POLA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA BANJAR DAN DAYAK DI KECAMATAN LOKSADO

POLA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA BANJAR
DAN DAYAK DI KECAMATAN LOKSADO

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

NAJMAH
201110040311116

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan segala yang
penulis butuhkan, dan juga membuat penulis dapat menuntut ilmu hingga jenjang perguruan
tinggi (S1). Dengan karunia dan hidayah serta anugrahnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pola Komunikasi Antar Budaya
Masyarakat Suku Banjar Dengan Masyarakat Suku Dayak”.
Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ayahanda H.Zeed Abdul
Gawi tercinta dan Ibunda Hj.Ajang Kartini yang kusayangi yang telah mencurahkan segenap
cinta dan kasih sayang serta perhatian moril maupun materil. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat, kesehatan, karunia dan keberkahan di dunia dan di akhirat atas budi
baik yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala,
namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT
sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Dr. Muslimin Machmud,
M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku pembimbing II
yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada
penulis selama menyusun skripsi. Ucapan terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya
penulis sampaikan pula kepada yang terhormat :
1. Bapak Drs. Fauzan, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang
2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
3. Bapak Dr. Sugeng Winarno S.Sos. M.A sebagai Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

4. Bapak Dr. Farid Rusman, M.Si selaku Dosen Wali
5. Semua Staff, Karyawan, dan Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah
Malang yang memberikan pengetahuan yang tak terbatas.
6. Kakak Nailah yang selalu sabar serta memberikan perhatian dan semua keluarga yang
terus memberikan dukungan.
7. H. Haris Fadhillah S.H yang selalu memberikan semangat serta masukan untuk
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
8. Diny Atika Istiqomah, Alfa Radhiya Ramadhani dan Dwirestra Widyaningtyas
sebagai teman dekat selama perkuliahan serta Teman-teman satu jurusan yang telah

banyak

membantu dan selalu memberikan dukungan yang besar dalam proses

penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan skripsi ini, oleh
karena itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak untuk perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi pembaca.
Malang, 21 Maret 2016


Najmah

DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………….
Lembar Pengesahan……………………………………………………….
Kata Pengantar……………………………………………………………
Abstrak……………………………………………………………………
Daftar Isi………………………………………………………………….
Daftar Gambar …………………………………………………………....
Daftar Lampiran…………………………………………………………..
BAB I

i
ii
iii
v
vi
viii

ix

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………. 6
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………….. 6
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………… 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pola Komunikasi……………………………………………..

8

2.1.1 Definisi Pola Komunikasi………………………….

8

2.2 Konsep Dasar Komunikasi……………..……………………. 13

2.3 Komunikasi Interpersonal…...…………………………….....

17

2.4 Komunikasi Antar Budaya…………………………………..

18

2.4.1 Fungsi Komunikasi Antar Budaya…………………

19

2.4.2 Hakekat Komunikasi Antar Budaya………..……… 21
2.4.3 Tujuan Komunikasi Antar Budaya…………………

22

2.5 Komponen Komunikasi………………………………….…... 22
2.6 Teori Komunikasi Antar Budaya……………………………..


23

2.7 Konsep Etnisitas……………………………………………… 34
BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian………………………………………..

38

3.2 Tipe Penelitian……………………………………………….. 38
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian………………………………...

39

3.4 Subjek Penelitian…………………………………………….. 39
3.5 Fokus Penelitian……………………………………………… 40
3.6 Teknik Pengumpulan Data…………………………………… 40
3.7 Teknik Analisis Data…………………………………………. 41


3.8 Keabsahan Data………………………………………………. 42
BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
4.1 Letak Geografis………………………………………………. 44
4.2 Gambaran Umum Masyarakat Suku Banjar
dengan Suku Dayak....................................................................... 45
4.2.1 Masyarakat Suku Banjar............................................ 45
4.2.2 Masyarakat Suku Dayak............................................ 49
4.2.3 Persaudaraan Suku Banjar dengan Suku Dayak........ 55

BAB V

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
5.1 Penyajian Data Penelitian………………………...………….. 60
5.1.1 Profil Subyek Penelitian…………………………… 60
5.1.2 Pembahasan Pola Komunikasi Antar Budaya Banjar
Dan Dayak Di Kecamatan Loksado.................................... 62
5.1.3 Pola Komunikasi Antar Budaya Banjar Dan
Dayak Di Kecamatan Loksado............................................ 71


BAB VI

PENUTUP
6.1 Kesimpulan…………………………………………………… 105
6.2 Saran…………………………………………………………. 107

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Draft wawancara
Lampiran 2 : Gambar saat penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, 2011. Ilmu Komunikasi. Bandung : CV.Yrama Widya
Faisal, Sanapiah, 1990. Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasi. Malang: Yayasan
Asah Asih Asuh (YA3 Malang).

Jalaludin, Rachmat. 2012. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Jalaludin, Rachmat. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Iriantara, Yosal. 2005. Media Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Kriyantono, rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Putra Grafika
Koentjaraningrat, 2005, Pengantar Antropologi 1, Jakarta: Rineka Cipta
Moleong, lexi J. 2002. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Muslimin. 2004. Hubungan Masyarakat dan Konsep Kepribadian. Malang: UMM Press
Muslimin. M. 2011. Komunikasi Tradisonal; pesan kearifan lokal masyarakat sulawesi
selatan melalui berbagai media warisan. Yogyakarta Buku Litera
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung : Remaja. Rosdakarya.
Liliweri, Alo. 2004. Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Peter L. Berger, 1992. Tafsir Sosial atas Kenyataan: Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan
(diterjemahkan dari buku asli The Social Construction of Reality oleh Hasan Basari).
Jakarta : LP3ES
Purwasito, Andrik. 2003. Komunikasi Multikultural. Cetakan Ke-1. Surakarta: University.
Sugiyono. 2005. Memahami penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.
Soerjono Soekanto, 2006, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada
T.K. Oommen., 2009. Kewarganegaraan, Kebangsaan, dan Etnisitas: Mendamaikan
Persaingan Identitas Bantul: Kreasi Wacana


Web :
Wikipedia, Komunikasi Antarbudaya. https://id.wikipedia.org Diakses pada tanggal
20 Mei 2015
Aranditio, Paper : Uncertainty Reduction Theory ( Charles Berger & Richard
Calabrese - 1975 ). http://aranditio94.blogspot.co.id/ Diakses pada tanggal 26 Mei 2015
Marsilia, Sella., 2013., PENGARUH TINGKAT KETIDAKPASTIAN TERHADAP
TINGKAT RESIPROSITAS
(Studi Ekspalanatif Tentang Pengaruh Tingkat Ketidakpastian Calon Pelanggan Tentang
Layanan Pascabayar Terhadap Tingkat Rsiprositas Antara Calon Pelanggan Dan Customer
Relation Officer Indosat). http://e-journal.uajy.ac.id/4626/ Diakses pada tanggal 26 Mei 2015
Wikipedia., Kabupaten Hulu Sungai Selatan. https://id.wikipedia.org Diakses pada
tanggal 20 November 2015
Wikipedia., Persaudaraan Suku Banjar dengan Suku Dayak. https://id.wikipedia.org
Diakses pada tanggal 20 November 2015
Wikipedia., Suku Banjar. https://id.wikipedia.org Diakses pada tanggal 20 November
2015
http://www.travelesia.co/2015/03/mengenal-suku-dayak.html Diakses pada tanggal 20
November 2015
http://repository.unhas.ac.id:4001/digilib/files/disk1/408/--yiskamardo-20396-1-15yiska-).pdf Diakses pada tanggal 4 April 2016

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18907/1/MUCHAMMAD%
20ARIEF%20SIGIT%20MUTTAQIEN-FDK.pdf Diakses pada tanggal 4 April 2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling
berkomunikasi. Manusia juga pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam
hidup, yaitu sebagai makhluk pribadi dan sosial. Sebagai mahkluk pribadi, manusia
mempunyai beberapa tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai, dimana masingmasing individu memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda dengan individu
lainnya. Sedangkan sebagai mahkluk sosial, individu selalu ingin berinteraksi dan
hidup dinamis bersama orang lain.
Dalam berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. individu memiliki
tujuan, kepentingan, cara bergaul, pengetahuan ataupun suatu kebutuhan yang
tidak sama antara satu dengan yang lainnya dan semua itu harus dicapai untuk
dapat melangsungkan kehidupan.
Komunikasi memiliki fungsi tidak hanya sebagai pertukaran informasi dan
pesan tapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data,
fakta dan ide. Agar komunikasi berlangsung efektif dan informasi yang
disampaikan oleh komunikator dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh
komunikan, maka seorang komunikator perlu menetapkan pola komunikasi yang
baik pula.
Dalam kehidupan sehari-hari, tidak perduli dimana kita berada, kita selalu
berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang-orang tertentu yang berasal dari

1

kelompok, ras, etnik atau budaya lain. berinteraksi atau berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbeda kebudayaan merupakan pengalaman baru yang selalu
kita hadapi. Berkomunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat popular
dan

pasti

dijalankan

dalam

pergaulan

manusia.

Aksioma

komunikasi

mengatakan:”manusia selalu berkomunikasi, manusia tidak dapat menghindari
komunikasi.”
Dalam kehidupan sehari-hari sebagian besar dari seluruh waktu kita dipakai
untuk berkomunikasi, untuk itu kita akan merasa betapa pentingnya komunikasi
untuk dipelajari. Agar kita dapat berkomunikasi dengan efektif, sehingga tidak
terjadi kesalahpahaman.
Berikut beberapa contoh kasus yang disebabkan komunikasi yang tidak
efektif adalah adanya perceraian, permusuhan, bunuh diri, keretakan hubungan
orang tua dan anak, bahkan sampai terjadi konflik antar suku budaya.
Sebuah fakta sosial yang harus kita terima adalah tentang kemajemukan
yang ada pada kehidupan manusia. Yaitu bahwa manusia dapat dibedakan
berdasarkan suku, agama, ras. Bahkan terhadap individu pun dapat pula dibedakan
dalam hal pemikiran atau dalam persepsi tertentu.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks,
abstrak dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia.
Hubungan antar budaya dan komunikasi sangat penting dipahami untuk
memahami komunikasi antar budaya, oleh karena itu melalui pengaruh budayalah

2

orang-orang belajar berkomunikasi. Misalnya seorang yang berasal dari Jawa,
Jakarta atau dari Medan belajar bekomunikasi. Seperti orang-orang jawa, orangorang betawi dan orang-orang Medan lainnya. Perilaku mereka dapat mengandung
makna, sebab perilaku mereka tersebut dipelajari dan diketahui dan perilaku itu
terikat oleh budaya. Orang-orang memandang mereka melalui kategori-kategori,
konsep-konsep dan label-label yang dihasilkan budaya mereka.
Komunikasi antar budaya pada dasarnya adalah komunikasi biasa. Hanya
yang membedakannya adalah latar belakang budaya yang berbeda dari orang-orang
yang melakukan komunikasi tersebut. Aspek-aspek budaya dalam komunikasi
seperti bahasa, isyarat, non verbal, sikap kepercayaan, watak, nilai, dan orientasi
pikiran akan lebih banyak ditemukan sebagai perbedaan besar yang sering kali
menyebabkan distorsi dalam komunikasi. Namun dalam masyarakat yang
bagaimanapun berbedanya kebudayaan, tetaplah akan terdapat kepentingankepentingan bersama untuk melakukan komunikasi.
Komunikasi yang terjadi dengan latar belakang budaya yang berbeda, tak
jarang menimbulkan kesalahpahaman demikian juga komunikasi yang terjadi antar
suku Banjar dan Dayak di Kecamatan Loksado.
Dari kisah yang ada Suku Banjar dan Dayak memiliki persaudaraan dan
persahabatan yang kuat. Banyak diceritakan tentang kerjasama kedua suku yang
ada di pulau Kalimantan dalam berjuang melawan penjajahan Belanda. Bahkan
beberapa Raja Banjar atau Sultan mempunyai istri dari suku dayak dan melahirkan
Raja Banjar atau Sultan berdarah Campuran Banjar dan Dayak. Contoh lainnya
Dalam melakukan perjuangan Pangeran Antasari dibantu kepala Suku Dayak Siang

3

Murung yang terkenal gagah dan Berani, yakni Tumenggung Surapati. Hubungan
antara Pangeran Antasari dan Tumenggung Surapati selain sama-sama berjuang
mengusir penjajah mereka berdua saudara ipar, sebab Pangeran Antarasari
Menikahi Nyai Fatimah adik dari Tumenggung Surapati.
Banyak cerita rakyat atau lisan dan hikayat tersebut yang belum sempat
digali dan dibukukan. Namun yang jelas tidak pernah ada konflik diantara kedua
suku terbesar di tanah Kalimantan ini. Tokoh-tokoh adat Dayak atau tokoh–tokoh
adat Banjar rata-rata punya persepsi yang sama tentang persaudaran diantara kedua
suku dan terkenal dengan istilah Badangsanak. Hal ini dapat dipahami bahwa
komunikasi sebagai proses akulturasi budaya masyarakat di Kalimantan ini
terinspirasi dari sering nampaknya fenomena-fenomena atau kejadian-kejadian
yang sering muncul dalam kehidupan bermasyarakat antara Suku Banjar dan Suku
Dayak. Dalam kehidupan bersama yang menghuni suatu wilayah, antara Suku
Banjar dengan masyarakat Suku Dayak kadang muncul kesalahpahaman. Dalam
kehidupan, hal ini adalah sesuatu yang wajar, dan biasa terjadi dalam kehidupan.
Perbedaan-perbedaan yang lahir dari kehidupan bersama tak bisa dihindarkan,
karena hal itu merupakan suatu anugerah dari sang pencipta kehidupan
Hidup bermasyarakat memaksa manusia untuk berkomunikasi baik dengan
anggota kelompok maupun dengan manusia di luar kelompok yang dinaunginya.
Komunikasi kelompok merupakan komunikasi di antara sejumlah orang. Dalam
kenyataannya, komunikasi kelompok bukanlah sekedar bertukar pesan melainkan
terjadi pula proses interaksi antarbudaya dari para anggota kelompok (baik in
group maupun out group) yang berbeda latar belakang kebudayaan. Termasuk

4

dalam pengertian konteks komunikasi kelompok adalah operasi komunikasi
antarbudaya di kalangan in group maupun antara anggota sebuah in group dengan
out group, atau bahkan antara berbagai kelompok (Liliweri, 2004:56).
Komunikasi adalah unsur penting dalam proses akulturasi , dimana proses
ini tidak sekedar mengamati keadaan sekitarnya tetapi juga berinteraksi didalamya.
Tentu saja melakukan komunikasi dengan budaya yang berbeda tidak semudah
yang kita banyangkan, karena perbedaan budaya menjadi batu sandungan untuk
membangun hubungan saling pengertian. Banyangkan jika hidup dalam satu
lingkungan bersama namun Suku Banjar atau Suku Dayak tidak berkomunikasi
yang berarti tidak ada interaksi dalam lingkungan tersebut, maka mereka akan
meanggap orang lain yang berbeda suku adalah orang yang asing dan berbahaya.
Suatu perbedaan background, karakteristik budaya menjadi kendala bagi
Suku Banjar dan Suku Dayak untuk menjalin hubungan-hubungan baik satu sama
lain. Dibutuhkan suatu tahap agar mendapatkan kesepahaman sikap dan pikiran
mereka. Dibutuhkan penyesuiaan diri atau adaptasi antara orang-orang yang berada
dalam satu lingkup dalam masyarakat.
Dari perbedaan budaya, ada banyak faktor yang dapat dilihat. Salah satunya
adalah kebiasaan-kebiasaan individu yang disebabkan oleh nilai-nilai dan tradisi
yang dibawanya. Hal tersebut kemudian akan berakibat pada terbentuknya suatu
pemikiran khusus mengenai kultur tertentu. Untuk memahami latarbelakang
budaya, ada beberapa faktor yang perlu dipahami sehubungan dengan kebudayaan
dalam konteks komunikasi. Hal ini meliputi pola berpikir masing-masing individu,

5

stereotipe, etnosentrisme, tradisi, nilai, dan norma, serta sistem religi (Purwasito,
2003:224-231).
Perbedaan-perbedaan yang ada apabila tidak ditangani dengan baik dan
benar maka kemungkinan akan menimbulkan hal negatif yang bisa memakan
banyak korban seperti terjadinya konflik antara etnik. Seperti contohnya Etnik
dayak dengan Madura yang terjadi di Kota Sampit yang memakan banyak korban
hanya gara-gara kesalahpahaman yang terjadi diantara kedua Etnik tersebut.
Asumsi dasarnya adalah komunikasi merupakan proses budaya. Artinya,
komunikasi yang ditujukan pada orang atau kelompok lain tak lain adalah sebuah
pertukaran

kebudayaan/percampuran/akulturasi.

Berangkat

dari

berbagai

pernyataan itu peneliti ingin lebih jauh meneliti tentang bagaimana Pola
Komunikasi Antar Budaya Banjar dan Dayak di Kecamatan Loksado. Karena dari
hikayat yang ada tentang kekerabatan yang sudah terjalin sejak dulu di antara
kedua suku apakah masih terjaga hingga sekarang dan peneliti ingin mengetahui
bagaimana bentuk komunikasi yang terjadi antara keduanya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti
menemukan rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu : bagaimana pola
komunikasi antar budaya Banjar dengan Dayak di Loksado?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
mendeskripsikan pola komunikasi antar budaya Banjar dengan Dayak di
Kecamatan Loksado.

6

1.4 Manfaat penelitian
a. Manfaat Akademis
Dari hasil penelitian ini dapat memperkaya refrensi terhadap penelitian yang
mengkaji mengenai komunikasi antar budaya. Selain itu juga dapat
memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang hubungan proses
adaptasi masyarakat suku Banjar dengan masyarakat suku Dayak.
b. Manfaat Praktis
Memberikan informasi mengenai perkembangan proses komunikasi antar
budaya pada masyarakat suku Banjar dengan masyarakat

suku Dayak di

Kalimantan. Sehingga hasil penelitian ini dapat membantu evaluasi komunikasi
antara budaya masyarakat suku Banjar dengan suku Dayak.

7