Tinjauan Pustaka LANDASAN TEORI

17

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Berat Badan Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran masa hidup. Menurut Wijayanti 2006, peningkatan berat badan terjadi jika makanan sehari-harinya mengandung energi yang melebihi kebutuhan yang bersangkutan positive energi balance. Berat badan seseorang sering mengalami perubahan. Perubahan berat badan tersebut ada banyak faktor yang mempengaruhi. 2. Faktor-faktor yang menentukan peningkatan berat badan seseorang : Adapun faktor-faktor yang dapat meningkatkan berat badan seseorang menurut Wijayanti 2006 adalah : a. Herediter Kencenderungan menjadi gemuk pada keluarga tertentu telah lama diketahui. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan keluarga makan banyak dan berkali-kali tiap harinya. Dengan demikian masukan energi tiap harinya melebihi kebutuhannya. b. Bangsa atau suku Pada bangsa atau suku tertentu kadang-kadang terlihat lebih banyak anggota-anggotanya yang menderita obesitas. Dalam hal ini sukar untuk 18 menentukan faktor yang lebih menonjol. Keturunan atau latar belakang kebudayaan seperti biasa makan makanan yang mengandung banyak energi, tidak berolah raga dan sebagainya. c. Gangguan emosi Gangguan emosi merupakan sebab terpenting obesitas pada remaja. Pada anak yang bersedih hati dan memisahkan diri dari lingkungannya timbul rasa lapar yang berlebihan sebagai kompensasi terhadap masalahnya. Adanya kebiasaan makanan yang terlampau banyak akan menghilang dengan menyembuhnya gangguan emosi yang dideritanya. d. Fisiologi Energi yang dikeluarkan menurun dengan bertambahnya usia dan ini sering meningkatkan berat badan pada usia pertengahan. e. Gangguan Hormon Gangguan hormon hipotyroid dapat mempengaruhi peningkatan berat badan atau kecenderungan untuk meningkatkan berat badan. f. Aktivitas fisik Peningkatan berat badan dapat disebabkan asupan energi yang melebihi kebutuhan tubuh yang biasanya dialami oleh orang yang kurang olahraga atau kurang aktivitas fisik. Hal ini menyebabkan energi yang masuk kedalam tubuh tidak dibakar atau digunakan yang kemudian disimpan dalam bentuk lemak. Adapun faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi perubahan berat badan. 19 3. Faktor-faktor pendukung terjadinya perubahan berat badan menurut BKKBN 2001. Selain faktor utama, adapun faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi perubahan berat badan diantaranya adalah : a. Pola makan Pola makan dapat dikendalikan dengan memilih responden yang mempunyai pola makan yang teratur karena efek dari hormon progesteron disini dapat meningkatkan nafsu makan. b. Umur Usia 20-35 tahun adalah usia yang lebih aman dari resiko kematian maternal, sehingga mengatur kehamilan pada usia tersebut dengan kontrasepsi adalah mengurangi resiko kematian maternal pada bayi dan anak. Terbukti bahwa jarak kehamilan kurang dari 2 tahun akan meningkatkan kematian bayinya. Disamping itu wanita yang melahirkan pada usia dibawah 18 tahun cenderung prematur dan meninggal dunia. Dengan demikian program KB secara langsung maupun tidak langsung dengan kelangsungan hidup ibu, bayi, dan anak. Selain faktor- faktor yang dapat meningkatkan berat badan adapun usaha-usaha untuk mengurangi berat badan. 4. Usaha untuk mengurangi tinggiya berat badan Adapun usaha – usaha yang dilakukan untuk mengurangi berat badan menurut Nurahmah 2007 adalah olahraga, mengkonsumsi serat makanan, 20 mengurangi konsumsi lemak, lebih banyak mengkonsumsi protein, perubahan perilaku. 5. Keluarga Berencana a. Pengertian KB adalah usaha untuk menghentikan terjadinya kehamilan Prawirohardjo,2002. KB suntik adalah suatu alat kontrasepsi hormonal yang cara penggunaannya disuntikkan secara intra muscular IM Saifudin,2003 b. Jenis KB suntik Jenis KB suntik golongan progestin menurut Saifudin 2003 adalah sebagai berikut : 1 Depo Medroksi Progesteron Asetat DMPA mengandung 150 mg DMPA diberikan 3 bulan sekali dengan cara disuntik intramuscular di daerah bokong 2 Depo noretisteron Depo Noristerat yang mengandung 200mg noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuscular c. Cara kerja KB suntik menurut Saifudin 2003 Cara kerja KB suntik diantaranya adalah : menekan ovulasi, mengentalkan lendir servik sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi dan menghambat transportasi gamet oleh tuba. 21 d. Efek samping KB suntik KB suntik mempunyai bebarapa efek samping menurut Depkes RI 1999 diantaranya adalah : 1 Gangguan haid Adapun gangguan haid antara lain : amenorrhea, spoting, perdarahan diluar siklus haid dan perdarahan haid yang lebih lama dan atau lebih banyak dari pada biasanya. Hal ini terjadi karena ketidakseimbangan hormone sehingga endometrium mengalami perubahan histology. Keadaan amenorhoe disebabkan atropi endometrium. 2 Depresi Perasaan lesu atau tidak bersemangat dalam kerja dan kehidupan sehari- hari. Penyebabnya diperkirakan dengan adanya hormon progesteron terutama yang berisi 19 norsteroid menyebabkan kurangnya vitamin B6 di dalam tubuh dan adanya retensi air dan garam. 3 Keputihan Keluarnya cairan berwarna putih dari dalam vagina. Penyebabnya oleh karena efek progesterone merubah flora pH vagina sehingga jamur mudah tumbuh di dalam vagina dan menimbulkan keputihan. 4 Jerawat Hal ini disebabkan karena kandungan progestin terutama 19-norprogestin menyebabkan peningkatan kadar lemak. 22 5 Rambut rontok Rambut rontok selama pemakaian suntikan atau bisa sampai sesudah penghentian suntikan. Hal ini disebabkan karena progesterone terutama 19-noreprogestin dapat mempengaruhi folikel rambut sehingga timbul kerontokan rambut. 6 Perubahan berat badan Pada umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama Hartanto,2004. Penyebabnya belum jelas kemungkinan disebabkan karena hormone progesterone mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak sehingga lemak dibawah kulit bertambah, selain itu hormone progesterone menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktivitas fisik akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan perubahan berat badan. 7 Mual dan muntah Rasa mual sampai muntah terjadi pada bulan-bulan pertama pemakaian suntikan. Ini terjadi karena reaksi tubuh terhadap hormone progesterone yang mempengaruhi produksi asam lambung. 8 Perubahan libido Peruhan libido terjadi karena efek progesterone terutama yang berisi 19- noresteroid menyebabkan keadaan vagina kering, namun demikian faktor psikis juga berpengaruh dalam hal ini. KB suntik juga 23 berpengaruh terhadap perubahan berat badan seseorang yang memakainya. 6. Pengaruh KB suntik terhadap perubahan berat badan Menurut para ahli DMPA KB suntik mempengaruhi adanya perubahan berat badan. Pengaruh KB suntik terhadap perubahan berat badan yaitu bahwa kandungan hormone progesterone dalam bentuk hormone sintetis Depo Medroksi Progesteron Asetat DMPA mempermudah metabolisme perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak sehingga lemak dibawah kulit bertambah dan menurunkan aktivitas fisik. Selain itu hormone Progesteron DMPA juga merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan nafsu makan bertambah sehingga akseptor makan lebih banyak dari biasanya. Akibatnya pemakaian kontrasepsi dapat menyebabkan perubahan berat badan diantaranya terjadi kenaikan berat badan. Prawirohardjo,2002 Kegemukan yang terjadi pada akseptor KB suntik DMPA pada dasarnya dikarenakan hormone progesterone yang dapat menyebabkan nafsu makan bertambah apabila dosis yang tinggi dan berlebihan karena menurut para ahli DMPA merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya Hartanto, 2004. 24 7. Perubahan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1996, perubahan mengandung dua arti yaitu perubahan dalam arti kata benda dan dalam arti manajemen. Dalam arti kata benda perubahan dapat berarti hal atau keadaan berubah, peralihan atau pertukaran. Sedangkan dalam arti manajemen perubahan adalah keadaan aktifa tetap yang tidak menambah jumlah jasa. 25

B. Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Profil Lipid Pada Pemakaian KB Depo Medroksi Progesteron Asetat Selama 1 Tahun

5 95 68

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA) DENGAN KEJADIAN Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik DMPA dengan Kejadian Metroragia pada Akseptor KB Suntik diPuskesmas Kartasuro Kabupaten Sukoharjo.

0 0 14

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 3 BULAN DEPO PROGESTIN DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 3 BULAN DEPO PROGESTIN DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA PESERTA KB DI PUSKESMAS KLEGO II KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERUBAHAN POLA MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOKARAJA I PURWOKERTO

0 0 6

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DMPA DI BPS PIPIN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2008

0 0 15

HUBUNGAN KEAKTIFAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI BPS SURATNI BANTUL NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN KEAKTIFAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI BPS SURATNI BANTUL - DIGILIB UNISAYOG

0 1 10

Hubungan Lama Pemakaian KB Suntik DMPA (Depo Medroaksi Progesteron Asetat) dengan Perubahan Tekanan Darah pada Akseptor KB Suntik DMPA di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 16

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR SUNTIK DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI (BPM) SUGIYATI KAJORAN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN P

0 0 13

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK DMPA DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Lama Pemakaian KB Suntik DMPA Dengan Peningkatan Berat Badan Pada Akseptor di Puskesmas Merg

0 0 11

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DEPO MEDROXSI PROGESTERON ASETAT (DMPA) DENGAN KEJADIAN PENINGKATAN BERAT BADAN DI BPS ISTRI UTAMI SLEMAN

0 0 11