IC TIMER 555 DAN 567 Motor Stepper Bipolar

29 mendapat pancaran sinar infra merah maka akan mnghasilkan tegangan.

2.1.7 IC TIMER 555 DAN 567

Timer 555 merupakan sebuah IC timer yang bekerja berdasar rangkaian RC dan komparator yang dirangkai dengan komponen digital R-Sflip-flop. 555 yang pertama diproduksi oleh Signetics yaitu tipe SE-555 yang bekerja pada -55°C s.d. 125°C dan NE-555 yang bekerja pada 0°C-70°C. Kemudian 555 diproduksi dengan desain yang berbeda meliputi LM555, 556versi dual, dan LMC-555versi CMOS. Timer 555 beroperasi pada power supply dc +5v s.d. +18V dengan stabilitas temperatur 50ppm°C0,005°C. Output 555 dapat berupa arus sinksource hingga 200mA. IC 555 kompatibel dengan komponen-komponen TTL, CMOS, op-amp, transistor dan jenis IC linear lain. Keluaran gelombang kotak yang dihasilkan dapat memiliki variasi duty cycle mulai dari 50 – 99.9 dan frekuensi kurang dari 0,1Hz sampai dengan lebih dari 100KHz. Rangkaian 555 terdiri atas dua buah komparator tegangan COMP1 dan COMP2, sebuah flip-flop kontrol R-Sresetset yang dapat direset dari luar melalui pin 4, sebuah penguat pembalik output A1, dan sebuah transistor discharge Q1. Level bias kedua kompartor ditentukan oleh resistor-resistor pembagi tegangan Ra, Rb, dan Rc yang terdapat antara Vcc dan ground. Input inverting komparator1 diberi masukan 23Vcc dan input noninverting dari komparator2 diberi masukan 13Vcc. Berikut adalah fungsi dari masing-masing pin : Ground pin1 Pin ini merupakan titik referensi untuk seluruh sinyal dan tegangan pada rangkaian 555, baik rangkaian intenal maupun rangkaian eksternalnya. Universitas Sumatera Utara 30 Trigger pin2 Masukan trigger biasanya dijaga pada tegangan lebih dari 13Vcc agar output pin3 dari IC555 ’low’. Jika masukan trigger menjadi ’low’ 13Vcc mengakibatkan output pin3 menjadi ’high’. Otput pin3 akan bertahan ‘high’ selama masukan triggernya ‘low’, tetapi tidak serta merta menjadi ‘low’ ketika pin2 kembali ‘high’. Output pin3 Output pada 555 dapat mengalir arus baik sinkingmasuk maupun sourcingkeluar hingga 200mA. Reset pin4 Pin reset ini terhubung dengan input preset dari R-S flip-flop kontrol. Jika pin4 diberi masukan ’low’ output dari 555 akan serta merta menjadi ’low’. Biasanya, jika tidak digunakan pin4 dihubungkan ke Vcc untuk menjaga agar tidak terjadi keadaan ’low’. Control Voltage pin5 Biasanya diberi 23Vcc hasil dari pembagi tegangan. Dengan memberi sumber tegangan eksternal atau dengan menghubungkan sebuah resistor ke ground akan mengubah duty cycle outputnya. TreshHold pin6 Pin ini terhubung pada input noninverting komparator1 untuk memonitor tegangan kapasitor pada rangkaian RC eksternal. Discharge pin7 Pin ini terhubung ke kaki kolektor transistor NPN Q1 dan kaki emiter Q1 terhubung ke groud, basis Q1 terhubung dengan Qnot R-S flip-flop. Vccpin8 Vcc sumber tegangan dc dihubungkan antara pin8 dengan pin1 ground. Universitas Sumatera Utara 31 Dengan menggunakan pasangan NE 555 dan LM 567 kita dapat membuat suatu sistem pengendali jarak jauh melalui media cahaya infra merah. Sistem ini bekerja berdasarkan pendeteksian frekuensi dari sinyal yang dipancarkan. Sehingga frekuensi sinyal pada rangkaian pemancar NE 555, dapat juga menggunakan LM 567 sebagai pembangkit frekuensinya haruslah sama dengan frekuensi dekodernya. Gbr 2.1.7a Rangkaian Pemancar Infra Merah Seperti telah disebutkan di atas, bagian penerima pun harus memiliki deteksi frekuensi yang sama dengan frekuensi yang dipancarkan oleh rangkaian NE 555. Untuk mempermudah proses tunning, maka R1 pada bagian penerima adalah variabel resistor. Sedangkan pada bagian pemancar adalah bernilai tetap. Ketika rangkaian telah siap, maka supaya sistem dapat bekerja dengan baik, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan tunning, dengan cara bagian pemancar dihidupkan terus menerus, sedangkan R1 pada bagian penerima diatur nilainya sampai dapat mendeteksi sinyal pemancar dapat diketahui dengan reaksi relay yang berbunyi klik. Universitas Sumatera Utara 32 Gbr 2.1.7 b Rangkaian Penerima Infra Merah

2.1.8 Buzzer