Data Specific Gravity Hitungan

78 LAMPIRAN B.1 PERENCANAAN ADUKAN BETON UNTUK DENGAN AGREGAT BAUKSIT SNI T-15-1990-03 A. Data Bahan 1. Bahan agregat halus pasir : Kali Progo, Sleman, Yogyakarta 2. Bahan agregat kasar Bauksit: Kijang, Bintan Timur, KEPRI 3. Jenis Semen : Portland Cement PC tipe A

B. Data Specific Gravity

1. Specific gravity agregat halus pasir : 2,5603 2. Specific gravity agregat kasar Bauksit : 2,1532 3. Absorption agregat halus pasir : 1,2755 4. Absorption agregat kasar Bauksit : 6,0240

C. Hitungan

1. Kuat tekan beton yang diisyaratkan f’c pada umur 28 hari. f’c = 22,5 MPa. 2. Menentukan nilai deviasi standar berdasarkan tingkat mutu pengendalian pelaksanaan pencampuran. 3. Nilai margin ditentukan sebesar 12 MPa karena jumlah benda uji yang kurang dari 15 buah. 4. Menetapkan kuat tekan beton rata-rata yang direncanakan. 79 f’cr = f’c + m = 22,5 + 12 = 34,5 MPa 5. Menentukan jenis semen Jenis semen kelas I PC 6. Menetapkan jenis agregat Agregat halus : pasir alam Agregat kasar : alambuatan alat pemecah batu 7. Menetapkan faktor air semen, berdasarkan jenis semen yang dipakai, dan kuat tekan rata-rata silinder beton yang direncanakan pada umur tertentu. Direncanakan sebesar 0,4. 8. Menetapkan faktor air semen maksimum. Tabel 3 SK SNI T-15-1990-03, untuk beton dalam ruangan bangunan sekeliling non korosif, beton di luar ruangan bangunan terlindung dari hujan dan terik matahari langsung. Fas maksimum 0,6. Bandingkan dengan no. 7, dipakai yang terkecil. Jadi digunakan fas 0,4. 9. Menetapkan nilai “slump”. Digunakan nilai slump dengan nilai maksimum 150 mm minimal 75 mm. 10. Menetapkan jumlah air yang diperlukan tiap m 3 beton. Tabel 6 SK SNI T-15-1990-03 - ukuran maksimum 40 mm - nilai “slump” 75 mm – 150 mm A = 0,67 x Ah + 0,33 x Ak = 0,67 x 175 + 0,33 x 205 = 184,9 lt = 184,9 kg. 80 Dengan : Ah = jumlah air yang diperlukan jenis agregat halusnya. Ak = jumlah air yang diperlukan jenis agregat kasarnya. 11. Menghitung berat semen yang diperlukan : - per m 3 beton : A fas = 184,90,4 = 462,25 kg 12. Keperluan semen minimum : Tabel 3 SK SNI T-15-1990-03, beton dalam ruang bangunan, keadaan keliling non korosif , fas 0,6, jumlah semen minimum 275 kgm 3 beton. 13. Jumlah semen yang dipakai 462,25 kg. 14. Penyesuaian jumlah air atau fas tetap 0,4. 15. Penentuan daerah gradasi agregat halus Grafik 3 – 6 SK SNI T-15-1990-03. 16. Perbandingan agregat halus dan kasar. Grafik 10 – 12 SK SNI T-15-1990-03 - ukuran maksimum 40mm - nilai “slump” 75 mm – 150 mm - fas 0,4 - jenis gradasi pasir no. 1 Î Grafik 10 – 12 SK SNI T-15-1990-03 Diambil proporsi pasir = 40 17. Berat jenis agregat campuran : = P100 x Bj agregat halus + K100 x Bj agregat kasar = 40100 x 2,5603 + 60100 x 2,1532 = 2,3160 kgm 3 81 P = agregat halus terhadap agregat campuran K = agregat kasar terhadap agregat campuran 18. Berat jenis beton Grafik 13 SK SNI T-15-1990-03, terlihat : Bj campuran langkah 17 Î 2,3160 kgm 3 Î dibuat karena terdekat - Keperluan air yaitu 184,9 kg langkah 10 Î ditarik garis vertikal ke atas sampai dengan kurva, ditarik garis ke kiri didapat ± 2180 kgm 3 . 19. Keperluan agregat campuran = berat beton tiap m 3 – Keperluan air dan semen = 2180 – 184,9 + 462,25 = 1532,85 kgm 3 20. Menghitung berat agregat halus Berat agregat halus = berat agregat halus x keperluan agregat campuran = 40 x 1532,85 = 613,14 kgm 3 21. Menghitung berat agregat kasar = hasil langkah 19 – hasil langkah 20 = 1532,85 – 613,14 = 919,71 kgm 3 82

D. Kebutuhan Bahan Susun Adukan Beton Dengan Agregat Bauksit: 1. Variasi Fas 0,40 :