A nalisis Koefisien Determinasi R Uji t Uji Parsial

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen – Volume 1 Nomor 1, Januari 2013: 119-133 130 Profitabilitas Y Variabel bebas Koefisien Regresi t hitung Probabilitas Sig Hipotesis ROE Konstanta -186,142 X1 15,735 7,875 0,004 Ho ditolak X2 -6,033 -6,665 0,007 Ho ditolak R square = 0,956 A djusted R square = 0,926 N = 6 F hitung = 32,330 Sig F hitung = 0,009 Alpha α = 0,05 Sumber Data: Hasil Output SPSS Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda pada tabel 5, maka prediksi profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets ROA dan Return on Equity ROE dapat dimasukkan ke dalam persamaan regresi berganda sebagai berikut: Return on Assets ROA Y = -158,968 + 13,651X 1 – 5,502X 2 Return on Equity ROE Y = -186,142 + 15,735X 1 – 6,033X 2

3. A nalisis Koefisien Determinasi R

2 Return on Assets ROA Tabel 5 diperoleh nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0,909 atau 90,9 artinya variabilitas variabel return on assets ROA yang dapat dijelaskan oleh variabilitas hutang jangka pendek dan hutang jangka penjang sebesar 90,9, sedangkan sisanya sebesar 9,1, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini. Return on Equity ROE Tabel 5 diperoleh nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0,956 atau 95,6 artinya variabilitas variabel return on equity ROE yang dapat dijelaskan oleh variabilitas hutang jangka pendek dan hutang jangka penjang sebesar 95,6, sedangkan sisanya sebesar 4,4, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini. 4. Analisis of Variance A NOVA Return on Assets ROA Tabel 5 diperoleh nilai F sebesar 14,993 dengan tingkat signifikan 0,009, maka dapat disimpulkan bahwa model yang dihasilkan baik dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya, karena nilai sig 0,027 jauh lebih kecil dari α = 0,05. H al ini menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi return on assets ROA. Return on Equity ROE Tabel 5 diperoleh nilai F sebesar 32,330 dengan tingkat signifikan 0,009, maka dapat disimpulkan bahwa model yang dihasilkan baik dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya, karena nilai sig 0,009 jauh lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi return on equity ROE

5. Uji t Uji Parsial

Tabel 6 Uji Hipotesis Uji T Profitabilitas V ariabel X t hitung Sig α Keterangan ROA Hutang jangka pendek 5,291 0,013 0,05 Berpengaruh signifikan Hutang jangka panjang -4,706 0,018 0,05 Berpengaruh signifikan ROE Hutang jangka pendek 7,875 0,004 0,05 Berpengaruh signifikan Hutang jangka panjang -6,665 0,007 0,05 Berpengaruh signifikan Sumber Data: Hasil Output SPSS Pengaruh Penggunaan Utang... – Kalia dan Suwitho 131 Berdasarkan pada tabel 6, variabel hutang jangka pendek pada item Return on Assets ROA menunjukkan t hitung sebesar 5,291 dengan tingkat signifikansi 0,013 yang berarti “ signifikan” . Hal tersebut menunjukkan bahwa hutang jangka pendek secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap Return on Assets ROA. Sedangkan variabel hutang jangka panjang menunjukkan t hitung sebesar -4,706 dengan tingkat signifikansi 0,018 yang berarti “ signifikan” . Hal tersebut menunjukkan bahwa hutang jangka panjang secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap Return on Assets ROA. Variabel hutang jangka pendek pada item Return on Equity ROE menunjukkan t hitung sebesar 7,875 dengan tingkat signifikansi 0,004 yang berarti “ signifikan” . Hal tersebut menunjukkan bahwa hutang jangka pendek secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap Return on Equity ROE. Pada variabel hutang jangka panjang menunjukkan t hitung sebesar -6,665 dengan tingkat signifikansi 0,007 yang berarti “ signifikan” . Hal tersebut menunjukkan bahwa hutang jangka panjang secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap Return on Equity ROE. Dari beberapa analisis di atas, dapat dilihat bahwa variabel hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas yang di ukur return on assets ROA dan return on equity ROE. Hasil ini konsisten dengan penelitian Theresia dan Ismail 2008, Kurniawan 2009 dan Wulandari 2010. Hutang jangka panjang memiliki hubungan negatif terhadap profitabilitas, hal ini sesuai dengan teori pecking order dimana dengan profit yang tinggi maka perusahaan akan dapat memiliki laba ditahan dalam jumlah besar. Laba ditahan ini merupakan cadangan utama yang akan digunakan bila perusahaan akan melakukan investasi untuk pengembangan usaha. Hasil ini konsisten dengan penelitian Chung 1993 dan Rajan Zinggales 1995 dalam Murhadi, 2011. Peningkatan laba yang stabil dari suatu perusahaan menunjukkan bahwa pertumbuhan laba perusahaan baik. Demikian juga sebaliknya, penurunan laba dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa pertumbuhan laba perusahaan kurang baik. Porter 1980 dalam Hilmi 2010, mengemukakan bahwa perusahaan yang berada pada fase pertumbuhan, mempunyai margin dan profit yang tinggi. Barclay, Smith dan Watts 1998 dalam Hilmi 2010 perusahaan yang mempunyai opsi untuk tumbuh lebih besar akan mempunyai hutang yang lebih sedikit dikarenakan perusahaan lebih mengutamakan solusi atas masalah-masalah yang berkaitan dengan hutangnya. Dimana perusahaan dengan laba bertumbuh mempunyai kesempatan yang profitable dalam mendanai aktivitasnya secara internal sehingga perusahaan menghindar untuk menarik dana dari luar dan berusaha mencari solusi yang tepat atas masalah-masalah yang terkait dengan hutangnya, selain itu dengan profitabilitas yang meningkat akan meningkatkan laba ditahan sehingga akan mengurangi minat perusahaan untuk melakukan peminjaman Hilmi, 2010.

6. Koefisien Determinasi Parsial