GAMBAR DETAIL Bagian Bahan Ajar Diklat Kompetensi bagi Guru SMK

Diklat Teknis bagi Guru SMK I. Putu Pawitra Merancang Gambar Susunan dan Detail 8

C. GAMBAR DETAIL Bagian

Gambar bagian adalah gambar dari setiap komponen yang akan dibuat dibeli, bagian dari suatu gambar susunan atau suatu konstruksi. Satu gambar bagian sebaiknya digambar dalam satu lembar kertas kecuali :  Jika dua komponen atau lebih harus dikerjakan dalam satu mesin atau berpasangan, antara lain punch and die.  Beberapa komponen yang disambung dengan pengelasan dan hasilnya dianggap menjadi satu bagian. Informasi yang perlu disampaikan pada gambar bagian yang akan dibentuk dengan pemesinan, yaitu :  Skala, sejelas mungkin, gambar sama dengan benda kerja, 1:1; gambar diperbesar; 2:1; 5:1; 10:1; gambar diperkecil; 1:2; 1:5; 1:10; 1:20; 1:50.  Proyeksi jumlahnya menurut kejelasan gambar dalam pandangan orang teknik.  Pemberian ukuran yang perlu untuk pengerjaan.  Toleransi linier  Kondisi permukaan, sekasar mungkin tetapi masih memenuhi fungsinya.  Jika diperlukan, toleransi geometri. Gambar 2.3. Contoh gambar kerja satu pandangan Diklat Teknis bagi Guru SMK I. Putu Pawitra Merancang Gambar Susunan dan Detail 9 Gambar 2.4. Contoh Gambar Kerja Dua Pandangan Diklat Teknis bagi Guru SMK I. Putu Pawitra Merancang Gambar Susunan dan Detail 10 Komponen standar atau komponen yang akan dibeli seperti baut tidak perlu digambar, kecuali jika komponen tersebut akan diubah dimodifikasi, bagian yang dimodifikasi tersebut harus digambarkan untuk keperluan pengerjaan modifikasi, sedangkan bentuk aslinya digambarkan dengan garis rantai titik ganda tipis. Gambar 2.5. Contoh Bagian Standar yang Dimodifikasi Untuk menggambar detail biasanya bendanya diproyeksikan secara orthogonal pada tiap – tiap bidang proyeksi untuk memperlihatkan benda tersebut pada bidang dua dimensi dengan menggabungkan gambar –gambar proyeksi tersebut dapatlah diperoleh gambaran jelas dari benda yang dimaksud. Menurut ISO, gambar dua dimensi yang standar ialah metode proyeksi sudut pertama first angle projectionproyeksi eropametode e dan metode proyeksi sudut ketiga third angle projectionproyeksi amerikametode a, penggunaan kedua cara ini tergantung dari kebiasaan masing-masing perusahaan. Jika hasil – hasil gambar proyeksi sudut pertama dan proyeksi sudut ketiga dibandingkan, maka akan terlihat bahwa gambar yang satu merupakan kebalikannya gambar yang lain, dilihat dari segi susunannya. Gambar 2.6. lambang metode e Diklat Teknis bagi Guru SMK I. Putu Pawitra Merancang Gambar Susunan dan Detail 11 Gambar 2.7. Proses metode e Lambang untuk metode a, biasanya disimpan pada bagian bawah dari ruang gambar atau pada kepala gambar. Gambar 2.8. lambang metode a Gambar 2.9. Proses metode a Diklat Teknis bagi Guru SMK I. Putu Pawitra Merancang Gambar Susunan dan Detail 12

D. PENYAJIAN PADA GAMBAR KERJA  Pemilihan pandangan