Improvement of corn quality using physical mechanism and fermentation with Rhizopus oligosporus and its utilization in tilapia (Oreochromis niloticus) feed

PERBAIKAN KUALITAS NUTRISI JAGUNG
MENGGUNAKAN MEKANISME FISIK DAN FERMENTASI
Rhizopus oligosporus SERTA PEMANFAATANNYA DALAM
FORMULASI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

REZA SAMSUDIN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Perbaikan Kualitas Nutrisi Jagung
Menggunakan Mekanisme Fisik dan Fermentasi Rhizopus oligosporus Serta
Pemanfaatannya dalam Formulasi Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah
karya saya dengan arahan dosen pembimbing dan belum pernah diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir tesis ini.

Bogor, Desember 2011

Reza Samsudin
NIM C 151 090 271

ABSTRACT
REZA SAMSUDIN. Improvement of corn quality using physical mechanism and
fermentation with Rhizopus oligosporus and its utilization in tilapia (Oreochromis
niloticus) feed. Under direction of NUR BAMBANG PRIYO UTOMO and MIA
SETIAWATI.
Growth performance of fish is highly influenced by the quality of feed, which is
determined dominantly by the quality of feedstuff. The research was conducted to
evaluate both physical mechanism and fermentation with Rhizopus oligosporus on
corn quality and utilization of fermented corn meal by R. oligosporus in feed on
the growth of tilapia Oreochromis niloticus. The research containing three steps.
First step was using physical mechanism there were soaked, boiled, steamed, and
control. The best result from the first step was used in second step, fermented with

R. oligosporus. The result was used in third step for biological test. Ten tilapia
with 5.0±0.14 g/fish initial body weight were used and stocked in each of fifteen
aquaria. The aquaria were equipped with water heater and recirculation system.
This research used a complete randomized design with five treatments (0%, 5%,
10%, 15%, and 20% of fermented corn meal) and three replications. The
parameters were specific growth rate, feed consumption, feed conversion ratio,
protein efficiency ratio, protein retention, fat retention, phosphorus and calcium
retention, hepatosomatic index, survival rate, the digestibility of total feed,
protein, phosphorus, and calcium. The result showed at first step that steaming
gave the best result to reducing phytic acid and increasing digestibility, second
step showed fermentation could increasing phosphorus and calcium, protein
content, reducing phytic acid and crude fiber fraction also increasing corn
digestibility. The third step result showed that 10-15% fermented corn meal in
feed gave the best specific growth rate, feed conversion ratio, protein efficiency
ratio, protein retention, and protein digestibility (P0.05)
among treatments. The feed up to 15% fermented corn meal level gave the best
growth for tilapia fingerling.
Keywords: Physical mechanism, fermented corn meal, Rhizopus oligosporus,
growth, tilapia


RINGKASAN
REZA SAMSUDIN. Perbaikan Kualitas Nutrisi Jagung Menggunakan
Mekanisme Fisik dan Fermentasi Rhizopus oligosporus Serta Pemanfaatannya
dalam Formulasi Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Dibimbing oleh NUR
BAMBANG PRIYO UTOMO dan MIA SETIAWATI
Ketersediaan pakan ikan yang efektif, efisien, ramah lingkungan, dan
dengan harga yang terjangkau perlu diperhatikan. Pakan mempengaruhi aspek
biologis maupun aspek ekonomis karena biaya produksi terbesar untuk pengadaan
pakan. Untuk mencapai hal ini perlu diusahakan peningkatan penggunaan bahan
baku lokal asal nabati antara lain jagung. Jagung memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan bahan pakan lain diantaranya diproduksi sepanjang tahun
dengan jumlah produksi yang cukup tinggi serta diproduksi hampir diseluruh
wilayah Indonesia. Untuk meningkatkan mutu jagung maka diperlukan
pengolahan baik menggunakan proses fisik maupun biologis.
Penelitian terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah pengolahan jagung
menggunakan mekanisme fisik yaitu perendaman, perebusan dan pengukusan.
Parameter yang diamati pada tahap pertama adalah analisis proksimat jagung,
analisis fraksi serat kasar, kandungan fosfor dan kalsium, asam fitat, amilosa dan
amilopektin, serta nilai kecernaan (kecernaan total, protein, energi, dan bahan).
Selanjutnya hasil terbaik tahap pertama digunakan pada tahap kedua. Tahap kedua

adalah fermentasi bahan tahap pertama menggunakan Rhizopus oligosporus. Uji
pendahuluan tahap kedua adalah penentuan dosis dan lama fermentasi. Tahap
kedua fermentasi menggunakan R. oligosporus dengan dosis 109 spora/sel dan
masa fermentasi lima hari. Parameter yang diuji pada tahap kedua meliputi
analisis proksimat jagung, analisis fraksi serat kasar, kandungan fosfor dan
kalsium, asam fitat, serta nilai kecernaan (kecernaan total, protein, energi, dan
bahan). Tahap ketiga merupakan uji biologis jagung hasil fermentasi pada ikan
nila. Perlakuan yang digunakan yaitu kandungan jagung fermentasi sebesar 0, 5,
10, 15, dan 20% dari total formulasi pakan. Ikan nila dengan bobot awal rata-rata
5,0±0,14 gram/ekor dengan padat penebaran 10 ekor dipelihara pada akuarium
bervolume 60 liter. Ikan uji diberi pakan sekenyangnya dengan frekuensi
pemberian pakan tiga kali sehari. Parameter yang diamati meliputi konsumsi
pakan, konversi pakan, pertumbuhan spesifik, rasio efisiensi protein, retensi
(protein, lemak, fosfor, kalsium), kecernaan (total, protein, fosfor, kalsium,
energi), indeks hepatosomatik, gula darah selama 24 jam, glikogen hati, serta
tingkat kelangsungan hidup ikan uji.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknik pengukusan
dapat memperbaiki kualitas jagung. Pengukusan tidak mempengaruhi analisis
proksimat jagung serta kandungan fosfor dan kalsium (P>0,05). Pengukusan
mampu menurunkan kandungan asam fitat serta meningkatkan kecernaan (total,

protein, energi, dan bahan) secara signifikan (P