Fitri Apriliyanti, 2014 Peranan K.H. Mansur dalam perkembangan Muhammadiyah 1937-1942
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1. Menghasilkan karya tulis yang mendeskripsikan serta menganalisis peranan
K.H Mas mansur dalam pergerakan pembaharuan agama Islam. 2.
Mengetahui proses awal perjuangan Muhammadiyah dalam perkembangan perubahan dinamika Islam.
3. Memperkaya penulisan mengenai biografi seorang pahlawan nasional sebagai
suatu wahana dunia pendidikan. 4.
sebagai salah satu sumber bacaan dalam pembelajaran sejarah indonesia di sekolah jenjang SMASMKMA dan sederajat.
Kompetensi inti :
3. Memahami,
menerapkan,dan menjelaskan
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Kompetensi dasar
: 3.4 Menganalisis persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan nasional di Indonesia pada masa
awal kebangkitan.
E. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian tersebut, peneliti menggunakan Metode Historis yang terdiri dari :
1. Heuristik
Sebelum melakukan penelitian, maka sebelumnya melalui tahap heuristik dimana kita mencari, menghimpun dan mengumpulkan segala sumber, jejak
sejarah yang relevan untuk dijadikan informasi, terutama yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti yaitu mengenai “Peranan K.H Mas Mansur
Dalam Perkembangan Muhammadiyah 1937-1942 ”. Adapun heuristik yang
telah dilakukan diantaranya: mencari sumber di Perpustakaan UPI, di
Fitri Apriliyanti, 2014 Peranan K.H. Mansur dalam perkembangan Muhammadiyah 1937-1942
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Perpustakaan Disjarah TNI-AD Jln.Taman Lalu Lintas, di Perpustakaan Umum Cimahi, di Perpustakaan Buku dan rumah buku Batu Api. Kemudian heuristik
selanjutnya yang akan dilakukan adalah mencari sumber ke perpustakaan umum UNPAD Dipati Ukur, perpustakaan Universitas lainnya dan berkunjung ke
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bandung. Bahkan buku-buku yang tidak ada diperpustakaan pun penulis membeli buku dalam menunjang penulisan karya
ilmiah ini. Heuristik akan banyak menyita waktu biaya, tenaga, pikiran dan juga
perasaan. Dimana ketika menemukan apa yang dicari itu seperti menemukan tambang emas, tetapi apabila tidak menemukan apa-apa setelah berusaha maka itu
bisa membuat frustasi. Oleh karena itu diperluakan adanya kemampuan berpikir strategi dimana dan bagaimana dapat menemukan bahan tersebut Sjamsuddin,
2007, hlm.88.
2. Kritik
Setelah mendapatkan sumber dari hasil heuristik tersebut, maka sumber tersebut selanjutnya dikritisi, untuk mengetahui apakah sumber tersebut asli dan
dapat dipercaya kebenarannya. Kritik dibagi menjadi dua jenis, yaitu kritik eksternal yang mengkritisi keaslian sumber dari luarnya seperti jenis kertas jika
sumber berupa dokumen. Kemudian selanjutnya dilakukan kritik internal yaitu menganalisis keasliaan isi dari sumber tersebut, apakah sumber tersebut sumber
primer atau sekunder dan apakah sumber tersebut otentik. Seperti yang dimukakan oleh Sjamsuddin 2007, hlm.130-135 ada tiga
tahapan dalam melakukan kritik yaitu : a.
Kritik Ekternal, peneliti harus mampu menengakkan kembali teks yang benar, menetapkan kapan, dimana dan oleh siapa dokumen itu ditulis.
b. Kritik Internal, peneliti menganalisis isi dokumen dan keadaan.
Fitri Apriliyanti, 2014 Peranan K.H. Mansur dalam perkembangan Muhammadiyah 1937-1942
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
c. Mengecek
kembali keakuratan
dari dokumen-dokumen
dan membandingkannya dengan dokumen lainnya.
3. Interpretasi
Setelah melakukan tahap heuristik dan kritik maka tahap selanjutnya adalah melakukan interpretasi data yang telah dikritisi tersebut. Interpretasi yaitu
memaknai atau memberikan penafsiran terhadap fakta-fakta yang diperoleh dengan cara menghubungkan satu sama lainnya. Pada tahapan ini penulis
mencoba menafsirkan fakta-fakta yang diperoleh selama penelitian Interpretasi atau penafsiran sejarah di sebut juga analisis data. Interpretasi di harapkan mampu
mendapatkan makna yang saling berhubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lainnya. Fakta-fakta sejarah harus diinterpretasikan atau di tafsirkan agar
suatu peristiwa dapat di rekonstruksikan dengan baik, yakni dengan jalan menyeleksi, menyusun, mengurangi tekanan dan menempatkan fakta dalam
urutan kausal. Oleh karena itu, untuk memahami kompleksitas sesuatu peristiwa, maka mau tidak mau sejarah menggunakan pendekatan multi dimensi. Dengan
demikian berbagai ilmu bantu dapat digunakan dengan tujuan mempertajam analisis sehingga di harapkan dapat di peroleh generalisasi ke tingkat yang lebih
sempurna Ismaun, 2005, hlm.48. 4.
Historiografi Tahap terakhir yaitu historiografi, dimana historiografi tersebut terdiri dari
beberapa langkah-langkah dari eksplanasi sejarah sampai kepada presentasi atau pemaparan sejarah sebenarnya bukan merupakan tiga kegiatan yang terpisah
melainkan bersamaan Sjamsuddin, 2007, hlm.156. Historiografi merupakan puncak dari rangkaian kerja sejarawan dan dari tahap inilah dapat diketahui baik
buruknya hasil kerja keseluruhan.
F. Struktur Organisasi Skripsi