Proposal PlayPlus Festival Agustus 2017
PROPOSAL KEGIATAN
FESTIVAL PERMAINAN TRADISIONAL ANAK INDONESIA
KOMUNITAS PLAYPLUS
Minggu, 24 Agustus 2017
Lapangan XXXX
I.
Latar Belakang Kegiatan
Pendudukan Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik per 30 juni 2016
mencapai 257.912.349 jiwa dan sekitar 33,9 persen diantaranya merupakan anak-anak
usia 0-17 tahun. Data ini menunjukkan bahwa 1/3 penduduk adalah anak-anak dan remaja
sehingga pemerintah perlu menaruh perhatian untuk berinvestasi melalui pembangunan
karakter. Investasi membangun karakter penerus bangsa bukanlah pekerjaan rumah yang
mampu diselesaikan dalam satu malam dan harus dibentuk sedini mungkin.
Disisi lain, Komisi Nasional Perlindungan Anak menyebutkan bahwa tahun 2012
adalah “tahun kiamat” bagi anak Indonesia, mengingat data Komnas PA menunjukkan
bahwa sebanyak 10.105.230 anak menjadi korban pelanggaran pada perlindungan khusus.
Laporan Komnas PA ini menegaskan bahwa kondisi anak Indonesia masih berada dalam
kondisi yang berbahaya. Berbagai kasus dan ancaman mengintai mereka, seperti
kekerasan, narkoba, rokok, perdagangan anak, pencandu pornografi dan seks bebas, dan
pekerja anak (Komas PA, 2012). Salah satu dari 10 ancaman itu adalah pornografi, yang
bisa dikorelasikan dengan semakin mudah anak mengakses internet dan game-game
online. Tidak hanya itu, ancaman ini juga berdampak pada tumbuh kembang anak secara
keseluruhan, termasuk interaksi sosial anak dengan teman sebayanya. Interaksi sosial ini
tergantikan oleh teknologi, gadget dan komputer yang membuat mereka menjadi pribadi
pasif dan minim aktifitas. Hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of Pediatrics,
dimotori oleh Seattle Children’s Research Institute (2011), Iowa State University (2010)
dan Stanford University School of Medicine (2009), mengungkapkan bahwa anak-anak
yang menghabiskan banyak waktu dengan bermain video game mempunyai dampak
negatif bagi pertumbuhan mereka seperti (1) masalah interaksi sosial karena terlalu
banyak menghabiskan waktu di depan mesin; (2) masalah kemampuan berkomunikasi;
(3) penurunan sikap empati (Guo er al, 2007); (4) gangguan skill motorik; dan (5) bahkan
gangguan kesehatan.
Atas dasar itulah, Komunitas PlayPlus menggagas ide untuk menyelenggarakan
Festival Permainan Tradisional Anak Indonesia. Melalui kegiatan ini, Komunitas
PlayPlus berharap dapat memperkenalkan kembali jenis-jenis permainan tradisional anak
dan mengajarkan bagaimana cara mempermainkannya. Disamping itu, PlayPlus juga
ingin mempromosikan nilai-nilai pendidikan dan filosofis yang terkandung dalam setiap
jenis permainan tradisional itu kepada para orang tua, guru dan masyarakat pada
umumnya. Nilai-nilai pendidikan ini akan membantu pembentuk karakter anak, melatih
interaksi sosial anak dengan lingkungan dan teman sebayanya. Selain itu, juga melatih
mental dalam berkompetisi dan intelegensia anak. Lebih jauh, permainan tradisional anak
juga merupakan sebuah kekayaan budaya yang senantiasa harus dilestarikan.
II.
Tema Kegiatan
Keliling Indonesia
III.
Tujuan Kegiatan
1. Sebagai media kampanye untuk mempromosikan nilai-nilai edukasi dan filosofi
yang terkandung di dalam permainan tradisional anak Indonesia.
2. Sebagai sebuah momentum untuk mengingat dan mengenang kembali bermain
permainan traditional anak.
3. Sebagai upaya memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya
permainan traditional anak dalam tumbuh kembang psikologi anak.
IV.
Sasaran Kegiatan
1. Anak-anak berusia dibawah 6-12 tahun.
2. Remaja usia 14-17 tahun
3. Komunitas-komunitas anak muda
4. Orang tua, guru dan masyarakat umum yanng berperan dalam mendampingi
anak-anak dalam bermain.
V.
Jenis Kegiatan
1. Bermain Permainan Tradisional Anak Indonesia
2. Pengumpulan tanda tangan mendukung pelestarian permainan traditional anak di
atas kain putih sepanjang 3 meter.
3. Pengumpulan
testimoni/pengalaman/kenangan/cerita
mengenai
permainan
traditional anak oleh seluruh peserta dan masyarakat yang hadir dan dituliskan
pada sticky note
4. Bazar Makanan dan Minuman
VI.
Waktu dan Tempat
Sabtu, 26 Agustus 2017, Pukul 10.00 -16.00
Bertempat di ......
VII.
Penyelenggara
Komunitas PlayPlus Indonesia
VIII.
Partner
1. Penerbit Erlangga
2. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
3. Keluarga Besar Alumni IELSP
IX.
Tentang PlayPlus Indonesia
PlayPlus Indonesia merupakan komunitas pelestarian permainan tradisional. yang
diinisiasi oleh sekelompok alumni pertukaran pelajar IELSP. Melalui kompetisi proyek
sosial Alumni Engagement Innovation Fund (AEIF) yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Amerika Serikat, pada tahun 2013 PlayPlus berhasil menjadi salah satu dari 2
pemenang asal Indonesia dan mendapatkan dana hibah untuk mempromosikan nilai-nilai
edukasi dan filosofi dibalik permainan tradisional. Berbagai usaha pelestarian permainan
tradisional telah dilakukan PlayPlus dalam kurun waktu 2013 - 2014, diantaranya
melakukan workshop dan menyelenggarakan festival bermain anak di 6 kota di seluruh
Indonesia. Melalui kegiatan ini, PlayPlus Indonesia telah melibatkan 300 volunteer dan
1000 anak yang di laksanakan di Aceh, Yogyakarta, Banjarmasin, Lombok, Masohi
Maluku Tengah, dan Parepare Sulawesi Selatan. Disamping itu, PlayPlus juga membuat
video tutorial dan menyusun Buku Ensiklopedia Permainan Tradisional Anak Indonesia.
PlayPlus kemudian memproduksi 1000 Video & Buku Ensiklopedia yang didistribusikan
ke seluruh Indonesia secara cuma-cuma. Proyek sosial inipun berakhir pada pertengahan
tahun 2014.
Selanjutnya, demi menjaga keberlangsungan upaya pelestarian permainan
tradisional anak Indonesia, Proyek ini kemudian melakukan transformasi menjadi sebuah
komunitas yang mandiri dan dapat menjadi wadah bagi anak muda dan masyarakat pada
umumnya yang peduli terhadap kelestarian permainan tradisional anak. PlayPlus juga
menjalin Kerjasama dengan Penerbit Erlangga agar distribusi Buku Ensiklopedia
PlayPlus dapat lebih merata ke seluruh Indonesia. Seluruh royalti dari penjualan buku
ensiklopedia PlayPlus akan digunakan untuk kegiatan festival hari bermain anak di
daerah-daerah regional PlayPlus.
Adapun visi dan misi playplus dapat dijelaskan sebagai berikut :
Visi
•
Menjadikan PlayPlus Indonesia sebagai wadah komunitas orang-orang yang
peduli terhadap pelestarian permainan tradisional anak Indonesia.
•
Melestarikan permainan tradisional anak Indonesia.
•
Mendidik anak melalui permainan tradisional.
Misi
•
Mengumpulkan volunteer yang peduli dengan permainan tradisional melalui
sosial media.
•
Menyatukan volunteer dalam satu kegiatan 'Hari Permainan Tradisional Anak
Indonesia'.
•
Menyusun buku permainan tradisional, bekerjasama dengan Erlangga dalam
penerbitan dan pendistribusiannya.
•
Menyampaikan
berbagai
permainan
tradisional
dalam
berbagai
bentuk
(cerita/ulasan, foto kegiatan, video) melalui social media.
•
Membuat workshop volunteer untuk menyebarkan pesan mengenai permainan
tradisional ke masyarakat yang lebih luas.
•
Melaksanakan festival permainan tradisional anak
•
Membentuk chapter di berbagai daerah di Indonesia dan mempersilakan untuk
mengadakan berbagai kegiatan di bawah chapter tersebut dengan visi yang sama.
Tagline kami
RIGHTS TO PLAY, RIGHTS TO EDUCATE !
.
.
X.
Susuna Panitia
Ketua Panitia
: Nindya Kusuma Dewi
Sekretaris
: Sitirahma Desmarleni
Bendahara
: Yuniar Tri Wahyuti
Publikasi, Dokumentasi & Graphic Designer
: Anang Weby Kurniawan
Marketing & Partnership
: Sarita Desyana
Koordinator Event & Creative
: Chandri Negara
Koordinator Volunteer
: Bernando Sudjibto
XI.
Susunan Acara Kegiatan
Waktu
Kegiatan
-
-
Keterangan
FESTIVAL PERMAINAN TRADISIONAL ANAK INDONESIA
KOMUNITAS PLAYPLUS
Minggu, 24 Agustus 2017
Lapangan XXXX
I.
Latar Belakang Kegiatan
Pendudukan Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik per 30 juni 2016
mencapai 257.912.349 jiwa dan sekitar 33,9 persen diantaranya merupakan anak-anak
usia 0-17 tahun. Data ini menunjukkan bahwa 1/3 penduduk adalah anak-anak dan remaja
sehingga pemerintah perlu menaruh perhatian untuk berinvestasi melalui pembangunan
karakter. Investasi membangun karakter penerus bangsa bukanlah pekerjaan rumah yang
mampu diselesaikan dalam satu malam dan harus dibentuk sedini mungkin.
Disisi lain, Komisi Nasional Perlindungan Anak menyebutkan bahwa tahun 2012
adalah “tahun kiamat” bagi anak Indonesia, mengingat data Komnas PA menunjukkan
bahwa sebanyak 10.105.230 anak menjadi korban pelanggaran pada perlindungan khusus.
Laporan Komnas PA ini menegaskan bahwa kondisi anak Indonesia masih berada dalam
kondisi yang berbahaya. Berbagai kasus dan ancaman mengintai mereka, seperti
kekerasan, narkoba, rokok, perdagangan anak, pencandu pornografi dan seks bebas, dan
pekerja anak (Komas PA, 2012). Salah satu dari 10 ancaman itu adalah pornografi, yang
bisa dikorelasikan dengan semakin mudah anak mengakses internet dan game-game
online. Tidak hanya itu, ancaman ini juga berdampak pada tumbuh kembang anak secara
keseluruhan, termasuk interaksi sosial anak dengan teman sebayanya. Interaksi sosial ini
tergantikan oleh teknologi, gadget dan komputer yang membuat mereka menjadi pribadi
pasif dan minim aktifitas. Hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of Pediatrics,
dimotori oleh Seattle Children’s Research Institute (2011), Iowa State University (2010)
dan Stanford University School of Medicine (2009), mengungkapkan bahwa anak-anak
yang menghabiskan banyak waktu dengan bermain video game mempunyai dampak
negatif bagi pertumbuhan mereka seperti (1) masalah interaksi sosial karena terlalu
banyak menghabiskan waktu di depan mesin; (2) masalah kemampuan berkomunikasi;
(3) penurunan sikap empati (Guo er al, 2007); (4) gangguan skill motorik; dan (5) bahkan
gangguan kesehatan.
Atas dasar itulah, Komunitas PlayPlus menggagas ide untuk menyelenggarakan
Festival Permainan Tradisional Anak Indonesia. Melalui kegiatan ini, Komunitas
PlayPlus berharap dapat memperkenalkan kembali jenis-jenis permainan tradisional anak
dan mengajarkan bagaimana cara mempermainkannya. Disamping itu, PlayPlus juga
ingin mempromosikan nilai-nilai pendidikan dan filosofis yang terkandung dalam setiap
jenis permainan tradisional itu kepada para orang tua, guru dan masyarakat pada
umumnya. Nilai-nilai pendidikan ini akan membantu pembentuk karakter anak, melatih
interaksi sosial anak dengan lingkungan dan teman sebayanya. Selain itu, juga melatih
mental dalam berkompetisi dan intelegensia anak. Lebih jauh, permainan tradisional anak
juga merupakan sebuah kekayaan budaya yang senantiasa harus dilestarikan.
II.
Tema Kegiatan
Keliling Indonesia
III.
Tujuan Kegiatan
1. Sebagai media kampanye untuk mempromosikan nilai-nilai edukasi dan filosofi
yang terkandung di dalam permainan tradisional anak Indonesia.
2. Sebagai sebuah momentum untuk mengingat dan mengenang kembali bermain
permainan traditional anak.
3. Sebagai upaya memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya
permainan traditional anak dalam tumbuh kembang psikologi anak.
IV.
Sasaran Kegiatan
1. Anak-anak berusia dibawah 6-12 tahun.
2. Remaja usia 14-17 tahun
3. Komunitas-komunitas anak muda
4. Orang tua, guru dan masyarakat umum yanng berperan dalam mendampingi
anak-anak dalam bermain.
V.
Jenis Kegiatan
1. Bermain Permainan Tradisional Anak Indonesia
2. Pengumpulan tanda tangan mendukung pelestarian permainan traditional anak di
atas kain putih sepanjang 3 meter.
3. Pengumpulan
testimoni/pengalaman/kenangan/cerita
mengenai
permainan
traditional anak oleh seluruh peserta dan masyarakat yang hadir dan dituliskan
pada sticky note
4. Bazar Makanan dan Minuman
VI.
Waktu dan Tempat
Sabtu, 26 Agustus 2017, Pukul 10.00 -16.00
Bertempat di ......
VII.
Penyelenggara
Komunitas PlayPlus Indonesia
VIII.
Partner
1. Penerbit Erlangga
2. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
3. Keluarga Besar Alumni IELSP
IX.
Tentang PlayPlus Indonesia
PlayPlus Indonesia merupakan komunitas pelestarian permainan tradisional. yang
diinisiasi oleh sekelompok alumni pertukaran pelajar IELSP. Melalui kompetisi proyek
sosial Alumni Engagement Innovation Fund (AEIF) yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Amerika Serikat, pada tahun 2013 PlayPlus berhasil menjadi salah satu dari 2
pemenang asal Indonesia dan mendapatkan dana hibah untuk mempromosikan nilai-nilai
edukasi dan filosofi dibalik permainan tradisional. Berbagai usaha pelestarian permainan
tradisional telah dilakukan PlayPlus dalam kurun waktu 2013 - 2014, diantaranya
melakukan workshop dan menyelenggarakan festival bermain anak di 6 kota di seluruh
Indonesia. Melalui kegiatan ini, PlayPlus Indonesia telah melibatkan 300 volunteer dan
1000 anak yang di laksanakan di Aceh, Yogyakarta, Banjarmasin, Lombok, Masohi
Maluku Tengah, dan Parepare Sulawesi Selatan. Disamping itu, PlayPlus juga membuat
video tutorial dan menyusun Buku Ensiklopedia Permainan Tradisional Anak Indonesia.
PlayPlus kemudian memproduksi 1000 Video & Buku Ensiklopedia yang didistribusikan
ke seluruh Indonesia secara cuma-cuma. Proyek sosial inipun berakhir pada pertengahan
tahun 2014.
Selanjutnya, demi menjaga keberlangsungan upaya pelestarian permainan
tradisional anak Indonesia, Proyek ini kemudian melakukan transformasi menjadi sebuah
komunitas yang mandiri dan dapat menjadi wadah bagi anak muda dan masyarakat pada
umumnya yang peduli terhadap kelestarian permainan tradisional anak. PlayPlus juga
menjalin Kerjasama dengan Penerbit Erlangga agar distribusi Buku Ensiklopedia
PlayPlus dapat lebih merata ke seluruh Indonesia. Seluruh royalti dari penjualan buku
ensiklopedia PlayPlus akan digunakan untuk kegiatan festival hari bermain anak di
daerah-daerah regional PlayPlus.
Adapun visi dan misi playplus dapat dijelaskan sebagai berikut :
Visi
•
Menjadikan PlayPlus Indonesia sebagai wadah komunitas orang-orang yang
peduli terhadap pelestarian permainan tradisional anak Indonesia.
•
Melestarikan permainan tradisional anak Indonesia.
•
Mendidik anak melalui permainan tradisional.
Misi
•
Mengumpulkan volunteer yang peduli dengan permainan tradisional melalui
sosial media.
•
Menyatukan volunteer dalam satu kegiatan 'Hari Permainan Tradisional Anak
Indonesia'.
•
Menyusun buku permainan tradisional, bekerjasama dengan Erlangga dalam
penerbitan dan pendistribusiannya.
•
Menyampaikan
berbagai
permainan
tradisional
dalam
berbagai
bentuk
(cerita/ulasan, foto kegiatan, video) melalui social media.
•
Membuat workshop volunteer untuk menyebarkan pesan mengenai permainan
tradisional ke masyarakat yang lebih luas.
•
Melaksanakan festival permainan tradisional anak
•
Membentuk chapter di berbagai daerah di Indonesia dan mempersilakan untuk
mengadakan berbagai kegiatan di bawah chapter tersebut dengan visi yang sama.
Tagline kami
RIGHTS TO PLAY, RIGHTS TO EDUCATE !
.
.
X.
Susuna Panitia
Ketua Panitia
: Nindya Kusuma Dewi
Sekretaris
: Sitirahma Desmarleni
Bendahara
: Yuniar Tri Wahyuti
Publikasi, Dokumentasi & Graphic Designer
: Anang Weby Kurniawan
Marketing & Partnership
: Sarita Desyana
Koordinator Event & Creative
: Chandri Negara
Koordinator Volunteer
: Bernando Sudjibto
XI.
Susunan Acara Kegiatan
Waktu
Kegiatan
-
-
Keterangan