Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA

lx 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Peradilan Agama maka pengadilan agama telah dapat melaksanakan sendiri tindakan eksekusi atas putusan yang dijatuhkan itu tidak perlu lagi lembaga pengukuhan dan fiat eksekusi oleh pengadilan negeri Mukti Arta, 1996:265.

B. Kerangka Pemikiran

Sudah menjadi kodratnya bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan manusia lain untuk menjalani roda kehidupan. Hal tersebut dilakukan manusia dengan dengan cara mencari teman dan mencari pasangan hidup. Adapun cara yang ditempuh untuk melanjutkan garis keturunnya adalah dengan cara melangsungkan perkawinan. Semua manusi a mengharapkan kehidupan perkawinan dapat berlangsung terus sampai akhir hayatnya. Hal ini diperkuat sebagaimana dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam yang menegaskan bahwa prinsip perkawinan adalah suatu tekad yang suci yang dibangun oleh suami-istri dengan tujuan membentuk rumah tangga yang kekal dan bahagia. Perkawinan dapat diputus apabila terjadi karena alasan-alasan yang prinsipiil, yang apabila rumah tangganya dipertahankan akan terjadi kemadharatan dan tampak buruk yang lebih besar daripada dampak positifnya. Hal-hal mengenai perceraian telah diatur dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan, Kompilasi Hukum Islam, serta PP No. 9 Tahun 1975. Namun banyak terjadi dimasyarakat adanya fenomena salah satu pihak pergi meninggalkan pihak lain tanpa izin selama 2 dua tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya serta tidak diketahui alamatnya atau keberadaanya. Hal tersebut menjadi salah satu alasan untuk putusnya perkawinan. Untuk itu penulis mencoba untuk mengetahui dasar commit to users lxi pertimbangan hakim dalam memutus perkara perceraian dengan alasan salah satu pihak pergi tanpa ijin pihak lain seperti yang telah termuat dalam Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam dan Pereturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975. Secara garis besar kerangka pemikiran dalam penulisan hukum ini dapat dilihat dalam skema berikut ini: Kerangka Pemikiran commit to users lxii

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN BEBAS DALAM PERKARA PIDANA KORUPSI.

0 2 15

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN TERHADAP PELAKU DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN ANAK DI PENGADILAN NEGERI BANTUL (STUDI KASUS PERKARA NOMOR 223/PID.B/2014/PN.BTL).

3 58 10

SKRIPSI PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN BEBAS DALAM PERKARA PIDANA KORUPSI.

0 2 12

PENDAHULUAN PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN BEBAS DALAM PERKARA PIDANA KORUPSI.

0 2 17

SKRIPSI PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN TERHADAP PELAKU DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN ANAK DI PENGADILAN NEGERI BANTUL (STUDI KASUS PERKARA NOMOR 223/PID.B/2014/PN.BTL).

0 2 12

TINJAUAN YURIDIS EMPIRIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN PERCERAIAN Tinjauan Yuridis Empiris Pertimbangan Hakim Dalam Putusan Perceraian (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Semarang).

0 2 16

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN PUTUSAN TERHADAP PERKARA WARISAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA (Studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta).

0 2 19

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN VERSTEK DALAM PERKARA PERCERAIAN ANALISIS YURIDIS PUTUSAN VERSTEK DALAM PERKARA PERCERAIAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO).

0 0 12

Dasar-dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Putusan Bebas/VRISJPRAAK (Studi Kasus Putusan Perkara Nomor: 1132/Pid. B/2013/PN.Mks) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 101

PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN PADA PERKARA PIDANA NARKOTIKA (Studi Putusan Nomor: 400PID.SUS2014PN.JKT.TIM) SKRIPSI

0 0 11