Teori Pertumbuhan Ekonomi David Ricardo Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo- Klasik Solow-Swan

25 mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain, sehingga terjadi proses pertumbuhan Boediono, 1992:2.

2.2.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi David Ricardo

Menurut Ricardo, peranan akumulasi modal dan kemajuan teknologi adalah cenderung meningkatkan produktifitas tenaga kerja artinya bisa memperlambat bekerjanya ”The Law of Deminishing Return” sehingga akan memperlambat penurunan tingkat hidup Lincoln Arsyad, 1997, hal.55. Ricardo menyatakan bahwa proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Sumber daya alam dalam arti tanah sebatas jumlahnya. 2. Jumlah penduduk menyesuaikan diri dengan tingkat upah, di atas atau di bawah tingkat upah alamiah. 3. Kemajuan teknologi selalu terjadi. 4. Sektor pertanian dominan. Selain itu Ricardo juga menganggap bahwa jumlah faktor produksi tanah sumber daya alam tidak bisa bertambah sehingga akhirnya menjadi faktor pembatas dalam proses pertumbuhan suatu masyarakat. Teori Ricardo ini diungkapkan pertama kali dalam bukunya yang berjudul The Principles of Political Economy and Taxation 1917. Salah satu ciri perekonomian Ricardo yaitu bahwa akumulasi modal terjadi bila tingkat keuntungan yang diperoleh pemilik modal berada di atas tingkat keuntungan minimal yang diperlukan untuk mereka melakukan investasi. 26

2.2.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo- Klasik Solow-Swan

Teori pertumbuhan ekonomi Neo-Klasik berkembang sejak tahun 1950-an. Ekonom yang menjadi perintis dalam mengembangkan teori tersebut adalah Robert Solow massachussets Institute of Technology dan Trevor Swan Australia National University. Menurut teori Neo-Klasik, pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pertambahan penyediaan faktor- faktor produksi penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal dan tingkat kemajuan teknologi. Pandangan ini didasarkan kepada anggapan yang mendasari analisis klasik, yaitu perekonomian akan tetap mengalami tingkat pekerjaan yang penuh full employment dan kapasitas peralatan modal akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu. Sampai dimana perekonomian akan berkembang tergantung pada pertambahan penduduk, akumulasi kapital, dan kemajuan teknologi. Menurut teori pertumbuhan ekonomi, rasio modal output capital- output ratio = COR bisa berubah. Yaitu untuk menciptakan sejumlah output tertentu, bisa digunakan jumlah modal yang berbeda-beda dengan bantuan tenaga kerja yang jumlahnya berbeda-beda pula, sesuai yang dibutuhkan. Jika lebih banyak modal yang digunakan, maka tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit. Sebaliknya jika modal yang digunakan lebih sedikit, maka lebih banyak tenaga kerja yang digunakan. Dengan adanya fleksibilitas ini suatu perekonomian mempunyai kebebasan yang tak terbatas dalam menentukan kombinasi modal dan tenaga kerja yang akan digunakan untuk menghasilkan tingkat output tertentu. 27 Teori pertumbuhan Neo-Klasik mempunyai banyak variasi, tetapi pada umumnya didasarkan pada fungsi produksi Cobb-Douglass sebagai berikut Arsyad, 1999, 61-64 : Q t = T t K a t L b t Di mana : Q t : tingkat produksi pada tahun t T t : tingkat teknologi pada tahun t K t : jumlah stok barang modal pada tahun t L t : jumlah tenaga kerja pada tahun t a : pertambahan output yang diciptakan oleh pertambahan satu unit modal. b : pertambahan output yang diciptakan oleh pertambahan satu unit tenaga kerja.

2.2.3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Adam Smith

Dokumen yang terkait

ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR DENGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO DI INDONESIA PERIODE 1987.I-2007.IV

0 3 18

ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR DENGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO DI INDONESIA PERIODE 1987.I-2007.IV

0 23 18

KAUSALITAS ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PER KAPITA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 1995-2012.

0 4 15

KAUSALITAS ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PER KAPITA KAUSALITAS ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PER KAPITA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 1995-2012.

0 3 16

PENDAHULUAN KAUSALITAS ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PER KAPITA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 1995-2012.

0 3 11

TINJAUAN PUSTAKA KAUSALITAS ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PER KAPITA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 1995-2012.

0 5 16

KESIMPULAN dan SARAN KAUSALITAS ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PER KAPITA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 1995-2012.

0 3 89

KAUSALITAS ANTARA EKSPOR DENGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KAUSALITAS ANTARA EKSPOR DENGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 1981 – 2007.

0 4 15

PENDAHULUAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR DENGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 1981 – 2007.

1 10 22

KESIMPULAN DAN SARAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR DENGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 1981 – 2007.

0 5 60