ditunda kenaikan pangkatnya hingga diberhentikan. Sikap Depdiknas pun setali tiga uang. Alih-alih melindungi para guru tersebut malah ikut menyudutkan
mereka. Padahal dalam UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya berhak
memperoleh perlindungan atau memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.
Masyarakat sebenarnya bisa mengerti ketika pemerintah menilai bahwa ujian tersebut bisa meningkatkan motivasi belajar. Namun kamingnya, motivasi
itu muncul hanya di akhir tahun ajaran menjelang ujian, bukan sebagai bagian dari proses pembelajaran. Mereka berlomba-lomba memasuki institusi pendidikan non
formal hanya untuk dapat lulus UN dan tentunya akan membuat pengeluaran masyarakat di bidang pendidikan semakin membengkak, belum lagi mental
pelajar yang menjadi terganggu dengan tekanan belajar yang meningkat tajam.
2 Pelaksanaan UN di Tahun 2010
Tahun 2010 ini sejarah pendidikan kita kembali tercoreng oleh ulah para oknum pendidik beberapa waktu lalu yang harus berurusan dengan kepolisian
karena kasus kecurangan dalam pelaksanaan UN. Bahkan ada beberapa sekolah yang secara diam-diam telah memberikan bocoran jawaban UN kepada para
siswanya. Bisnis bocoran soal dan jawaban pun menjadi ladang uang bagi oknum- oknum yang tidak bertanggung jawab. Sejak awal digulirkan kebijakan UN,
tampak jelas begitu banyak permasalahan dan kontroversi yang ditimbulkannya.
2. Apa yang terjadi jika UN dilaksanakan
Akhir – akhir ini kita diingatkan kembali dengan masalah Ujian Nasional, karena beberapa Media baik cetak maupun Elektronik, ramai – ramai
memberitakan kemenangan dari gugatan warga Negara atau Citizen Lawsuit terhadap Pemerintah, dimana kemenangan ini mulai dari tingkat Pengadilan
10
Negri sampai dengan Mahkamah Agung. Ujian Nasional sesungguhnya mempunyai 2 sisi baik dan buruk,
SISI BAIK
1. Kita jadi mempunyai standard yang sama untuk kelulusan siswa, sehingga pada akhirnya tidak ada perbedaan antara siswa di Jakarta dan
kota kota besar lainnya dengan siswa didaerah. 2. Kelulusan akan menjadi suatu hal yang membanggakan dan suatu hal
yang patut disyukuri, karena ditempuh dengan perjuangan dan pengorbanan yang besar.
3. Pada akhirnya untuk masuk ke Perguruan tinggi cukup menggunakan nilai hasil kelulusan.
4. Dan lain lain.
SISI BURUK
1. Siswa menjadi Depresi dan sangat tertekan karena Ujian Nasional seolah olah tidak bisa diprediksi materi yang akan diujikan
2. Karena Standard pengajaran diseluruh Indonesia berbeda – beda, sesuai dengan kualitas pengajar, tingkat ekonomi didaerah, dan lain lain, maka
sulit untuk dilakukan penyeragaman soal ujian. Bayangkan saja sekolah yang berbeda standard pengajarannya dipaksakan harus mengerjakan soal
yang sama. 3. Pembuat soal kurang turun ke lapangan, meninjau sekolah sekolah
terpencil untuk mengetahui sebaiknya materi Ujian itu sampai tingkat yang bagaimana.
4. Di beberapa kasus terjadi kesalahan dari sistim koreksi yang dilakukan untuk menilai hasil ujian Nasional ini, contohnya ada kasus dimana satu
11
sekolah tidak lulus ujian dan selanjutnya dilakukan ujian ulang. Bagaimana Pemerintah bisa yankin bahwa sistim penilaiannya sudah
benar, seandainya saja pada contoh kasus diatas yang mengalami kesalahan penilaian hanya 11 orang, mungkin ujiannya tidak bisa diulang.
Dan jadilah siswa yang apes tadi harus menerima nasib ia tidak lulus ujian. 3. Sebuah Gambaran tentang Ujian Nasional UN
UN Amburadul, Gambaran Pendidikan yang Bobrok 09:48, 29042010
Pengumuman hasil ujian nasional UN di beberapa daerah sangat mengejutkan kita. Ironisnya, ada sekolah yang 99 persen bahkan 100 persen
siswanya dinyatakan tidak lulus. Meski tingkat kelulusan cenderung meningkat, tapi kecurangan-kecurang pada pelaksanaan UN menegasikan validitas data
kelulusan. “Fenomena kecurangan dan hasil UN yang amburadul dan mengecewakan
tersebut merupakan gambaran kebobrokan sistem pendidikan kita,” kata Syamsir Pohan, Ketua Umum Badko HMI Sumut.
Terkait Komisi E DPRD Sumut meminta panitia UN Provinsi Sumatera Utara memeriksa ulang lembar jawaban untuk Kabupaten Labuhan Batu, menyusul
penolakan hasil UN dari Dinas Pendidikan Kabupaten Labuhanbatu, itu merupakan affirmative action, tindakan penyelamatan positif.
Tapi, akar permasalahan kita bukan itu. Sejatinya, Komisi E DPRD Sumut harus mengevaluasi total manajemen mutu pendidikan kita, khususnya di
12
Sumatera Utara. Lebih jauh lagi, persoalan ini harus dibahas secara serius dan dibawa ke Musrembangnas oleh Dinas Pendidikan Sumut,” tambah Syamsir.
Belakangan, lanjut Syamsir, peristiwa kasus bunuh diri Juliana di Plaza Medan Fair juga diuga akibat stres karena takut tidak naik kelas.
Ini juga menjadi persoalan. Ada kecenderungan bahwa kenaikan kelas, kelulusan UN dan prestasi dengan tolok ukur angka-angka di rapor menjadi
“momok” bagi siswa. “Menurut saya, selain berorientasi pada peningkatan intelejensia dan
pengetahuan, pendidikan kita harus diarahkan pada pembangunan mental dan kerohanian. Agar siswa dapat menghayati dan menikmati pendidikan, khususnya
pendidikan formal, sebagai sebuah kawah candra di muka, tempat menempa diri,” pungkasnya. mag-13rel
Gambar: Menangis Seorang siswi SMK Negeri 7 Medan menangis ketika
mengetahui dirinya harus kembali melaksanakan ujian ulangan karena gagal lulus pada Ujian Nasional, Senin 264
D. Evaluatif 1. Bagaimana seharusnya UN itu.