Jenis Penelitian Lokasi Penelitian Variabel Penelitian Teknik Pengumpulan Data dan Jenis Data Teknik Analisis Data

Jurnal Administrasi Bisnis JAB|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 3

2.4.1 RCA

Revealed Comparative Advantage RCA adalah metode yang digunakan sebagai alat ukur daya saing komoditas ekspor suatu negara dan untuk melihat komoditas mana yang berdaya saing lemah dan komoditas mana yang berdaya saing kuat. RCA merupakan metode dengan dasar pemikiran bahwa kinerja ekspor suatu negara sangat ditentukan tingkat daya saing relatifnya terhadap produk serupa buatan negara lain, metode ini dikenalkan oleh Bela Balassa, metode Balassa ini kemudian dikenal dengan Balassa RCA Index . Indeks RCA menunjukan perbandingan pangsa ekspor komoditas di suatu negara yang dibandingkan dengan pangsa ekspor komoditas yang sama dari seluruh dunia. Indeks ini menunjukkan keunggulan komparatif atau daya saing suatu negara tertentu dengan asumsi cateris paribus bahwa faktor-faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekspor tetap tidak berubah Bustami dan Hidayat, 2013:58. Dalam perhitungan RCA apabila hasilnya menunjukkan angka komoditas yang lebih besar dari 1, maka negara tersebut memiliki keunggulan komparatif. Sebaliknya apabila hasilnya lebih kecil dari 1 maka keunggulan komparatifnya rendah atau di bawah rata-rata dunia kemenkeu.go.id.

2.4.2 ISP

Indeks Spesialisasi Perdagangan ISP merupakan indeks yang digunakan untuk menghitung spesialisasi perdagangan suatu negara. ISP menganalisis posisi atau tahapan perkembangan suatu komoditas dengan menggambarkan apakah untuk suatu komoditas, posisi Indonesia cenderung menjadi negara eksportir atau importir kemenkeu.go.id. ISP merupakan perbandingan antara selisih nilai bersih perdagangan dengan nilai total perdagangan dari suatu negara. Indeks Spesialisasi Perdagangan ISP digunakan untuk menganalisis posisi atau tahapan perkembangan suatu produk Wulandari, 2013:4. Nilai indeks ini adalah antara 0 dan 1. Jika nilai positif diatas 0 sampai dengan 1, maka komoditi tersebut memiliki daya saing yang tinggi atau negarawilayah bersangkutan cenderung sebagai negara pengekspor dari komoditi tersebut. Sebaliknya, jika nilainya negatif dibawah 0 hingga -1 daya saing rendah atau cenderung sebagai pengimpor Safriansyah, 2010:328.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif yang dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai suatu gejala atau fenomena dan hasil dari penelitian ini yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Indonesia. Objek penelitian adalah posisi daya saing dan spesialisasi perdagangan komoditas lada Indonesia pada tahun 2009-2013 dengan Vietnam, Brazil, India dan Malaysia sebagai pembanding dengan pertimbangan negara tersebut merupakan negara produsen lada dunia berdasarkan data dari Food and Agriculture Organization FAO.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Posisi daya saing lada indonesia 2. Spesialisasi perdagangan lada indonesia Perhitungan daya saing dalam penilitian ini menggunakan nilai ekspor lada Indonesia tahun 2009 hingga 2013. Dengan negara Vietnam, Brazil, India dan Malaysia sebagai pembanding. Posisi daya saing lada indonesia dapat diukur dengan menggunakan metode analisis Revealed Comparative Advantage RCA. RCA digunakan untuk mengetahui keunggulan komparatif indonesia atas produksi dan ekspor lada. Sedangkan Indeks Spesialisasi Perdagangan ISP digunakan untuk mengukur spesialisasi perdagangan lada Indonesia dan mengetahui posisi indonesia sebagai negara pengekspor atau pengimpor komoditi lada dunia.

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Jenis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dokumentasi pada lembaga seperti Kementrian Keuangan, International Pepper Community IPC, Badan Pusat Statistik BPS, Kementrian Perdagangan, Kementrian Pertanian dan International Trade Centre ITC.

3.5 Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode kuantitatif deskriptif, yakni dengan melakukan: 1. Melakukan pengukuran dengan menggunakan rumus sebagai berikut. a. Revealed Comparative Advantage RCA RCA = X IK X IM X WK X WM Jurnal Administrasi Bisnis JAB|Vol. 27 No. 2 Oktober 2015| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 4 Indeks ISP dirumuskan sebagai berikut : ISP = X Ia – M Ia X Ia + M Ia Dimana: X Ia = nilai ekspor produk I disuatu negara M Ia = nilai impor produk I disuatu Negara Rumus RCA sebagai berikut: RCA = X IK X IM X WK X WM Dimana: X IK = nilai ekspor produk I negara K X IM = total nilai ekspor negara K X WK = nilai ekspor produk I dunia X WM = total nilai ekspor dunia b. ISP ISP = X Ia – M Ia X Ia + M Ia 2. Menganalisis dan menginterptretasikan hasil penelitian. 3. Pembahasan dari setiap pengukuran berdasarkan analisis yang dilakukan dengan rumus RCA dan ISP. 3.6 Revealed Comparative Advantage RCA Dalam perhitungan RCA jika hasil menunjukkan angka komoditas lebih dari 1, maka negara dinilai memiliki keunggulan komparatif, sebaliknya jika hasil menunjukkan lebih kecil dari 1 maka keunggulan komparatifnya rendah atau dibawah rata-rata dunia.

3.7 Indeks Spesialisasi Perdagangan ISP Indeks Spesialisasi Perdagangan ISP merupakan