Tipe persimpangan 1. Persimpangan sebidang Jenis pengendaliannya 1. Persimpangan dengan alur

20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Persimpangan jalan adalah simpul transportasi yang terbentuk dari beberapa pendekat, dimana arus kendaraan dari berbagai pendekat bertemu dan memencar meninggalkan simpang. Persimpangan merupakan tempat rawan terjadinya kemacetan, karena terjadinya konflik antara kendaraan satu dengan kendaraan lainnya ataupun dengan pejalan kaki Hobbs F.D., 1995.

2.1. Tinjauan Umum

Menurut Khisty, C. Jotin dan Lall B. Kent 2005, persimpangan jalan didefinisikan sebagai daerah umum dimana dua jalan atau lebih bergabung atau bersimpangan, termasuk jalan dan fasilitas tepi jalan untuk pergerakan lalu lintas di dalamnya. Menurut Wibawa dan Angdika 2003, simpang dapat dibedakan antara lain berdasarkan :

2.2. Jenis Simpang

2.2.1. Tipe persimpangan 1. Persimpangan sebidang

Persimpangan sebidang adalah persimpangan dimana berbagai jalan atau ujung jalan yang masuk ke persimpangan mengarahkan lalu lintas masuk ke jalur yang berlawanan dengan lalu lintas lainnya, seperti persimpangan pada jalan- jalan di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama. 21

2. Persimpangan tak sebidang

Persimpangan tak sebidang adalah persimpangan dimana jalan raya yang menuju ke persimpangan ditempatkan pada ketinggian yang berbeda.

2.2.2. Jenis pengendaliannya 1. Persimpangan dengan alur

channelized intersection Persimpangan ini dikendalikan dengan menggunakan pulau jalan yang mengarahkan arus lalu lintas pada jalur tertentu, sehingga konflik yang akan terjadi dapat dikurangi. Gambar 2.1. Persimpangan Dengan Alur 2. Persimpangan tak bersinyal Jenis persimpangan ini mengalirkan arus lalu lintas dari kaki persimpangan apa adanya tanpa pengaturan. Biasanya persimpangan jenis ini terdapat pada jalan- jalan komplek perumahan atau pada jalan lokal di dalam kota. 22

3. Persimpangan bersinyal

Persimpangan ini dikendalikan dengan menggunakan lampu pengatur lalu lintas traffic signals traffic light. Lampu lalu-lintas merupakan alat pengatur lalu lintas yang mempunyai fungsi utama sebagai pengatur hak berjalan pergerakan lalu lintas termasuk pejalan kaki secara bergantian di pertemuan jalan. Tujuan diterapkannya pengaturan dengan lampu lalu lintas adalah sebagai berikut Malkamah S, 1996.

2.3. Sinyal Lalu Lintas Traffic Signal

1. menciptakan pergerakan dan hak berjalan secara bergantian dan teratur sehingga meningkatkan daya dukung pertemuan jalan dalam melayani arus lalu lintas, 2. hirarki rute dilaksanakan : rute utama diusahakan untuk mengalami kelambatan delay minimal, 3. pengaturan prioritas misalnya untuk angkutan umum dapat dilaksanakan, 4. menciptakan gap pada arus lalu lintas yang padat untuk memberi hak berjalan arus lalu lintas lain seperti sepeda, pejalan kaki memasuki persimpangan dan menciptakan iring-iringan platoon pada arus lalu lintas yang padat, 5. mengurangi terjadinya kecelakaan dan kelambatan lalu lintas, 6. memberikan mekanisme pengaturan lalu lintas yang lebih efektif dan murah dibandingkan pengaturan manual, 7. mengurangi tenaga polisi dan menghindarkan polisi dari polusi udara, kebisingan, dan resiko kecelakaan,

Dokumen yang terkait

TINJAUAN PUSTAKA EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT TAK BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Empat Jalan Sopolan, Jalan Pasar Stan dan Jalan Raya Tajem Depok, Sleman - Yogyakarta).

0 2 11

TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT LENGAN TIDAK BERSINYAL JALAN SETURAN RAYA YOGYAKARTA.

0 5 14

PENDAHULUAN ANALISIS SIMPANG EMPAT TAK BERSINYAL ((Studi Kasus Pada Simpang Empat Antara Jalan Raya Tajem, Jalan Purwosari, Jalan Stadion Sleman).

0 4 5

TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS SIMPANG EMPAT TAK BERSINYAL ((Studi Kasus Pada Simpang Empat Antara Jalan Raya Tajem, Jalan Purwosari, Jalan Stadion Sleman).

1 4 8

ANALISIS SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG EMPAT PENDOWO PURWOREJO ANALISIS SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG EMPAT PENDOWO PURWOREJO (JALAN RAYA PURWOREJO KM 9).

0 4 13

PENDAHULUAN ANALISIS SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG EMPAT PENDOWO PURWOREJO (JALAN RAYA PURWOREJO KM 9).

0 2 6

KESIMPULAN DAN SARAN ANALISIS SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG EMPAT PENDOWO PURWOREJO (JALAN RAYA PURWOREJO KM 9).

0 2 6

ANALISIS SIMPANG TAK BERSINYAL ANTARAJALAN RAYA MAGELANG-YOGYAKARTA KM 10 DENGAN ANALISIS SIMPANG TAK BERSINYAL ANTARA JALAN RAYA MAGELANG-YOGYAKARTA KM 10 DENGAN JALAN SAWANGAN-BLABAK (Simpang Tiga Tak Bersinyal Blabak, Mungkid, Magelang).

0 4 15

TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS SIMPANG TAK BERSINYAL ANTARA JALAN RAYA MAGELANG-YOGYAKARTA KM 10 DENGAN JALAN SAWANGAN-BLABAK (Simpang Tiga Tak Bersinyal Blabak, Mungkid, Magelang).

0 2 10

TINJAUAN PUSTAKA ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL Jalan Ahmad Yani Kartasuro, Surakarta.

0 3 4