Hubungan Bobot Badan, Lingkar Skrotum dan Konsentrasi Spermatozoa

ABSTRACT
Relationship between body weight with scrotal circumference
and sperm concentration of garut rams
Iqbal.M, C.Sumantri dan R.I. Arifiantini
Selection of a qualified ram can be determined through an evaluation which
is conducted on his body and reproductive organs. The qualified ram condition is that
it has good and healthy reproductive organs. One of reproductive organs which is
easily visualized is testis. Testicular circumference is a parameter of semen
production to estimate spermatozoa’s capacity and fertility. Therefore, the study is
conducted to find out the correlation between ram testicular circumference and its
semen quality. The study was aims to examine the correlation between body weight
and testicular circumference as well as spermatozoa concentration on the garut ram.
Afterwards, the study also aimed to evaluate the performance of ram body and
reproductive organs based on breeding soundness evaluation. The result of the study
showed that the correlation between body weight and testicular circumference was
positive and highly significant (P 33

Lingkar
Skrotum
(> 14 bulan)
> 35


Motilitas (%)

Morfologi (%)

> 50

> 90

Satisfactory

> 30

>33

> 30

> 70

Questionable


< 30

< 33

< 30

< 70

Kelas

Excellent

Sumber : Bagley (1997)

Organ Reproduksi Domba Jantan
Organ kelamin domba jantan terdiri atas tiga komponen yaitu : (a) organ
kelamin primer yaitu testis, (b) kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap yaitu kelenjar
vesikularis, kelenjar prostat, kelenjar bulbourethralis (Cowper) dan saluran-saluran
terdiri atas epididymis serta duktus deferen, (c) alat kelamin luar yaitu penis (Bearden

et al., 2004).

6

Testis
Testis adalah sepasang organ reproduksi primer pada jantan yang berfungsi
memproduksi spermatozoa, sekresi hormon dan protein, serta cairan. Selain itu
diproduksi inhibin, esterogen, dan berbagai jenis protein yang berperan penting
dalam fungsi spermatozoa. Testis juga memproduksi cairan yang berasal dari tubuli
seminiferi yang berfungsi sebagai media untuk memfasilitasi pembuangan
spermatozoa dari testis. Cairan yang diproduksi testis atau cairan rete testis juga
merupakan hasil sintesis sel sertoli (Senger, 2005)
Testis berbeda dari ovarium dan tidak tetap berada dalam rongga tubuh. Testis
ditutupi dengan tunika vaginalis, jaringan serosa, yang merupakan perpanjangan dari
peritoneum. Seminiferus terbentuk dari cord sex primer yang mengandung sel-sel
germinal dan sel sertoli. Sel sertoli lebih besar dan lebih sedikit dari spermatogenia.
Sel sertoli dengan stimulasi FSH, dapat menghasilkan ikatan protein androgen dan
inhibin. Sel leydig dapat ditemukan di parenkim testis diantara jaringan seminiferus.
Dengan di stimulasi oleh LH, sel leydig memproduksi testosteron dan sebagian kecil
androgen. Testosteron dibutuhkan untuk perkembangan sifat kelamin sekunder dan

tingkah laku kawin normal serta berfungsi penting pada kelenjar aksesoris, produksi
spermatozoa dan perawatan sistem reproduksi jantan (Bearden et al., 2004).
Dalam keadaan normal kedua testis mempunyai ukuran yang sama dan dapat
bergerak bebas di dalam skrotum. Sekitar 60-90% dari jaringan testis ditempati oleh
tubuli seminiferi sedangkan sisanya adalah jaringan interstisial, vaskuler dan jaringan
ikat. Jaringan interstitial terdiri atas sel interstitial atau sel leydig yang menghasilkan
hormon testosteron (Hafez, 2000)
Garner dan Hafez (2000) menyatakan bahwa pada umur lebih dari 24 minggu
domba mencapai dewasa kelamin dan ukuran panjang, diameter, dan berat testis
domba dewasa adalah 10 cm, 6 cm dan 275 g. Menurut Noviana et al., (2000),
domba yang mempunyai berat testis sebesar 74,77 g dan volume testis sebesar 84 ml
ternyata hanya mampu menghasilkan konsentrasi spermatozoa sekitar 1500 x 106
sel/ml.

7

Epididymis
Epididymis adalah saluran eksternal pertama dari testis yang berbentuk
longitudinal dan menyatu ke permukaan testis serta terbungkus dalam tunika dengan
testis. Caput epididymis adalah saluran berada paling atas di mana terdapat 12-15

saluran kecil vasa efferentia yang bergabung menjadi satu saluran. Corpus meluas
sepanjang sumbu longitudinal testis yang merupakan saluran tunggal yang menyatu
dengan cauda (Bearden et al., 2004).
Epididymis dibagi menjadi tiga bagian yaitu caput, cauda dan corpus. Caput
epididymis terdapat sejumlah ductus eferent bergabung dengan ductus epididymis
membentuk struktur yang rata ke ujung testis. Kemudian berlanjut kepada cauda
epididymis yang merupakan perluasan caput epididymis (Hafez, 2000).
Epididymis mempunyai 4 fungsi utama yaitu transport, konsentrasi, maturasi
dan penyimpanan spermatozoa. Cauda epididymis berfungsi sebagai tempat
penyimpanan spermatozoa yang mengandung 75 % dari total epididymal
spermatozoa diluar testis. Spermatozoa juga disimpan dalam ampula, meskipun
hanya sebagian kecil dari total cadangan spermatozoa di luar testis (Hafez, 2000).
Spermatozoa disimpan di dalam epididymis untuk mempertahankan kapasitas
kesuburan selama beberapa minggu. Kemampuan cauda epididymis untuk
menyimpan spermatozoa tergantung pada rendahnya suhu skrotum dan peranan
hormon jantan (Hafez, 2000). Pada corpus epididymis maturasi spermatozoa terjadi.
Pada saat diejakulasikan terlihat adanya perubahan secara kuantitatif dan kualitatif
pada fosfolipid dan asam lemak, perubahan pada lemak seluler mendorong lemak
tertentu untuk mematangkan spermatozoa. Konsentrasi spermatozoa terjadi di bagian
cauda epididymis. Cairan testicular diabsorbsi di saluran efferrent dan caput

epididymis menyebabkan konsentrasi spermatozoa menjadi berubah saat melewati
epididymis (Pineda, 2003).
Faktor yang Mempengaruhi Ukuran Skrotum dan Testis
Ukuran lingkar skrotum pada domba garut jenis tangkas dan pedaging
memiliki perbedaan. Sifat reproduksi jantan (skrotum) domba garut tangkas
mempunyai ukuran lingkar dan panjang skrotum nyata (P1- 1,5
Total

Jumlah ternak (ekor)
8
13
3
24

Persentase
33,33
54,17
12,5
100


Warna semen yang diperoleh mulai dari putih susu hingga krem. Semen
domba garut 91,6% berwarna krem dan hanya 2 ekor (8,4%) yang berwarna putih
susu (Tabel 7). Hal ini mengindikasikan konsentrasi spermatozoa yang tinggi,
semakin kream warna semen maka semakin tinggi konsentrasi spermatozoa yang
terkandung dalam semen tersebut.
Tabel 7. Distribusi Warna Semen pada Domba Garut
Warna
Putih susu
Krem
Total

Jumlah ternak (ekor)
2
22
24

Persentase
8,4
91,6
100


Semen domba garut memiliki konsistensi yang sedang sebanyak 13 ekor
(54,2%), konsistensi kental sebanyak 10 ekor (41,6%) dan ada 1 ekor (4,2%) yang
encer (Tabel 8). Selain warna, konsistensi semen juga berhubungan dengan
konsentrasi spermatozoa yang terkandung dalam semen tersebut. Semen yang kental
dengan warna yang krem menunjukkan konsentrasi yang tinggi, dan semen yang
mempunyai warna yang krem tetapi konsistensi yang sedang menunjukkan
konsentrasi spermatozoa yang sedang. Herdis et al., (2005) dan Sujoko et al., (2009)

24

melaporkan bahwa domba garut yang baik akan mempunyai konsistensi semen yang
kental.
Tabel 8. Distribusi Konsistensi Semen pada Domba Garut
Konsistensi
Encer
Sedang
Kental
Total


Jumlah ternak (ekor)
1
13
10
24

Persentase
4,2
54,2
41,6
100

Pada penelitian ini pH semen paling banyak antara 6-6,5 sebanyak 21 ekor
(87,5%) dan ada 3 ekor (12,5%) yang memiliki pH antara 6,6-7. Nilai ini sedikit
asam dibandingkan dengan pH semen domba yang dilaporkan oleh Herdis (2005),
Yulnawati dan Herdis (2009) ataupun Sujoko et al., (2009) dengan nilai masingmasing adalah 7,00±0,08; 7,18±0,07 dan 6,73±0,24. Hal ini kemungkinan dombadomba peneliti tersebut sudah rutin dikoleksi, sedangkan domba garut pada
penelitian ini baru pertama kali dikoleksi, sehingga banyak spermatozoa lama yang
sudah mati sehingga pH cenderung lebih asam.
Tabel 9. Distribusi pH Semen pada Domba Garut
pH

6-6,5
> 6,5 – 7
Total

Jumlah ternak (ekor)
21
3
24

Persentase
87,5
12,5
100

Gerakan massa adalah gerakan spermatozoa secara bersama-sama. Gerakan
massa diberi skor antara 1 hingga 3. Artinya semakin besar nilainya maka gerakan
massa spermatozoa akan semakin cepat. Gerakan massa adalah cara yang cepat
untuk menentukan kualitas spermatozoa secara kasar dan belum tentu akurat. Secara
mikroskopis gerakan massa dari spermatozoa semen domba garut adalah 2,88±0,22.
Gerakan massa ini dinilai sangat baik yang ditandai dengan gelombang massa

spermatozoa yang tebal, gelap, banyak dan cepat berpindah tempat.
Gerakan massa dengan nilai 2-3, terdapat pada semua ternak. Nilai gerakan
massa yang diperoleh tidak berbeda jauh dengan temuan Herdis et al., (2005),
Yulnawati dan Herdis (2009), Sujoko et al., (2009) dan Herdis (2005) yaitu dengan
nilai 3. Secara umum kualitas semen sebagian besar domba garut secara mikroskopis
memiliki kualitas yang cukup baik karena telah memenuhi kriteria dan standar untuk
25

digunakan sebagai pejantan. Menurut Herdis (2005), perbedaan kualitas semen segar
bergantung dari umur, ukuran tubuh, perubahan kesehatan reproduksi, dan frekuensi
penampungan.
Motilitas spermatozoa merupakan indikator kualitas semen yang paling
banyak dilaporkan. Tingginya nilai motilitas spermatozoa menggambarkan
kemampuan spermatozoa untuk fertilisasi, meskipun dalam kenyataannya tidak
100% akurat. Hasil penelitian menunjukkan motilitas spermatozoa sebesar 72,9 ±
4,08%, nilai ini termasuk baik karena kisaran motilitas spermatozoa domba sebesar
60-80% (Bearden dan Fuquay, 2004).
Motilitas spermatozoa domba garut sebanyak 91,7 % ternak berada diantara
> 70-80 %. Motilitas yang diperoleh telah memenuhi kriteria untuk dilakukan
pengolahan semen lebih lanjut dan berada pada kisaran normal motilitas spermatozoa
domba sebesar 60-80% menurut Bearden dan Fuquay (2004). Bila dibandingkan
dengan hasil penelitian Herdis et al., (2005) diperoleh motilitas spermatozoa sebesar
72,50 ± 2,74 % dan hasil penelitian Sujoko et al., (2009) sebesar 79,62 ± 3,98 %.
Motilitas spermatozoa dipengaruhi oleh umur. Bearden dan Fuquay (2004)
menyatakan bahwa pada kelompok umur produktif motilitasnya sebesar 90,00 ±
0,00% sedangkan pada kelompok umur tua motilitasnya lebih rendah yaitu sebesar
85,00 ± 5,77%.
Tabel 10. Distribusi Motilitas Spermatozoa pada Domba Garut
Motilitas (%)
< 70
>70-80
Total

Jumlah ternak
2
22
24

Persentase
8,3
91,7
100

Konsentrasi spermatozoa adalah jumlah spermatozoa permilliliter semen.
Nilai konsentrasi ini menggambarkan fungsi dari tubuli seminiferi dari testis.
Konsentrasi spermatozoa domba garut hasil penelitian ini adalah 3052,1±692,11
x 106/ml. Konsentrasi yang diperoleh cukup tinggi sebagaimana karakter konsentrasi
spermatozoa domba. Konsentrasi spermatozoa yang normal berkisar antara 2000
x106 (Yotov et al., 2011) sampai dengan 3186,8±200.3x106/ml. Konsentrasi
spermatozoa ini dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya umur, bangs