132 kakao, agar dapat mencegah banjir dan
sedimentasi.
II. METODE PENELITIAN
2.1. Materi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lahan kakao pada berbagai tingkatan umur. Plot
pengamatan dibuat pada lahan kakao masing-
masing umur ≤3 tahun, 5 tahun K5, 8 tahun K8 dan 12 tahun K12,
Rorak dengan panjang 200 cm, lebar 40 cm dan dalam 40 cm, dibangun di antara
tanaman kakao sejajar kontur dengan pola zig-zag antar garis kontur. Jarak antar rorak
dalam satu garis kontur sejauh 10 m dan jarak vertikal 20 m. Pada setiap rorak dibuat
2 lubang resapan berjarak 1 m antara lubang yang satu dengan yang lain, dan dengan
diameter lubang 15 cm. Rorak dan lubang resapan juga diisi sisa-sisa tanaman dan
semak belukar sebagai mulsa vertikal.
2.2. Metode Penelitian
Perlakuan dalam penelitian ini adalah umur kakao yang bebeda yakni kakao umur
≤3 tahun, 5 tahun K5, 8 tahun K8 dan 12 tahun K12. Penelitian ini ditata dengan
rancangan acak
kelompok, dimana
pengelompokan dilakukan pada tiga lereng yang berbeda yakni 8, 20 dan .35 3
ulangan. Selain itu dibangun plot-plot kontrol pada masing-masing kemiringan
lereng.
Untuk mengetahui
pengaruh perlakuan dilakukan analisis ragam dan
apabila memberikan
pangaruh yang
signifikan maka akan dilanjutkan dengan uji BNT yakni membandingkan perlakuan
dengan kontrol. 2.2.1.
Pengamatan
Pengamatan aliran permukaan dan erosi dilakukan dengan membuat petak erosi
dengan ukuran panjang 8 m dan lebar 2,5 m, atau tergantung kondisi di lapang seperti
panjang lereng, jarak tanam dan lebar tajuk. Untuk
menghitung besarnya
aliran permukaan dan erosi maka pada setiap ujung
bagian bawah plot erosi diletakkan bak penampung
aliran permukaan
yang membawa erosi Wischmeier dan Smith,
1978; Arsyad, 2006; Schwab
et al
., 1997. Air aliran permukaan dan erosi yang
tertampung dalam bak erosi ditakar untuk mengetahui volume dan banyaknya erosi.
Selanjutnya sampel erosi yang diambil dari bak erosi dikeringkan dengan oven, lalu
ditimbang berat kering tanah yang tererosi per satuan luas per satuan waktu kejadian
hujan.
Aliran permukaan dan erosi yang terjadi pada setiap plot merupakan total dari
aliran permukaan dan sedimen yang tertampung dalam bak penampung dan yang
masuk dalam cerigen. Aliran permukaan untuk setiap hari kejadian hujan per plot
dihitung Schwab
et al
., 1997 dengan persamaan :
Rp = Rg + Rc x Lp, dan aliran permukaan per satuan luas ha dihitung
sebagai berikut: RO = 10000m
2
luas plot m
2
x Rp ltr. Ket: Rp = aliran permukaan plot ltr, Rg =
volume yang masuk bak penampung ltr, Rc = volume yang masuk ke
cerigen ltr, Lp = banyaknya lubang pembuang, RO= aliran permukaan
ltrha. Total erosi per plot dihitung dengan
persamaan sebagai berikut Schwab
et al
., 1997:
Ep = Sg x Vg + Sc Rc x Lp], dan erosi dalam satu hektar dihitung dengan
rumus E=10000 m
2
luas plot m
2
x Ep g Ket : Ep = erosi plot gplot, Sg = kadar
erosisedimen dalam sampel bak penampung gltr, Vg = volume
aliran permukaan yang masuk bak penampung ltr, Rc = volume aliran
permukaan yang masuk ke cerigen ltr, Sc = kadar erosi dalam sampel
cerigen gltr, Lp = banyaknya lubang pembuang, E= erosi gha.
Sampel erosi diambil pada setiap kejadian hujan. Pengambilan sampel pada
bak penampung dan jerigen dilakukan secara proporsional. Pengambilan sampel
dilakukan dengan terlebih dahulu dilakukan pengadukan sehingga suspensi aliran
permukaan menjadi homogen. Sampel erosi yang diperoleh kemudian dikeringkan dalam
133 oven dan seterusnya ditimbang untuk
mengetahui besarnya erosi per plot. Pengamatan beberapa sifat fisik tanah
dilakukan dengan mengambil sampel tanah utuh dengan menggunakan ring sampel.
Melalui sampel utuh tersebut dianalisis bobot isi dan porositas tanah. Pengamatan
curah hujan dilakukan dengan menggunakan alat manual yang dipasang pada setiap blok
pengamatan. 2.3.
Erosi Dapat Ditoleransi
Erosi yang
terjadi tidak
boleh melampaui erosi yang dapat ditoleransikan
Etol agar lahan dapat digunakan secara lestari. Dengan perkataan lain besarnya erosi
minimal harus sama dengan atau lebih kecil dari Etol. Erosi yang dapat ditoleransi
dihitung
melalui persamaan
yang dikemukakan oleh Wood dan Dent 1983
sebagai berikut:
Ket.: Etol = erosi yang dapat ditolenransi mmtahun
D
E
= kedalaman ekuivalen kedalaman efektif x nilai faktor kedalaman, mm
D
MIN
= kedalaman tanah minimum untuk kakao mm LPT = laju pembentukan tanah mmtahun
MPT = masa pakai tanah tahun BD = bulk density
Bobot isi diukur dengan pengambilan sampel tanah menggunakan ring sampel
kemudian dikeringkan dalam oven selama dua kali 24 jam pada suhu 105 derajat
Celsius. Untuk mengetahui porositas tanah ditentukan dengan membandingkan bobot isi
bulk density
dengan bobot partikel tanah
particle density.
Untuk pengukuran seresah pada masing-masing lahan pada berbagai umur
tanaman kakao
dilakukan dengan
mengambil sampel pada petak dengan ukuran 1m x 1m kemudian ditimbang berat
kering lapang.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN