Analisis Hasil Penelitian

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Pusat Pertanggungjawaban

Tujuan dari akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk meletakkan dasar-dasar bagi pembentukan sistem yang dapat memberikan informasi yang diperlukan manajemen, antara lain :

1. Mengoptimalkan aspek perencanaan.

2. Menilai kinerja unit-unit organisasi perusahaan.

3. Menghasilkan informasi dalam berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan pengidentifikasian tiap-tiap unit organisasi atau unit

kerja sebagai suatu pusat pertanggungjawaban tertentu sesuai dengan sifat dan sasaran kegiatan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan, yaitu :

1. Yang menjadi pusat biaya adalah setiap kantor cabang

2. Yang menjadi pusat pendapatan adalah departemen pemasaran dan departemen penjualan.

3. Yang menjadi pusat laba adalah kantor cabang utama, karena merupakan tempat terjadinya biaya dan pendapatan.

4. Yang menjadi pusat investasi adalah kantor pusat. Pada hakekatnya pusat pendapatan adalah suatu pusat

pertanggungjawaban yang tidak memiliki wewenang dalam menetapkan harga jual dan tidak bertanggung jawab terhadap harga pokok barang yang dipasarkan. Hal ini sesuai dengan konsep yang menyatakan bahwa pusat pendapatan hanya bertanggung jawab terhadap pendapatan sedangkan biaya yang menjadi tanggung jawabnya adalah biaya yang berkaitan langsung dengan pusat pertanggungjawaban tersebut. PT. Rajawali Nusindo cabang Medan memperlakukan bagian penjualan dan bagian pemasaran sebagai pusat pendapatan. Dimana bagian pemasaran bertugas untuk mempromosikan produk kepada dokter dan bertanggung jawab langsung kepada kantor pusat sedangkan pertanggungjawaban yang tidak memiliki wewenang dalam menetapkan harga jual dan tidak bertanggung jawab terhadap harga pokok barang yang dipasarkan. Hal ini sesuai dengan konsep yang menyatakan bahwa pusat pendapatan hanya bertanggung jawab terhadap pendapatan sedangkan biaya yang menjadi tanggung jawabnya adalah biaya yang berkaitan langsung dengan pusat pertanggungjawaban tersebut. PT. Rajawali Nusindo cabang Medan memperlakukan bagian penjualan dan bagian pemasaran sebagai pusat pendapatan. Dimana bagian pemasaran bertugas untuk mempromosikan produk kepada dokter dan bertanggung jawab langsung kepada kantor pusat sedangkan

2. Penyusunan Anggaran

Agar dapat memudahkan pengawasan terhadap tercapai atau tidaknya tujuan perusahaan, diperlukan suatu perencanaan yang dinyatakan dalam suatu anggaran. Dengan menggunakan anggaran, perusahaan dapat melakukan suatu penilaian kinerja atau prestasi dari tiap pimpinan pusat pertanggungjawaban dimana anggaran merupakan dasar bagi perusahaan untuk menilai kinerja para manajer.

PT. Rajawali Nusindo cabang Medan menyusun anggaran penjualan setahun sekali, biasanya pada bulan Juli tiap tahunnya. Dalam menyusun anggaran penjualan untuk tahun berikutnya pada PT. Rajawali Nusindo biasanya dengan cara memperhatikan realisasi penjualan semester pertama pada tahun berjalan. Misalnya, anggaran untuk tahun 2008 maka anggaran disusun pada bulan juli 2007, dengan cara melihat realisasi penjualan januari – juni 2007.

Anggaran penjualan disusun dengan mengunakan metode Top Down dimana anggaran penjualan disusun oleh kepala cabang bersama-sama dengan kepala operasional sedangkan manajer penjualan hanya melaksanakan anggaran tersebut. PT. Rajawali Nusindo biasanya mengadakan pertemuan antar seluruh kepala kantor cabang di Indonesia tiap tahunnya dikantor pusat, salah satu kegiatannya adalah penyampaian anggaran penjualan untuk kemudian meminta persetujuan, setelah disetujui baru anggaran penjualan tersebut dapat disahkan.

Untuk memudahkan pengawasan dan perencanaan, anggaran untuk satu periode atau satu tahun dibagi kedalam 12 bulan. Pada tiap bulannya PT. Rajawali Nusindo cabang Medan mengadakan pertemuan untuk me-review dan memperbaiki anggaran untuk tiap bulan yang berjalan ataupun untuk bulan yang akan datang bila diperlukan. Review terhadap anggaran dilakukan oleh pimpinan perusahaan bersama kepala operasional.

Seperti yang telah dikemukakan sebelum anggaran penjualan disusun, terlebih dahulu dibuat ramalan penjualan. PT. Rajawali Nusindo membuat ramalan penjualan tahun yang akan datang dengan cara membandingkan anggaran penjualan tahun lalu dengan anggaran tahun berjalan. Anggaran penjualan untuk tahun yang akan datang biasanya 10 – 20 % dari anggaran tahun berjalan tergantung pada situasi pasar. Anggaran penjualan PT. Rajawali Nusindo dapat dilihat pada laporan laba-rugi

3. Penilaian Kinerja

Secara teoritis pengukuran prestasi pusat pertanggungjawaban pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi suatu pusat pertanggungjawaban. Efisiensi biasanya dilakukan dengan cara membandingkan suatu ukuran tertentu, misalnya membandingkan suatu pusat pertanggungjawaban dengan pusat pertanggungjawaban lainnya, membandingkan prestasi sesungguhnya ( aktual ) dengan yang dianggarkan ataupun membandingkan kinerja pusat pertanggungjawaban masa sekarang dengan kinerja di masa lalu. Sedangkan efektifitas biasanya berhubungan dengan output yang dihasilkan suatu pusat pertanggungjawaban dalam mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan.

Jika output yang dihasilkan suatu pusat pertanggungjawaban tidak dapat memberikan kontribusi yang memadai dalam pencapaian tujuan perusahaan, maka pusat pertanggungjawaban tersebut dapat dikatakan tidak efektif.

Penilaian kinerja manajer pusat pendapatan pada PT. Rajawali Nusindo cabang Medan dilakukan dengan cara menggunakan indikator anggaran sebagai alat untuk mengevaluasi yaitu dengan cara membandingkan angka pendapatan yang sebenarnya dengan pendapatan yang dianggarkan, dan dari hasil perbandingan tersebut akan diperoleh selisih atau deviasi yang terjadi dalam perusahaan. Selisih antara anggaran dengan realisasinya dapat berupa selisih laba atau selisih menguntungkan ( favorable ) maupun selisih merugikan ( unfavorable ) yang selanjutnya akan dianalisis untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya selisih/deviasi tersebut kemudian diambil tindakan-tindakan perbaikan.

Penilaian kinerja terhadap manajer suatu pusat pertanggungjawaban biasanya dilakukan sebulan sekali yaitu melalui laporan keuangan. Dalam menilai kinerja terhadap pusat pendapatan, PT. Rajawali Nusindo tidak menerapkan reward dan punishment yang ketat bagi para manajer pusat pertanggungjawaban terhadap kemampuannya dalam mencapai target anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam menilai kinerja pusat pertanggungjawaban pendapatan pada PT. Rajawali Nusindo, jika manajer tersebut tidak dapat mencapai anggaran penjualan yang telah ditetapkan maka manajer tersebut tidak menerima punishment begitu juga jika seorang manajer pusat pertanggungjawaban pendapatan dapat melebihi target anggaran yang telah ditetapkan, tetap tidak mendapat balas jasa atau reward.

Hal ini menunjukkan ketidaktegasan PT. Rajawali Nusindo dalam melaksanakan akuntansi pertanggungjawaban dalam menilai kinerja pusat pendapatan, karena disatu sisi terdapat penilaian kinerja yang dilaksanakan tiap bulannya namun tidak terdapat adanya reward maupun punishment terhadap kinerja manajer penjualan.

Untuk menilai kinerja manajer pusat pendapatan pada PT. Rajwali Nusindo, penulis mengambil data anggaran penjualan dan realisasi tahun 2006

Tabel 4.1 : Daftar target dan aktual PT. Rajawali Nusindo Periode tahun 2006

Penyimpangan ( % ) Januari

Bulan

Target

Aktual

264,03 Februari

Rp. 2.062.473.000

Rp. 5.445.640.057

280,02 Maret

238,75 April

332,58 Mei

454,14 Juni

53,19 Juli

52,97 Agustus

72,44 September

69,66 Oktober

101,17 November

58,31 Desember

Berdasarkan hasil perbandingan daftar target dan realisasi anggaran penjualan 2006, dapat dilihat adanya selisih untung ( favorable varians ) dan selisih rugi (unfavorable varians ).

1. Selisih untung yang terbesar terjadi pada bulan Mei dengan realisasi penjualan Rp. 11.506.962.999 atau 454,14 % dari anggaran yang ditetapkan ( Rp. 2.533.788.000 ), sedangkan selisih rugi terbesar terjadi pada bulan Juli dengan realisasi penjualan sebesar Rp. 2.296.085.637 atau hanya 52,97 % dari anggaran penjualan yang ditetapkan ( Rp. 4.334.881.000 ).

2. Dari data diatas dapat dilihat bahwa pusat pendapatan PT. Rajawali Nusido tidak dapat mencapai target lima kali dalam satu tahun yaitu dari bulan Juni – September dan pada bulan November. Tidak tercapainya target pendapatan selama empat bulan berturut-turut mungkin disebabkan karena manajer tidak melakukan analisis terhadap penyebab terjadinya selisih tersebut.sehingga tidak dapat diambil tindakan-tindakan perbaikan yang memadai.

3. Meskipun lima dari dua belas ( 12 ) bulan, pusat pendapatan PT. Rajawali Nusindo tidak dapat mencapai target, tetapi secara komulatif realisasi penjualan tetap melebihi dari anggaran yang telah ditetapkan yaitu Rp. 74.018.364.676 atau 156,85 % dari anggaran pendapatan sebesar Rp. 47.190.682.000

4. Pelaporan Kinerja

Laporan merupakan catatan kegiatan atau peristiwa yang disusun secara sistematis dan berurutan dari waktu ke waktu, berisi catatan kualitatif dan kuantitatif yang disusun sedemikian rupa sehingga dengan membacanya akan diperoleh informasi berupa data dan fakta tentang peristiwa yang telah terjadi. Ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh sebuah laporan kinerja yang baik, misalnya sebuah laporan kinerja harus disusun menyesuaikan dengan struktur organisasi perusahaan. Laporan kinerja harus dibuat untuk tiap pusat pertanggungjawaban, dimana laporan untuk manajemen tingkat bawah harus berisi informasi yang rinci dan laporan kinerja untuk manajemen tingkat atas harus berisi informasi yang lebih ringkas. Semakin tinggi jenjang manajer semakin ringkas isi laporan kinerjanya.

Sistem pelaporan pusat pertanggungjawaban pada dasarnya merupakan seperangkat laporan yang saling berhubungan yang menyajikan informasi untuk pengawasan manajemen. Laporan ini berisi informasi pertanggungjawaban kepada tingkat manajemen yang lebih tinggi dimana setiap manajer level atas akan menerima laporan pertanggungjawaban dari manajer dibawahnya.

PT. Rajawali Nusindo cabang Medan membuat laporan pertanggungjawaban dengan cara membandingkan antara anggaran dengan realisasinya. Laporan jenis ini dimaksudkan untuk lebih memperlihatkan deviasi yang terjadi. Hal ini akan membuat perhatian manajemen perusahaan lebih fokus terhadap penyimpangan yang terjadi, kemudian diambil suatu tindakan koreksi bagi penyimpangan tersebut atau jika perlu dilakukan peninjauan kembali PT. Rajawali Nusindo cabang Medan membuat laporan pertanggungjawaban dengan cara membandingkan antara anggaran dengan realisasinya. Laporan jenis ini dimaksudkan untuk lebih memperlihatkan deviasi yang terjadi. Hal ini akan membuat perhatian manajemen perusahaan lebih fokus terhadap penyimpangan yang terjadi, kemudian diambil suatu tindakan koreksi bagi penyimpangan tersebut atau jika perlu dilakukan peninjauan kembali