Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Harga Emas di Indonesia.

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
HARGA EMAS DI INDONESIA

LAURA CRISTY

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor –
Faktor yang Mempengaruhi Harga emas di Indonesia adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Laura Cristy
NIM H24124007

ABSTRAK
LAURA CRISTY. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Harga Emas di
Indonesia. Di bawah bimbingan MUHAMAD SYAMSUN dan FARIDA RATNA
DEWI.
Investasi emas merupakan salah satu langkah tepat untuk menghindari
kerugian akibat menurunnya pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang
menyebabkan nilai rupiah semakin merosot. Dalam pengambilan keputusan
berinvestasi emas, perlu memperhatikan fluktuasi harga emas agar dapat
diprediksi. Maka, faktor – faktor yang mempengaruhi harga emas perlu
diperhatikan. Menurut beberapa para pengamat investasi emas, harga emas
dipengaruhi oleh suku bunga, inflasi, harga minyak dunia, kurs dollar, dan
permintaan emas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor –
faktor yang mempengaruhi harga emas terhadap harga emas itu sendiri dengan
menggunakan data sekunder berupa data masa lalu setiap triwulan dari Januari

2000 sampai Desember 2013 secara time series. Metode pengumpulan data
sekunder yang digunakan adalah content analysis. Metode pengambilan sampel
yang digunakan yaitu non-probability sampling dengan teknik sampling
sistematis. Metode analisis yang digunakan adalah vektor autoregresi dengan
menggunakan lag t sampai lag t-10. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam
pengolahan data yaitu pengujian stepwise, pembuatan model secara vektor
autoregresi, pengujian signifikansi atau uji t dan uji f, analisis koefisien R2, dan
adjusted R2. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel – variabel yang
berpengaruh secara signifikan yaitu harga emas pada lag t-1 (HE t-1), harga
minyak pada lag t-2 (HM t-2), permintaan emas pada lag t-6 (PE t-6), harga
minyak pada lag t-1 (HM t-1), suku bunga SBI pada lag t-9 (SBI t-9), kurs dollar
pada lag t-10 (KD t-10), harga emas pada lag t-4 (HE t-4), inflasi pada lag t-9
(INF t-9), harga emas pada lag t-6 (HE t-6), inflasi pada lag t-7 (INF t-7),
permintaan emas pada lag t-9 (PE t-9), dan harga minyak pada lag t-3 (HM t-3).
Secara simultan, variabel – variabel tersebut berpengaruh secara signifikan
terhadap harga emas di Indonesia. Secara parsial, HM t-1, HM t-3, PE t-6, HE t-6,
INF t-7, SBI t-9, dan PE t-9 berpengaruh negatif terhadap harga emas. Sedangkan,
HE t-1, HM t-2, KD t-10, HE t-4, dan INF t-9 berpengaruh positif terhadap harga
emas.
Kata kunci : harga minyak dunia, inflasi, kurs dollar, permintaan emas, dan suku

bunga Sertifikat Bank Indonesia.

ABSTRACT
LAURA CRISTY. ANALYSIS OF GOLD PRICE DETERMINANT FACTORS
IN INDONESIA. Supervised by MUHAMAD SYAMSUN and FARIDA
RATNA DEWI.
Gold Investment is one of right choice which can avoid risk caused of low
economic development and inflation that cause decreasing of Rupiah. In making
decision to invest gold, we need to give attention for gold price fluctuation so that

gold price can be predicted. Then, we need to give attention for factors that
influence gold price. Some gold investment observers declared that gold
investment is influenced by interest rate, inflation, oil price, dollar exchange rate,
and gold demand. The destination of this research is analyzing influence of gold
price determinant factors toward gold price with using time series secondary data
quarterly during January 2000 until December 2013. Method which is used to
collect secondary data is content analysis. Method which is used to collect sample
is non-probability sampling using systematic sampling technique. Analysis
method which is used is vector autoregression using lag t till lag t-10. In
processing the data, stepwise test, vector autoregression model, significance test, t

test or f test, R2, and adjusted R2. The result shows significance variables are gold
price at lag t-1 (HE t-1), oil price at lag t-2 (HM t-2), gold demand at lag t-6 (PE t6), oil price at lag t-1 (HM t-1), SBI interest rate at lag t-9 (SBI t-9), dollar
exchange rate at lag t-10 (KD t-10), gold price at lag t-4 (HE t-4), inflation at lag
t-9 (INF t-9), gold price at lag t-6 (HE t-6), inflation at lag t-7 (INF t-7), gold
demand at lag t-9 (PE t-9), and oil price at lag t-3 (HM t-3). Simultaneously, those
variables have significance influence toward Gold Price in Indonesia. On the other
hand, partially, HM t-1, HM t-3, PE t-6, HE t-6, INF t-7, SBI t-9, and PE t-9 has
negative influence toward Gold Price. HE t-1, HM t-2, KD t-10, HE t-4, and INF
t-9 has positive influence toward gold price.
Keywords : dollar exchange rate, gold demand, inflation, oil price, and SBI
interest rate.

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
HARGA EMAS DI INDONESIA

LAURA CRISTY

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi

pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
kasihNya, penelitian dan skripsi dapat penulis selesaikan. Skripsi sebagai
persyaratan kelulusan dalam Program Sarjana Alih Jenis Manajemen (S1)
Departemen Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Skripsi ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor – faktor yang berpengaruh terhadap
harga emas dengan harga emas itu sendiri serta memperoleh model yang dapat
memprediksi harga emas di masa yang akan datang.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sadar bahwa banyak pihak yang
memberi dukungan yang sangat memotivasi dan membantu untuk menyelesaikan
skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. Ir. Muhamad Sjamsun, M.Sc dan Ibu Farida Ratna Dewi, SE. MM.
selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, memberikan informasi dan
arahan yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi; kedua orang tua saya yaitu
Bapak Ir. Marsono dan Ibu Tasilah M serta kakak (Dewi Larasati) dan adik – adik
saya (Marsela. D, Daud. P, Pandu. S, Reksa. R) yang telah memberikan perhatian
dan doa; Ign. Eko Hadi Purnomo, S.S yang telah sangat membantu dalam proses
penyusunan skripsi; seluruh staf dosen dan karyawan serta karyawati Program
Sarjana Alih Jenis Manajemen IPB; seluruh teman – teman Angkatan 10 PSAJM
IPB.
Semoga segala bentuk dukungan akan dibalas setimpal oleh Tuhan yang
Maha Esa. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat. Namun, penulis
menyadari masih terdapat banyak kekurangan. Maka, dibutuhkan saran dan kritik
yang membangun sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

Bogor, Agustus 2014
Laura Cristy


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

xi

DAFTAR LAMPIRAN

xi

DAFTAR GAMBAR

xi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1


Perumusan Masalah

3

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

4

Ruang Lingkup Penelitian

4

TINJAUAN PUSTAKA

4


Penelitian Terdahulu

METODE

4
5

Kerangka Pemikiran

5

Lokasi dan Waktu Penelitian

6

Jenis dan Sumber Data

6


Metode Pengumpulan Data

6

Metode Analisis Data dan Pengolahan Data

7

Hipotesis

7

Metode Pengambilan Sampel

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

8


Perkembangan Harga emas (HE) di Indonesia

8

Perkembangan Variabel Indikator Penelitian

9

Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

9

Inflasi (INF)

10

Harga minyak Dunia (HM)

10

Kurs Dollar (KD)

11

Permintaan emas (PE)

12

Analisis Hasil Penelitian

13

Hasil Stepwise

13

Interpretasi Hasil Penelitian

16

Hasil Peramalan

17

Pengujian Simultan

18

Pengujian Parsial

19

Koefisien Determinasi (R2) dan Adjusted R2

20

SIMPULAN DAN SARAN

21

Simpulan

21

Saran

21

DAFTAR PUSTAKA

22

LAMPIRAN

23

DAFTAR TABEL
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014
Tingkat pengembalian berbagai instrumen investasi
Hasil stepwise pada seluruh variabel di seluruh lag
Hasil persamaan vektor autoregresi
Perbandingan harga emas aktual dan harga emas prediksi (Rp/gram)
Hasil uji f

1
2
13
16
18
18

DAFTAR GAMBAR
Kerangka pemikiran
Perkembangan harga emas di Indonesia tahun 2000 - 2013
Pergerakan suku bunga SBI tahun 2000 - 2013
Pergerakan inflasi tahun 2000 - 2013
Pergerakan harga minyak dunia tahun 2000 - 2013
Pergerakan kurs dollar tahun 2000 - 2013
Pergerakan permintaan emas di dunia tahun 2000 -2013
Pengaruh variabel – variabel yang signifikan terhadap harga emas

5
9
9
10
11
11
12
15

DAFTAR LAMPIRAN
Data suku bunga Sertifikat Bank Indonesia pada seluruh lag
Data inflasi pada seluruh lag
Data harga minyak pada seluruh lag (Rp/liter)
Data kurs dollar pada seluruh lag (Rp)
Data permintaan emas pada seluruh lag (Ton)
Harga emas pada seluruh lag (Rp/gram)
Hasil stepwise

23
24
25
26
27
28
29

”.

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 diperkirakan menurun
sebesar 0,3 % dari angka pertumbuhan ekonomi di tahun 2013 yang mencapai
5,6%. Penurunan angka itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1 Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014

(% Change)
(% Change)

2011
6,4
5,4

2012
6,2
4,3

December
IEQ
2013p
5,6
7,0

(%GDP)

0,2

-2,8

-3,5

-2,6

-3,4

-2,6

(% Change)

3,6

3,4

3,4

3,9

3,4

3,9

Indicator
Real GDP
Consumer Price
Current Account
Balance
Major Trading
Partner GDP

2014p
5,3
6,1

Previous
(Oct)
2013p
5,6
7,3

2014p
5,3
6,7



Sumber :World Bank (2013)
Kondisi ekonomi pun tidak menentu terlihat dari perubahan daya beli uang. Daya
beli uang akan senantiasa berubah seiring naiknya harga kebutuhan pokok.
Perubahan tersebut disebabkan oleh inflasi yang menurunkan daya beli
masyarakat terhadap barang atau jasa akibat nilai tukar uang yang menurun.
Menurut Yasa (2012), peran investasi merupakan poin yang krusial untuk
dapat mencegah penurunan lebih rendah lagi atau bahkan dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi karena Indonesia merupakan negara konsumtif bukan
negara produktif dan mengingat bahwa neraca perdagangan di Indonesia
mengalami defisit. Peran investasi ini terbukti dari meningkatnya perkembangan
ekonomi Indonesia setelah mengalami krisis moneter pada tahun 1998. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Yasa (2013), investasi di Indonesia meningkat dari
Rp 205,6 Triliun pada tahun 1999 menjadi Rp 983.9 Triliun pada tahun 2007.
Indonesia pun mampu bangkit setelah krisis global yang sangat berdampak pada
perekonomian Indonesia pada tahun 2008. Berdasarkan data Badan Koordinasi
Penanaman Modal, jumlah realisasi investasi dari tahun 2009 ke tahun 2012
meningkat sebesar Rp 173.825 Milliar. Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi
negara nomor tiga untuk pertumbuhan ekonomi tertinggi di Asia tahun 2011.
Menurut Purnomo (2013), investasi yang baik adalah investasi yang
memiliki imbal hasil yang lebih tinggi dari inflasi. Menurut Kurniawan (2013),
harga emas semakin meningkat dari tahun ke tahun melebihi inflasi. Hal ini dapat
dibuktikan dari hasil penelitian Manurung dan Silitonga (2009) yang menunjukan
bahwa tingkat pengembalian emas sebesar 13,59 % lebih tinggi dari pada tingkat
inflasi sebesar 10,08 % pada periode 1980 sampai 2008. Mieta (2013) salah


Data pada Tabel 1 diambil dari World Bank yang merupakan sebuah lembaga internasional yang
memberikan pinjaman kepada negara berkembang untuk program pemberian modal. Data
diungguh dari http://www/worldbank.org/in/country/indonesia/news/all?topic pada hari Senin,
20 Januari 2014 jam 13.00.

2

seorang peneliti keuangan pun menyatakan bahwa kenaikan emas di tahun 2010 –
2011 mencapai 25%, padahal inflasi yang terjadi hanya sebesar 5,38 %. Selisih
menunjukan hampir 20 %. Maka, emas cocok menjadi alat investasi yang beresiko
sedang atau paling aman karena kenaikannya yang melebihi inflasi walau tingkat
pengembaliannya belum tentu lebih tinggi dari saham, obligasi, reksadana, dan
alat investasi lainnya seperti yang ditunjukan pada hasil penelitian Manurung dan
Silitonga (2009) pada Tabel 2 sebagai berikut :
Tabel 2 Tingkat pengembalian berbagai instrument investasi
Tahun

IHSG

Deposit

Money
Market

Property

1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996

-5,90%
-3,17%
-5,25%
-9,87%
-20,95%
-1,70%
4,75%
18,50%
269,48%
30,99%
4,53%
-40,79%
10,89%
114,61%
-20,23%
9,41%
24,05%

6,00%
6,00%
6,00%
6,00%
16,00%
18,00%
15,39%
16,78%
17,72%
18,63%
20,99%
21,89%
16,72%
11,79%
14,27%
17,15%
17,03%

12,87%
16,26%
17,24%
13,17%
18,63%
10,33%
13,00%
14,52%
15,00%
12,57%
14,37%
15,12%
13,98%
12,00%
15,36%
15,87%
15,62%

17,50%
16,80%
16,10%
15,50%
14,80%
14,10%
13,40%
13,50%
13,00%
11,00%
9,50%
9,00%
9,50%
8,50%
8,50%
8,00%
8,50%

2,09%

1997
1998
1999

-36,98%
-0,91%
70,06%

23,92%
49,23%
25,74%

30,52%
64,08%
23,61%

9,00%
11,50%
11,00%

-1,87%
-3,89%
26,96%

2000
2001
2002
2003
2004

-38,50%
-5,83%
8,39%
62,82%
44,56%

12,46%
13,78%
12,37%
10,39%
7,07%

10,73%
15,69%
13,73%
8,41%
7,43%

10,50%
9,85%
10,00%
10,25%
11,55%

7,98%
0,16%
-1,77%
-10,47%
4,08%

2005

16,24%

10,95%

12,75%

10,60%

-1,89%

2006
2007

55,30%
52,08%

11,63%
8,40%

9,75%
8,00%

9,85%
11,65%

16,44%
-6,68%

2008

-50,64%

8,71%

18,50%

12,25%

-9,80%

Reksadana
Obligasi
Mixed

8,38%
16,74%
27,64%
38,20%
25,25%
-0,45%
12,75%
9,22%
24,85%
11,46%
20,03%
28,16%
34,73%

Index
Bond

CPI

Kurs
Dollar

101,33%
-25,20%
-15,43%
75,95%
-7,93%
-11,31%
33,66%
55,67%
0,25%
-7,16%
6,60%
-0,96%
-1,67%
6,92%
11,29%
4,96%
4,21%

17,11%
7,32%
10,03%
11,97%
9,07%
4,37%
9,15%
9,26%
5,59%
6,11%
9,53%
9,52%
4,90%
9,77%
9,24%
8,64%
6,47%

631,80
631,80
653,70
1020,00
1103,00
1114,00
1282,60
1643,80
1685,70
1795,00
1901,00
1994,00
2065,00
2110,00
2200,00
2308,00
2383,00

34,65%
87,50%
-20,00%

11,05%
77,63%
2,01%

4650,00
8025,00
7100,00

16,67%
21,43%
0,00%
17,65%
8,00%

1,87%
25,18%
12,51%

9,35%
12,55%
10,03%
11,15%
6,40%

9595,00
10400,00
8940,00
8485,00
9270,00

11,11%

-3,34%

17,11%

9830,00

37,50%
25,25%

24,66%
9,93%

6,60%
6,59%

8994,00
9419,00

20,97%

0,26%

11,06%

10950,00

Emas
Saham

5,43%
36,92%
39,42%
85,28%
40,16%
-0,31%
10,57%
70,61%
75,06%
22,51%
47,85%
-7,88%
53,40%

Sumber : Manurung dan Silitonga (2009)
Tabel 2 diatas menunjukan bahwa tingkat pengembalian saham secara rata – rata
9,04% selama periode penelitian. Dari kacamata investor asing, tingkat
pengembalian saham secara rata – rata sebesar -1,18% yang memberi arti investor
asing tidak akan beruntung berinvestasi saham di Indonesia. Namun, investasi
saham di Indonesia juga bisa memberikan keuntungan paling besar mencapai 269
%. Properti yield selama periode penelitian secara rata – rata sebesar 11,53%.
Emas mempunyai tingkat pengembalian rata – rata sebesar 13,59% selama
periode penelitian. Obligasi mempunyai tingkat pengembalian rata – rata sebesar
9,65% selama periode 2002 sampai dengan 2008. Reksadana mempunyai tingkat
pengembalian sebesar 1,17%; 2,38%; dan 4% untuk masing – masing reksadana
obligasi, campuran, dan saham selama periode penelitian 1995 sampai dengan
2008. Inflasi selama periode penelitian sebesar 10,80%. Masyarakat pun mulai
merasakan kegunaan alat lindung kekayaan dari emas. Penjualan emas Antam
menunjukan kenaikan pada kuartal pertama tahun 2014 yaitu sebesar 2.323 kg
dari kuartal keempat tahun 2013 sebesar 1.756 kg. Peningkatan ini merupakan

3

reaksi dari para investor emas terhadap prediksi penurunan pertumbuhan ekonomi
di Indonesia. Menurut Kurniawan (2013), alasan mengapa emas dijadikan alat
investasi, antara lain adalah kebal inflasi, global currency, mudah dirawat,
beresiko sedang, mudah dipindahkan, tahan lama, liquid, hanya perlu modal
minim bagi pemula.
Menurut situs Kitco (2014), harga emas selalu berfluktuasi. Dalam
jangka panjang, fluktuasi ini mengarah pada peningkatan nilai emas. Para investor
harus memperhatikan faktor penentu fluktuasi harga emas agar bisa untung.
Faktor – faktor penentu itu adalah kenaikan inflasi (Suharto 2013), kenaikan harga
minyak (Purnomo 2013), pengaruh harga barang lain terhadap emas (Yahya
2012), menguatnya kurs dollar dan demand emas (Pratama 2012), dan suku bunga
bank (Apriyanti 2012). Tidak seperti uang kertas, kenaikan nilai emas selalu
berbanding lurus dengan kenaikan harga komoditas termasuk harga minyak
(Pratama 2012). Emas akan mampu melindungi nilai aset investor saat kurs dollar
AS melemah (Apriyanti 2012). Dalam Apriyanti (2012) dinyatakan saat suku
bunga naik, investor lebih memilih deposito dari pada emas yang tidak memiliki
bunga. Hal ini akan melemahkan harga emas. Sebaliknya, ketika suku bunga
turun, harga emas akan cenderung meningkat. Ketika permintaan emas
meningkat, harga emas akan cenderung naik karena pasokan emas yang tetap
(Pratama 2012). Pada situasi ini, orang akan mengurangi permintaannya pada
emas dan mencari komoditas lain yang lebih murah. Tetapi, uniknya harga emas
susah sekali untuk turun.
Berdasarkan uraian tersebut, emas tepat menjadi alat investasi karena tidak
terjebak dalam “Time Value of Money.” Karenanya, hal yang perlu dikaji lebih
lanjut adalah “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Harga Emas di
Indonesia.”
Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang mendasari penelitian ini :
1. Bagaimana kondisi harga emas di Indonesia?
2. Variabel manakah serta di lag keberapa sajakah variabel tersebut
mempengaruhi harga emas secara signifikan?
3. Bagaimana pengaruh variabel yang signifikan tersebut terhadap harga
emas di Indonesia, baik secara agregrat maupun secara parsial?

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Mengetahui kondisi harga emas di Indonesia.



Grafik fluktuasi harga emas dapat dilihat pada situs Kitco. Situs Kitco merupakan situs dari
syarikat pengedar emas terbesar dan terkemuka di dunia. Data telah dilihat dari
http://www.kitco.com/scripts/hist_charts/yearly_graphs.plx pada hari Selasa, 15 April 2014
jam 14.00.

4

2. Mengetahui variabel beserta tingkatan lagnya yang mempengaruhi harga
emas secara signifikan.
3. Menganalisis besaran pengaruh variabel yang signifikan tersebut terhadap
harga emas di Indonesia, baik secara agregrat maupun secara parsial.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu :
1. Bagi investor:
Penelitian ini berguna sebagai wawasan tentang berinvestasi emas.
2. Bagi pihak akademis
Penelitian ini berguna sebagai sumber literatur mengenai komoditi emas
dan pengembangan investasinya.

Ruang Lingkup
Penelitian ini bertopik tentang investasi emas beserta suku bunga, inflasi,
harga minyak dunia, kurs dollar, dan permintaan emas sebagai faktor yang
mempengaruhinya. Penelitian menggunakan data sekunder yang dikumpulkan
secara time series pada setiap triwulannya (Januari 2000 - Desember 2013).
Pengolahan data menggunakan vektor autoregresi.

TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Dini (2012) melakukan penelitian berjudul “Analisis Kinerja Investasi
Dollar USA, EURO, dan Emas (2005 – 2011) dengan Perhitungan Capital Asset
Pricing Model (CAPM) dan Analisis Tren”. Peneliti menganalisis kinerja
investasi Dollar Amerika (USD), Euro (EUR), dan emas selama periode 2005 –
2011. Hasil penelitian menyatakan bahwa rata – rata tahunan harga emas
meningkat dari tahun ke tahun selama periode penelitian.
Anwar (2008) melakukan penelitian berjudul “Analisis Variabel –
Variabel yang Mempengaruhi Harga emas di Indonesia dengan Error Correction
Model Periode 1999.1 – 2007.6”. Dari hasil penelitian, variabel – variabel yang
mempengaruhi harga emas sebesar 95 % yaitu nilai tukar, minyak bumi, harga
emas dunia, dan perilaku bank sentral. Sementara itu, inflasi hanya memiliki
hubungan sebesar 90 %.
Chamberlayne (2011) melakukan penelitian berjudul “Gold as investment
of last resort”. Ia berpendapat bahwa harga emas telah meningkat selama enam
kali lipat dalam delapan puluh tahun terakhir dan tampak seolah-olah akan terus
meningkat lebih lanjut selama masa volatile.
Wang (2012) melakukan penelitian berjudul “Gold of Investment”. Model
ekonometrika diterapkan untuk mengetahui relevansi faktor-faktor yang
mempengaruhi harga emas. Menggunakan periode pengujian 1991-2011, dengan

5

pengamatan bulanan dan menggunakan SAS dan Financial Modelling di Excel,
hal yang ditemukan adalah return emas memiliki korelasi positif yang kuat
dengan perubahan tingkat inflasi; return minyak, sampai batas tertentu,
berhubungan positif dengan return emas, sedangkan korelasinya tidak kuat; return
saham dan perubahan suku bunga yang terbukti tidak terkait dengan return emas.

METODE
Kerangka Pemikiran
Investor

Kondisi Ekonomi

Investasi
1. Suku bunga
2. Inflasi
3. Harga minyak
dunia
4. Kurs dollar
5. Permintaan
emas

Pasar Uang

Pasar Komoditi

Pasar Modal

Investasi Emas

Harga emas

Pengaruh Kondisi Ekonomi terhadap Harga Emas
- stepwise
- vektor autoregresi
- uji signifikansi / uji t dan uji f
- koefisien determinasi (R2) dan adjusted R2
-

Rekomendasi
Gambar 1 Kerangka pemikiran
Para investor berinvestasi untuk mendapatkan return. Terdapat 3 jenis
investasi yaitu investasi pasar uang, pasar komoditi, dan pasar modal. Investasi
emas adalah contoh investasi pasar komoditi. Ketika berinvestasi emas, investor
harus memperhatikan fluktuasi harga emas dengan memperhatikan faktor – faktor
yang mempengaruhinya seperti suku bunga, inflasi, harga minyak dunia, kurs

6

dollar, dan permintaan emas. Faktor-faktor itu menjadi variabel terikat (dependent
variable) karena masing – masing variabel tersebut mempunyai pengaruh dengan
harga emas sebagai variabel bebas (independent variable). Karena seluruh data
bersifat time series, instrumen kondisi ekonomi tersebut dan harga emas di
Indonesia, dianalisis dengan metode vektor autoregresi untuk mengetahui
signifikansi pengaruh variabel terhadap harga emas dan tingkatan lag variabel
tersebut berada. Autoregresi terjadi pada harga emas dengan dirinya sendiri dan
variabel lainnya pada setiap waktu yang dinyatakan dalam lag. Setiap variabel
memiliki lag t sampai lag t-10. Lalu, setiap variabel beserta lagnya akan diolah
dengan menggunakan stepwise untuk mendapatkan variabel beserta lagnya yang
berpengaruh secara signifikan terhadap harga emas. Kemudian, variabel tersebut
akan dibuatkan modelnya secara vektor autoregresi dengan menggunakan variabel
dari hasil stepwise. Selanjutnya, variabel dari model yang sudah didapat, diuji
secara simultan dan parsial menggunakan uji signifikansi atau uji t dan uji f. Pada
akhirnya, koefisien determinasi (R2) dan adjusted R2 akan dianalisis untuk melihat
seberapa besar variabel bebas yang signifikan tersebut menjelaskan variabel
terikat (harga emas). Hasil analisis terhadap faktor-faktor tersebut menjadi bahan
rekomendasi bagi investor dalam memprediksi harga emas.

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari Bank
Indonesia, Badan Pusat Statistik, Word Gold Council, dan Thomson Reuters. Data
– data yang diamati di Bank Indonesia yaitu Suku Bunga SBI dan Kurs Dollar.
Selain itu, penelitian juga dilakukan di Badan Pusat Statistik yang menyediakan
data inflasi; World Gold Council yang menyediakan data permintaan emas dan
harga emas karena harga emas yang dipakai industri emas, para pedagang emas,
dan investor emas di Indonesia mengacu pada harga emas dunia yang baku untuk
di-trading-kan di seluruh dunia; dan Thomson Reuters yang menyediakan data
harga minyak dunia.

Jenis dan Sumber Data
Data penelitian adalah data sekunder yang diproses lebih lanjut. Data
sekunder ini berupa data dokumenter berupa jurnal, bentuk laporan program, dan
hasil penelitian yang didapat dari Bank Indonesia (data kurs dollar dan data suku
bunga), World Gold Council (data harga emas dan data permintaan emas),
Thomson Reuters (data harga minyak) dan Badan Pusat Statistik (data inflasi).

Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data kuantitatif
melalui content analysis karena pencarian data sekunder yang dibutuhkan
dilakukan melalui analisis data yang tersimpan dalam bentuk arsip, hasil laporan,
jurnal, dan sebagainya, yang antara lain berupa kategori isi, telaah dokumen, dan
pemberian kode berdasarkan karakteristik kejadian atau transaksi.

7

Metode Analisis Data dan Pengolahan Data
Data yang ingin diteliti yaitu data suku bunga Sertifikat Bank Indonesia,
inflasi, harga minyak dunia, kurs dollar, permintaan emas, dan harga emas secara
time series yang diolah menggunakan Software Minitab 14 dengan metode vektor
autoregresi. Menurut Kuncoro (2011), dalam model autoregresi menunjukan
bahwa Yt adalah fungsi linear dari Yt aktual sebelumnya. Maka, vektor
autoregresi menunjukan Yt sebagai fungsi linear dari Yt aktual sebelumnya dan
Xt maupun Xt aktual sebelumnya.
Proses pengolahan menempuh beberapa tahap. Pertama, pembuatan lag
seluruh variabel untuk menciptakan autoregresi pada masing – masing variabel.
Kedua, pengolahan variabel dan lag dengan stepwise untuk menguji signifikansi
variabel beserta lagnya terhadap harga emas. Ketiga, pembuatan model secara
vektor autoregresi dengan menggunakan variabel hasil stepwise. Keempat,
pengujian signifikansi dengan uji t dan uji f pada variabel – variabel model vektor
autoregresi secara simultan dan parsial. Langkah terakhir adalah menganalisis
koefisien determinasi R2 dan adjusted R2 dari persamaan model untuk melihat
nilai ketepatan model dalam menjelaskan variabel terikat (Y).
Hipotesis
Menurut Sugiyono (2014), hipotesis adalah jawaban atau dugaan
sementara dari perumusan masalah penelitian. Hipotesis yang menjadi acuan
dalam pengujian stepwise adalah :
H01 : Diduga bahwa suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), inflasi (INF),
harga minyak (HM), kurs dollar (KD), dan permintaan emas (PE) pada lag
tertentu secara bersama – sama tidak mempunyai pengaruh positif/negatif
terhadap harga emas (HE) di Indonesia.
H11 : Diduga bahwa SBI, INF, HM, KD, dan PE pada lag tertentu secara
bersama – sama mempunyai pengaruh positif/negatif terhadap HE di
Indonesia.
H02 : Diduga bahwa SBI pada lag tertentu secara parsial tidak mempunyai
pengaruh positif/negatif terhadap HE di Indonesia.
H12 : Diduga bahwa SBI pada lag tertentu secara parsial mempunyai pengaruh
positif/negatif terhadap HE di Indonesia.
H03 : Diduga bahwa INF pada lag tertentu secara parsial tidak mempunyai
pengaruh positif/negatif terhadap HE di Indonesia.
H13 : Diduga bahwa INF pada lag tertentu secara parsial mempunyai pengaruh
positif/negatif terhadap HE di Indonesia.
H04 : Diduga bahwa HM pada lag tertentu secara parsial tidak mempunyai
pengaruh positif/negatif terhadap HE di Indonesia.
H14 : Diduga bahwa HM pada lag tertentu secara parsial mempunyai pengaruh
positif/negatif terhadap HE di Indonesia.
H05 : Diduga bahwa KD pada lag tertentu secara parsial tidak mempunyai
pengaruh positif/negatif terhadap HE di Indonesia.
H15 : Diduga bahwa KD pada lag tertentu secara parsial mempunyai pengaruh
positif/negatif terhadap HE di Indonesia.
H06 : Diduga bahwa PE pada lag tertentu secara parsial tidak mempunyai
pengaruh positif/negatif terhadap HE di Indonesia.

8

H16 : Diduga bahwa PE pada lag tertentu secara parsial mempunyai pengaruh
positif/negatif terhadap HE di Indonesia.
Metode Pengambilan Sampel
Populasi penelitian ini yaitu seluruh kumpulan data harga emas, data suku
bunga Sertifikat Bank Indonesia, data inflasi, data harga minyak, data kurs dollar,
dan data permintaan emas. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
Non Probability Sampling. Menurut Sugiyono (2014), Non Probability Sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan untuk
setiap unsur dalam populasi untuk dipilih. Teknik sampelnya adalah sampling
sistematis karena data yang digunakan adalah data time series. Teknik Sampling
Sistematis adalah teknik pengambilan sampel secara berurut dari populasi yang
telah diberi nomor urut (Sugiyono, 2014). Data time series yang dimaksud adalah
data harga emas, data suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, data inflasi, data
harga minyak, data kurs dollar, dan data permintaan emas pada setiap triwulannya
mulai dari Januari 2000 sampai Desember 2013. Sampel harga emas setiap
triwulan dari Januari 2000 sampai Desember 2013 ini digunakan sebagai variabel
terikat (Y). Sementara itu, sampel yang diambil untuk menjadi variabel bebas (Xi)
adalah suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, inflasi, harga minyak dunia, kurs
dollar, dan permintaan emas setiap triwulan dari Januari 2000 sampai Desember
2013.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan Harga Emas (HE) di Indonesia
Ada beberapa indikator penentu harga emas (HE). Pertama, konversi HE
dunia dari USD/troyounce menjadi Rp/gram. Kenaikan harga XAU/USD akan
menaikkan HE dalam satuan rupiah. Pergerakan nilai Rupiah terhadap US Dollar,
mempengaruhi HE di Indonesia. Kedua, Perkembangan ekonomi Indonesia.
Keadaan ekonomi Indonesia merupakan produk relasi antara kondisi politik,
kebijakan moneter, dan kebijakan fiskal. Keadaan tersebut mempengaruhi
investor asing dalam menanamkan modalnya di Indonesia. Semakin baik kondisi
ekonomi dalam negeri, maka akan semakin banyak pula para investor asing yang
masuk. Masuknya banyak investor asing mengindikasikan bahwa Indonesia
dipercaya dunia sehingga tren nilai rupiah meningkat. Berikut ini adalah Gambar
pergerakan HE di Indonesia :

9

Gambar 2 Perkembangan harga emas di Indonesia tahun 2000 2013
Dalam jangka panjang, HE terus naik. HE tertinggi terjadi pada kuartal keempat
tahun 2012 karena melambatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan
ekonomi global, serta meningkatnya jumlah uang kartal. Penurunan HE terjadi
pada kuartal keempat tahun 2012 sampai kuartal kedua tahun 2013 karena tren
tingkat inflasi yang rendah dan penguatan ekonomi dunia.

Perkembangan Variabel Indikator Penelitian
Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan kebijakan moneter
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan secara publik pada saat
Rapat Dewan Gubernur Bulanan. Berikut ini adalah Gambar pergerakan SBI dari
tahun 2000 sampai pada tahun 2013 :

Gambar 3 Pergerakan suku bunga SBI tahun 2000 – 2013

10

Pergerakan SBI dari awal tahun 2000 hingga akhir tahun 2013 berfluktuasi. Grafik
cenderung menurun dalam jangka waktu panjang. Rendahnya SBI menguntungkan
pengusaha karena bunga pinjaman usaha menjadi rendah. Sepanjang kurun waktu
2000-2006, SBI berada pada level 7% - 17%. SBI pada kuartal keempat tahun
2001 naik hingga 17,6% dan terus menurun hingga kuartal kedua tahun 2004 yang
mencapai 7,33% sebagai respon dari 3 kebijakan baru Bank Indonesia pada tahun
2001 yaitu normalisasi SBI, penjarangan lelang, dan pelonggaran ketentuan SBI.
Pada awal tahun 2012 sampai awal tahun 2013, SBI mengalami posisi terendah
dan stabil yaitu sebesar 5,75 %. Hal ini disebabkan oleh tren tingkat inflasi yang
rendah dan melemahnya rupiah yang akan memicu inflasi.
Inflasi (INF)
Jika inflasi (INF) suatu negara melebihi dari perkiraan, maka
perekonomian negara itu pun akan menurun dan HE akan meningkat. Data INF
didapatkan dari data Badan Pusat Statistik. Berikut ini adalah pergerakan INF dari
tahun 2000 sampai tahun 2013 :

Gambar 4 Pergerakan inflasi tahun 2000 - 2013
Pada tahun 2000 hingga 2013, INF mengalami fluktuasi yang seragam. Kecuali
pada kuartal empat tahun 2005, kenaikan INF tertinggi yaitu 9,97 %. Hal itu
disebabkan oleh kenaikan harga BBM dan defisit neraca pembayaran. INF
terendah di Indonesia, terjadi pada kuartal dua tahun 2009 yaitu sebesar -0,16 %
karena kondisi persediaan domestik yang baik, apresiasi rupiah serta penurunan
BBM.
Harga Minyak Dunia (HM)
Harga Minyak (HM) berpengaruh terhadap pergerakan harga barang
secara umum, terlebih HE, karena hampir seluruh aktivitas produksi
menggunakan BBM. Berikut adalah perkembangan HM dalam kurun Januari 2000
- Desember 2013 yang didapatkan dari Petroleum Oil :

11

Gambar 5 Pergerakan harga minyak dunia tahun 2000 - 2013
HM cukup berfluktuasi dan mengalami kenaikan. Kenaikan signifikan terjadi pada
pertengahan tahun 2008 yaitu sebesar Rp 7.136 per liter. Pada tahun tersebut,
volatilitas HM terbagi ke dalam dua periode tren, yaitu periode awal tahun sampai
dengan pertengahan Juli 2008 yang menunjukkan tren meningkat, sedangkan
periode setelahnya menandakan tren menurun. Penyebab utama penurunan adalah
melambatnya ekonomi global akibat resesi ekonomi AS sebagai konsumen
minyak terbesar dan penambahan suplai minyak oleh negara-negara OPEC. Lalu,
secara berfluktuatif, HM mengalami kenaikan kembali yaitu pada pertengahan
tahun 2013 sebesar Rp 7.487 per liter karena penguatan ekonomi dunia.
Kurs Dollar (KD)
Kurs Dollar (KD) mempengaruhi harga emas di Indonesia karena HE
dalam USD/trouyounce dikonversikan ke dalam rupiah/dollar. Berikut ini adalah
pergerakan KD terhadap rupiah :

Gambar 6 Pergerakan kurs dollar tahun 2000 - 2013

12

Pergerakan KD terhadap rupiah cukup berfluktuasi dan stabil dari awal tahun
2000 hingga akhir tahun 2013 dengan pencapaian tertinggi sebesar Rp 11.562
pada kuartal pertama tahun 2009 yang disebabkan oleh krisis subprime mortgage.
Selain itu, hal ini juga disebabkan oleh neraca perdagangan AS dengan China
yang mengalami defisit lebih dari 220 miliar USD. Pencapaian terendah
setelahnya sebesar Rp 8.593 pada kuartal kedua tahun 2011 yang disebabkan oleh
spekulasi bank AS dan Eropa, meningkatnya investasi dan daya beli masyarakat
di Indonesia, derasnya aliran arus dana asing, penawaran dan permintaan valuta
asing yang seimbang, dan meningkatnya ekspor Indonesia sekitar 33 %.
Permintaan Emas (PE)
Permintaan Emas (PE) di Indonesia dianggap tidak berpengaruh signifikan
terhadap HE. Berikut ini adalah data PE dunia yang didapatkan dari World Gold
Council :

Gambar 7 Pergerakan permintaan emas di dunia tahun 2000 – 2013
Pergerakan PE sangat berfluktuatif dan memiliki sedikit kenaikan dalam
jangka panjang. Hal ini mencerminkan bahwa PE dipengaruhi oleh banyak hal,
salah satunya adalah kenaikan konsumsi emas perhiasan dan investasi. Permintaan
emas tertinggi terjadi pada kuartal ketiga 2008 yang disebabkan oleh kenaikan
permintaan perhiasan dan investasi ini karena kondisi politik dunia dan
perekonomian dunia yang memburuk sehingga banyak orang yang memburu emas
karena kestabilannya. Penurunan PE pada kuartal pertama 2003 disebabkan oleh
penurunan konsumsi akan perhiasan dan investasi akibat membaiknya kondisi
politik dunia sehingga banyak orang kembali percaya menggunakan mata uangnya
masing – masing.

13

Analisis Hasil Penelitian
Masing – masing data yang telah diuraikan di atas, akan dibuatkan lag dari
lag t sampai t-10 yang dapat dilihat pada Lampiran 1. Kemudian, data diolah
menggunakan Software Minitab 14 untuk mendapatkan hasil stepwise seperti pada
Lampiran 2.
Hasil Stepwise
Hasil olahan stepwise terbaik ditemukan pada step kelima belas yang
hasilnya ditunjukan pada Tabel 3 di bawah ini :
Tabel 3 Hasil stepwise pada seluruh variabel di seluruh lag
H
M
Vari
able

HE
t-1

HM
t-2

TValue

10,
19

4,09

PValue

0,0
00

0,00
0

PE
t-6

5,2
9
0,0
00

t
4

HM
t-1

SBI
t-9

KD
t-10

HE
t-4

INF
t-9

2,70

4,47

3,46

5,3
6

2,74

0,01
1

0,00
0

0,00
2

0,0
00

0,01
0

HE
t-6

3,2
6
0,0
01

INF
t-7

3,03
0,00
5

PE
t-9

2,2
2
0,0
34

HM
t-3

INF
t-5

3,28

1,82

0,00
3

0,07
8

R2

Adjus
ted R2

99,
5

99,3

Sumber : Hasil Olahan

Tabel 3 diatas menunjukan variabel – variabel bebas terbaik yang sangat
mempengaruhi harga emas (HE) di waktu yang akan datang. Variabel – variabel
tersebut adalah harga emas (HE) pada lag t-1, harga minyak (HM) pada lag t-2,
permintaan emas (PE) pada lag t-6, harga minyak (HM) pada lag t-1, suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada lag t-9, kurs dollar (KD) pada lag t-10, harga
emas (HE) pada lag t-4, inflasi (INF) pada lag t-9, harga emas (HE) pada lag t-6,
inflasi (INF) pada lag t-7, permintaan emas (PE) pada lag t-9, dan harga minyak
(HM) pada lag t-3. Mengapa variabel – variabel di lag tertentu ini ini sangat
mempengaruhi HE dan dapat memprediksinya di waktu yang akan datang? Hal ini
disebabkan oleh :
1. Perhitungan stepwise secara matematis dengan menggunakan 3.234 data
yang antara lain HE, SBI, INF, HM, KD, dan PE dari lag t sampai lag t-10
menggunakan Software Minitab 14.0 telah memproses berbagai
kemungkinan dari variabel di setiap lag untuk berada dalam model dan
hasil terbaik ditunjukan pada step ke-15 yang merupakan variabel –
variabel terpilih di atas. Hal ini dibuktikan bahwa setiap variabel memiliki
nilai p-value kurang dari 0,05 atau tingkat signifikansi yang dimiliki lebih
kecil daripada 0,05 yang artinya variabel – variabel tersebut paling
mempengaruhi HE secara signifikan. Hasil adjusted R2 pun mendukung
dengan mencapai nilai hampir sempurna yaitu 99,7 %. Artinya, variabel –
variabel tersebut mampu menerangkan HE sampai mencapai 99,7 % dalam
sebuah model regresi. t-value masing – masing variabel pun menunjukan
keterkaitan secara matematis dengan HE yang akan dijelaskan lebih lanjut
dalam pembuktian hipotesis di halaman selanjutnya. (Data setiap variabel
beserta lagnya dan perhitungan stepwise secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran)

14

2. Seluruh variabel – variabel yang signifikan tersebut berada pada lag yang
sama dengan atau lebih dari lag t-1. Hal ini mengartikan bahwa kejadian
masa lalu dari kuartal ke-1 sampai kuartal ke-10 sebelumnya atau naik –
turunnya setiap variabel bebas tersebut memiliki keterkaitan dan pengaruh
yang menghasilkan HE di masa depan yang disebabkan oleh kondisi
perekonomian, sosial, dan politik global maupun nasional di masa lalu
yang sangat dinamis dan berubah – ubah setiap waktunya sehingga reaksi
investor pun juga akan berubah – ubah sesuai dengan pertimbangan dari
setiap masalah global dan nasional yang dihadapi. Maka, setiap variabel
bebas tersebut tidak bisa membentuk suatu tren yang tetap. Namun,
kerumitan itu bisa dijawab oleh perhitungan matematis vektor autoregresi
melalui sebuah model yang bisa membantu memprediksi harga emas ke
depannya. Hal yang pasti bahwa SBI, INF, HM, KD, dan PE memiliki
keterkaitannya masing – masing dengan HE yang dapat dijelaskan secara
logis pada penjelasan grafik berikut ini :

15

15

Time Series Plot of HE t, SBI t-10, INF t-10, HM t-10, KD t-10, ...
60000

Variable
HE t
SBI t-10
INF t-10
HM t-10
KD t-10
PE t-10
HE t-10

50000

Data

40000
30000
20000
10000
0
Quarter
Year

Q 4 Q 4 Q4 Q4 Q4 Q 4 Q 4 Q4 Q4 Q4 Q 4 Q 4 Q4 Q4
00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Gambar 8 Pengaruh variabel – variabel yang signifikan terhadap harga emas

16

Pada Gambar 8, harga emas (HE) periode lalu berpengaruh positif terhadap HE
periode kini. Hal ini menunjukan bahwa HE masa lalu memiliki tren yang sama
dan dapat dijadikan alat prediksi HE yang akan datang. Selain itu, HE juga
berpengaruh positif terhadap harga minyak (HM) karena grafik kenaikannya
sejalan beriringan. Hal ini terjadi karena pada saat HM melambung, harga barang
– barang lain termasuk HE pun akan ikut melambung. Pada grafik juga
ditunjukkan bahwa kurs dollar (KD) dalam rupiah memiliki pengaruh positif pada
HE. Artinya, jika KD melemah, HE akan melambung tinggi dan jika KD menguat,
HE akan menurun. Kestabilan KD mempengaruhi kestabilan HE karena HE
ditetapkan dalam kurs USD. Permintaan emas (PE) berpengaruh negatif terhadap
HE karena adanya kenaikan HE. Hal ini sesuai dengan hukum ekonomi yaitu
ketika HE naik menyebabkan penurunan PE dikarenakan konsumen akan memilih
barang substitusi lainnya atau mengkonsumsi barang dengan jumlah yang lebih
kecil. Terlihat pula bahwa suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) menurun
dari tahun 2000-2013. SBI juga berpengaruh negatif terhadap HE. Kenaikan SBI
membuat banyak investor lebih senang menyimpan uang di bank atau penurunan
SBI membuat banyak investor membuka usaha baru karena kecilnya bunga
pinjaman modal, termasuk juga untuk berinvestasi emas. Hal ini meningkatkan
PE yang serta merta menaikkan HE. Keseragaman fluktuasi tingkat inflasi (INF)
jelas menunjukkan pengaruh positif terhadap HE ketika INF meningkat, harga –
harga barang secara umum ikut meningkat termasuk pada HE.
Interpretasi Hasil Penelitian
Hasil persamaan vektor autoregresi yang dihasilkan dari pengolahan Software
Minitab 14 adalah sebagai berikut :
Tabel 4 Hasil persamaan vektor autoregresi
Predictor

Coef

SE Coef

Constant
HE t-1
HM t-1
HM t-2
HM t-3
HE t-4
PE t-6
HE t-6
INF t-7
SBI t-9
INF t-9
PE t-9
KD t-10

98.684
0,75414
-8,998
22.677
-14,035
0,6076
-117,60
-0,3622
-351.537
-427.774
319.121
-49,27
11,389

46.478
0,07638
3,958
5,899
4,268
0,1178
21,51
0,1062
133.474
107.005
129.595
22,12
3,412

T
2,12
9,87
-2,27
3,84
-3,29
5,16
-5,47
-3,41
-2,63
-4,00
2,46
-2,23
3,34

P
0,041
0,000
0,030
0,001
0,002
0,000
0,000
0,002
0,013
0,000
0,019
0,033
0,002

Sumber : Hasil Olahan
Dari hasil olah data yang telah disebutkan, diperoleh model regresi sebagai
berikut:
HE t = 98.684 + 0,754 HE t-1 – 9,00 HM t-1 + 22,7 HM t-2 – 14,0 HM t-3
+ 0,608 HE t-4 - 118 PE t-6 – 0,362 HE t-6 – 351.537 INF t-7
- 427.774 SBI t-9 + 319.121 INF t-9 – 49,3 PE t-9 + 11,4 KD t-10

17

Interpretasi model regresi yang menerangkan persamaan diatas yaitu :
1. Konstanta = 98.684
Artinya apabila suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), inflasi (INF),
harga minyak (HM), kurs dollar (KD), dan permintaan emas (PE) bernilai
0, maka HE akan bernilai Rp 98.684,-.
2. Koefisien b1 (HE t-1) = 0,75414
Peningkatan 1% nilai HE pada lag t-1 menyebabkan kenaikan HE sebesar
Rp 0,75414,-.
3. Koefisien b2 (HM t-1) = - 9.00
Peningkatan 1% nilai HM pada lag t-1 menyebabkan penurunan HE
sebesar Rp 9,-.
4. Koefisien b3 (HM t-2) = + 22,7
Peningkatan 1% nilai HM pada lag t-2 menyebabkan kenaikan HE sebesar
Rp 22,7,-.
5. Koefisien b4 (HM t-3) = - 14,0
Peningkatan 1% nilai HM pada lag t-3 menyebabkan penurunan HE
sebesar Rp 14,-.
6. Koefisien b5 (HE t-4) = 0,608
Peningkatan 1% nilai HE pada lag t-4, menyebabkan kenaikan HE sebesar
Rp 0,608,-.
7. Koefisien b6 (PE t-6) = - 118
Peningkatan 1% nilai PE pada lag t-6, menyebabkan penurunan HE
sebesar Rp 118,-.
8. Koefisien b7 (HE t-6) = - 0.362
Peningkatan 1% nilai HE pada lag t-6, menyebabkan penurunan HE
sebesar Rp 0,326.
9. Koefisien b8 (INF t-7) = - 351.537
Peningkatan 1% nilai INF pada lag t-7, menyebabkan penurunan HE
sebesar Rp 351.537,-.
10. Koefisien b9 (SBI t-9) = - 427.774
Peningkatan 1 % nilai SBI pada lag t-9, menyebabkan penurunan HE
sebesar Rp 427.774.
11. Koefisien b10 (INF t-9) = 319.121
Peningkatan 1% nilai INF pada lag t-9, menyebabkan kenaikan HE
sebesar Rp 319.121.
12. Koefisien b 11 (PE t-9) = - 49,3
Kenaikan 1% nilai PE pada lag t-9, menyebabkan penurunan HE Rp 49,3.
13. Koefisien b 12 (KD t-10) = 11,4
Peningkatan 1% nilai KD pada lag t-10, menyebabkan kenaikan HE
sebesar Rp 11,4,-.
Semua interpretasi itu mengasumsikan variabel independen lainnya tetap.
Hasil Peramalan
Model hasil vektor autoregresi dapat meramalkan harga emas. Berikut ini
adalah hasil peramalan pada kuartal pertama 2012 sampai kuartal pertama tahun
2014 :

18

Tabel 5 Perbandingan harga emas aktual dengan harga emas prediksi
(Rp/gram)
Waktu

Harga Emas Aktual

Harga Emas Prediksi

Error

Q1 2012

540606

536698.3412

3907.659

Persentase
Error
0.722829343

Q2 2012

526595

531587.1471

4992.15

0.948005032

Q3 2012

553174

541892.4235

11281.58

2.039426383

Q4 2012

583790

575335.4667

8454.533

1.44821482

Q1 2013

557277

563410.7026

6133.7

1.100655975

Q2 2013

487994

517389.2121

29395.2

6.023683099

Q3 2013

497334

497575.5443

241.544

0.048567824

Q4 2013

523646

515970.7773

7675.223

1.465727362

Q1 2014

539321.3

545279.3949

5958.09

1.104739401

Sumber : Hasil Olahan
Tabel diatas menunjukan bahwa tingkat kesalahan yang dihasilkan dari hasil
prediksi berkisar antara 0 % sampai 6 %. Rata – rata tingkat kesalahan yang
terjadi berada diantara 0% sampai 1 % dengan pencilan yang ditemukan yaitu 2 %
dan 6 %.
Pengujian Simultan
Hipotesis untuk pengujian simultan adalah:
H01 : Diduga bahwa suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), inflasi (INF),
harga minyak (HM), kurs dollar (KD), dan permintaan emas (PE) pada lag
tertentu secara bersama – sama tidak mempunyai pengaruh positif/negatif
terhadap harga emas (HE) di Indonesia.
H11 : Diduga bahwa SBI, INF, HM, KD, dan PE pada lag tertentu secara
bersama – sama mempunyai pengaruh positif/negatif terhadap HE di
Indonesia.
Pengujian ini dilakukan terhadap hipotesis H1 untuk melihat besarnya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Setelah pengolahan data
menggunakan Software Minitab 14 diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 6 Hasil uji f
Analysis of Variance
Source
DF
SS
MS
Regression
12
1.12932E+12 94.109.659.302
Residual Error 33 5.959.998.937 180.606.028
Total
45
1.13528E+12
Sumber : Hasil Olahan

F
521.08

P
0.000

Dengan nilai alpha sebesar 5%, nilai signifikan H1 akan dibandingkan
dengan nilai alpha. Nilai signifikan H1 adalah 0,000 yang berada jauh dibawah
0,05 (0,000 < 0,05) dan nilai F hitung adalah 521,08 yang berada jauh diatas nilai
F tabel 2,05004 (521,08>2,05004). Maka, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak
dan H1 diterima yang berarti variabel – variabel independen HE pada lag t-1, HM

19

pada lag t-2, PE pada lag t-6, HM pada lag t-1, SBI pada lag t-9, KD pada lag t-10,
HE pada lag t-4, INF pada lag t-9, HE pada lag t-6, INF pada lag t-7, PE pada lag
t-9, dan HM pada lag t-3 secara bersama – sama berpengaruh secara signifikan
terhadap harga emas.
Pengujian Parsial
Pengujian ini menentukan signifikansi nilai koefisien regresi terhadap
variabel terikat. Nilai signifikansi dan nilai t yang terdapat pada Tabel 4 akan
dibandingkan untuk menguji hipotesis yang menjadi dugaan dalam penelitian.
Dengan menggunakan software Minitab 14 dalam proses penghitungannya,
pengujian dilakukan untuk mengetahui besaran pengaruh setiap variabel terhadap
harga emas selama periode Januari 2000 - Desember 2013 secara triwulan di
Indonesia. Terdapat beberapa hipotesis yang menggunakan uji t, yaitu:
H02 : Diduga bahwa SBI pada lag tertentu secara parsial tidak berpengaruh
positif/negatif terhadap HE di Indonesia.
H12 : Diduga bahwa SBI pada lag tertentu secara parsial mempunyai pengaruh
positif/negatif terhadap HE di Indonesia.
Pengujian ini untuk mengetahui pengaruh suku bunga Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) terhadap harga emas (HE). Penghitungan menunjukkan nilai yang
signifikan pada SBI pada lag t-9 yaitu sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil
daripada nilai alpha yaitu 0,05 dan nilai t hitung adalah -4,00 yang berada jauh
dibawah nilai t tabel -2,034515 (-4,00