E.2. Fungsi Perjanjian
Fungsi utama perjanjian adalah untuk memberikan kepastian tentang mengikatnya suatu perjanjian antara para pihak, sehingga prinsip-
prinsip itikad baik dalam sistem hukum hanya dapat diberlakukan jika perjanjian sudah memenuhinya syarat sahnya perjanjian.
Fungsi perjanjian dapat dibedakan menjadi 2 dua macam yaitu :
a. Fungsi yuridis.
Funsi yuridis perjanjian adalah untuk dapat memberikan kepastian hukum para pihak.
b. Fungsi ekonomis.
Fungsi ekonomis perjanjian adalah untuk menggerakkan hak milik sumber daya dari nilai penggunaanya yang lebih rendah menjadi
nilai yang lebih tinggi.
F. Definisi Perjanjian Jual Beli
Menurut Pasal 1457 KUHPerdata, jual beli adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikat dirinya untuk
menyerahkan hak milik atas suatu barang dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. Penyerahan menurut Pasal 1475
KUHPerdata adalah penyerahan barang oleh penjual ke arah kekuasaan dan pemegangan pihak pembeli.
Jual beli adalah suatu perjanjian konsensuil artinya ia sudah dilahirkan sebagai suatu perjanjian yang sah mengikat atau mempunyai
kekuatan hukum pada detik tercapainya sepakat antara penjual dan pembeli mengenai unsur-unsur yang pokok yaitu barang dan harga,
biarpun jual beli itu mengenai barang yang tak bergerak. Menurut Burgelijk Wetboek BW perjanjian jual beli adalah
suatu perjanjian timbal balik dalam mana pihak yang satu penjual berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang, sedangkan
pihak yang lainnya pembeli berjanji untuk membayar harga yang terdiri dari sejumlah uang sebagai imbalan dari perolehan hak milik
tersebut
21
. Perjanjian jual beli mempunyai dua kewajiban yaitu : a.
Kewajiban pihak penjual menyerahkan barang yang dijual kepada pembeli.
b. Kewajiban pihak pembeli membayar harga barang yang dibeli kepada
penjual.
G. Wanprestasi
Wanprestasi berasal dari bahasa Belanda wanprestatie artinya tidak memenuhi kewajiban yang telah ditetapkan dalam perikatan, baik
yang timbul perjanjian maupun perikatan yang timbul karena Undang- undang. Suatu perjanjian lahir pada detik tercapainya kesepakatan atau
21
Subekti, Aneka Perjanjian, Cet. 10, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1995, hlm. 1.
persetujuan kedua belah pihak mengenai apa yang menjadi obyek perjanjian.
Mengenai pengertian prestasi dalam KUHPerdata diatur dalam Pasal 1234 KUHPerdata
22
yaitu berupa : 1.
Memberikan sesuatu. 2.
Berbuat sesuatu. 3.
Tidak berbuat sesuatu.
Apabila si yang berkewajiban tidak melakukan apa yang dijanjikannya, maka pihak yang melakukan wanprestasi atau ingkar janji
sesuai dengan Pasal 1243 KUHPerdata yang berbunyi, penggantian biaya, rugi dan bunga karena tak dipenuhinya suatu perikatan. Barulah
mulai diwajibkan, apabila siberutang, setelah dinyatakan lalai memenuhi perikatannya, tetap melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus diberikan
atau dibuat tenggang waktu yang telah dilampaukannya. Wanprestasi seseorang debitur dapat berupa empat macam
23
: 1. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan.
2. Melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak sebagaimana dijanjikan.
3. Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat.
22
Indonesia. Kitab Undangāundang Hukum Perdata, Cet. 1 Jogyakarta: Pustaka Yustisia,
2008, hlm. 302.
23
Subekti, Op. Cit, hlm. 45.
4. Melakukan apa yang menurut yang dijanjikan tidak boleh dilakukannya.
Hukuman bagi yang Wanprestasi atau Hak-hak kreditur atas wanprestasi :
1. Hak menuntut pemenuhan perikatan. 2. Hak menuntut pembatalan perikatan.
3. Hak menuntut ganti rugi. 4. Hak menuntut pemenuhan perikatan dan ganti rugi.
5. Hak menuntut pembatalan perikatan dan ganti rugi. Sementara itu, dengan wanprestasi yang dimaksudkan adalah
tidak dilaksanakannya prestasi atau kewajiban sebagaimana mestinya yang dibebankan oleh kontrak terhadap pihak-pihak tertentu seperti yang
disebutkan dalam kontrak yang bersangkutan. Tindakan wanprestasi membawa konsekuensi terhadap timbulnya hak pihak yang dirugikan
untuk menuntut pihak yang melakukan wanprestasi untuk melakukan pemenuhan prestasi, sehingga oleh hukum diharapkan agar tidak ada satu
pun pihak yang dirugikan karena prestasi tersebut. Ada berbagai macam bagi para pihak yang tidak memenuhi
prestasinya. Macam-macam wanprestasi tersebut adalah sebagai berikut : a. Wanprestasi berupa tidak memenuhi prestasi.
b. Wanprestasi berupa terlambat memenuhi prestasi. c. Wanprestasi berupa tidak sempurna memenuhi prestasi.
H. Risiko Dalam Hukum Perjanjian