BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ujian Akhir Nasional merupakan salah satu alat evaluasi yang dikeluarkan Pemerintah  yang merupakan bentuk lain dari Ebtanas Evaluasi Belajar  Tahap
Akhir   yang   sebelumnya   dihapus.   Pelaksanaan   Ujian  Akhir   Nasional   UAN dalam beberapa tahun ini menjadi satu masalah yang cukup ramai dibicarakan dan
menjadi kontraversi dalam banyak seminar atau perdebatan. Beberapa kali sempat terlontar   rencana   atau   keinginan   dari   beberapa   pihak   untuk   menghapus   atau
meniadakan Ujian Akhir Nasional tersebut. Tidak kurang dari Mendikbud sendiri pernah melontarkan pernyataan akan menghapus UAN, dan pernyataan beberapa
anggota Dewan yang mengusulkan penghapusan UAN tersebut. Pendidikan yang berkualitas memegang peran kunci dalam menciptakan
sumber daya manusia SDM Indonesia yang unggul. Sementara SDM diperlukan sebagai penggerak proses pembangunan suatu Negara, semakin berkualitas SDM
yang dimiliki oleh suatu Negara maka semakin cepat proses pembangunannya menuju   masyarakat   madani.   Undang-undang   Dasar   tahun   1945   menyebutkan
bahwa   pendidikan   merupakan   hak   warga   Negara   yang   harus   dipenuhi   oleh pemerintah sebagai intitusi Negara.
Hak warga Negara tersebut dapat berupa mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas dan murah, sehingga masyarakat tidak terbebani dengan biaya
pendidikan   yang   mahal.   Dalam   era   otonomi   daerah,   terutama   sejak dikeluarkannya   Undang-undang   nomor   32   tahun   2004   tentang   pemerintahan
daerah,   pemerintah   pusat   menyerahkan   wewenang   kepada   pemerintah   daerah untuk menjalankan proses pendidikan di daerahnya masing-masing, tetapi tetap
megikuti pedoman dan prosedur yang sudah dibuat oleh pemerintah pusat selaku pemegang kebijakan tertinggi.
Menurut Heintz Eulau dan Kenneth Prewitt dalam buku Charles O. Jones mendefinisikan   kebijakan   sebagai   “keputusan   tetap”   yang   dicirikan   oleh
1
konsistensi   dan   pengulangan   repetiveness   tingkah   laku   dari   mereka   yang membuat dan dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut 1996. Sehingga
sering terdengar di masing-masing daerah di Indonesia memiliki kebijakan yang berbeda   berkaitan   dengan   biaya   pendidikan   dan   peningkatan   kesejahteraan
praktisi pendidikan. Semakin besar Pendapatan Asli Daerah PAD maka semakin besar pula
dana   yang   dianggarkan   untuk   peningkatan   penyelenggaraan   pendidikan. Sementara pemerintah pusat mematok anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari
APBN. Salah satu program pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di   negeri   ini   adalah   dengan   melaksanakan   ujian   kelulusan   atau   yang   dikenal
dengan   Ujian   Nasional   UN   yang   dilakukan   serentak   secara   nasional   dengan standar   nilai   dan   jumlah   mata   ujian   ditentukan   sebelumnya   oleh   Departemen
Pendidikan   dari   tingkat   Sekolah   Dasar   SD   hingga   Sekolah   Menengah  Atas SMA. UN sudah  dilaksanakan  sejak tahun  ajaran  20022003 dengan  standar
nilai 3,01 hingga tahun ajaran 20092010 dengan standar nilai kelulusan menjadi 6,00 dan dengan enam 6 mata pelajaran yang diujikan.
Terjadi perdebatan di masyarakat berkenaan dengan kebijakan pemerintah ini,   ada   yang   mendukung   UN   dengan   alasan   untuk   meningkatkan   kualitas
pendidikan di Indonesia yang memang terperosok jauh dari Negara tetangga dan ada   yang   menolak   dengan   beragam   argumentasi   kerugian   yang   timbul   akibat
pelaksanaan UN. Puncaknya ketika pada 14 September 2009 Mahkamah Agung MA memutuskan menolak kasasi perkara yang diajukan pemerintah dengan No
2596 KPDT2008 www.kompas.com
. Dalam isi putusan ini, tergugat yakni presiden, wapres, mendiknas, dan
Ketua   Badan   Standar   Nasional   Pendidikan   BSNP   dinilai   lalai   memenuhi kebutuhan hak asasi manusia HAM di bidang pendidikan. Pemerintah juga lalai
meningkatkan   kualitas   guru.   Dengan   demikian   MA   melarang   UN   yang diselenggarakan oleh Depdiknas. Sehingga terjadi permasalahan yang belum ada
kejelasan  hingga saat ini, apakah UN tetap  dijalankan dengan mekanisme dan prosedur   yang   diperbaiki   atau   UN   dihapus   berganti   dengan   kebijakan   lain.
Meskipun   perkembangannya   pada   akhirnya   UN   tetap   dilaksanakan   dengan 2
memberikan keringan bagi yang tidak lulus UN untuk mengulang kembali mata pelajaran yang tidak lulus.
B. Rumusan Masalah