PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS KELAS XI SEMSTER II SMA NEGERI 10 MEDAN T.P 2014/2015.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK FLUIDA STATIS KELAS XI SEMSTER II
SMA NEGERI 10 MEDAN T.P 2014/2015

Oleh :
Oci Siadari
NIM 4113121048
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i


ii

RIWAYAT HIDUP

Oci Siadari dilahirkan di Pematangsiantar, pada tanggal 05 Februari 1993.
Ayah bernama Sumadi Siadari dan Ibu bernama Jetty Simanjuntak yang
merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk SD
Negeri 066667 Medan, dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis
melanjutkan sekolah di SMP Negeri 29 Medan dan lulus pada tahun 2008. Pada
tahun 2008, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 10 Medan dan lulus
pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis diterima di Program Studi Pendidikan
Fisika Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK FLUIDA STATIS KELAS XI SEMSTER II

SMA NEGERI 10 MEDAN T.P 2014/2015
Oci Siadari (4113121048)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok
fluida statis kelas XI SMA Negeri 10 Medan T.P. 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan populasi seluruh
siswa kelas XI SMA Negeri 10 Medan yang terdiri dari 4 kelas. Sampel penelitian
diambil 2 kelas yang ditentukan dengan cluster random sampling, yaitu kelas XI
IPA 2 dengan menggunakan model Pembelajaran Inquiry Training dan kelas XI
IPA 1 dengan menggunakan Pembelajaran Konvensional. Instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes yang berbentuk pilihan ganda
untuk soal pre-test dan post-test yang dibuat sebanyak 15 soal dan terdiri dari 5
pilihan jawaban dan lembar observasi aktivitas siswa. Untuk menguji hipotesis
digunakan uji beda, setelah uji prasyarat dilakukan , yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas.
Dari analisis data diperoleh skor rata-rata pretes kelas eksperimen 45,33
dengan standar deviasi 14,08 dan rata-rata postes 82,67 dengan standar deviasi
10,25, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata pretes kelas kontrol
44,51 dengan standar deviasi 13,06 dan rata-rata nilai postes 76,40 dengan standar

deviasi 11,83. Kedua kelas menunjukkan berdistribusi normaldan varians kedua
kelas homogen. Hasil pengujian menggunakan uji t, diperoleh thitung = 2,38 dan
ttabel =1,996, sehingga thitung > ttabel (2,38> 1,996) artinya bahwa ada pengaruh
model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi
pokok fluida statis kelas XI semester II SMA Negeri 10 Medan TP. 2014/2015.
Aktivitas belajar siswa pada setiap pertemuan juga meningkat. Jadi, aktivitas
sangat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar.
Kata kunci : Pembelajaran Inquiry Training, Hasil belajar, Aktivitas.

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini sesuai waktu yang telah direncanakan. Skripsi ini berjudul ”Pengaruh
Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Materi Pokok Fluida Statis Kelas XI Semester II SMA Negeri 10 Medan T.P
2014/2015”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri
Medan.

Dengan selesainya skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Drs. Usler Simarmata, M.S selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis sejak awal hingga
akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si, Bapak Winsyahputra Ritonga, M.Si dan Bapak
Purwanto, S.Si, M.Pd selaku dosen penguji 1, 2, dan 3 yang telah memberikan
masukan agar skripsi ini menjadi lebih baik, dan kepada Bapak Drs. Togi
Tampubolon, M.Si selaku dosen penasehat akademik yang telah membimbing
penulis selama menjalankan perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA Unimed, Bapak
Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika dan ucapan terima kasih
kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai Jurusan Fisika terkhususnya kak
Nana yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama
perkuliahan
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. H.Sufrizal
Tanjung, M.Si selaku kepala SMA Negeri 10 Medan, dan bapak Drs. Henri Jannu,
M.Si selaku guru bidang studi Fisika di SMA Negeri 10 Medan yang telah banyak
membantu dan membimbing penulis selama penelitian serta para guru dan staf
administrasi SMA Negeri 10 Medan yang telah memberikan kesempatan dan
bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.


v

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada orang tua tercinta, Ayahanda Bistok Tampubolon dan Ibunda Jetty Br.
Simanjuntak yang selalu memberikan doa, motivasi, kasih sayang, bantuan,
spiritual, materi dan penguatan selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
Terima kasih kepada kakak dan adik saya tersayang dan tercinta yaitu Sondang
Naomi Siadari, Dessi Siadari, Argaria Tampubolon dan Graceita Juliana
Tampubolon serta Pak Gembala Pdt. Yabes Manalu yang selalu memberi
dukungan dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas
Negeri Medan.
Ucapan terima kasih khusus kepada teman–teman Fisika Dik B 2011 telah
bersama–bersama menjalankan perkuliahan yang tidak dapat disebutkan satu per
satu terima kasih untuk kebersamaannya selama ini. Terkhusus untuk sahabatsahabat terdekat Nissi Riahta Halawa, Endang Junita Manik, Rani Panggabean,
Moses Simamora, Ridho Sianturi, Andryani Hutabarat, Roniati Sinaga, Rinaldo
Sihole, Sarles Sihombing yang telah melewati banyak suka dan duka dalam
perkuliahan, sukses untuk kita semua
Seperti kata pepatah “Tiada Gading Yang Tak Retak”.


Penulis juga

menyadari bahwa masih begitu banyak kekurangan yang ada, baik dari segi isi
maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini mampu bermanfaat dalam memperkaya khasana ilmu pendidikan.

Medan,
Penulis,

Januari 2016

Oci Siadari
NIM 4113121048

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan

Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x

BAB
1.1.
1.2.

1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.

1
1
5
5
6
6
6
7

I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Definisi Operasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Pengertian Hasil Belajar
2.1.2.1. Ranah Kognitif
2.1.2.2. Ranah Afektif
2.1.2.3. Ranah Psikomotorik
2.1.3. Aktivitas Belajar
2.1.4. Pengertian Model Pembelajaran
2.1.5. Pembelajaran dengan Model Pembelajaran inquiry training
2.1.5.1. Keunggulan Model Pembelajaran inquiry training
2.1.5.2. Kelemahan Model Pembelajaran inquiry training
2.1.6. Pembelajaran Konvensioanal
2.2.
Materi Pembelajaran

2.2.1. Tekanan Hidrostatis
2.2.2. Hukum Pascal
2.2.3. Hukum Archimedes
2.2.4. Tegangan Permukaan Zat Cair
2.3.
Kerangkas Konseptual
2.4.
Hipotesis

9
9
10
10
10
12
13
13
15
16
19

19
20
21
21
24
26
28
29
31

BAB
3.1.
3.2.

32
32
32

III METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian

vii

3.2.1. Populasi
3.2.1. Sampel
3.3.
Variabel Penelitian
3.4.
Jenis dan Desain Penelitian
3.5.
Prosedur Penelitian
3.6.
Instrumen Penelitian
3.6.1. Tes
3.6.2. Lembar Observasi
3.7.
Teknik Analisis Data
3.7.1. Uji Normalitas
3.7.2. Uji Homogenitas
3.7.3. Pengujian Hipotesis
3.7.3.1.Uji Kesamaan Rata-rata Pretes
3.7.3.1. Uji Kesamaan Rata-rata Postes

32
32
32
33
33
36
36
37
38
39
40
40
41
42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.2 Hasil Uji Persyaratan Analisis Data
4.1.2.1 Hasil Uji Normalitas Data
4.1.2.2 Hasil Uji Homogenitas Data
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian
4.1.4 Observasi
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

44
44
47
47
48
48
49
50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

55
56

DAFTAR PUSTAKA

57

viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar

2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.a
2.7.b
3.1.
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.

Gaya yang bekerja pada volume V dalam arah x,y,z
Total gaya pada sumbu z
Tekanan zat cair P pada kedalaman h
Pembuktian Hukum Pascal
Prinsip kerja sebuah dongkrak hidrolik
Susunan kawat yang dicelupkan dalam larutan sabun
Serangga di atas permukaan air
Klip kertas terapung di atas permukaan air
Skema Rancangan Penelitian
Diagram batang data pretest kelas kontrol
Diagram batang data pretest kelas eksperimen
Diagram batang data postest kelas kontrol
Diagram batang data postest kelas eksperimen
Diagram batang aktivitas siswa kelas ekperimen

22
23
24
25
25
28
29
29
35
45
45
46
47
50

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
Lampiran 14.
Lampiran 15.
Lampiran 16.
Lampiran 17.
Lampiran 18.
Lampiran 19.
Lampiran 20.
Lampiran 21.
Lampiran 22.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas
Eksperimen
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas
Kontrol
Lembar Kerja Siswa
Tes Penilaian
Tes Kisi-Kisi soal
Tes Instrumen Soal
Kunci Jawaban
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Deskriptor Observasi AktivitasBelajar Siswa
Data Hasil Belajar Siswa
Perhitungan rata-rata, varians, dan standar deviasi
Perhitungan Normalitas Data
Perhitungan Homogenitas Data
Uji Hipotesis
Tabel Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen
Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Distribusi Skor dan Nilai
Dokumentasi
Daftar nilai Kritis untuk Uji Lilliefors
Tabel Wilayah Luas di Bawah kurva normal 0 ke Z
Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t
Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F

59
82
102
118
124
142
148
149
151
154
157
160
164
166
172
180
182
190
194
195
196
197

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Usaha pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan memang selalu
dilakukan, namun pendidikan Indonesia masih sangat memprihatinkan. Sistem
pendidikan Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brasil.
Tempat pertama dan kedua ditempati Finlandia dan Korea Selatan, sementara
Inggris menempati posisi keenam. Peringkat itu memadukan hasil tes
internasional dan data, seperti tingkat kelulusan antara tahun 2006 dan 2010.
(Kompas, 2012).
Selaras dengan hasil Programme for International Study Assessment
(PISA) 2012 menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat
terendah dalam pencapaian mutu pendidikan. Pemeringkatan tersebut dapat dilihat
dari skor yang dicapai pelajar usia 15 tahun dalam kemampuan membaca,
matematika, dan sains. Indonesia mengikuti dua tes internasional, yaitu studi
Trends in International Mathematics and Science Studies dan Progress in
Internatioal Reading Literacy Studi untuk murid sekolah dasar. Indonesia juga
berada di ranking terendah dalam kedua studi tersebut. (Tempo, 2013)
Melihat semua kenyataan tersebut berarti ada yang harus di benahi dalam
pendidikan Indonesia, dimana komponen utama dalam dunia pendidikan ialah
guru. Guru dituntut harus mampu mendorong, membimbing dan memberi fasilitas
belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Sehingga guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang
terjadi di dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian
materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam
belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses
perkembangan siswa. (Slameto, 2010:97)
Adapun faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah
model pembelajaran fisika kurang bervariasi. Dalam pembelajaran fisika lebih
dominan menggunakan model pembelajaran kovensional. Dalam proses

1

2

pembelajaran guru menjelaskan materi, menjelaskan rumus, memberi contoh soal
dan memberikan PR, sehingga siswa dalam pembelajaran menjadi penerima
informasi pasif dengan kata lain keterlibatan dan keaktifan siswa masih rendah.
Siswa lebih banyak belajar dengan menerima, mencatat dan menghafal pelajaran.
Hal inilah yang membuat siswa kurang berminat belajar fisika, sehingga hasil
belajar yang diperoleh siswa tidak maksimal.
Fisika sudah melekat di pikiran siswa merupakan pelajaran yang sulit, di
penuhi rumus-rumus dan soal-soal yang sulit. Fisika merupakan mata pelajaran
yang sangat tidak menarik untuk di pelajari. Pernyataan ini diperoleh oleh peneliti
pada saat melakukan Program Pengalamaan Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1
Pegajahan Tahun Pelajaran 2014/2015 yang sejalan dengan hasil studi
pendahuluan di SMA Negeri 10 Medan pada tanggal 06 Januari 2015 yaitu bahwa
siswa menganggap fisika itu sulit, membosankan, tidak menarik. Bahkan jarang
diminati oleh siswa. Terbukti dari 40 angket yang disebarkan pada siswa 40 siswa
hanya 4 siswa atau 10% saja yang menggemari pelajaran fisika. Dan hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada bapak Drs. Henri Jannu, M.Si
selaku guru fisika di SMA Negeri 10 Medan, beliau mengatakan bahwa hasil ujian
fisika masih jauh dari yang diharapkan. Hanya beberapa siswa saja yang mampu
mencapai nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM di sekolah
tersebut untuk mata pelajaran fisika adalah 72.
Melihat minat siswa terhadap pelajaran fisika dapat menjadi faktor
rendahnya hasil belajar. Menurut Slameto (2010:57) minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan
yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa
senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan
sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tariknya baginya.
Selain itu, permasalahan siswa yang merasa sulit dan bosan terhadap
pelajaran fisika perlu di upayakan pemecahannya yaitu dengan melakukan
tindakan-tindakan yang dapat mengubah suasana pembelajaran yang melibatkan
siswa, dengan aktifnya siswa dalam pembelajaran akan lebih bermakna karena

3

siswa secara langsung diajak mengkontruksi pengetahuan tersebut, selain itu
untuk membina kerjasama antara siswa yang pandai dan kurang pandai, siswa
dituntut bergabung dalam kelompok bersifat heterogen.
Ada tiga macam hasil belajar dari proses kognitif, (1) tidak ada aktivitas
belajar (2) belajar menghafal (3) belajar yang bermakna, dimana dari ketiga
proses belajar yang bermakna yang hasilnya paling baik. Proses belajar bermakna
menghadirkan pengetahuan dan proses-proses kognitif yang siswa butuhkan untuk
menyelesaikan masalah. Dalam menyelesaikan masalah ini terdapat dua
komponen pokok, pertama gambaran masalah, siswa menggambarkan masalah
dalam mentalnya. Kedua solusinya, siswa membuat rencana penyelesaian masalah
dan melaksanakannya. (Longman, 2010:97)
Berdasarkan pemaparan masalah di atas, salah satu model pembelajaran
yang dapat dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran di sekolah tersebut
adalah dengan menerapkan model pembelajaran inquiry
Joice, et al., (2009:201) model pembelajaran inquiry

training. Menurut

training dirancang untuk

membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan
yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu relatif
singkat. Maka model pembelajaran ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan
tersebut. Hal ini didasarkan karena rangkaian kegiatan pembelajaran inquiry
training menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari
dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Pembelajaran ini juga menempatkan siswa sebagai subjek belajar karena seluruh
aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban
sendiri

dari

sesuatu

yang

dipertanyakan,

sehingga

diharapkan

dapat

menumbuhkan sikap percaya diri. Pembelajaran fisika dengan model inquiry
training merupakan suatu pembelajaran yang mengaitkan materi yang sedang
dikaji dengan objek nyata. Jika siswa sudah terbiasa dengan model ini mereka
memperoleh hasil belajar berupa produk fisika (konsep, teori, hukum, dll),
keterampilan proses, berpikir dan betindak kritis, dan bersikap ilmiah.
Penelitian mengenai Model Pembelajaran Inquiry Training ini sudah
pernah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya. Salah satu penelitian yang telah

4

dilakukan oleh Arisa (2014) pada Materi Pokok Fluida Statis di kelas X SMA
Panca Budi Medan dari hasil penelitian diperoleh bahwa nilai rata-rata pada kelas
eksperimen (Model Pembelajaran Inquiry Training) 14 siswa yang tuntas
(66,67%) sedangkan kelas kontrol (Model Pembelajaran Konvensional) 9 siswa
yang tuntas (31,03%). Penelitian juga dilakukan oleh Setiawan (2014) pada
Materi Pokok Zat dan Wujudnya di Kelas VII Semester I SMP Daya Cipta
Medan. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen
(dengan menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training) adalah 73,4
sedangkan

kelas

kontrol

(dengan

menggunakan

Model

Pembelajaran

Konvensional) adalah 59,2. Begitu juga dengan peneliti Uly (2014) Pada Sub
Materi Pokok Besaran Dan Satuan di kelas X semester I SMAN 11 Medan. Dari
penelitiannya di peroleh nilai rata-rata kelas eksperimen (dengan menggunakan
Model Pembelajaran Inquiry Training) adalah 70,3 sedangkan kelas kontrol
(dengan menggunakan Model Pembelajaran Konvensional) adalah 62,3.
Peningkatan hasil hasil belajar juga diperoleh oleh peneliti Mawar Siregar (2012)
pada sub materi Pemantulan Cahaya di SMA Teladan Indrapura. Dari hasil
penelitian ini diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen (dengan menggunakan
Model Pembelajaran Inquiry Training) adalah 71,53 sedangkan kelas kontrol
(dengan menggunakan Model Pembelajaran Konvensional) adalah 63,04.
Pada penelitian diatas, peneliti sudah melaksanakan langkah-langkah dari
Model Pembelajaran inquiry

training sebagaimana yang ditekankan dalam

model ini, namun peneliti masih mengalami kendala yang mengakibatkan hasil
penelitian kurang maksimal. kendala yang dialami adalah kondisi kelas yang sulit
dikontrol karena jumlah siswa di dalam kelompok terlalu banyak sehingga
menimbulkan keributan serta mengakibatkan kurang aktifnya siswa di dalam
kelompok, peneliti kurang mengarahkan situasi belajar yang kondusif, kurang
memperhatikan aktivitas siswa, kebanyakan siswa kurang termotivasi dengan
pelajaran fisika sehingga mengalami kesulitan untuk mengajak siswa terlibat
langsung untuk berkomunikasi sebagai wujud nyata dari penerapan model inquiry
training.

5

Upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kelemahan tersebut adalah
peneliti akan lebih menciptakan suasana kelas yang efektif yaitu dengan cara
melakukan pemantauan pada setiap kelompok ketika proses diskusi/praktikum
sedang berlangsung, agar peneliti dapat mengontrol dan dapat memperhatikan
aktivitas siswa maka peneliti akan membentuk kelompok dengan jumlah siswa
dalam setiap kelompok cukup 4-5 orang saja. Jika diperlukan peneliti akan
membawa 2 observer lain untuk membantu memperhatikan aktivitas siswa.
Dari semua uraian latar belakang di atas, penulis ingin melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry

Training

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Fluida Statis Kelas XI
Semester II SMA Negeri 10 Medan T.P 2014/2015”.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat diidentifikasi
masalah yang relevan dengan penelitian antara lain:
1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah atau masih
dibawah KKM.
2. Kurang aktifnya siswa pada saat pelajaran fisika berlangsung.
3. Penerapan model pembelajaran yang belum bervariasi dan masih bersifat
konvensional.
4. Kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran fisika.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA Negeri 10
Medan pada semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Materi pembelajaran pada penelitian ini hanya dibatasi pada Materi Pokok
Fluida Statis.
3. Model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran pada
kelas eksperimen adalah Model Pembelajaran inquiry training.

6

1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian di Kelas XI Semester II SMA
Negeri 10 Medan T.P 2014/2015 adalah:
1. Bagaimanakah

hasil

belajar

siswa

dengan

menerapkan

model

pembelajaran inquiry training pada materi pokok fluida statis?
2. Bagaimanakah

hasil

belajar

siswa

dengan

menerapkan

model

pembelajaran konvensional pada materi pokok fluida statis?
3. Bagaimana

aktivitas

belajar

siswa

selama

pelaksanaan

model

pembelajaran inquiry training?
4. Apakah ada pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok pokok fluida statis?

1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian di Kelas XI Semester II SMA Negeri 10 Medan T.P 2014/2015 adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran inquiry training pada materi pokok fluida statis.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran konvensional pada materi pokok pokok fluida statis .
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama pelaksanaan model
pembelajaran inquiry training.
4. Untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran inquiry training
terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok fluida statis.

1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yakni:
1. Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi guru-guru fisika untuk
memilih model pembelajaran yang lebih baik dan tepat pada pembelajaran
fisika.

7

2. Sebagai acuan untuk mengetahui sejauh mana model pembelajaran inquiry
training dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa khususnya pada
materi pokok fluida statis.
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi
peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan model
ini.

1.7 Definisi Operasional

 Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.



(Slameto,2010:2).
Hasil belajar yaitu informasi verbal, kecakapan intelektul, strategi kognitif,
sikap dan keterampilan. Jadi, hasil belajar adalah melukiskan tingkat
(kadar) pencapaian siswa atas tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuantujuan pembelajaran. Hasil belajar merupakan indikator yang mengukur



keberhasilan siswa dalam proses belajar.(Dimyati,1999:11-12)
Model pembelajaran inquiry

training adalah upaya pengembangan para

pembelajar yang mandiri, metodenya mensyaratkan partisipasi aktif siswa
dalam penelitian ilmiah. Siswa sebenarnya memiliki rasa ingin tahu dan
hasrat yang besar untuk tumbuh berkembang. Model pembelajaran inquiry
training memanfaatkan eksplorasi kegairahan alami siswa, memberikan
siswa arahan-arahan khusus sehingga siswa dapat mengeksplorasi bidangbidang baru secara efektif. Model pembelajaran inquiry

training

memiliki lima tahap yaitu sebagai berikut : menghadapkan pada masalah,
pengumpulan data – verifikasi, pengumpulan data – eksperimen,
mengolah, merumuskan suatu penjelasan, dan analisis proses inquiry


(Joyce et al, 2009).
Model pembelajaran konvensional merupakan sebuah sistem pengajaran
yang biasa dilakukan dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan

8

metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. Model pembelajaran
konvensional adalah interaksi antara guru dan siswa dalam proses
pengajaran dipandang sebagai yang mengetahui sesuatu apapun. Tahapantahapan dalam model pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:
kegiatan pendahuluan pembelajaran, guru mengkonsentrasikan siswa pada
materi yang akan dipelajari dengan memberikan apersepsi; kegiatan inti
pembelajaran, terdapat proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi; dan
kegiatan

penutup

pembelajaran,

guru

mengajak

menyimpulkan hasil pembelajaran dan memberikan tes

siswa

untuk

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang dilakukan dan pengujian
hipotesis maka disimpulkan bahwa:
1. Hasil belajar siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran inquiry training pada materi pokok fluida statis kelas XI
semester II SMA Negeri 10 Medan T.P 2014/2015 dinyatakan bahwa dapat
meningkatkan hasil belajar ditinjau dari nilai rata-rata postest yaitu 82,67
dengan kategori tuntas.
2. Hasil belajar siswa di kelas kontrol dengan menggunakan Pembelajaran
Konvensional pada materi pokok fluida stais kelas XI semester II SMA
Negeri 10 Medan T.P. 2014/2015 dinyatakan bahwa dapat meningkatkan
hasil belajar ditinjau dari nilai rata-rata postest yaitu 76,40 dengan kategori
tuntas.
3. Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inquiry
training pada materi pokok fluida statis kelas XI semester II SMA Negeri 10
Medan T.P. 2014/2015 dinyatakan dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran ditinjau dari hasil rata-rata aktivitas belajar siswa
yaitu 75,57% dengan kategori aktif.
4. Berdasarkan hasil perhitungan uji t yaitu t hitung > t tabel (2,38>1,996) maka
dinyatakan ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar siswa dengan
model pembelajaran inquiry training pada materi pokok fluida statis kelas XI
semester II SMA Negeri 10 Medan T.P 2014/2015.

55

56

5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang dikemukakan maka untuk
tindak lanjut penelitian ini, peneliti mempunyai saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya perlu meningkatkan sintaks model pembelajaran ini
terutama pada tahap menghadapkan pada masalah disarankan untuk
memperhatikan kemampuan awal siswa dan mengemas permasalahan itu
sehingga menggugah rasa ingin tahu siswa sehingga siswa termotivasi untuk
menemukan jawaban dari permasalahan. Sehingga hasil hipotesis pada LKS
sesuai dengan masalah yang diberikan.
2. Bagi peneliti selanjutnya perlu meningkatkan sintaks model pembelajaran ini
terutama pada tahap pengumpulan data- eksperimen disarankan untuk benarbenar memberi penjelasan kepada siswa sebelum melaksanakan praktikum,
agar setiap kelompok mengetahui dengan benar dan cepat, data apa saja yang
harus di peroleh dan di analisa. Sehingga hasil pengolahan data dapat
dianalisa dengan tepat.

57

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, (2002), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, (2006), Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Arisa, Y., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Fluida Statis Kelas X SMA Panca
Budi Medan, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Bloom, B.Samuel, dkk, (2010), Kerangka Landasan Pembelajaran, Pengajaran,
Dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Penerbit Pustaka
Belajar, Yogyakarta.
Dimyati dan Mudjiono, (1999),
Cipta, Jakarta.

Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Rineka

Hamalik, Oemar, (2010), Proses Belajar Mengajar. Penerbit PT Bumi Aksara,
Jakarta.
Hamruni, (2012), Strategi Pembelajaran, Penerbit Insan Madani, Yogyakarta.
Istarani, (2011),
Medan.

58 Model Pembelajaran Inovatif,

Penerbit Media Persada,

Joyce et al., (2009), Models of Teaching, Model-model Pembelajaran, Edisi
Delapan. Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Kompas, (2012), http://edukasi.kompas.com/read/2012/11/27/15112050/Sistem.
Pendidikan.Indonesia.Terendah.di.Dunia (Diakses pada 25 Januari 2015
Pukul 11.25 WIB)
Margono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Riduwan, M.B.A., (2010), Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian,
Penerbit ALFABETA, Bandung.
Ritonga, R.R.U., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
Berbasis Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi
Pokok Besaran Dan Satuan Di Kelas X Semester Ganjil SMAN 11 Medan
T.A 2013/2014, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

58

Sagala, S., (2009), Konsep Dan Makna Pembelajaran, Penerbit ALFABETA,
Bandung.
Sanjaya, Wina, (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Penerbit Kencana Prenada Media, Jakarta.
Setiawan, R., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Latihan Inkuiri (Inquiry
Training Model) Berbasis Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Pokok Zat Dan Wujudnya Kelas VII Semester I SMP Daya
Cipta Medan T.P 2013/2014, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Siregar, M., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada sub materi Pemantulan Cahaya di Kelas X
Semester II SMA Teladan Indrapura T.P 2012/2013, Skripsi, FMIPA,
Unimed, Medan.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sudjana, N., (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sunardi dan Indra, (2012), Fisika Untuk SMA/MA kelas XI , Penerbit PT SEWU,
Bandung.
Surya, Y., (1996), Olimpiade Fisika, Penerbit PT. Primatika Cipta Ilmu, Jakarta.
Trianto,
(2007),
Model-model
Pembelajaran
Inovatif
Konstruktivistik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.

Berorientasi

Tempo, (2013), http://www.tempo.co/read/news/2013/12/06/173535256/Mutu-Pe
ndidikan-Indonesia-Terendah-di-Dunia (Diakses pada 25 Januari 2015
Pukul 11.35 WIB)