Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 1

Jurnal Ilmu dan Riset M anajemen
Volume 1 Nomor 1, Januari 2013

KINERJA KEUANGAN DAN HARGA SAHAM :
STUDI PADA PERUSAHAAN RETAIL DI BURSA EFEK INDONESIA
Danu Pamungkas
danupamungkas_old@ yahoo.com

Budiyanto

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT

The purpose of research is to examine and know influence Debt to Equity Ratio, Return On Assets,
and Earning Per Share to price of share in the retail company at the Bursa Efek Indonesia, while the sample is
used in the research nine retal companies. Analysis technology is used is multi regretation analysis to show
influence ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Assets, and Earning Per Share together, they have influence
signification to the price of share. The score of signification under =5%. In the coeffisient of double corelation is
gotten 0,873 or 87,3% showing variable corelation Debt to Equity Ratio, Return on Assets, and Earning per
Share together to price of share have corelation very strong.

Result of examination by parcial showing variable Debt to Equity Ratio, Return On Assets, and
Earning per Share have influence signification to the price of share. They are indificated with score of
signification is produced variable minus from =5%. Result examination of parcial determination coeffisient
show Return On Assets to have the best of etermination coeffisient. It shows that the variable has influence the
price of share dominan.
Keywords: debt to equity ratio, return on assets, earning per share, the price of share, determination coefficient

A BSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguj serta mengetahui peengaruh Debt to Equity Ratio,
Return On Assets, dan Earning Per Share terhadap harga saham pada perusahaan retail di Bursa Efek
Indonesia, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 9 perusahaan retail. Teknik
analisa yang digunakan adalah analisa regresi berganda guna menunjukkan besarnya pengaruh Debt
to Equity Ratio, Return On Assets, dan Earning Per Share terhadap harga saham pada perusahaan
retail di Bursa Efek Indonesia.
Hasil pengujian secara simultan yang telah digunakan menunjukkan Debt to Equity Ratio,
Return On Assets, dan Earning Per Share secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham, yang diindikasikan dengan perolehan nilai signifikansi masih di bawah =5%.
Sedangkan tingkat koefisien korelasi berganda yang diperoleh sebesar 0,873 atau 87,3% yang
mencerminkan korelasi variabel Debt to Equity Ratio, Return on Assets, dan Earning per Share secara

bersama-sama terhadap harga saham memiliki hubungan yang kuat.
Hasil uji parsial menunjukkan Debt to Equity Ratio, Return on Assets, dan Earning per Share
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham yang iindikasikan dengan nilai
signifikansi yang dihasilkan variabel tersebut lebih kecil dari tingkat =5%. Hasil pengujian koefisien
determinasi parsial menunjukkan Return On Assets memiliki nilai koefisien determinasi yang
tertinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel tersebut memiliki pengaruh yang dominan
terhadap harga saham.
Keyword: Debt to Equity Ratio, Return on Assets, Earning per Share, harga saham, koefisien determinasi

47

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen – Volume 1 Nomor 1, Januari 2013: 47-66

PENDAHULUAN

Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan
atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjualbelikan baik dalam bentuk hutang
maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah, public authorities (pihak
berwenang), maupun pihak swasta (Husnan, 2005:3).
Pasar modal memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas yang berupa surat

tanda hutang (obligasi) atau surat tanda kepemilikan saham. Saham (stock) merupakan
salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan
salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada
dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki
saham, yaitu deviden atau capital gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang
diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Sedangkan
capital gain merupakan selisih keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan saham
dimana harga jual lebih tinggi daripada harga beli.
Saham juga memiliki risiko diantaranya yaitu capital loss dan risiko likuidasi. Capital
loss merupakan kebalikan dari capital gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual
saham lebih rendah dari harga beli. Risiko likuidasi adalah perusahaan yang sahamnya
dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan atau perusahaan tersebut telah dibubarkan.
Risiko keuangan yang digunakan untuk memprediksi harga saham oleh investor
diantaranya adalah Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), dan Earning Per
Share (EPS).
DER mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang. Risiko ini dapat
menggambarkan struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat
tingkat risiko tidak tertagihnya hutang. Risiko perusahaan dengan DER yang tinggi akan
berdampak negatif pada harga saham karena mengalami penurunan. ROA yaitu rasio yang
mengukur kemampuan suatu perusahaan, khususnya tentang kemampuan perusahaan

memanfaatkan sumber dananya untuk menghasilkan laba. Semakin besar ROA, semakin
baik perusahaan yang bersangkutan. Sehingga harga sahamnya akan semakin meningkat.
EPS yaitu perbandingan jumlah earning dengan jumlah lembar saham perusahaan. Bagi
investor, informasi EPS yang merupakan informasi yang dianggap mendasar dan berguna,
karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa yang akan datang.
Sehingga pentingnya peranan pasar modal, idealnya perusahaan perlu mengkaji
melalui penelitian yang berfokus pada faktor-faktor yang dominan yang mempengaruhi
harga saham yang akan mereka beli. Berdasarkan latar belakang yang peneliti uraikan di
depan, maka peneliti akan mengamati tentang: (1) Apakah DER, ROA, dan EPS secara
simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan retail di BEI?; (2) Apakah
DER, ROA, dan EPS secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
retail di BEI?; (3) Diantara DER, ROA, dan EPS mana yang paling dominan pengaruhnya
terhadap harga saham pada perusahaan retail di BEI. Tujuan yang ingin peneliti capai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui DER, ROA, dan EPS
secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan retail di BEI; (2)
Untuk mengetahui DER, ROA, dan EPS secara parsial berpengaruh terhadap harga saham
pada perusahaan retail di BEI; (3) Untuk mengetahui DER, ROA, dan EPS mana yang paling
dominan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan retail di BEI.
Adapun perusahaan ritail yang akan diteliti yaitu sebagai berikut: (1) PT. Mitra
Adiperkasa Tbk; (2) PT. Catur Sentosa Adiprana Tbk; (3) PT. Ace Hardware Indonesia Tbk;

(4) PT. Hero Supermarket Tbk; (5) PT. Matahari Putra Prima Tbk; (6) PT. Ramayana Lestari

48

Kinerja Keuangan dan Harga Saham… - Pamungkas dan Budiyanto

Sentosa Tbk; (7) PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk; (8) PT. Rimo Catur Lestari Tbk; (9)
PT. Toko Gunung Agung Tbk.
TINJAUAN TEORITIS DAN PERUM USAN HIPOTESIS
Pasar M odal

Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana yang akan
diarahkan untuk meningkatkan masyarakat dalam pengerahan dana guna menunjang
pembiayaan pembangunan. Ada bermacam-macam pengertian pasar modal, namun pada
dasarnya pengertian pasar modal adalah sama.
Menurut Tandelilin (2001:13) pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang
memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dan dengan cara
memperjualbelikan sekuritas.
Peranan Pasar M odal


Menurut Sunariyah (2006:7), seberapa besar peranan pasar modal pada suatu negara
dapat dilihat dari lima segi sebagai berikut ini :
a. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual untuk
melakukan harga saham atau surat berharga yang diperjualbelikan. Ditinjau dari
segi lain, pasar modal memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi sehingga
kedua belah pihak dapat melakukan transaksi tanpa melalui tatap muka (pembeli
dan penjual bertemu secara tidak langsung).
b. Pasar modal memberi kesempatan kepada para pemodal untuk menentukan hasil
(return) yang diharapkan.
Pasar modal menciptakan peluang bagi perusahaan (emiten) untuk memuaskan
keinginan para pemegang saham, kebijakan dividen dan stabilitas harga sekuritas
yang relatif normal. Pemuasan yang diberikan kepada pemegang saham tercermin
dalam harga sekuritas. Tingkat kepuasan hasil yang diharapkan akan menentukan
bagaimana pemodal
menanam dananya dalam surat berharga atau sekuritas dan tingkat harga sekuritas
dipasar mencerminkan kondisi perusahaan.
c. Pasar modal kesempatan kepada investor untuk menjual kembali saham yang
dimiliki atau surat berharga lainnya.
Dengan beroperasinya pasar modal bagi para investor dapat melikuidasi surat
berharga yang dimiliki tersebut pada setiap saat. Apabila pasar modal tidak ada,

maka investor terpaksa harus menunggu percairan surat berharga yang dimilikinya
sampai dengan saat likuidasi perusahaan. Eksistensi operasi pasar modal
memberikan kepastian dalam menghindarkan resiko rugi, yang pada dasarnya tidak
seorang pun investor yang bersedia menanggung kerugian tersebut. Jadi, operasi
pasar modal dapat menghindarkan ketidakpastian dimasa yang akan datang dan
segala bentuk resiko dapat diantisipasi sebelumnya dengan baik.
d. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi
dalam perkembangan suatu perekonomian.
Masyarakat
berpenghasilan
kecil
mempunyai
kesempatan
untuk
mempertimbangkan alternatif cara penggunaan uang mereka. Selain menabung,
uang dapat dimanfaatkan melalui pasar modal dan beralih ke investasi yaitu dengan
membeli sebagian kecil saham perusahaan publik. Apabila sebagian kecil saham
tersebut sedikit demi sedikit berkembang dan meningkatkan jumlahnya maka ada
kemungkinan bahwa masyarakat dapat memiliki saham mayoritas.
e. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga.


49

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen – Volume 1 Nomor 1, Januari 2013: 47-66

Dengan adanya pasar modal tersebut, biaya memperoleh informasi ditanggung oleh
seluruh pelaku pasar bursa, yang dengan sendirinya akan jauh lebih murah. Biaya
informasi tersebut akan diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
1) Biaya pencarian (search costs) informasi tentang perusahaan (emiten) seperti
biaya iklan untuk mengumumkan jual atau beli saham.
2) Biaya informasi termasuk mencari informasi tentang kelebihan atau kelemahan
surat berharga misalnya dividen dari suatu saham perusahaan.
M acam-macam Pasar M odal

Menurut Sunariyah (2006:13), jenis-jenis pasar modal ada beberapa macam yaitu:
1. Pasar Perdana (primary market) adalah penawaran saham dari perusahaan yang
menerbitkan saham (emiten) kepada pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh
pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar
sekunder.
2. Pasar Sekunder (secondary market) adalah perdagangan saham setelah melewati

Masa penawaran dipasar perdana. Jadi pasar sekunder dimana saham dan sekuritas
lainnya diperjualbellikan secara luas, setelah melalui masa penjualan dipasar
perdana.
3. Pasar Ketiga (third market) adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di
luar bursa (over the counter market).
4. Pasar Keempat (fourth market) adalah bentuk perdagangan efek antar pemodal atau
dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang lainnya
tanpa melalui perantara pedagang efek.
Investasi

Menurut Sunariyah (2006:4) investasi adalah penanaman modal untuk satu atau
lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama, dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.
Jenis-jenis Investasi

Menurut Halim (2005:4), pada dasarnya investasi dibagi menjadi dua yaitu:
1. Investasi pada financial asset, dilakukan di pasar uang. Misalnya berupa sertifikat
deposito, comercial paper, surat berharga, dan lainnya. Atau dilakukan di pasar
modal, misalnya berupa saham, warrant, dan opsi.
2. Investasi pada real asset, diwujudkan dalam bentuk pembelian aset yang produktif,

pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, dan pemnukaan perkebunan dan
lainnya.
Risiko Investasi

Menurut Halim (2005:51) beberapa jenis resiko investasi yang mungkin timbul dan
perlu dipertimbangkan dalam membuat keputusan investasi adalah :
a. Resiko bisnis (business risk), merupakan resiko yang timbul akibat menurunnya
profitabilitas perusahaan emitmen.
b. Resiko likuiditas (liquidity risk), resiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang
bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang
berarti.
c. Resiko tingkat bunga (interest rate risk), merupakan resiko yang timbul akibat
perubahan tingkat bunga yang berlaku di pasar.
d. Resiko pasar (market risk), resiko yang timbul akibat kondisi perekonomian negara
yang berubah-ubah.
e. Resiko daya beli (purchasing power-risk), merupakan resiko yang timbul akibat
perubahan tingkat inflasi.

50


Kinerja Keuangan dan Harga Saham… - Pamungkas dan Budiyanto

Tujuan Investasi

Menurut Tandelilin (2001:4), tujuan investasi secara luas adalah meningkatkan
kesejahteraan investor, kesejahteraan di sini adalah kesejahteraan moneter, yang dapat di
ukur dengan penjumlahan pendapat mempertahankan tingkatan saat ini ditambah nilai saat
pendapatan masa datang. Sedangkan tujuan investasi secara khusus adalah sebagai berikut :
a. Mendapatkan keuntungan yang lebih layak di masa yang akan datang.
Akan yang bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan bagaimana
meningkatkan taraf hidup waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana
mempertahankan tingkat pendapatan yang ada sekarang agar tidak berkurang di
masa yang akan datang.
b. Mengurangi tekanan inflasi dalam pemilikan perusahaan atau objek lain, seseorang
dapat menghindari diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya
akibat adanya pengaruuh inflasi.
c. Motivasi untuk mengehemat pajak. Beberapa negara didunia banyak melakukan
kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi pada bidang-bidang usaha
tertentu.
Saham

Menurut Sunariyah (2006:30), saham adalah penyertaan modal suatu perseroan
terbatas (PT) atau yang biasa disebbut emiten, pemilik saham merupakan pemilik sebagian
dari perusahaan tersebut.
Jenis Saham

Saham merupakan bentuk surat berharga yang paling populer dan dikenal luas
dimasyarakat. Secara umum saham yang dikenal sehari-hari aalah saham biasa (common
stock).
Jenis saham dapat dibedakan menjadi tiga yaitu (Tandellilin, 2001:18)
1. Saham biasa (common stock)
Sekuritas yang menunjukan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak
kepemilikan atas aset-aset perusahaan.
2. Saham preferen (preferen stock)
Saham preferen adalah saham yang mempunyai kombinasi karakteristik gabungan
dari obligasi maupun saham biasa, karena saham preferen memberikan pendapatan
yang tetap.
3. Saham treasury (treasury stock)
Saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang
kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai treasury yang
nantinya dapat dijual kembali.
Harga Saham

Penetapan harga saham dalam proses kegiatan emisi saham oleh suatu perusahaan
emiten merupakan hal yang sangat penting, karena proses ini mempengaruhi proses dari
suatu emisi itu sendiri. Menurut Sunariyah (2006:170), harga saham diartikan sebagai harga
saham (market value) yaitu harga saham yang ditentukan oleh mekanisme modal. Harga
saham pada hakikatnya merupakan penerima besarnya pengorbanan yang dilakukan oleh
setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Harga saham dipasar sekunder
bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham.
Tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan pembeli atau
penjual kondisi internal dan eksternal.
Secara teoritis, harga suatu saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan
diterima oleh pemilik saham dikemudian hari. Untuk itu, untuk menaksirkan harga saham

51

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen – Volume 1 Nomor 1, Januari 2013: 47-66

yang wajar hanya dapat dilakukan dengan tepat bila arus kas yang akan dterima tersebut
dapat diestimasikan secara tepat pula. Dalam praktik tidak ada satu cara yang dapat
memberikan hal estimasi terbaik terhadap keadaan masa datang yanng mengandung unsur
ketidakpastian. Untuk keperluan analisis saham, telah dikembangkan beberapa pendekatan
dalam penilaian dan penentuan harga saham. Analisis terhadap harga saham meliputi
anslisis fundamental dan analisis teknikal.
Harga saham merupakan fungsi nilai perusahaan. Dengan demikian, seberapa jauh
relevansi dan kegunaan suatu informasi dapat diketahui dengan mempelajari hubungan
antara pergerakan harga saham dengan keberadaan informasi tersebut.
Faktor-Faktor Fundamental Dalam Penilaian Saham

Harga saham dipasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara
pembeli dan penjual. Besarnya permintaan dan penawaran dipengaruhi oleh faktor-faktor
internal perusahaan yaitu faktor yang berhubungan dengan kebijakan internal pada suatu
perusahaan beserta kinerja, disebut juga faktor-faktor fundamental mikro, seperti Debt to
Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Earning Per Share (EPS).
Laporan Keuangan

Menurut Samsul (2006:128) Laporan keuangan merupakan sarana terpenting bagi
investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan secara periodik.
Sedangkan menurut Rudianto (2009:4) Laporan keuangan adalah laporan
pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan yang dipercayakan kepada pihakpihak yang punya kepentingan (stakeholder) diluar perusahaan, pemilik perusahaan,
kreditur, dan pihak lainnya.
Jenis dan Bentuk Laporan Keuangan

Prastowo dan Juliaty (2005:17) dua jenis laporan keuangan (utama) yang umumnya
dibuat oleh setiap perusahaan adalah :
a. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi
keuangan (aktiva, kewajiban dan ekuitas) perusahaan pada saat tertentu.
1) Aktiva
Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu yang akan memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan di
masa datang.
2) Kewajiban
Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa
masa lalu, yang penyelsaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari
sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
3) Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual (residual interest) atas aktiva perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban (aktiva bersih).
b. Laporan Laba-Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai
kemampuan (potensi) perusahaan dalam menghasilkan laba (kinerja) selama periode
tertentu
Menurut Prastowo dan Julianty (2005:12) masing-masing unsur yang berkaitan
dengan kinerja perusahaan tersebut didefinisikan sebagai berikut :
1) Penghasilan (income)
Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akutansi
dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban

52

Kinerja Keuangan dan Harga Saham… - Pamungkas dan Budiyanto

yan mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi (setoran)
penanam modal.
2) Beban (expense)
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akutansi dalam
bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada
penanam modal.
Selain neraca dan laba rugi terdapat laporan keuangan lainnya, yaitu :
a. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang melaporkan dari aktivitas-aktivitas operasi,
dan pendanaan oleh perusahaan pada arus kas selama periode akuntansi.
b. Laporan Laba ditahan
Laporan laba ditahan adalah pernyataann yang melaporkan berapa banyak laba
perusahaan yang ditahan dalam usahanya dan tidak dibayarkan ke dividennya.
Tampilan untuk laba ditahan disini merupakan jumlah laba ditahan tahunan untuk
setiap tahun dari sejarah perusahaan.
Industri Retail

Kata retail berasal dari bahasa Perancis “ Retailer” , yang berarti memecah atau
memotong sesuatu. Usaha retail atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semua
kegiatan dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk
penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis. Menurut Utami (2006:6), retail juga
merupakan perangkat dari aktivitas-aktivitas bisnis yang melakuan penambahan nilai
terhadap produk-produk dan layanan penjualan kepada konsumen untuk penggunaan atau
konsumsi perseorangan maupun keluarga. Kegiatan yang dilakukan dalam bisnis retail
adalah menjual berbagai produk jasa atau keduanya, kepada konsumen untuk keperluan
konsumsi pribadi maupun bersama.
Fungsi Retail

Retail memiliki beberapa fungsi penting yang dapat meningkatkan nilai produk dan jasa
yang dijual kepada konsumen dan memudahkan distribusi prouk-produk tersebut bagi
perusahaan yang memproduksinya. Menurut Utami (2006:8) fungsi tersebut sebagai berikut:
1. Menyediakan berbagai jenis produk dan jasa
2. Memecah
3. Penyimpan persediaan
4. Penyediaan jasa
5. Meningkatkan nilai produk dan jasa
Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh
hutang. Ratio ini dapat menggambarkan struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga
dapat dilihat tingkat resiko tidak tertagihnya hutang.
Resiko perusahaan dengan Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi akan berdampak
negatif pada harga saham yang menyebabkan harga saham perusahaan mengalami
penurunan. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Debt to Equity Ratio =

Total Hutang

Total Ekuitas

53

x 100%

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen – Volume 1 Nomor 1, Januari 2013: 47-66

Return on Assets (ROA)

Ratio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan pada
tingkat aset tertentu, sehingga semakin besar Return On Assets (ROA) menunjukan semakin
efektif perusahaan dalam menggunakan total aktiva. Return on Assets (ROA) juga sering
disebut Return On Investment (ROI). Return On Assets (ROA) Menurut Hanafi (2003:84),
rumusnya adalah sebagai berikut:
Laba Ber sih Setelah Pajak
Retur n On Assets =
x 100%
Total Aktiva

Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) merupakan ratio yang mengukur berapa besar laba bersih

yang dihasilkan perusahaan untuk tiap lembar saham yang beredar. Secara sistematis
matematis rumus untuk menghitung Earning Per Share (EPS) Menurut Husnan (2001:300) :
Laba Ber sih Setelah Bunga dan Pajak
Ear ning Per Shar e =
Jumlah Lembar Saham
Pengembangan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data (Sugiyono, 2007:51).
Dari pembahasan masalah yang telah di kemukakan di atas, maka peneliti
mengajukan hipotesis yaitu sebagai berikut :
1. Diduga Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), dan Earning Per Share
(EPS) secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan ritail di
Bursa Efek Indonesia.
2. Diduga Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), dan Earning Per Share
(EPS) secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan ritail di
Bursa Efek Indonesia.
3. Diduga Earning Per Share (EPS) mempunyai pengaruh dominan terhadap harga
saham pada perusahaan ritail di Bursa Efek Indonesia.
M ETODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah industri retail yang go public dan terdaftar di BEI.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non-probability sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan jenis sampel yang
digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. (Sugiyono, 2007:73). Berikut adalah tabel 19 perusahaan retail yang terdaftar di BEI
tahiun 2007-2011, yaitu sebaga berikut:

54

Kinerja Keuangan dan Harga Saham… - Pamungkas dan Budiyanto

Tabel 1
Objek Penelitian
NO

NAMA PERUSAHAAN

1

PT. Ace Har dwar e Indonesia Tbk

2

PT. Alfa Retalindo Tbk

3

PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk

4

PT. Centrin Online Tbk

5

PT. Catur Sentosa Adiprana Tbk

6

PT. Erajaya Swasembada Tbk

7

PT. Golden Retalindo Tbk

8

PT. Hero Supermarket Tbk

9

PT. Kokoh Inti Arembana Tbk

10

PT. Matahari Departement Store Tbk

11

PT. Mitra Adiperkasa Tbk

12

PT. Midi Utama Indonesia Tbk

13

PT. Matahari Putra Prima Tbk

14

PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk

15

PT. Rimo Catur Lestari Tbk

16

PT. Skybee Tbk

17

PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk

18

PT. Toko Gunung Agung Tbk

19

PT. Trikomsel Tbk

Sumber : Bursa Efek Indonesia

Kriteria-kriteria sampel yang dipilih adalah:
Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember yang lengkap
secara berturut-turut terutama pada tahun 2007-2011.
2. Perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan pada tahun 2007-2011.
Dalam penelitian ini yang akan dipakai sebagai kelompok sampel adalah sejumlah
perusahaan dalam industri retail yang telah go public. Berdasarkan kriteria-kriteria di atas
ada 9 dari 19 perusahaan retail, yaitu: PT. Mitra Adiperkasa Tbk, PT. Catur Sentosa
Adiprana Tbk, PT. Ace Hardware Indonesia TbK, PT. Hero Supermarket Tbk, PT. Hero
Supermarket Tbk, PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk, PT. Sona Topas Tourism Industry
Tbk, PT. Rimo Catur Lestari Tbk, dan PT. Toko Gunung Agung Tbk.

1.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Variabel Terikat/ Harga Saham (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga saham merupakan hasil yang
diperoleh dari investasi. Harga saham adalah harga saham biasa yang diterbitkan oleh
perusahaan, dimana harga tersebut adalah harga pasar. Dalam penelitian ini harga pasar
yang digunakan dalam pengujian statistik adalah harga pasar akhir tahun pada saat closing
price.

55

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen – Volume 1 Nomor 1, Januari 2013: 47-66

2. Variabel Bebas (X)
a. Debt to Equity Ratio (DER) ( )
Debt to Equity Ratio (DER) adalah salah satu kemampuan manajemen untuk
mengunakan dana yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat penghasilan
bagi pemilik perusahaan. Teknik pengukuran variabel menggunakan satuan prosentase.
DER dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Total Hutang
Debt to Equity Ratio =
x 100%
Total Ekuitas
b. Return On Assets (ROA) ( )
Return On Assets (ROA) adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba dalam menggunakan seluruh aktiva. Teknik pengukuran variabel menggunakan
satuan prosentase ROA dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Laba Ber sih Setelah Pajak
Retur n On Assets =
x 100%
Total Aktiva
c. Earning Per Share (EPS) ( )
Earning Per Share (EPS) merupakan kemampuan perusahaan dalam meraih laba
bersih atau lembar saham yang diinvestasikan dalam perusahaan, teknik pengukuran
variabel menggunakan satuan rupiah dan dapat menggunakan satuan rupiah dan dapat
dirumuskan sebagai berikut (Husnan, 2001:300) :
Laba Ber sih Setelah Bunga dan Pajak
Ear ning Per Shar e =
Jumlah Lembar Saham
Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam
rangka memecahkan masalah atau menguji hipotesis. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif yaitu suatu analisis yang dilakukan melalui
suatu pengukuran berupa angka-angka dengan menggunakan metode statistik. Tahap
analisis data yang dilakukan sebagai berikut:
1. Analisis Regresi Linear Berganda

Metode ini digunakan untuk mengukur hubungan antara lebih dari satu variabel
bebas (X) dengan satu variabel terikat (Y). Adapun bentuk umum dari regresi linier
berganda secara sistematis adalah sebagai berikut (Sugiyono,2007:210) :
Y= a+ X + X + X + e
Dimana :
Y
: Harga Saham
a
: Konstanta
X
: Debt to Equity Ratio (DER)
X
: Return On Assets (ROA)
X
: Earning Per Share (EPS)
b , b , b
: Koefesien regresi untuk masing-masing variabel bebas
e
: Variabel pengganggu
Untuk membantu kelancaran analisis data dengan teknik regresi linear berganda,
maka peneliti menggunakan alat bantu program statistik komputer SPSS (Statistical Program
for Social Science) versi 15.0.
2. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk memperoleh nilai koefisien regresi yang tidak bias, maka regresi linier
berganda harus memenuhi asumsi-asumsi klasik sebagai berikut terbebas dari adanya
56

Kinerja Keuangan dan Harga Saham… - Pamungkas dan Budiyanto

multikolinieritas, gejala autokorelasi dan gejala heterokedastisitas. Ada pun pengujian
asumsi klasik yaitu sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Menurut
(Ghozali, 2006:113), untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak maka dapat
dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
1) Analisis Grafik
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari
residualnya.
- asumsi normalitas.
2) Uji Statistik
Mendeteksi normalitas dapat dilakukan juga dilakukan dengan uji statistik. Test
statistik sederhana yang dapat dilakukan adalah berdasarkan nilai kurtosis atau
skewness (Ghozali, 2001:76), dimana uji ini dihitung menggunakan alat bantu
program statistik komputer SPSS (Statistical Program for Social Science).
b. Uji Multikolinieritas
Menurut (Ghozali, 2006:91), uji multikolinieritas bertujuan menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah
sebagai berikut:
1) Nilai
yangi dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi,
tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak
signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2) Menganalisis matik korelasi variabel independen, ika antar variabel independen
ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90) maka hal ini merupakan
indikasi adanya multikolinieritas.
3)Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance
Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen
manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian
sederhana, setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan
diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas
variabel independen yang terpilih, yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi
(karena VIF = 1/ tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance 10 (Ghozali, 2001:57). Uji ini dihitung dengan menggunakan alat bantu
komputer berupa program SPSS.
c. Uji Autokolerasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada kolerasi
antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini (t) dengan kesalahan pada periode t–1
(sebelumnya) (Ghozali, 2001:61). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi, dimana uji ini dihitung dengan menggunakan alat bantu komputer berupa
program SPSS.
d. Uji Heteroskedastisitas

57

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen – Volume 1 Nomor 1, Januari 2013: 47-66

Heteroskedastisitas bertujuan mengukur apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual (kesalahan pengganggu) dari suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas. Namun jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Kebanyakan data cross action mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini
menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar) (Ghozali,
2001:69).
Cara umtuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, salah satunya adalah
dengan melihat Grafik Plot. Serta untuk membantu kelancaran analisis data, maka peneliti
menggunakan alat bantu program statistik komputer SPSS (Statistical Program for Social
Science).
3. M elakukan Uji Hipotesis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Koefesien Determinasi Simultan (R )

Untuk mengetahui dan menguji apakah model analisis tersebut sudah cukup layak
dan seberapa besar kontribusi atau sumbangan variabel independen terhadap variabel
dependen, maka perlu diketahui koefesien determiniasinya dapat digunakan rumus sebagai
berikut (Sugiyono, 2007:190) :
Regr ession sum of squer e
R =
Total sum of squer e
Keterangan :
Apabila R berada diantara 0 sampai 1 (0 0,05.
b. Uji M ultikolinearitas. Hasil uji multikolineraitas menunjukkan bahwa semua
variabel bebas debt to equity ratio, return on assets dan earning per share tidak ada nilai VIF
yang melebihi 5 dan nilai tolerance mendekati 1 sehingga dapat disimpulkan tidak ada
gangguan multikolinieritas.
c. Uji Autokorelasi. Melalui hasil perhitungan autokorelasi, diperoleh nilai Durbin
W atson adalah sebesar 1,783. Dengan demikian model regresi yang akan digunakan tidak
terdapat masalah autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas Dari grafik Scatterplot yang dihasilkan SPSS terlihat hampir
semua titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola tertentu yang jelas serta tersebar
di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk
mengetahui harga saham berdasar masukan dari variabel independennya. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa secara eksplisit dapat diketahui bahwa model regresi tidak ada
masalah dengan asumsi klasik maupun normalitas distribusi data penelitian.
Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk menguji debt to equity ratio, return on assets dan earnings
per share terhadap harga saham. Untuk mengetahui hipotesis pertama, dan kedua,

62

Kinerja Keuangan dan Harga Saham… - Pamungkas dan Budiyanto

berpengaruh signifikan terhadap harga saham, maka dilakukan uji F dan uji t. Pengujian
dilakukan dengan tingkat signifikan (α) sebesar 5%.
1. Uji F (Simultan)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel
dependen Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan
keputusan sebagai berikut (Ghozali, 2011:98):
a. P-value < 0.05 menunjukkan bahwa uji model ini layak untuk digunakan pada penelitian.
b. P-value > 0.05 menunjukkan bahwa uji model ini tidak layak untuk digunakan pada
penelitian.
Dari hasil pengujian hipotesis secara simultan dengan menggunakan SPSS didapat
hasil uji F seperti yang tersaji pada tabel 6 berikut ini:

1

Model
Regression

Tabel 6
Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVA
Sum of Squares
df
Mean Square
1889508
3
629836.167

Residual
2972312
Total
4861820
a. Predictors: (Constant), EPS, DER, ROA
b. Dependent Variable: Harga Saham

5
8

594462.334

F
7.060

Sig.
. 001



Uji ANOVA tersebut di atas, menghasilkan nilai F hitung sebesar 7,060 dengan
tingkat signifikansi 0,001. Karena probabilitas signifikansi jauh lebih kecil dari 0,05 (=5%)
atau sebesar 0,001, sehingga kesimpulannya debt to equity ratio, return on assets dan earnings
per share secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan retail
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dengan demikian hipotesis pertama penelitian yang menduga bahwa, debt to equity
ratio, return on assets dan earnings per share berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terdukung. Hal ini menunjukkan
bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi harga saham. Berpengaruhnya
debt to equity ratio, return on assets dan earnings per share secara simultan menunjukkan bahwa
kinerja perusahaan yang tercermin di dalam faktor fundamental menunjukkan kinerja
perusahaan dikatakan baik sehingga selalu dipertimbangkan oleh investor untuk
berinvestasi dalam bentuk saham.
2. Uji t (Parsial)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98).
Adapun kriteria pengujian secara parsial dengan tingkat level of significant  = 5% yaitu
sebagai berkut:
a. Jika p-value < alpha 0,05 maka Ho ditolak, artinya variabel independen secara parsial
mempengaruhi variabel dependen.
b. Jika p-value > alpha 0,05 maka Ho diterima, artinya variabel independen secara parsial
tidak mempengaruhi variabel dependen.
Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan SPSS 15 didapat
hasil uji t seperti yang tersaji pada tabel 7 berikut ini:

63

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen – Volume 1 Nomor 1, Januari 2013: 47-66
Tabel 7
Hasil Uji Parsial (Uji t)

Variabel

thitung
-1,113
3,360
2,647
Sumber: Hasil Output SPSS
Debt to equity ratio
Return on Assets
Earnings per share

α (alfa)
0,05
0,05
0,05

Sig
0,316
0,000
0,003

Keterangan
Berpengaruh tidak signifikan
Berpengaruh signifikan
Berpengaruh signifikan

1) Uji parsial pengaruh debt to equity ratio terhadap harga saham
Untuk variabel debt to equity ratio (DER), pada tabel 10 di atas secara parsial
diperoleh signifikansi t sebesar 0,316 lebih besar dari  = 5%. Hal ini berarti bahwa debt to
equity ratio (DER) berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham.
Debt to total equity ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham
karena proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasinya yang berasal
dari hutang (pinjaman) dikatakan sangat besar. Rasio debt to equity ratio yang tinggi
menunjukkan proporsi modal sendiri yang tinggi untuk membiayai hutang. Karena
proporsi hutang yang semakin besar, akan menimbulkan risiko yang juga besar, dan para
pemodal akan menetapkan tingkat keuntungan yang lebih besar lagi terhadap setiap
rupiah yang ditanam di perusahaan tersebut, sehingga nilai perusahaan cenderung akan
turun. Penggunaan hutang yang tinggi akan meningkatkan profitabilitas, di lain pihak,
hutang yang tinggi juga meningkatkan risiko.
2) Uji parsial pengaruh return on assets terhadap harga saham.
Untuk variabel return on assets (ROA), pada tabel 10 di atas secara parsial
diperoleh signifikansi t sebesar 0,000 lebih kecil dari  = 5%. Hal ini berarti bahwa return
on assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Return on asset berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan
retail, karena perusahaan retail mampu menghasilkan keuntungan dari aset yang
diinvestasikan. Return on assets mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah
dilakukan perusahaan retail dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya.
Semakin tinggi return on assets semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan
akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham. Bagi investor ini merupakan ukuran
keberhasilan manajemen dalam menggunakan seluruh asset yang ada untuk
menghasilkan keuntungan. Semakin besar Return on assets menandakan bahwa semakin
baik perusahaan dalam mensejahterahkan para pemegang saham. Laba yang dicapai oleh
perusahaan merupakan salah satu tujuan pokok perusahaan dan sebagai tolak ukur yang
dipakai manajer, pemegang saham, dan kreditor dalam memprediksi kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang akan datang dan dapat mengevaluasi secara
lebih baik tentang peluang untuk bisa memperoleh kembali pembayaran atas investasi.
3) Uji parsial pengaruh earning per share terhadap harga saham
Untuk variabel earning per share (EPS), pada tabel 10 di atas secara parsial
diperoleh signifikansi t sebesar 0,003 lebih kecil dari  = 5%. Hal ini berarti bahwa earning
per share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Earning per share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham, karena
earning per shar

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2