(B. Teknologi) Perbaikan Proses Pengolahan Rumput Laut Eucheuma cottonii.

(B. Teknologi)
Perbaikan Proses Pengolahan Rumput Laut Eucheuma cottonii
Distantina, Sperisa; Rochmadi; Wiratni
Fakultas Teknik UNS, Penelitian, DP2M Dikti, Hibah Bersaing Lanjutan, 2012
Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah memperbaiki proses pengolahan rumput laut Eucheuma
cottonii sehingga diperoleh karagenan yang dapat dikonversi menjadi produk baru yang bernilai ekonomi
lebih tinggi, seperti hidrogel.
Berdasarkan hasil penelitian tahun I, pelarut KOH menghasilkan karagenan dengan sifat gel yang lebih
unggul dibandingkan pelarut NaOH. Oleh karena itu, pada tahun II menggunakan KOH sebagai alkali dan
bertujuan mempelajari pengaruh rasio berat rumput laut-volum pelarut terhadap kuantitas dan kualitas
karagenan yang dihasilkan. Perbaikan metode ekstraksi juga berhasil dilakukan pada tahun II. Metode
ekstraksi pada tahun I (metode A) menghasilkan karagenan dengan pH basa (pH 11), sedangkan metode
yang dikembangkan pada tahun II (metode B) berhasil memperoleh karagenan dengan pH netral.
Karagenan dengan pH netral lebih mudah dimodifikasi secara kimiawi untuk sintesis produk baru. Pada
penelitian ini karagenan yang dihasilkan dipersiapkan sebagai bahan baku hidrogel. Kegiatan penelitian
ini meliputi pengambilan data percobaan skala laboratorium dan analisis hasil penelitian. Percobaan di
laboratorium meliputi isolasi karagenan dan analisis kuantitas serta kualitas karagenan yang dihasilkan.
Proses isolasi karagenan dari rumput laut meliputi beberapa tahap, yaitu perendaman, ekstraksi dengan
pemanasan, pengendapan dan pengeringan. Pada metode A, penambahan alkali dilakukan di tahap
ekstraksi. Metode A menghasilkan karagenan menghasilkan karagenan dengan pH basa (pH~11). Metode
B merupakan upaya perbaikan metode tahap penambahan alkali. Metode B meliputi perendaman

rumput laut dalam larutan KOH (0,3 N) semalam dan dilanjutkan dengan pemanasan 60oC tanpa
melarutkan karagenan (metode B). Setelah dicuci dan dinetralkan, rumput laut diekstraksi menggunakan
akuades pada suhu 80 oC selama 60 menit dengan pengadukan. Karagenan dalam filtrat diendapkan
menggunakan etanol dan serat yang dihasilkan dikeringkan. Kadar sulfat dalam karagenan yang
dihasilkan dari metode A dan B tidak berbeda. Hal ini menunjukkan pada metode B juga terjadi reaksi
pembentukan struktur gelling agent. Gel karagenan yang dihasilkan metode B tidak sekuat gel yang
dihasilkan metode A, hal ini disebabkan kurangnya kation dalam karagenan yang dihasilkan metode B.
Metode B menghasilkan karagenan dengan pH netral dan berpotensi untuk dimodifikasi secara kimiawi
untuk sintesis hidrogel.
Pada penelitian ini, ekstraksi menggunakan metode B. Rendemen meningkat (50 menjadi 60 %) dengan
naiknya rasio volum pelarut-berat rumput laut dari 30 sampai dengan 70 mL/g. Rasio volum pelarutberat rumput laut tidak memberikan pengaruh terhadap sifat karagenan secara signifikan. Kadar sulfat
dan kekuatan gel karagenan tidak terlihat dengan jelas dipengaruhi oleh banyaknya volum pelarut.
Penelitian selama 2 tahun ini telah menghasilkan beberapa naskah yang dipublikasikan seminar nasional
dan seminar internasional. Sebuah naskah akan terbit di jurnal nasional terakreditasi pada Nopember
2012. Sebuah naskah dalam tahap evaluasi di jurnal internasional.