Kadar Glukosa Darah Hewan Percobaan

Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 4, No. 2, Desember 2011: 131-142 136 Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan berat badan tikus kelompok K1 dan K2 pada fase adap- tasi. Setelah dilakukan injeksi aloksan, berat badan tikus pada kedua kelom- pok turun. Penurunan berat badan bisa jadi karena adanya penurunan insulin yang memicu hilangnya jaringan adi- posa dan karena adanya perubahan dalam metabolisme karbohidrat dan protein yang terjadi pada tikus dia- betes Yassin dan Mwafy, 2007. Pada fase perlakuan tikus DM yang diberi chitosan maupun tikus DM yang diberi metformin mengalami peningkatan berat badan. Peningkatan berat badan pada tikus DM yang diberi perlakuan chitosan dikarenakan chitosan memiliki kemampuan untuk meningkatkan sensitifitas insulin perifer sehingga glu- kosa dapat diserap lebih maksimal ke dalam sel Liu et al., 2007. Hasil pene- litian Li Xue et al. 2007 menunjukkan bahwa tikus diabetes yang diberi perla- kuan trigonella foenum-graecum maupun metformin tercatat mengalami penam- bahan berat badan, sedangkan tikus diabetes yang tidak diberi perlakuan menunjukkan penurunan berat badan yang progresif. Hal ini bisa jadi bahwa perlakuan dengan trigonella foenum- graecum dapat membantu penyerapan zat gizi pada diet dan kemudian me- ningkatkan berat badan tikus.

B. Kadar Glukosa Darah Hewan Percobaan

Hasil pengukuran kadar glu- kosa darah puasa pada hari ke-0 me- nunjukkan bahwa kadar glukosa darah puasa pada kelompok K1 yaitu 283,08 + 7,14 yang artinya lebih tinggi di- bandingkan kelompok K2 yaitu 280,43 + 3,2. Kadar glukosa darah tikus pada hari ke 0 tidak didapatkan perbedaan bermakna yang antara kelompok K1 dan K2 p0,05. Pada hari ke 7 kadar glukosa darah tikus kelompok K1 dan K2 turun, akan tetapi tidak didapatkan perbedaan yang bermakna kadar antara kelompok K1 dan K2 p 0,05. Pada hari ke 14, 21, dan 28 terdapat penurun- an kadar glukosa darah pada kelom- pok K1 dan K2. Hasil analisis uji t tidak berpasangan terhadap kadar glukosa darah menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok K1 dan K2 pada pengukuran hari ke 14, 21, dan 28 p 0,05. Pada pengukuran gula darah hari ke 0 menunjukkan kadar gula da- rah pada kedua kelompok dinyatakan diabetes, tikus dinyatakan diabetes jika kadar glukosa darah 200 mgdl WHO, 1999. Hasil penelitian pada hari ke 7, 14, 21, dan 28 menunjukkan adanya penurunan kadar glukosa darah pada kelompok tikus DM yang diberi perlakuan chitosan 500 mgkg BB dan tikus DM yang diberi perlaku- an metformin. Chitosan memiliki efek seperti serat makanan yang berfungsi menghambat aktivitas disakaridase dalam usus dan memunda pengosong- an usus. Hal tersebut dapat memper- lambat absorsi glukosa dalam usus dan meningkatkan sensitivitas insulin di Pengaruh Pemberian Chitosan terhadap Kadar Glukosa Darah…. Farida Nur Isnaeni, dkk. 137 jaringan perifer sehingga dapat menu- runkan kadar glukosa dalam darah Yao, 2008. Hasil penelitian Lee 2003 me- nunjukkan bahwa pemberian chitosan oligosakarida selama 4 minggu dapat meningkatkan toleransi glukosa dan sekresi insulin pada tikus DM. Menu- rut Liu et al 2007 pemberian chitosan oligosakarida dengan dosis 250, 500, dan 1500 mgkg BB memberikan efek dapat menurunkan glukosa darah 2 jam PP dan memperbaiki sensitivitas insulin, efek terbaik ditunjukkan pada tikus DM yang diberi chitosan oligosa- karida dengan dosis 500 mgkg BB. Metformin, suatu obat yang memperbaiki sensitivitas insulin golo- ngan biguanide, telah menunjukkan sama efektivitasnya dengan insulin atau sulfonilurea apabila digunakan sebagai monoterapi. Sifat antihipregli- kemik metformin terutama disebabkan oleh penekanan produksi glukosa he- par, khususnya glukoneogenesis, dan penigkatan sensitivitas insulin pada jaringan perifer. Meskipun mekanisme efek hipoglikemik metformin masih belum jelas, namun diduga dengan menginterupsi proses-proses oksidatif mitokondria dalam liver dan memper- baiki abnormalitas-abnormlitas meta- bolisme kalsium intraseluler pada jaringan yang sensitif terhadap insulin liver, otot rangka, dan jaringan lemak dan jaringan kardiovaskuler Hendro- martono, 2009.

C. Histologi Pankreas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ekstrak Daun Yakon (Smallanthus sonchifolia) terhadap Berat Badan, Glukosa Darah, serta Kadar Kolesterol Tikus Diabetes strain Sprague dawley yang Diinduksi dengan Aloksan. 2014

0 7 63

Efek Ekstrak Daun Insulin (Smallanthus sonchifolia) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Kadar Trigliserida pada Tikus Diabetes strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014.

0 15 61

Efek Ekstrak Daun Yakon “Smallanthus Sonchifolius” terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan dan Berat Organ Pankreas, Ginjal, dan Jantung pada Tikus Jantan Strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014

0 16 51

Pengaruh Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum cassia) terhadap Glukosa Darah, Berat Badan, serta HDL Tikus Diabetes (Sprague dawley) yang Diinduksi Aloksan

2 25 65

Efek Ekstrak Daun Yakon “Smallanthus Sonchifolius” terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan dan Berat Organ Pankreas, Ginjal, dan Jantung pada Tikus Jantan Strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014.

0 9 51

Efek ekstrak kayu manis (cinnamomun cassia) terhadap kadar glukosa darah, berat badan, berat organ pankreas, ginjal dan jantung tikus diabetes mellitus strain sprague dawley yang diinduksi aloksan

0 6 64

Pengaruh pemberian buah naga merah (hylocereus polyrhizus) terhadap kadar glukosa darah Tikus putih yang diinduksi aloksan

1 6 58

PENGARUH PEMBERIAN ASPARTAM TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELITUS DIINDUKSI ALOKSAN.

0 1 7

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Belimbing Wuluh Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Hiperglikemik Yang Diinduksi Aloksan.

2 3 29

PENGARUH PEMBERIAN TAHU YANG DIFERMENTASI TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN.

0 0 15