Bab Bentuk bentuk Badan Usaha

BAB IX
BENTUK-BENTUK BADAN USAHA (1)
STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR
Setelah mempelajari Bab X dan XI ini anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian dan aktivitas operasional dari berbagai
bentuk badan usaha.
2. Menjabarkan mengenai landasan hukum/asas dan landasan praktis
tentang status dan mekanisme praktek badan usaha di Indonesia .
3. Mengidentifikasi perbedaan dari masing-masing badan usaha.
4. Menjabarkan struktur organisasi dan struktur kepemilikan dari tiap
jenis badan usaha.
5. Menjelaskan keunggulan dan kelemahan dari masing-masing jenis
badan usaha.

Kata “bisnis” diambil dari Bahasa Inggris Business yang berarti
kegiatan usaha. Secara luas, kata bisnis sering diartikan sebagai
keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang atau badan
secara teratur dan terus-menerus, yaitu berupa kegiatan
mengadakan barang-barang atau jasa-jasa maupun fasilitas-fasilitas
untuk diperjualbelikan, dipertukarkan, atau disewagunakan dengan
tujuan mendapatkan keuntungan.

Secara garis besar, kegiatan bisnis dapat dikelompokkan atas 5
bidang usaha, yaitu sebagai berikut:
a. Bidang Industri
b. Bidang Perdagangan
c. Bidang Jasa
d. Bidang Agraris
e. Bidang Ekstraktif
Dalam kegiatan bisnis, ada pula yang membedakannya dalam 3
bidang usaha, yaitu sebagai berikut:
a.
Bisnis dalam arti kegiatan perdagangan ( Commerce), yaitu
keseluruhan kegiatan jual beli yang dilakukan oleh orang-orang
dan badan-badan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri
ataupun antara negara untuk tujuan memperoleh keuntungan.
b.
Bisnis dalam arti kegiatan industri (Industry), yaitu kegiatan
memproduksi atau menghasilkan barang-barang yang nilainya
lebih berguna dari asalnya.
c.
Bisnis dalam arti kegiatan jasa-jasa (Service), yaitu kegiatan

yang menyediakan jasa-jasa yang dilakukan baik oleh orang
maupun badan.
Unsur perkumpulan, yaitu:
1. adanya unsur kepentingan bersama,
2. adanya unsur kehendak bersama,
Bahan Ajar Hukum Bisnis, 2012

Hal 69

3. adanya unsur tujuan, dan
4. adanya unsur kerjasama yang jelas.
Keempat unsur tersebut selalu ada pada tiap-tiap organisasi atau
perkumpulan, baik yang berbadan hukum maupun yang bukan
badan hukum.
Pengertian badan usaha menurut Drs. T. Gilarso adalah organisasi
ekonomi yang dilakukan oleh satu/sekelompok orang dalam wadah
kelembagaan formal, dikelola secara teratur berkesinambungan
untuk membuat, menyediakan atau mendistribusikan barang dan
jasa.
Badan usaha secara garis besar dibedakan menjadi Badan Usaha

Milik Swasta (BUMS) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN,
termasuk BUMD).
BUMS adalah badan usaha yang dimiliki oleh swasta dan memiliki
tujuan utama untuk memperoleh keuntungan yang sebesarbesarnya. Pendirian BUMS berlandaskan UUD 1945 pasal 33 ayat 2
dan pasal 27 ayat 2. Permodalan BUMS berasal dari modal pemilik,
laba ditahan, cadangan, penyusutan, pinjaman modal asing.
Sedangkan BUMN adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh
modalnya dimiliki oleh negara.
Bentuk-bentuk badan usaha diantaranya adalah sebagai berikut:

Badan Usaha Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah badan usaha yang dimiliki dan
dipimpin oleh satu orang.
Kebaikan perusahaan perseorangan:
(1)
(2)
(3)
(4)

Seluruh keuntungan diterima oleh pemilik.

Cepat mengambil keputusan.
Rahasia perusahaan terjamin.
Mudah mendirikan.

(5) Organisasinya sederhana.
Kelemahan perusahaan perseorangan:
(1) Perluasan usaha sulit karena modal terbatas, keahlian terbatas.
(2) Kelangsungan usaha kurang terjamin.
(3) Tanggung jawab keuangan perusahaan sepenuhnya ditanggung
pemilik.
(4) Kemampuan karyawan sukar berkembang.

Firma (Fa)
Firma adalah persekutuan antara dua orang atau lebih untuk
menjalankan usaha dengan memakai nama bersama, setiap
anggota firma bertanggungjawab penuh atas segala hutang.
Keputusan satu anggota firma mengikat semua anggota.
Bahan Ajar Hukum Bisnis, 2012

Hal 70


Dalam Pasal 16 KUHD disebutkan bahwa yang dinamakan
persekutuan firma ialah tiap-tiap persekutuan perdata yang
didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama.
Sesuai bentuk usahanya, ada 2 kesulitan peran dan tanggung jawab
anggota firma, yaitu:
a. Setiap anggota firma selalu mempertaruhkan seluruh kekayaan
pribadinya.
b. Kelangsungan hidup firma tidak terjamin, misalnya ada salah
seorang peserta keluar atau meninggal.
Kebaikan firma:
(1) Pimpinan dibagi menurut keahlian.
(2) Keputusan lebih rasional karena dapat dimusyawarahkan lebih
dahulu.
(3) Modal lebih besar serta mudah memperoleh pinjaman.
(4)
Kelangsungan
perusahaan
lbh
terjamin

dibandingkan
perusahaan perseorangan.
(5) Mempunyai kekuatan hukum.
Kelemahan firma:
(1) Lambat dalam mengambil keputusan.
(2) Perselisihan antar anggota firma dapat
kelangsungan hidup firma.
(3) Tanggung jawab tiap anggota firma tidak terbatas.

mengancam

Persekutuan Komanditer/Commanditaire Vennootschap (CV)
CV adalah suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan.
Dalam CV ada 2 (dua) macam sekutu, yaitu sekutu aktif dan sekutu
pasif. Sekutu aktif bertanggungjawab sepenuhnya terhadap
pengelolaan dan hutang perusahaan, sedang sekutu pasif hanya
memasukkan modal dan bertanggungjawab sebatas modal yang
disetor.
Menurut Pasal 19 KUHD disebutkan bahwa perusahaan komanditer
(CV) adalah suatu perseroan untuk menjalankan suatu perusahaan

yang dibentuk antara satu orang atau beberapa orang persero yang
secara tanggung menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya
(tanggung jawab solider) pada satu pihak, dan satu orang atau lebih
sebagai pelepas uang pada pihak yang lain.

Macam- macam CV
Dalam kepustakaan, dikenal ada 3 macam CV, yaitu:
1. CV dengan diam-diam;
2. CV dengan terang-terangan; dan
3. CV dengan saham-saham.
Bahan Ajar Hukum Bisnis, 2012

Hal 71

CV dengan diam-diam adalah CV yang belum menyatakan dirinya
dengan terang-terangan kepada pihak ketiga sebagai CV. Bila CV
bertindak keluar, masih menyatakan diri sebagai firma, tetapi ke
dalam sudah menjadi CV.
Sedangkan CV dengan terang-terangan yaitu CV yang dengan
terang-terangan menyatakan dirinya sebagai CV kepada pihak

ketiga. Untuk CV dengan saham, sebenarnya merupakan CV terangterangan yang modalnya terdiri dari saham-saham. CV dengan
saham ini sebenarnya hampir sama dengan perseroan terbatas, dan
tidak diatur dalam KUHD.
Persamaan CV dan PT:
1.

Modalnya sama-sama terdiri dari saham-saham,
meskipun bagi persekutuan komanditer dengan saham
berbentuk saham atas nama; sedangkan pada perseroan
terbatas dapat berbentuk atas nama atau atas pembawa;

2.

Pengawasan, di mana pada CV dengan saham dapat
ditetapkan salah seorang dari sekutu komanditer sebagai
komisaris, yang bertugas untuk mengawasi pekerjaan sekutu
kerja atau sekutu komplementer. Meskipun sebagai pengawas
(komisaris), tetapi sebagai sekutu komanditer tetap tidak
diperbolehkan mencampuri urusan pengurusan, meskipun dalam
perjanjian pendirian persekutuan ditetapkan bahwa mengenai

perbuatan-perbuatan tertentu, sekutu kerja harus minta
persetujuan lebih dahulu kepada sekutu komanditer/ pengawas
tersebut.

Perbedaan CV dan PT:
1.

Pada PT tidak ada sekutu kerja, yang bertanggung jawab
penuh secara pribadi untuk keseluruhan. Pertanggungjawaban
semacam itu dalam PT ada pada direksi (pengurus) yang telah
melakukan perbuatan hukum sebelum pendaftaran dan
pengumuman PT yang bersangkutan seperti dimaksud dalam
Pasal 39 KUHD;

2.

Direksi pada PT tidak boleh diangkat untuk waktu selamalamanya, sedangkan sekutu kerja pada CV dengan saham dapat
diangkat untuk selamanya.

Kebaikan CV:

(1)

Mudah menambah modal yaitu dengan cara menyertakan
sekutu komanditer (sekutu pasif).
(2)
Kemampuan memperoleh pinjaman lebih besar.
(3)
Kemampuan manejemen lebih baik.
Kelemahan CV:
(1)

Sekutu aktif bisa tidak jujur terhadap sekutu pasif.

Bahan Ajar Hukum Bisnis, 2012

Hal 72

(2)

Kelangsungan perusahaan tidak terjamin karena

mengandalkan sekutu aktif.
(3)
Kesulitan menarik kembali modal yang disetor.

hanya

Perseroan Terbatas (PT)
PT adalah persekutuan untuk menjalankan perusahaan. Permodalan
PT terbagi atas saham-saham (sero/andil) dan berbadan hukum. PT
memiliki kekayaan dan hutang sendiri yang terpisah dengan pribadi
pemilik saham. Pemilik saham akan memperoleh deviden yaitu
bagian keuntungan perusahaan yang diberikan kepada pemegang
saham. Pemilik saham mempunyai tanggungjawab sebanyak saham
yang dimiliki.
Definisi dari Perseroan Terbatas (PT) berdasarkan Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang mulai berlaku
pada tanggal 7 Maret 1996:

Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam undang-undang serta peraturan pelaksanaannya.
Sedangkan menurut Prof. Soekardono, Perseroan Terbatas adalah
suatu perserikatan yang bercorak khusus untuk tujuan memperoleh
keuntungan ekonomis.
Permodalan PT dari penjualan saham dan obligasi.

Pendirian PT
Dalam Undang-undang tentang Perseroan Terbatas telah diatur
dengan jelas bahwa suatu perseroan didirikan oleh 2 orang atau
lebih dengan suatu akta notaris yang dibuat dalam bahasa
Indonesia. Orang di sini dimaksudkan adalah orang perseorangan
atau badan hukum.
Syarat mendirikan PT:
(1)

Syarat permodalan atau material.
Modal statuter yaitu modal yang tercantum dalam
anggaran dasar saat mendirikan PT.
(b)Modal ditempatkan yaitu saham yang sudah terjual, sekurangkurangnya 25% dari modal statuter.
(c) Modal disetor yaitu saham yang sudah dibayar, jumlahnya
paling sedikit 50% dari modal ditempatkan.
(a)

Contoh perhitungan:
Sebuah PT memiliki modal statuter sebesar 100 milyar rupiah.
Setiap lembar saham bernilai Rp10.000,00, maka PT tersebut
harus mencetak saham sebanyak 10 juta lembar saham. Menurut
UU PT nomor 40 tahun 2007, maka :
Bahan Ajar Hukum Bisnis, 2012

Hal 73

Modal ditempatkan = 25 % x 10.000.000 lembar
= 2.500.000 lembar
= 2.500.000 lembar x Rp10.000,00
= 25 milyar rupiah.
Modal disetor = 50 % x 2.500.000 lembar
= 1.250.000 lembar
= 1.250.000 lembar x Rp10.000,00
= 12,5 milyar rupiah.
(2)

Syarat formal adalah syarat yang tertera dalam akta pendirian
Dalam akta pendirian PT sekurang-kurangnya harus memuat
antara lain:
a. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat
tinggal, dan kewarganegaraan pendiri;
b. Susunan, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan,
tempat tinggal, dan kewarganegaraan anggota direksi dan
komisaris yang pertama kali diangkat; dan
c. Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham,
rincian jumlah saham, nilai nominal atau nilai yang
diperjanjikan dari saham yang telah ditempatkan dan disetor
pada saat pendirian.
Selain itu, ada 2 hal yang tidak boleh dimuat dalam akta
pendirian PT, yaitu:
a. Ketentuan tentang penerimaan bunga tetap atas saham; dan
b. Ketentuan tentang pemberian keuntungan pribadi kepada
pendiri atau pihak lain.
Pendirian PT harus dengan akta notaris, disyahkan oleh menteri
kehakiman, didaftarkan ke pengadilan negeri serta diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI).

Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT terdiri dari:
(1)
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
(2)
Komisaris.
(3)
Dewan direksi.
RUPS
RUPS merupakan kekuasaan tertinggi dalam PT, pemegang saham
memiliki hak suara, bila pemegang hak suara berhalangan hadir
maka bisa mewakilkan kepada orang lain yang disebut dengan
proxy. Hasil keputusan dari RUPS dilimpahkan kepada komisaris,
oleh komisaris akan diteruskan kepada direksi.
Keputusan-keputusan yang diambil dalam RUPS.
(1)

Menentukan, mengangkat dan menghentikan direksi dan
komisaris.

Bahan Ajar Hukum Bisnis, 2012

Hal 74

(2)
(3)
(4)
(5)

Menetapkan gaji direksi dan komisaris.
Meneliti kinerja perushaan.
Menentukan kebijakan perusahaan yang harus dilakukan
direksi.
Mengumumkan pembagian laba.

Komisaris
Secara tegas, Pasal 97 Undang-undang tentang Perseroan Terbatas
menyebutkan bahwa komisaris bertugas mengawasi kebijaksanaan
direksi dalam menjalankan perseroan serta memberikan nasihat
kepada direksi.
Dilihat dari hukumnya, status/kedudukan komisaris ada 3 macam,
yaitu:
1.

Komisaris yang diangkat tanpa upah dan
bukan merupakan pemegang saham. Maka status hukumnya
adalah sebagai pemegang kuasa perusahaan atau RUPS.
2.
Komisaris yang diangkat dengan upah, dan
bukan merupkan pemegang saham. Maka status hukumnya
adalah buruh pemegang saham.
3.

Komisaris yang diangkat dengan diberi upah,
maka status hukumnya adalah buruh pemegang kuasa dan
anggota RUPS.

Kewajiban direksi adalah melaporkan PT ke kepaniteraan pengadilan
negeri apabila PT mengalami kerugian lebih besar atau sama
dengan 50 % dari modal agar diketahui oleh para pemegang saham
dan pihak ketiga.
Tugas komisaris:
(1)
(2)
(3)
(4)

Mengawasi kegiatan direksi.
Memeriksa pembukuan PT.
Memberi petunjuk dan menegur direksi.
Memberhentikan
tugas
diselenggarakan RUPS.

direksi

(sementara)

sampai

Tugas direksi adalah menjalankan dan mengembangkan PT, maka
direksi memiliki wewenang:
(1)
(2)

Mewakili PT berhubungan dengan pihak ke tiga.
Melaksanakan fungsi badan usaha.

(3)

Menentukan besarnya laba yang ditahan dan deviden.

Direksi
Menurut Pasal 84 UU Perseroan Terbatas, ada 2 hal di mana anggota
direksi tidak berwenang mewakili perseroan, yaitu dalam hal:

Bahan Ajar Hukum Bisnis, 2012

Hal 75

a.

terjadi perkara di depan pengadilan antara perseroan dengan
anggota direksi yang bersangkutan; dan
b.
anggota direksi yang bersangkutan mempunyai kepentingan
yang bertentangan dengan kepentingan perseroan.
Selain itu, ada 4 kewajiban direksi yang telah ditentukan undangundang, yaitu:
a. Wajib membuat dan memelihara daftar pemegang saham, risalah
RUPS, dan risalah rapat direksi.
b. Wajib menyelenggarakan pembukuan perseroan.
c. Wajib melaporkan kepada perseroan mengenai kepemilikan
sahamnya dan atau keluarganya.
d. Wajib meminta persetujuan RUPS untuk mengalihkan atau
menjadikan jaminan utang seluruh atau sebagian besar kekayaan
perseroan.

Kebaikan dan Keburukan PT
Kebaikan PT.
(1)
(2)

Kelangsungan PT lebih terjamin.
Pengelolaan PT lebih efisien karena dikelola oleh orang yang
profesional.
(3)
Mudah menambah modal dengan menjual saham atau
obligasi.
(4)
Terjadi pemisahan kekayaan antara pemilik dan pengeloa
usaha.
(5)

Mudah melakukan perluasan usaha.

Kelemahan PT.
(1)
(2)
(3)
(4)

Biaya organisasi besar dan rumit.
Pendirian lebih sulit karena memerlukan akta notaris.
PT merupakan subyek pajak.
Rahasia perusahaan tidak terjaga karena harus melaporkan
kepada pemegang saham.
(5)
Bidang usaha sulit berubah karena harus sesuai dengan akta
pendirian.
(6)

Hubungan antar personal dilakukan secara formal.

Koperasi
Yang dimaksud dengan koperasi adalah suatu kerja sama antara
orang-orang yang tidak bermodal untuk mencapai suatu tujuan
kemakmuran bersama, bukan untuk mencari keuntungan.
Pengertian di atas sesuai dengan yang dijelaskan dalam Undangundang Perkoperasian, yaitu badan usaha yang beranggotakan
orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

Bahan Ajar Hukum Bisnis, 2012

Hal 76

kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Perbedaan koperasi dan bentuk usaha lainnya, dapat dilihat dari
unsur-unsur yang ada pada koperasi dan bentuk usaha lainnya
(Firma, CV, dan PT), yaitu:
-

Unsur para pihak
Unsur tujuan
Unsur modal

-

Pembagian sisa hasil usaha

Fungsi, Prinsip dan Bentuk Koperasi
Menurut UU Koperasi, fungsi dan peran koperasi adalah:
a.

Membangun
dan
mengembangkan
potensi
dan
kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosialnya.

b.

Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi
kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

c.

Memperoleh perekonomian rakyat sebagai dasar
kekuatan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi
sebagai gurunya.

d.

Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan
perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Prinsip koperasi berdasarkan Pasal 5 UU Perkoperasian adalah:
1.

Keanggotaan bersifat sukarela

2.

Pengelolaannya dilakukan secara demokratis

3.

Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil
sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

4.

Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal

5.

Kemandirian

6.

Pendidikan perkoperasian dan kerja sama antarkoperasi.

Sesuai dengan ketentuan Pasal 9 s. d. Pasal 14, setelah akta
pendirian koperasi disahkan oleh pemerintah, maka koperasi akan
memperoleh status sebagai badan hukum.

Keanggotaan dan Perangkat Organisasi
Tiap anggota dalam koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang
disebutkan dalam Pasal 20, yaitu sebagai berikut:

Hak-hak anggota koperasi, yaitu:
Bahan Ajar Hukum Bisnis, 2012

Hal 77

a)

menghadiri,
menyatakan
memberikan suara dalam rapat anggota;

pendapat,

dan

b)

memilih dan/atau
pengurus dan pengawas;

dipilih

menjadi

anggota

c)

meminta diadakan
ketentuan dalam anggaran dasar;

rapat

anggota

menurut

d)

mengemukakan pendapat atau saran kepada
pengurus di luar rapat anggota baik diminta maupun tidak
diminta;

e)

memanfaatkan koperasi dan mendapatkan
pelayanan yang sama antara sesama anggota; dan

f)

mendapatkan
keterangan
mengenai
perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam anggaran
dasar.

Kewajiban anggota koperasi adalah:
a)

mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga serta keputusan yang telah disepakati dalam rapat
anggota;

b)

berpartisipasi dalam
diselenggarakan oleh koperasi; dan

c)

mengembangkan dan memelihara kebersamaan
berdasar atas asas kekeluargaan.

kegiatan

usaha

yang

Menurut Pasal 21, ada 3 perangkat koperasi, yang terdiri dari:
1)

Rapat Anggota

2)

Pengurus

3)

Pengawas

Hal-hal yang biasanya ditetapkan dalam rapat anggota adalah:


Anggaran dasar.



Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen, dan
usaha koperasi.



Pemilihan,
pengawas.



Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja
koperasi, serta pengesahan laporan keuangan.



Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan
tugasnya.



Pembagian sisa hasil usaha, dan

pengangkatan,

Bahan Ajar Hukum Bisnis, 2012

pemberhentian

pengurus

dan

Hal 78



Penggabungan,
koperasi.

peleburan,

pembagian,

dan

pembubaran

Mengenai tugas dan wewenang pengurus koperasi, telah dijelaskan
dalam Pasal 30, yang berbunyi sebagai berikut:
Tugas pengurus:
a.
b.
c.

Mengelola koperasi dan usahanya.
Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan
rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi.
Menyelenggarakan rapat anggota.

d.

Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas.

e.

Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris
secara tertib, dan

f.

Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.

Wewenang pengurus:
a.

Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan.

b.

Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru
serta pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam
anggaraan dasar.

c.

Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan
kemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan
keputusan rapat anggota, dan

d.

Mengangkat pengelola koperasi yang diberi wewenang dan
kuasa untuk mengelola usaha koperasi.

Tugas pengawas:
a.
b.

Melakukan
pengawasan
terhadap
kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi.

pelaksanaan

Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.

Wewenang pengawas:
a.

Meneliti catatan yang ada pada koperasi.

b.

Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.

c.

Merahasiakan hasil pengawasannya kepada pihak ketiga.

Modal, SHU dan Pembubaran Koperasi
Menurut Pasal 41, modal koperasi terdiri atas 2 macam, yaitu modal
sendiri dan modal pinjaman. Yang dimaksud dengan modal sendiri
adalah modal yang menanggung resiko atau disebut modal ekuiti.

Bahan Ajar Hukum Bisnis, 2012

Hal 79

Modal sendiri berasal dari: Simpanan pokok, simpanan wajib, dana
cadangan, dan hibah.
Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari: Anggota, koperasi
lainnya dan/ atau anggota, bank dan lembaga keuangan lainnya,
penerbitan obligasi dan surat utang lainnya, serta sumber lain yang
sah.
Koperasi dapat dibubarkan berdasarkan keputusan rapat anggota
atau berdasarkan keputusan pemerintah. Pembubaran koperasi
berdasarkan keputusan pemerintah akan dapat dilakukan bila
terdapat 3 alasan, yaitu:
a)

terdapat bukti bahwa koperasi yang bersangkutan
tidak memenuhi ketentuan undang-undang;

b)

kegiatan koperasi bertentangan dengan ketertiban
umum dan/atau kesusilaan; dan

c)

kelangsungan hidup koperasi tidak dapat lagi
diharapkan.

Yayasan
Dengan disahkannya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang
Yayasan, berarti landasan hukum pembentukan suatu yayasan telah
jelas. Dimana isi Pasal 1 menjelaskan bahwa yayasan adalah badan
hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial,
keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.
Pasal 28 Ayat (1) menegaskan bahwa Pembina adalah organ
yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan
kepada pengurus atau pengawas oleh undang-undang tentang
yayasan atau anggaran dasar yayasan. Pengawas tersebut adalah
perseorangan sebagai pendiri yayasan atau mereka yang
berdasarkan keputusan rapat anggota pembina dinilai mempunyai
dedikasi yang tinggi untuk mencapai maksud dan tujuan yayasan.
Pembina mempunyai kewenangan meliputi:
a.

Keputusan mengenai perubahan anggaran dasar.

b.

Pengangkatan dan pemberhentian anggota pengurus
dan anggota pengawas.

c.

Penetapan kebijakan umum yayasan berdasarkan
anggaran dasar yayasan.

d.

Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran
tahunan yayasan, dan

Bahan Ajar Hukum Bisnis, 2012

Hal 80

e.

Penetapan keputusan mengenai penggabungan atau
pembubaran yayasan.
Hal kekayaan yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang
dipisahkan dalam bentuk uang atau barang. Selain itu, kekayaan
yayasan dapat juga diperoleh dari:

g)

Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat;
Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat adalah
sumbangan atau bantuan sukarela yang diterima yayasan baik
dari negara, masyarakat maupun dari pihak lain yang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

h)

Wakaf;

i)

Hibah;

j)

Hibah wasiat; dan

k)

Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan
anggaran dasar yayasan dan atau peraturan perundangundangan yang berlaku.

Selanjutnya suatu yayasan dapat bubar dengan beberapa alasan
seperti diatur dalam Pasal 62, yaitu karena:
a)

Jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran
dasar berakhir;

b)

Tujuan yayasan yang ditetapkan dalam anggaran
dasar tercapai atau tidak tercapai;
c)
Putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap berdasarkan alasan:
1) Yayasan melanggar ketertiban umum dan kesusilaan;
2) Tidak mampu membayar utangnya setelah dinyatakan pailit;
atau
3) Harta kekayaan yayasan tidak cukup untuk melunasi
utangnya setelah pernyataan pailit tersebut.

Bahan Ajar Hukum Bisnis, 2012

Hal 81

BAB X
BENTUK-BENTUK BADAN USAHA (2)
Badan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merujuk kepada perusahaan atau
badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki
pemerintah suatu negara.

Ciri-Ciri BUMN


Penguasaan badan usaha dimiliki oleh pemerintah.



Pengawasan baik secara hirarki maupun secara fungsional
dilakukan oleh pemerintah.



Kekuasaan penuh dalam menjalankan kegiatan usaha berada di
tangan pemerintah.



Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan yang berkaitan
dengan kegiatan usaha.



Semua risiko yang terjadi sepenuhnya merupakan tanggung
jawab pemerintah.



Untuk mengisi kas negara, karena merupakan salah satu sumber
penghasilan negara.



Agar pengusaha swasta tidak memonopoli
menguasai hajat hidup orang banyak.



Melayani
kepentingan
masyarakat.



Merupakan lembaga ekonomi yang tidak mempunyai tujuan
utama mencari keuntungan, tetapi dibenarkan untuk memupuk
keuntungan.



Merupakan salah satu stabilisator perekonomian negara.



Dapat meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan efisiensi serta
terjaminnya prinsip-prinsip ekonomi.



Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang
dipisahkan.



Peranan pemerintah sebagai pemegang saham. Bila sahamnya
dimiliki oleh masyarakat, besarnya tidak lebih dari 49%,
sedangkan minimal 51% sahamnya dimiliki oleh negara.



Pinjaman pemerintah dalam bentuk obligasi.



Modal juga diperoleh dari bantuan luar negeri.

umum

Bahan Ajar Hukum Bisnis, 2012

atau

usaha

pelayanan

yang
kepada

Hal 82



Bila memperoleh keuntungan,
kesejahteraan rakyat.

maka

dimanfaatkan

untuk



Pinjaman kepada bank atau lembaga keuangan bukan bank.

Di Indonesia, Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang
sebagian atau seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik
Indonesia yang bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa bagi
masyarakat.
Pada beberapa BUMN di Indonesia, pemerintah telah melakukan
perubahan mendasar pada kepemilikannya dengan membuat BUMN
tersebut menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya bisa dimiliki
oleh publik. Sejak tahun 2001 seluruh BUMN dikoordinasikan
pengelolaannya oleh Kementerian BUMN, yang dipimpin oleh
seorang Menteri BUMN.

Jenis-Jenis BUMN
Jenis-jenis BUMN yang ada di Indonesia adalah:

Perusahaan Perseroan (Persero)
Perusahaan Persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan
terbatas (PT) yang modal/sahamnya paling sedikit 51% dimiliki oleh
pemerintah, yang tujuannya mengejar keuntungan. Maksud dan
tujuan mendirikan persero ialah untuk menyediakan barang dan
atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat dan mengejar
keuntungan untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Ciri-ciri Persero adalah sebagai berikut:


Pendirian persero diusulkan oleh menteri kepada presiden



Pelaksanaan
pendirian
dilakukan
memperhatikan perundang-undangan



Statusnya berupa perseroan terbatas yang diatur berdasarkan
undang-undang



Modalnya berbentuk saham



Sebagian atau seluruh modalnya adalah milik negara dari
kekayaan negara yang dipisahkan



Organ persero adalah RUPS, direksi dan komisaris



Menteri yang ditunjuk memiliki kuasa sebagai pemegang saham
milik pemerintah



Apabila seluruh saham dimiliki pemerintah, maka menteri
berlaku sebagai RUPS, jika hanya sebagian, maka sebagai
pemegang saham perseroan terbatas



RUPS bertindak sebagai kekuasaan tertinggi perusahaan



Dipimpin oleh direksi

Bahan Ajar Hukum Bisnis, 2012

oleh

mentri

dengan

Hal 83



Laporan tahunan diserahkan ke RUPS untuk disahkan



Tidak mendapat fasilitas negara



Tujuan utama memperoleh keuntungan



Hubungan-hubungan usaha diatur dalam hukum perdata



Pegawainya berstatus pegawai swasta

Fungsi RUPS dalam persero pemerintah ialah memegang segala
wewenang yang ada dalam perusahaan tersebut. RUPS juga
berwenang untuk mengganti komisaris dan direksi. Direksi persero
adalah orang yang bertanggung jawab atas pengurusan persero
baik di dalam maupun di luar pengadilan. Pengangkatan dan
pemberhentian dilakukan okeh RUPS. Komisaris adalah organ
persero yang bertugas dalam pengawasan kinerja persero itu, dan
melaporkannya pada RUPS.
Persero terbuka sesuai kebijakan pemerintah tentang privatisasi.
Privatisasi adalah penjualan sebagian atau seluruh saham persero
kepada pihak lain untuk peningkatan kualitas. Persero yang bisa
diprivatisasi adalah persero yang bidang usahanya kompetitif dan
teknologinya cepat berubah. Sedangkan Persero yang tidak bisa
diprivatisasi ialah:


Persero yang menurut perundang-undangan harus berbentuk
BUMN.



Persero yang bergerak di bidang hankam Negara.



Persero yang diberi tugas khusus untuk kepentingan masyarakat.



Persero yang bergerak di bidang Sumber Daya Alam yang secara
tegas dilarang diprivatisasi oleh UU.

Perusahaan Umum (Perum)
Perusahaan Umum (PERUM) adalah suatu perusahaan negara yang
bertujuan untuk melayani kepentingan umum, tetapi sekaligus
mencari keuntungan.
Ciri-ciri Perusahaan Umum (Perum):


Melayani kepentingan masyarakat umum.



Dipimpin oleh seorang direksi/direktur.



Mempunyai kekayaan sendiri dan bergerak di perusahaan
swasta. Artinya, perusahaan umum (PERUM) bebas membuat
kontrak kerja dengan semua pihak.



Dikelola dengan modal pemerintah yang terpisah dari kekayaan
negara.



Pekerjanya adalah pegawai perusahaan swasta.



Memupuk keuntungan untuk mengisi kas negara.

Bahan Ajar Hukum Bisnis, 2012

Hal 84



Modalnya berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan.



Dapat menghimpun dana sendiri dari berbagai pihak.

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
BUMD adalah perusahaan yang didirikan oleh pemerintah daerah
yang modalnya sebagian besar/seluruhnya adalah milik pemerintah
daerah. Tujuan pendirian perusahaan daerah untuk pengembangan
dan pembangunan potensi ekonomi di daerah yang bersangkutan.
Contoh perusahaan daerah antara lain adalah perusahaan air
minum (PDAM) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD). Dasar
pendirian BUMD adalah UU No. 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan
Daerah.
Ciri-ciri BUMD adalah sebagai berikut:


Pemerintah daerah memegang hak atas segala kekayaan dan
usaha.



Pemerintah daerah berkedudukan sebagai pemegang saham
dalam pemodalan perusahaan.



Pemerintah daerah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam
menetapkan kebijakan perusahaan.



Pengawasan dilakukan oleh pemerintah daerah.



Melayani kepentingan umum, selain mencari keuntungan.



Sebagai stabillisator perekonomian
menyejahterakan rakyat.



Sebagai sumber pemasukan bagi pemerintah daerah.

daerah

dalam

rangka

Tujuan pendirian BUMD adalah:
a. melaksanakan kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan daerah.
b. pemupukan dana bagi pembiayaan pembangunan daerah.
c. mendorong peran serta masyarakat dalam bidang usaha.
d. memenuhi kebutuhan barang dan jasa bagi kepentingan publik.
e. menjadi perintis kegiatan dan usaha yang kurang diminati
swasta.
Di samping bentuk-bentuk badan usaha tersebut di atas, dewasa ini
terdapat pula berbagai bentuk penggabungan atau kerjasama antar
badan usaha. Bentuk-bentuk tersebut diantaranya adalah:

a) Joint Venture
Joint venture adalah bentuk kerjasama beberapa perusahaan dari
berbagai negara untuk mencapai konsentrasi/kekuatan ekonomi
yang lebih padat.
Bahan Ajar Hukum Bisnis, 2012

Hal 85

Ciri-ciri joint venture:
(1)

Modal berupa saham yang disiapkan oleh perusahaan
pendiri.

(2)

Perusahaan pendiri masih tetap berdiri dan memilki
kebebasan masing-masing.

(3)

Kerjasama antara perusahaan domestic dan asing.

(4)

Resiko ditanggung bersama antar pendiri joint venture.

b)

Holding Company.
Holding company adalah badan usaha besar berbentuk
corporation/berbadan hukum PT. Holding company memiliki
sebagian besar saham dari beberapa badan usaha. Badan usaha
yang bergabung diatur dan dijalankan oleh pimpinan holding
company.
Ciri-ciri holding company:
(1)

Holding company menguasai/mengambil alih badan
usaha yang dibeli.

(2)

Resiko ditanggung oleh badan usaha yang mengambil
alih.

(3)
(4)

Badan usaha yang diambil alih kehilangan identitas.
Dapat dimanfaatkan untuk skala ekonomi yang lebih
besar.

c) Trust.
Trust adalah gabungan beberapa badan usaha, badan usahabadan usaha tersebut melebur diri menjadi satu bada usaha
raksasa. Badan usaha-badan usaha yang melebur diri/fusi tidak
memiliki kebebasan berusaha.

d)

Kartel.
Kartel adalah kerja sama beberapa badan usaha untuk
memproduksi atau menjual barang sejenis dibawah perjanjian
tertentu.
Ciri-ciri Kartel:
(1)

Masing-masing badan usaha tetap berdiri.

(2)

Masing-masing badan usaha mempunyai kedudukan
yang sama.

(3)

Masing-masing badan
membatalkan perjanjian.

usaha

sewaktu-waktu

bisa

e) Concern.
Bahan Ajar Hukum Bisnis, 2012

Hal 86

Concern sama dengan holding company, jika holding company
berbentuk
PT,
maka
concern
berbentuk
perusahaan
perseorangan.

f) Consolidation.
Consolidation hampir sama dengan holding company. Jika holding
company hanya memiliki saham-saham dari beberapa badan
usaha, maka consolidation mengharuskan semua harta dan
utang badan usaha-badan usaha yang bergabung menjadi milik
harta dan utang consolidation.

g)

Gentlement’s agreement.
Gentlement’s agreement adalah persetujuan secara lisan
beberapa produsen mengenai daerah penjualan dengan tujuan
mengurangi persaingan.

h)

Pool
Pool adalah gentlemant’s agreement secara tertulis, apabila
anggota pool melanggar perjanjian akan dihukum sesuai isi
perjanjian.

i) Trade Association.
Trade association adalah persetujuan tentang harga dan syarat
penjualan. Trade association tidak mencari laba tetapi bertujuan
memajukan kepentingan anggota.

j) Merger.
Merger adalah peleburan dua atau lebih perseroan menjadi satu
perusahaan, dengan salah satu perusahaan menjadi pemimpin
yang tetap berdiri, sementara perusahaan lainnya lenyap.

k) Konglomerat
Merger beberapa perusahaan yang menghasilkan barang dan
jasa yang berbeda, misal perusahaan makanan, sepatu, mobil,
elektronik.
Selain itu, berbagai bentuk badan usaha tersebut di atas ada yang
dikategorikan sebagai badan usaha yang tidak berbadan hukum dan
badan usaha yang berbadan hukum. Dalam literatur hukum, ada 3
macam perkumpulan yang tidak termasuk kategori sebagai badan
hukum, (bukan badan hukum), yaitu persekutuan perdata,
persekutuan/perusahaan firma (Fa), dan persekutuan/perusahaan
komanditer (CV). Sedangkan yang berbadan hukum adalah PT,
Koperasi, dan Yayasan.
Perbedaan yang sangat utama antara bentuk usaha yang berbentuk
badan hukum dan yang bukan badan hukum tampak dari prosedur
Bahan Ajar Hukum Bisnis, 2012

Hal 87

pendirian badan usaha tersebut. Bila seseorang akan mendirikan
perkumpulan/perusahaan yang merupakan badan hukum, maka
diperlukan syarat adanya pengesahan akta pendirian oleh
pemerintah, sedangkan untuk badan usaha yang tidak berbadan
hukum, hal tersebut tidak diperlukan, kalaupun diperlukan hanya ijin
usaha.
UJI KOMPETENSI IX –X.
1. Identifikasikan secara ringkas mengenai perbedaan secara
spesifik antara Perusahaan Perseorangan, Firma, CV, Koperasi,
Yayasan, PT, BUMN, BUMD, dan Perum! Sajikan analisis anda
dalam format tabel!
2. Apakah ada dampak tertentu jika pemerintah mewajibkan
pengesahan akte pendirian pada perusahaan perorangan, Firma,
dan CV? Berikan opini anda!
3. Beberapa BUMN yang juga berstatus PT (Persero) sebelumnya
berasal dari Perum. Jelaskan secara singkat mengenai
keuntungan dan kerugian dari badan-badan usaha yang telah
beralih status dari Perum kepada BUMN (Persero)?
4. Apakah praktek BUMN/BUMD yang ada di Republik Indonesia
telah sesuai dengan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945?
Berikan opini anda!

Bahan Ajar Hukum Bisnis, 2012

Hal 88