis terhadap rasa produk minuman jeli rumput
laut

8

Persentase Panelis (%)

Persentase panelis yang menyukai tekstur formula B sebesar 56,67%, netral
sebesar 10%, dan tidak menyukai sebesar 33,33%. Persentase panelis yang
menyukai tekstur formula E sebesar 66,67%, netral sebesar 16,67%, dan tidak
menyukai sebesar 16,67%.Persentase kesukaan panelis terhadap warnaproduk
minuman jeli rumput laut dapat dilihat pada Gambar 7. Penilaian panelis terhadap
parameter tekstur dipengaruhi oleh konsentrasi rumput laut dan jelly powder yang
diberikan pada pembuatan produk. Konsentrasi yang digunakan pada formula B
adalah 4% rumput laut dan 0,6% jelly powder sedangkan pada formula E adalah
6% rumput laut dan 0,7% jelly powder. Penggunaan jelly powder yang lebih
tinggi pada formula E memberikan tekstur yang lebih kenyal pada produk
minuman jeli rumput laut dan cenderung lebih disukai oleh panelis.
100
80
60
40
20
0

Suka
Netral
Tidak Suka
B

E
Formula

Gambar 7Persentase kesukaan panelis terhadap tekstur produk minuman jeli
rumput laut
Berdasarkan uji organoleptik melalui parameter warna, rasa, dan
teksturdapat disimpulkan bahwa komposisi minuman jeli rumput laut yang lebih
disukai dan diterima oleh panelis ialah dengan komposisi 6% rumput laut, 0,7%
jelly powder, 12% gula, dan 0,4% essence. Formula ini yang pada tahap
selanjutnya akan diidentifikasi kandungan gizi dan di-release ke pasar untuk
mengembangkan model bisnis produk minuman jeli rumput laut.
Identifikasi gizi produk
Produk terbaik hasil uji organoleptik kemudian diidentifikasi gizi yang
terkandung di dalamnya. Identifikasi gizi produk dapat dilakukan melalui uji
proksimat dan serat pangan pada produk minuman jeli rumput laut. Kadar serat
pangan produk tersebut sebesar 0,69%. Hasil uji proksimat produk dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2Hasil uji proksimat produk minuman jeli rumput laut
Kandungan
Kadar air
Kadar abu
Kadar lemak
Kadar protein
Kadar serat kasar
Kadar karbohidrat

Jumlah (%)
83,13
0,27
0,01
0,04
0,46
16,09

9
Nilai uji proksimat dan serat pangandapat digunakan untuk memperoleh
nilai %AKG (Angka Kecukupan Gizi) yang dihitung berdasarkan Acuan Label
Gizi (BPOM 2007). Angka Kecukupan Gizi (AKG) merupakan suatukecukupan
rata-rata zat gizi bagi seseorang setiap harinya yang dapat ditentukan berdasarkan
usia, jenis kelamin, atau kondisi tubuh.Penetapan AKG berdasarkan pada standar
umum kebutuhan energi sebesar 2000 kkal. Kandungan %AKG minuman jeli
rumput laut dapat dilihat pada Tabel3.
Tabel 3Persentase AKG minuman jeli rumput laut (takaran saji = 150 g)
Jumlah
Kandungan gizi
Lemak
Protein
Karbohidrat
Serat pangan
Energi

Satuan
g
g
g
g
kkal

per 100 g
0,01
0,04
16,09
0,69
64,61

per
sajian
0,02
0,06
24,14
1,04
96,92

Standar
AKG
(umum)
62
60
300
25
2000

AKG (%)
per 100 g
0,02
0,07
5,36
2,76
3,23

per
sajian
0,02
0,10
8,05
4,14
4,85

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa kontribusi energi minuman jeli
rumput laut per sajian sebesar 4,85% dari kecukupan gizi dengan standar energi
2000 kkal. Kontribusi lemak, protein, karbohidrat, dan serat pangan masingmasing sebesar 0,02%; 0,10%; 8,05%; dan 4,14%.
Desain kemasan
Kemasan merupakan wadah yang berfungsi untuk melindungi isinya dari
pengaruh luar maupun untuk menjaga agar sifat-sifat isinya tidak hilang serta
sebagai sarana promosi dan informasi (Sampurno 2006). Kemasan yang
digunakan suatu produk harus dibuat agar dapat menarik minat konsumen. Hal
tersebut yang menjadi dasar untuk melakukan desain kemasan pada produk yang
akan dibuat. Menurut Klimchuk et al. (2007), desain kemasan adalah bisnis
kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi, dan
elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan.
Desain kemasan berlaku untuk membungkus, melindungi, mengirim,
mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi, dan membedakan sebuah produk di
pasar.
Kemasan produk minuman jeli rumput laut terdiri atas kemasan primer dan
kemasan sekunder. Kemasan primer adalah kemasan yang bersentuhan langsung
dengan produk selama penyimpanan. Kemasan sekunder adalah kemasan yang
digunakan setelah kemasan primer.Produk minuman jeli rumput laut ini
menggunakan merk dagang “sweed jelly”. Merk ini menunjukkan produk yang
berasal dari rumput laut dengan citarasa yang manis.
Kemasan primer produk minuman jeli rumput laut berupa gelascup plastik.
Jenis plastik yang digunakan sebagai bahan gelas adalah PP (polypropylene). PP
adalah jenis plastik yang biasa digunakan untuk kemasan gelas minuman. Jenis
plastik ini dianjurkan hanya untuk sekali pakai dengan suhu maksimal pada saat
pengisian 70 oC untuk mencegah terjadinya migrasi. Migrasi merupakan

10
pindahnya material pada kemasan pangan ke dalam produk yang dikemasnya.
Kemasan primer minuman jeli rumput laut dapat dilihat pada Gambar8.

(a)

(b)

Gambar 8 Kemasan primer minuman jeli rumput laut. (a) Gelas plastik PP,(b)
Lid cup
Kemasan sekunder produk ini adalah kardusdengan kapasitas penyimpanan
sebanyak 24 cup/dus.Kardus dapat menjadi kemasan yang fungsional, murah, dan
dapat didaur ulang (Klimchuket al. 2007).Kemasan sekunder digunakan untuk
melindungi produk dan kemasan primer dari benturan serta memudahkan dalam
penyimpanan dan distribusi.
Pengembangan Model Bisnis
Model bisnis kanvas merupakan salah satu cara efektif dalam merencanakan
bisnis dengan hipotesis yang singkat pada tiap komponen. Model ini pun
membuat perencana bisnis dapat menghemat waktunya daripada harus menyusun
dengan pendekatan business plan yang panjang. Menurut Osterwalderet al. (2010),
terdapat sembilan blok dalam model bisnis kanvas, yaitu customer segments, value
propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key
activities, key partners, dan cost structure.Tahap awal yang dilakukan dalam
menyusun model bisnis ini adalah dengan membuat hipotesis model bisnis
minuman jeli rumput laut terhadap sembilan blok model bisnis kanvas.
Customer segments (segmentasi pelanggan)
Customer segments adalah target konsumen yang ingin dijangkau dan
dilayani oleh suatu produk. Segmentasi pelanggan produk minuman jeli rumput
laut adalah semua golongan usia didaerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan
Bekasi (Jabodetabek). Daerah Jabodetabek merupakan daerah perkotaan yang
cenderung memiliki aktifitas yang tinggi setiap harinya. Aktifitas yang tinggi
menuntut sebagian masyarakat perkotaan untuk mengkonsumsi makanan atau
minuman siap saji.

11
Value propositions (proposisi nilai)
Value propositions adalah nilai tambah atau manfaat yang diberikan oleh
produk minuman jeli rumput laut kepada konsumen. Nilai ini menjadi salah satu
sarana untuk meningkatkan ketertarikan konsumen kepada produk.Value
propositions merupakan alasan bagi pelanggan untuk memilih suatu manfaat
tertentu jika dibandingkan dengan produk lain.Produk minuman jeli ini dibuat dari
rumput laut (Eucheuma cottonii) pilihan sehingga mengandung serat alami.
Produk ini juga dibuat dengan menggunakan gula pasir sebagai bahan pemanis
sehingga tidak menggunakan pemanis buatan (artificial sweeteners).
Channels (saluran)
Channels adalah saluran yang digunakan untuk menghubungkan produk
kepada konsumen. Channels yang digunakan untuk menyampaikan produk
minuman jeli rumput laut kepada konsumen adalah channels tidak langsung
melalui toko/warung. Toko dipilih sebagai saluran distribusi dan penjualan karena
tersebar di berbagai tempat sehingga memudahkan konsumen mendapatkan
produk tersebut.
Customer relationships (hubungan pelanggan)
Customer relationships adalah hubungan yang ingin dibangun dengan
konsumen minuman jeli rumput laut. Blok ini menunjukkan cara pelaku bisnis
memperkenalkan produk kepada konsumen. Terdapat tiga elemen penting dalam
customer relationships, yaitu get, keep, dan grow.Get berarti cara untuk
memperoleh pelanggan untuk mau mengkonsumsi minuman jeli rumput laut. Cara
yang dilakukan yaitu dengan promosi melalui website, media sosial, dan bazar.
Konsumen yang telah diperoleh harus dijaga agar tetap menjadi pelanggan
minuman jeli rumput laut. Konsumen dapat dijaga dengan mempertahankan
kualitas produk, melakukan inovasi produk, serta survei terhadap kepuasan
pelanggan. Konsumen produk harus selalu dikembangkan agar perusahaan dapat
terus berkembang. Pengembangan konsumen dapat dilakukan dengan meluaskan
pasar minuman jeli rumput laut.
Revenue streams (arus pendapatan)
Revenue streams adalah arus pendapatan yang dapat diterima oleh produsen
dari setiap segmen pasar. Arus pendapatan diperoleh melalui penjualan produk di
toko/warung. Konsumen membeli produk dengan mengunjungi toko/warung yang
menyediakan minuman jeli rumput laut.
Key resources (sumber daya utama)
Key resources adalah sumberdaya utama yang dibutuhkan agar usaha dapat
berjalan. Sumber daya utama dapat berupa sumber daya fisik, manusia, keuangan,
atau intelektual.Sumberdaya utama yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis ini
antara lain sumberbahan baku, yaitu rumput laut, jelly powder, gula pasir, asam
sitrat, kalium sitrat, dan essence. Selain itu dibutuhkan peralatan produksi,
bangunan, dan karyawan terlatih dalam memproduksi minuman jeli rumput laut.
Sebagai sarana untuk memperkuat branding produk dibutuhkan izin pangan
industri rumah tangga (PIRT) dan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia
(MUI).

12
Key activities (aktivitas kunci)
Key activities adalah kegiatan utama yang dilakukan untuk mendapatkan
nilai tambah yang baik terhadap produk. Kegiatan utama yang penting dalam
bisnis minuman jeli rumput laut adalah pembelian bahan baku, manajemen rantai
pasok, produksi minuman jeli rumput laut, distribusi, dan promosi.
Key partners (kemitraan utama)
Key partners adalah sumberdaya yang dibutuhkan oleh suatu usaha untuk
mewujudkan nilai yang sudah ditetapkan tetapi tidak dimiliki oleh perusahaan
tersebut. Sumberdaya tersebut akan menjadi mitra yang mendukung perjalanan
usaha. Mitra utama bisnis minuman jeli rumput laut adalah supplier rumput laut
jenis Eucheuma cottonii, supplier jelly powder, supplier kemasan cup, percetakan,
danpedagang di toko/warung yang terdapat di daerah Jabodetabek.
Cost structure (struktur biaya)
Cost structure adalah komposisi biaya yang diperlukan untuk
mengoperasikan suatu usaha. Struktur biaya yang harus dihitung dalam
menjalankan bisnis minuman jeli rumput laut adalah biaya investasi beserta
depresiasi alat, biaya produksi, biaya promosi, biaya distribusi, dan biaya
administrasi.Model bisnis kanvas nol dapat dilihat pada Lampiran4.
Pengujian masalah (test the problem)
Setelah penyusunan hipotesis awal pada model bisnis selanjutnya dilakukan
pengujian masalah. Pengujian tersebut dilakukan untuk melihat kesesuaian antara
hipotesis model bisnis dengan masalah yang dihadapi konsumen. Pengujian ini
dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap 50 responden yang akan
menjadi calon konsumen. Panduan wawancara test the problem minuman jeli
dapat dilihat pada Lampiran 5. Karakteristik respondendikelompokkan menjadi
tiga bagian, yaitu jenis kelamin, usia, dan pekerjaan. Pengambilan sampel
dilakukan dengan sengaja (purposive) melalui teknik convenient
samplingyaituresponden ditentukan berdasarkan ketersediaan elemen dan
kemudahan mendapatkan responden. Profil responden dalam wawancara dapat
dilihat pada Lampiran 6.
Berdasarkan pengelompokan jenis kelamin diketahui jumlahresponden pria
sebanyak50% dan wanita 50%. Berdasarkan pengelompokan usia diketahui
jumlah respondenanak dan remaja (usia kurang dari 19 tahun) sebanyak 50%,
dewasa (usia 19-50 tahun) sebanyak 42%, dan masa tua (usia lebih dari 50 tahun)
sebanyak 8%.Berdasarkan pekerjaan diketahui respondensiswa sebanyak 50%,
mahasiswa sebanyak 16%,ibu rumah tangga sebanyak 14%, karyawan swasta
sebanyak 10%, belum/tidak bekerja sebanyak 6%, pegawai negeri sipil sebanyak
2%, dan wiraswasta sebanyak 2%.
Seluruh responden mengetahui produk minuman jeli (jelly drink) yang telah
beredar di pasar. Rata-rata konsumsi minuman jeli usia anak dan remaja sebanyak
13cup per bulan, dewasa sebanyak 4 cup per bulan, dan masa tua sebanyak 2cup
per bulan. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen utama minuman jeli adalah
masa anak dan remaja. Hal ini disebabkan minuman jeli merupakan salah satu
varian jajanan yang disukai oleh usia tersebut.

13
Sebanyak 44%responden mengetahui adanya penggunaan pemanis dan
pengawet buatan dalam komposisi produk minuman jeli sedangkan lainnya tidak
mengetahui. Manfaat produk minuman jeli yang ada di pasaran pada umumnya
dikenal sebagai produk yang dapat menunda rasa lapar, sebanyak 38%responden
menyatakan hal tersebut. Selain itu sebanyak 56%responden menyatakan bahwa
minuman jeli dikenal sebagai produk minuman ringan. Sebanyak 6% lainnya
menyatakan minuman jeli digunakan hanya sebagai kepuasan konsumsi pribadi.
Sebanyak 66%responden membeli minuman jeli di toko/warung, sebanyak
26%responden membelinya di kantin sekolah, dan sebanyak 8%responden
membelinya di swalayan. Mayoritas responden membeli minuman jeli di warung
karena kemudahan mendapatkan produk tersebut. Berdasarkan data tersebut
diketahui sebanyak 52% dari respondensiswa membeli minuman jeli di kantin
sekolah. Hasil wawancara pengujian masalah dapat dilihat pada Lampiran 7.
Hasil pengujian masalah tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk
mengubah hipotesis model bisnis yang telah dibuat sebelumnya. Berdasarkan
hasil tersebut pada customer segments target awal konsumen merupakan semua
golongan usia diubah menjadi lebih spesifik yakni untuk masa anak dan remaja
(usia kurang dari 19 tahun).Channels produk yang semula hanya di toko-toko
kemudian ditambahkan kantin sekolah sebagai tempat penjualan produk.
Value propositions produk yang pada awalnya merupakan produk yang kaya
serat alami dan tanpa pemanis buatan, selanjutnya memiliki keunggulan lain yaitu
tanpa menggunakan bahan pengawet buatan. Melalui value propositions produk,
minuman jeli yang ditawarkan merupakan jajanan sehat yang tidak hanya sebatas
minuman ringan penunda rasa lapar.Customer relationships yang semula hanya
promosi melalui website, media sosial, dan bazar kemudian ditambahkan
sosialisasi jajanan sehat di setiap channels penjualan.Model bisnis kanvas I dapat
dilihat pada Lampiran8.
Pengujian solusi (test the solution)
Tahapan selanjutnya setelah pengujian masalah (test the problem) adalah
dilakukan pengujian solusi. Pengujian solusi dilakukan dengan memperkenalkan
produk minuman jeli rumput laut ke pasar dan memperhatikan respon dari
konsumen. Hasil pengujian solusi dapat menunjukkan kesesuaian model bisnis
kanvas I dengan respon konsumen sehingga perbaikan model bisnis dapat
dilakukan. Panduan wawancara test the solution minuman jeli rumput laut dapat
dilihat pada Lampiran 9.
Berdasarkan hasil survei terhadap 50 responden terhadap penggunaan
rumput laut alami sebagai bahan baku pembuatan produk, 62%responden
menyatakan sangat baik, 34% menyatakan baik, dan 4% menyatakan biasa saja.
Sebanyak 64%responden menyatakan sangat setuju jika minuman jeli rumput laut
dibuat tanpa pemanis dan pengawet buatan, sebanyak 30% menyatakan setuju,
dan lainnya biasa saja. Berdasarkan saran dari responden bahwa produk minuman
jeli rumput laut harus memiliki varian rasa, halal, dan aman dikonsumsi semua
usia. Hasil wawancara pengujian solusi dapat dilihat pada Lampiran 10.
Berdasarkan hasil pengujian masalah maka perlu ada perbaikan pada model
bisnis kanvas pertama. Pada value propositions yang semula merupakan produk
yang kaya serat alami, tanpa pemanis dan pengawet buatan, serta jajanan sehat
ditambahkan memiliki varian rasa dan aman untuk dikonsumsi oleh semua

14
usia.Customer segments produk difokuskan untuk anak dan remaja usia 6-18
tahun (pelajar sekolah dasar sampai menengah atas) sehingga segmen tempat pun
menjadi sekolah-sekolah yang terdapat di daerah Jabodetabek.Channels produk
yang semula dapat dijual di toko/warung lebih difokuskan untuk didistribusikan di
kantin sekolah. Perubahan channels tersebut mempengaruhi key partners yang
semula pedagang di toko/warung menjadi pedagang di kantin sekolah daerah
segmentasi pelanggan. Model bisnis kanvas II dapat dilihat pada Lampiran 11.
Pengembangan Bisnis
Pengembangan bisnis merupakan rencana pelaksanaan bisnis minuman jeli
rumput laut berdasarkan profil produk dan model bisnis yang telah diperoleh.
Pengembangan bisnis dapat dilakukan dengan menganalisis ukuran pasar terlebih
dahulu. Menurut Blank et al. (2012), ada tiga hal yang perlu dianalisis dalam
menentukan ukuran pasar, yaitu total addressable market (TAM), served
available market (SAM), dan target market.
Total adressable market (TAM)
TAM merupakan nilai dari seluruh hubungan antara penjual dengan pembeli
yang berpartisipasi dalam pasar suatu produk. Minuman jeli rumput laut
merupakan produk yang termasuk ke dalam pasar minuman ringan sehingga TAM
produk dapat dilihat dari jumlah konsumsi minuman ringan di Indonesia.Menurut
Sunengcih (2009), pada tahun 2005 jumlah minuman ringan yang dikonsumsi
adalah sebanyak 13.088 juta ℓ, jumlah tersebut terus meningkat setiap tahunnya
hingga pada tahun 2008 jumlah minuman ringan yang dikonsumsi adalah
sebanyak 17.410 juta ℓ.Minuman dalam kemasan cup diasumsikan sebanyak 10%
dari jumlah konsumsi minuman ringan, yaitu 1.741 juta ℓ per tahun.
Segmentasi pelanggan minuman jeli rumput laut adalah anak dan remaja
usia 6-18 tahun. Pada rentang usia tersebut pasar produk difokuskan kepada
pelajar tingkat pendidikan dasar dan menengah. Jumlah penduduk Indonesia tahun
2010 sebesar 237.641.326 orang (BPS 2010).Data Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar Kemendikbud tahun 2009menunjukkan bahwa jumlah pelajar SD, SMP,
dan SMA di Indonesia adalah sebesar 43.316.051 orang. Berdasarkan data
tersebut diketahui bahwa jumlah pelajar tingkat dasar dan menengah adalah
sekitar 18% dari seluruh jumlah penduduk Indonesia.Permintaan pasar produk
dapat diasumsikan sebanyak 18% dari jumlah konsumsi minuman cup di
Indonesia, yaitu 313,38 juta ℓ per tahun. Jumlah produk tiap kemasan cup ratarata adalah 180 mℓ sehingga jumlah permintaan minuman cup per tahun sebesar
1.741 juta cup. Harga minuman cup rata-rata sebesar Rp1.000 sehingga nilai
permintaan pasar mencapai 1,7 triliun rupiah per tahun.
Served available market (SAM)
SAM merupakan bagian dari TAM yang menyatakan segmentasi pelanggan
terkuat dalam suatu model bisnis. SAM menunjukkan jumlah segmentasi
pelanggan yang dilayani dari keseluruhan pelajar di Indonesia. Produk minuman
jeli rumput laut ditujukan untuk pelajar di beberapa kota-kota besar, yaitu Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Jumlah pelajar tingkat
pendidikan dasar dan menengah di Jabodetabek dapat dilihat pada Tabel 4.

15

Tabel 4Jumlah pelajar tingkat pendidikan dasar dan menengah di Jabodetabek
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Nama daerah
DKI Jakarta
Kabupaten Bogor
Kota Bogor
Kota Depok
Kabupaten Tangerang
Kota Tangerang
Kabupaten Bekasi
Kota Bekasi
Total pelajar

Tingkat pendidikan (orang)
SD
SMP
SMA/SMK
832.004
382.760
440.697
423.416
90.827
94.228
107.732
27.530
59.157
133.825
38.661
38.836
409.254
79.328
61.990
136.748
42.716
70.061
255.620
32.757
55.365
218.083
51.339
68.134
2.516.682
745.918
888.468

Jumlah
(orang)
1.655.461
608.471
194.419
211.322
550.572
249.525
343.742
337.556
4.151.068

Sumber : Dirjen Pendidikan Dasar (2009)
Jumlah pelajar tingkat pendidikan dasar dan menengah di
wilayahJabodetabek sebesar 4.151.068 orang, yaitu sekitar 9,6% dari jumlah
siswa di Indonesia. Jumlah tersebut merupakan pelanggan yang akan dilayani
dalam bisnis minuman jeli rumput laut. Berdasarkan data tersebut permintaan
pasar produk sebesar30.084.480ℓ atau 167,14 jutacup per tahun. Jumlah tersebut
setara dengan 167,1 milyar rupiah per tahun.
Target market
Target market merupakan segmentasi pelanggan yang paling mungkin
untuk dilayani dalam suatu model bisnis. Bisnis minuman jeli rumput laut
mengasumsikan target pasar produk sebesar 0,5% dari total SAM, yaitu sebanyak
20.755 pelajar di daerah Jabodetabek. Berdasarkan asumsi tersebutdiperoleh
permintaan pasarsebesar 647.556ℓ per tahun atausetara dengan 4,98 milyar rupiah
per tahun.
Penentuan harga pokok produksi
Harga pokok produksi (HPP) merupakan penghitungan biaya-biaya yang
diperlukan untuk memproduksi minuman jeli rumput laut. HPP dihitung agar
dapat mengetahui harga produksi 1 unit produk dengan asumsi tertentu. Harga
produksi ini yang akan menjadi dasar penentuan harga jual produk di pasaran.
Perhitungan HPP minuman jeli rumput laut ditentukan dengan asumsi kapasitas
produksi sesuai target market yang dimiliki, yaitu 647.556ℓ per tahun.
Berdasarkan kapasitas produksi tersebut dapat dilakukan perhitungan
analisis finansial untuk menghitung harga pokok produksi (HPP) dengan
memperhitungkan biaya direct material, direct labour, dan overhead.Asumsi
yang digunakan dalam perhitungan adalah kapasitas produksi 53.963ℓ per bulan
dan jumlah hari kerja per bulannya adalah 20 hari. Perhitungan HPP diawali
dengan menghitung biaya penyusutan atau depresiasi peralatan. Peralatan atau
mesin yang digunakan dalam proses produksi maupun distribusi pasti akan
mengalami penyusutan. Penyusutan tersebut akan menimbulkan biaya yang
disebut biaya penyusutan. Biaya tersebut dapat dihitung sehingga diperoleh biaya
penyusutan yang terjadi setiap bulannya.Biaya penyusutan peralatan dapat dilihat
pada Tabel 5.

16

Tabel 5Biaya penyusutan peralatan
Nama alat
Bak pencucian
Blender FC-308
Mesin perebusan RC-3E
Mesin pengisi (filling)
Mesin filling dan pengemas
Kendaraan
Total investasi alat
Total penyusutan per tahun
Total penyusutan per bulan

Kuantitas
(unit)
1
1
1
1
1
1

Harga (Rp)
1.500.000
13.600.000
21.000.000
12.000.000
50.000.000
180.000.000
276.600.000

Umur
ekonomis
(tahun)
10
10
10
10
10
10

Nilai sisa
(Rp)

Penyusutan
(Rp)

150.000
1.360.000
2.100.000
1.200.000
5.000.000
18.000.000

135.000
1.224.000
1.890.000
1.080.000
4.500.000
16.200.000
24.894.000
2.074.500

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh biaya penyusutan
peralatanbisnis minuman jeli rumput laut per bulan adalah Rp2.074.500. Analisis
finansial berikutnya adalah perhitungan biaya bahan penolong produksi minuman
jelidalam sebulan.Biaya bahan penolong dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6Biaya bahan penolong
Nama
Kuantitas
Air
62.000
Kemasan sekunder
17.296
Sedotan
415.100
Total biaya bahan penolong

Satuan

dus
pcs

Harga (Rp)
1.000
2.000
50

Jumlah (Rp)
62.000.000
34.591.667
20.755.000
96.591.667

Pada perhitungan tersebut menunjukkan biaya bahan penolong produksi
minuman jeli per bulan adalah Rp96.591.667. Perhitungan selanjutnya adalah
biaya produksi yang mencakup direct material, direct labor, dan overhead bisnis
minuman jeli rumput laut dalam sebulan. Direct material atau bahan baku
langsung dapat dihitung dengan mengalikan jumlah kebutuhan bahan baku dengan
harga per satuannya dalam kurun waktu 1 bulan kerja. Direct labor atau tenaga
kerja langsung merupakan pekerja yang berkontribusi dalam proses produksi
minuman jeli rumput laut secara langsung. Biaya overhead merupakan biaya tidak
langsung yang mencakup keseluruhan biaya produksi selain biaya bahan baku
langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya produksi dapat dilihat pada
Tabel 7.

17
Tabel 7Biaya produksi
Komponen
Kuantitas
Direct material
Rumput laut
15.690,71
Jelly powder
377,74
Gula
6.475,56
Kalium sitrat
53,96
Asam sitrat
26,98
Essens
215,85
Kemasan cup
415.100,00
Lid cup
415.100,00
Direct labor
Buruh/pekerja
12
Overhead
Biaya bahan baku penolong
Biaya listrik
Biaya bahan bakar
Biaya pemeliharaan bangunan
Biaya pemeliharaan alat
Biaya depresiasi alat
Biaya produksi

Satuan
kg
kg
kg
kg
kg

pcs
pcs
orang

Harga (Rp)

Jumlah (Rp)

9.000
100.000
13.000
30.000
30.000
150.000
100
150

141.217.020
37.774.100
84.182.280
1.618.890
809.445
32.377.800
41.510.000
62.265.000

2.200.000

26.400.000
96.591.667
2.000.000
1.000.000
100.000
500.000
2.074.500
530.420.702

Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui biaya produksi minuman jeli
rumput laut per bulan adalah Rp530.420.702. Perhitungan berikutnya adalah biaya
nonproduksi setiap bulan yang meliputi biaya penjualan dan administrasi. Biaya
nonproduksi dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8Biaya nonproduksi
Komponen

Kuantitas

Satuan

Selling cost
unit
Distribusi
1
unit
Pemasaran
1
Administrative cost
unit
Administrasi umum
1
Total biaya nonproduksi

Harga (Rp)

Jumlah (Rp)

2.500.000
1.000.000

2.500.000
1.000.000

1.000.000

1.000.000
4.500.000

Biaya nonproduksi minuman jeli rumput laut sebesar Rp4.500.000 dalam
sebulan. Harga pokok produksi (HPP) dapat dihitung berdasarkan hasil
perhitungan biaya produksi dan nonproduksi.Harga pokok produksi minuman jeli
rumput laut dapat dilihat pada Tabel 9.

18
Tabel 9Harga pokok produksi minuman jeli rumput laut
Total biaya per
bulan
Rumus

(biaya produksi +
biaya nonproduksi)

Kapasitas produksi
per bulan (cup)

HPP (Rp/cup)

kapasitas produksi

(total biaya per bulan /
kapasitas produksi per
bulan)
(534.920.702 /
415.100)

Perhitungan

(530.420.702 +
4.500.000)

415.100

Hasil

534.920.702

415.100

1.289

Berdasarkan analisis finansial dapat diketahui bahwa harga pokok produksi
(HPP) minuman jeli rumput laut adalah Rp1.289 per cup untuk kapasitas produksi
415.100cup per bulan.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Minuman jeli rumput laut merupakan produk ready to drink (RTD) yang
memanfaatkan rumput laut (Eucheuma cottonii) sebagai komoditi potensial
perairan Indonesia. Proses pembuatan minuman jeli rumput laut yaitu bahan baku
berupa rumput laut basah dihancurkan sehingga menjadi lebih halus. Rumput laut
halus dibagi ke dalam dua sediaan, yaitu rumput laut sediaan 1 untuk diproses
menjadi minuman jeli dan sediaan 2 untuk campuran ke dalam produk. Rumput
laut sediaan 1 dicampurkan dengan air, jelly powder, gula pasir, asam sitrat, dan
kalium sitrat. Campuran dimasak pada suhu 95 oC selama 20 menit, setelah itu
didiamkan sampai suhu mencapai 70 oC dan ditambahkan essence. Rumput laut
sediaan 2 dicuci dengan mengalirkan air panas bersuhu 75 oC. Setelah ditimbang,
rumput laut tersebut dicampurkan ke dalam minuman jeli dan dikemas.
Pada tahap pengembangan profil produk dihasilkan formula produk
minuman jeli rumput lautyang terbaik. Komposisi minuman jeli rumput laut yang
terbaik adalah rumput laut 6%, jelly powder 0,7%,gula 12%, dan essence
0,4%.Minuman jeli rumput laut memberikan kontribusi terhadap kebutuhan energi
konsumen sebesar 4,85 % per sajian dengan standar energi 2000 kkal. Kontribusi
lemak, protein, karbohidrat, dan serat pangan masing-masing sebesar 0,02 %,
0,10 %, 8,05 %, dan 4,14 %. Kemasan primer produk berupa gelas plastik dengan
bahan kemasan PP (polypropilene). Kemasan sekunder produk berupa dus dengan
kapasitas 24 cup.
Pengembangan model bisnis telah menghasilkan model bisnis terbaik untuk
usaha minuman jeli rumput laut. Customer segments minuman jeli rumput laut
adalah anak dan remajausia 6-18 tahun (pelajar sekolah dasar sampai menengah
atas) dan sekolah-sekolah di daerahJabodetabek.Value propositionsyang terdapat
pada produk adalah kaya serat alami, tanpa pemanis dan pengawet buatan, jajanan
sehat, memiliki varian rasa, dan aman dikonsumsi oleh semua usia.Channels
produk ini adalah kantin sekolah. Customer relationships dapat dibangun, dijaga,

19
dan dikembangkan melalui promosi (website, media sosial, bazar), sosialisasi
jajanan sehat, menjaga kualitas produk, melakukan inovasi produk, survei
kepuasan pelanggan, dan selalu meluaskan pasar produk.Revenue streams
diperoleh dengan melakukan penjualan produk di channels yang telah ditentukan.
Key resources yang diperlukan adalah bahan baku, peralatan produksi,
bangunan,karyawan terlatih, izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), dan
sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).Key activities yang
dilakukan adalah pembelian bahan baku, manajemen rantai pasok, produksi,
distribusi, dan promosi minuman jeli rumput laut.Key partners usaha adalah
supplier rumput laut jenis Eucheuma cottonii,supplier jelly powder, supplier
kemasan cup, percetakan, dan pedagang dikantin sekolah yang terdapat di daerah
Jabodetabek.Cost structure yang harus diperhatikan adalah biaya investasi beserta
depresiasi alat, biaya produksi, biaya promosi, biaya distribusi, dan biaya
administrasi.
Pengembangan bisnis minuman jeli rumput laut difokuskan untuk dapat
memenuhi kebutuhan jajanan sehat sekolah-sekolah didaerah Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Kapasitas produksi yang
ditargetkan sebesar53.963ℓ atau415.100cup per bulan dengan harga pokok
produksi (HPP) sebesar Rp1.289 per cup.
Saran
Model bisnis produk akan selalu berubah sesuai dengan perkembangan
teknologi dan inovasi sehingga evaluasi model bisnis harus selalu dilakukan.Perlu
penelitian lebih lanjut mengenai umur simpan minuman jeli rumput laut.

DAFTAR PUSTAKA
[AOAC] Association of Official Analitycal Chemist. 1999. Official Method
985.29. Virginia(US) : The Association of Analitycal Chemist, Inc.
Bangun AP. 2003. Vegetarian Pola Hidup Sehat Berpantang Daging. Jakarta
(ID) : Agromedia Pustaka.
Blank S dan Dorf B. 2012. The Startup Owner’s Manual: The Step-by Step Guide
for Building a Great Company. K&S Ranch, Inc. Publisher,