Viabilitas embrio mencit (Mus musculus albinus) setelah kriopreservasi ganda dengan metode vitrifikasi pada tahap pembelahan dan blastosis
VIABILITAS EMBRIO MENCIT (Mus musculus albinus) SETELAH
KRIOPRESERVASI GANDA DENGAN METODE VITRIFIKASI PADA
TAHAP PEMBELAHAN DAN BLASTOSIS
RISKA SAFTIANY
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
ABSTRAK
RISKA SAFTIANY. Viabilitas Embrio Mencit (Mus musculus albinus) setelah Kriopreservasi
Ganda dengan Metode Vitrifikasi pada Tahap Pembelahan dan Blastosis. Dibimbing oleh TRI
HERU WIDARTO dan ARIEF BOEDIONO.
Teknik pembekuan embrio saat ini berkembang pesat sejalan dengan keberhasilan teknologi
rekayasa embrio. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan dan daya hidup embrio
mencit setelah kriopreservasi ganda pada tahap 8 sel dan blastosis dengan metode vitrifikasi.
Media yang digunakan yaitu: a) media ekuilibrasi (Phosphate Buffer Saline (PBS) + 20% serum +
10% etilen glikol), b) media vitrifikasi (PBS + 20% serum + 0.5 M sukrosa + 15% etilen glikol +
15% DMSO), c) media rehidrasi (PBS + 20% serum + larutan sukrosa bertingkat (0.5M, 0.25M,
0.1M sukrosa)), dan d) media kultur in vitro G2 (Vitrolife, Swedia). Hasil yang diperoleh
menunjukan bahwa viabilitas embrio yang mencapai blastosis hatched setelah vitrifikasi ganda
(42.11%) tidak berbeda (P>0.05) dengan viabilitas embrio setelah vitrifikasi tunggal baik pada
tahap 8 sel, mencapai blastosis hatched (52.38%) atau vitrifikasi tunggal blastosis, mencapai
blastosis hatched (51.72%) dan berbeda (P0.05) to embryo viability
after single vitrification of 8 cells or blastocysts stages. However, it was different (P0.05). Pada perlakuan vitrifikasi tunggal
tahap blastosis embrio mampu berkembang
sebanyak 82.86% tidak berbeda (P>0.05)
dengan vitrifikasi ganda, embrio berkembang
pada tahap blastosis sebanyak 79.17% (pada
pengamatan tiga jam setelah vitrifikasi).
Kecepatan
berkembang
embrio
yang
divitrifikasi lebih lambat daripada yang tidak
divitrifikasi (Tabel 1).
Embrio mampu bertahan hidup setelah
divitrifikasi baik vitrifikasi tunggal pada tahap
8 sel saja atau tahap blastosis saja atau
vitrifikasi ganda pada embrio yang sama. Pada
pengamatan 48 jam saat tahap blastosis
ekspan, viabilitas embrio setelah vitrifikasi
ganda mencapai 63.16% tidak berbeda
(P>0.05) dengan vitrifikasi tunggal blastosis
4
a
b
c
d
e
f
zp
bl
Gambar 3 Viabilitas dan perkembangan embrio setelah vitrifikasi pada tahap 8 sel: a. viabilitas
embrio tahap 8 sel sebelum vitrifikasi, b. viabilitas embrio tahap 8 sel setelah vitrifikasi
c. morula, d. blastosis, e. blastosis hatching , ditandai pecahnya zona pellusida (tanda
panah), f. blastosis hatched; blastosul (bl), zona pellusida (zp), a-f skala: 50µm.
a
b
c
d
Gambar 4 Viabilitas embrio setelah vitrifikasi ganda tahap 8 sel dan blastosis pada embrio yang
sama: a. embrio tahap 8 sel sebelum vitrifikasi, b. viabilitas embrio setelah vitrifikasi
pada tahap 8 sel, c. viabilitas embrio setelah vitrifikasi ganda tahap blastosis, d.
blastosis hatching, a-d skala: 50µm.
5
Tabel 1. Perbandingan viabilitas embrio mencit setelah vitrifikasi tunggal dan vitrifikasi ganda
Embrio
Tahap perkembangan
8 sel
Kontrol
Vitrifikasi 8sel
Perlakuan
Vitrifikasi
blastosis
44
40
40
45
-
31 (77.50)
-
36 (80.00)a
Blastosis
Setelah vitrifikasi
Blastosis
39 (88.64)a
21 (67.74)a*
35 (87.50)a
24 (66.67)a*
-
-
29 (82.86)a*
19 (79.17)a*
Blastosis Ekspan
38 (97.44)a
18 (85.71)a
23 (79.31)a
12 (63.16)a
Blastosis Hatching
37 (94.87)a,b
14 (66.67)a
18 (62.06)a
10 (52.63)a
a
a
8 (42.11)a
Setelah vitrifikasi 8 sel
Blastosis Hatched
37 (94.87)
a
Vitrifikasi 8sel
dan blastosis
b
11 (52.38)
15 (51.72)
Keterangan : - Angka dalam kurung adalah persentase jumlah embrio
- Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan hasil yang berbeda nyata (a-b, P< 0.05)
- * Jumlah embrio setelah vitrifikasi tunggal dan vitrifikasi ganda yang berkembang mencapai tahap blastosis
(79.31%), vitrifikasi tunggal 8 sel (85.71%),
dan kontrol (97.44%).
Perkembangan dan ketahanan embrio
setelah vitrifikasi ganda mampu berkembang
hingga tahap blastosis hatching (52.63%)
tidak berbeda (P>0.05) terhadap vitrifikasi
tunggal 8 sel (66.67%) dan vitrifikasi tunggal
blastosis (62.06%), akan tetapi embrio hasil
vitrifikasi ganda (52.63%) yang berkembang
hingga tahap blastosis hatching ini berbeda
nyata (P
KRIOPRESERVASI GANDA DENGAN METODE VITRIFIKASI PADA
TAHAP PEMBELAHAN DAN BLASTOSIS
RISKA SAFTIANY
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
ABSTRAK
RISKA SAFTIANY. Viabilitas Embrio Mencit (Mus musculus albinus) setelah Kriopreservasi
Ganda dengan Metode Vitrifikasi pada Tahap Pembelahan dan Blastosis. Dibimbing oleh TRI
HERU WIDARTO dan ARIEF BOEDIONO.
Teknik pembekuan embrio saat ini berkembang pesat sejalan dengan keberhasilan teknologi
rekayasa embrio. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan dan daya hidup embrio
mencit setelah kriopreservasi ganda pada tahap 8 sel dan blastosis dengan metode vitrifikasi.
Media yang digunakan yaitu: a) media ekuilibrasi (Phosphate Buffer Saline (PBS) + 20% serum +
10% etilen glikol), b) media vitrifikasi (PBS + 20% serum + 0.5 M sukrosa + 15% etilen glikol +
15% DMSO), c) media rehidrasi (PBS + 20% serum + larutan sukrosa bertingkat (0.5M, 0.25M,
0.1M sukrosa)), dan d) media kultur in vitro G2 (Vitrolife, Swedia). Hasil yang diperoleh
menunjukan bahwa viabilitas embrio yang mencapai blastosis hatched setelah vitrifikasi ganda
(42.11%) tidak berbeda (P>0.05) dengan viabilitas embrio setelah vitrifikasi tunggal baik pada
tahap 8 sel, mencapai blastosis hatched (52.38%) atau vitrifikasi tunggal blastosis, mencapai
blastosis hatched (51.72%) dan berbeda (P0.05) to embryo viability
after single vitrification of 8 cells or blastocysts stages. However, it was different (P0.05). Pada perlakuan vitrifikasi tunggal
tahap blastosis embrio mampu berkembang
sebanyak 82.86% tidak berbeda (P>0.05)
dengan vitrifikasi ganda, embrio berkembang
pada tahap blastosis sebanyak 79.17% (pada
pengamatan tiga jam setelah vitrifikasi).
Kecepatan
berkembang
embrio
yang
divitrifikasi lebih lambat daripada yang tidak
divitrifikasi (Tabel 1).
Embrio mampu bertahan hidup setelah
divitrifikasi baik vitrifikasi tunggal pada tahap
8 sel saja atau tahap blastosis saja atau
vitrifikasi ganda pada embrio yang sama. Pada
pengamatan 48 jam saat tahap blastosis
ekspan, viabilitas embrio setelah vitrifikasi
ganda mencapai 63.16% tidak berbeda
(P>0.05) dengan vitrifikasi tunggal blastosis
4
a
b
c
d
e
f
zp
bl
Gambar 3 Viabilitas dan perkembangan embrio setelah vitrifikasi pada tahap 8 sel: a. viabilitas
embrio tahap 8 sel sebelum vitrifikasi, b. viabilitas embrio tahap 8 sel setelah vitrifikasi
c. morula, d. blastosis, e. blastosis hatching , ditandai pecahnya zona pellusida (tanda
panah), f. blastosis hatched; blastosul (bl), zona pellusida (zp), a-f skala: 50µm.
a
b
c
d
Gambar 4 Viabilitas embrio setelah vitrifikasi ganda tahap 8 sel dan blastosis pada embrio yang
sama: a. embrio tahap 8 sel sebelum vitrifikasi, b. viabilitas embrio setelah vitrifikasi
pada tahap 8 sel, c. viabilitas embrio setelah vitrifikasi ganda tahap blastosis, d.
blastosis hatching, a-d skala: 50µm.
5
Tabel 1. Perbandingan viabilitas embrio mencit setelah vitrifikasi tunggal dan vitrifikasi ganda
Embrio
Tahap perkembangan
8 sel
Kontrol
Vitrifikasi 8sel
Perlakuan
Vitrifikasi
blastosis
44
40
40
45
-
31 (77.50)
-
36 (80.00)a
Blastosis
Setelah vitrifikasi
Blastosis
39 (88.64)a
21 (67.74)a*
35 (87.50)a
24 (66.67)a*
-
-
29 (82.86)a*
19 (79.17)a*
Blastosis Ekspan
38 (97.44)a
18 (85.71)a
23 (79.31)a
12 (63.16)a
Blastosis Hatching
37 (94.87)a,b
14 (66.67)a
18 (62.06)a
10 (52.63)a
a
a
8 (42.11)a
Setelah vitrifikasi 8 sel
Blastosis Hatched
37 (94.87)
a
Vitrifikasi 8sel
dan blastosis
b
11 (52.38)
15 (51.72)
Keterangan : - Angka dalam kurung adalah persentase jumlah embrio
- Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan hasil yang berbeda nyata (a-b, P< 0.05)
- * Jumlah embrio setelah vitrifikasi tunggal dan vitrifikasi ganda yang berkembang mencapai tahap blastosis
(79.31%), vitrifikasi tunggal 8 sel (85.71%),
dan kontrol (97.44%).
Perkembangan dan ketahanan embrio
setelah vitrifikasi ganda mampu berkembang
hingga tahap blastosis hatching (52.63%)
tidak berbeda (P>0.05) terhadap vitrifikasi
tunggal 8 sel (66.67%) dan vitrifikasi tunggal
blastosis (62.06%), akan tetapi embrio hasil
vitrifikasi ganda (52.63%) yang berkembang
hingga tahap blastosis hatching ini berbeda
nyata (P