Isolasi Karakterisasi Khamir Lokal Penghasil Biosurfaktan
ISOL,ASI DAN KARAICTERISASI ICHAMIR LOIUL
13ENGHASIL BIOSURFAICTAN
Oleh
PURWOICO
TIP 94283
Tesis
sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Magister Sains
pada
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
1998
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
RINGKASAN
PURWOKO. Isolasi dan Karakterisasi Khamir Lokal Penghasil Biosurfaktan. (Di bawah
bimbingan ABDUL AZIZ DARWIS sebagai ketua, DJUMALI MANGUN WIDJAJA dan
ANAS MIFTAH FAUZI, sebagai anggota).
Biosurfaktan adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroba yang memiliki
sifat aktif permukaan. Biosurfaktan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan surfaktan
sintetis, yaitu bersifat biodegmczble, tidak beracun dan struktur kimianya lebih beragam.
Biosurfalctan memiliki fungsi yang luas yaitu aktif permukaan, pengemulsi, pembasahan,
pelan~tandan penunlnan kekentalan. Penggunaan biosurfaktan pada berbagai industri
antara lain adalah penambangan minyak bumi, industri kosmetik, malcanan dan minuman,
tekstil, kertas, pestisida dan pupuk.
Tujuan penelitian ini ialah mendapatkan isolat khamir lokal penghasil biosurfaktan
dari tanah tercemar minyak, melakukan
karakterisasi isolat dan menguji kemampuan
beberapa isolat terpilih untuk memproduksi biosurfaktan dengan menggunakan sumber
karbon glukosa dan minyak kelapa sawit atau CPO.
Isolasi khamir dilakukan menggunakan medium selektif metode Tabuchi et nl.
(1981), menghasilkan 65 isolat yaitu terdiri dari 29 isolat berasal dari tanah tercemar
minyalc b~ullli(kerosen) dan 36 isolat dari tanah tercemar minyak nabati (minyak kelapa
sawit). Khamir penghasil biosurfaktan diseleksi berdasarkan lcemampuannya menunlnkan
tegangan pelnlukaan cairan fermentasi (brotlz). Cairan fermentasi yang memiliki tega~lgan
permukaan lebih rendah dari pada sebelum fermentasi dianggap sebagai isolat penghasil
biosurfaktan. Proses ini menghasilltan sembilan isolat khamir yang positif penghasil
biosurfaktan, yang terdiri dari 4 isolat dari tanah tercemar minyak bumi dan 5 isolat dari
tanah tercemar minyak nabati. Isolat dari tanah tercemar minyak bumi diberi sandi Mb5,
Mb17, Mb18 dan Mb22 dan mampu menurunkan nilai tegangan permultaan masingmasing 35,30, 31,00, 31,60 dan 35,60 dynelcm. Sedangkan 5 isolat dari tanah tercemar
minyak nabati dengan sandi
Mn7, Mn13, Mn14, Mn19 dan Mn30 dan mampu
menurunkan nilai tegangan permukaan masing-masing 29,00, 30,50, 32,00, 36,50 dan
33,OO dyne/cm.
Nilai tegangan permukaan medium sebelum fermentasi berlangsung
sebesar 48,OO dynelcm.
Pengujian terhadap produksi biosurfaktan oleh isolat positif penghasil biosurfaktan
dalam erlenmeyer 300 ml pada medium basal yang ditambah glukosa dan CPO,
menghasilkan dua isolat terpilih, yaitu Mb5 yang menghasilkan 14,56 gll dan Mn19 yang
menghasilkan biosurfaktan 32,17 gll. Sebagai pembanding Cnnclicln bombicoln JCM 9596
pada medium yang sama yang menghasilkan biosurfaktan sebesar 11,88 g/l.
Produksi biosurfaktan oleh isolat Mn19 dalam fermentor 2 liter pada medium yang
sama menghasilkan biosurfaktan tertinggi, yaitu 31,90 g/l pada hari ke-7. Pada kondisi.
yang sama isolat Mb5 dan C. bombicoln JCM 9596 masing-masing menghasilkan 17,32 gll
dan 9,88 gll.
13ENGHASIL BIOSURFAICTAN
Oleh
PURWOICO
TIP 94283
Tesis
sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Magister Sains
pada
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
1998
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
RINGKASAN
PURWOKO. Isolasi dan Karakterisasi Khamir Lokal Penghasil Biosurfaktan. (Di bawah
bimbingan ABDUL AZIZ DARWIS sebagai ketua, DJUMALI MANGUN WIDJAJA dan
ANAS MIFTAH FAUZI, sebagai anggota).
Biosurfaktan adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroba yang memiliki
sifat aktif permukaan. Biosurfaktan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan surfaktan
sintetis, yaitu bersifat biodegmczble, tidak beracun dan struktur kimianya lebih beragam.
Biosurfalctan memiliki fungsi yang luas yaitu aktif permukaan, pengemulsi, pembasahan,
pelan~tandan penunlnan kekentalan. Penggunaan biosurfaktan pada berbagai industri
antara lain adalah penambangan minyak bumi, industri kosmetik, malcanan dan minuman,
tekstil, kertas, pestisida dan pupuk.
Tujuan penelitian ini ialah mendapatkan isolat khamir lokal penghasil biosurfaktan
dari tanah tercemar minyak, melakukan
karakterisasi isolat dan menguji kemampuan
beberapa isolat terpilih untuk memproduksi biosurfaktan dengan menggunakan sumber
karbon glukosa dan minyak kelapa sawit atau CPO.
Isolasi khamir dilakukan menggunakan medium selektif metode Tabuchi et nl.
(1981), menghasilkan 65 isolat yaitu terdiri dari 29 isolat berasal dari tanah tercemar
minyalc b~ullli(kerosen) dan 36 isolat dari tanah tercemar minyak nabati (minyak kelapa
sawit). Khamir penghasil biosurfaktan diseleksi berdasarkan lcemampuannya menunlnkan
tegangan pelnlukaan cairan fermentasi (brotlz). Cairan fermentasi yang memiliki tega~lgan
permukaan lebih rendah dari pada sebelum fermentasi dianggap sebagai isolat penghasil
biosurfaktan. Proses ini menghasilltan sembilan isolat khamir yang positif penghasil
biosurfaktan, yang terdiri dari 4 isolat dari tanah tercemar minyak bumi dan 5 isolat dari
tanah tercemar minyak nabati. Isolat dari tanah tercemar minyak bumi diberi sandi Mb5,
Mb17, Mb18 dan Mb22 dan mampu menurunkan nilai tegangan permultaan masingmasing 35,30, 31,00, 31,60 dan 35,60 dynelcm. Sedangkan 5 isolat dari tanah tercemar
minyak nabati dengan sandi
Mn7, Mn13, Mn14, Mn19 dan Mn30 dan mampu
menurunkan nilai tegangan permukaan masing-masing 29,00, 30,50, 32,00, 36,50 dan
33,OO dyne/cm.
Nilai tegangan permukaan medium sebelum fermentasi berlangsung
sebesar 48,OO dynelcm.
Pengujian terhadap produksi biosurfaktan oleh isolat positif penghasil biosurfaktan
dalam erlenmeyer 300 ml pada medium basal yang ditambah glukosa dan CPO,
menghasilkan dua isolat terpilih, yaitu Mb5 yang menghasilkan 14,56 gll dan Mn19 yang
menghasilkan biosurfaktan 32,17 gll. Sebagai pembanding Cnnclicln bombicoln JCM 9596
pada medium yang sama yang menghasilkan biosurfaktan sebesar 11,88 g/l.
Produksi biosurfaktan oleh isolat Mn19 dalam fermentor 2 liter pada medium yang
sama menghasilkan biosurfaktan tertinggi, yaitu 31,90 g/l pada hari ke-7. Pada kondisi.
yang sama isolat Mb5 dan C. bombicoln JCM 9596 masing-masing menghasilkan 17,32 gll
dan 9,88 gll.