Biological characterization, scrological assay and dna finger printing analysis of pepper yellow leaf curl virus
m E R I S A S I
BIOLOGI, SEROLOGI DAN ANALISIS SIDIK JAR1
DNA VIRUS PENYEBAB PENYAKIT DAUN
KF,RITING KUNING CABAI
Oleh:
Sri Sulandari
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004
SRI SULANDARI. Karaherisasi Biologi, Serologi dan Analisis Sidik Jari
DNA Virus Penyebab Penyakit Daun Keriting Kuning Cabai. Dibimbing oleh
RUSMlLAH SUSENO, SRI HENDRASTUTI HIDAYAT, -0
HARJOSUDARMO, dan SOEMARTONO SOSROMARSONO.
Sejak tahun 2000 tejadi peningkatan kejadim penyakit &un keriting kuning
cabai di Indonesia sehinga menirnbulkan kerugian besar pada p e m cabai.
Penyebab penyakit tersebut sdalah geminivirus.
Penelitian dilakukan uutuk mengetahui (1) intensitas dan kejadian penyalut di
lapangan; (2) mengidentifikasi virus penyebab penyalut melalui kajian sifat-sifat
biologi, serologi dm p l a sidik jari DNA virus. Metode penelitian meliputi: (1) s w e i
di lapangan; (2) kajian kisaran inang dan hubungan virus penyehab penydat d e n p
seraflgga vektornya di rumah kaca, (3) pembutan antibodi polildonal drrn kajian
serologinya; (4) diferensiasi isoht geminivims melalui pola sidik jari DNA
b e r d a w h po/ymerase chain retactton - restriction fiagmenr length polymorphism
(PCR-RFLP), ( 5 ) analisis hubungan kekerahatan mtar isolat geminivhs melalui
pembandingan runutan susunan DNA
HasiI pengamatan di hpmgm ntenunjukkan bshwa epidemi penyakit dam
keriting kuning cabai telab terJadi di tiga Propinsi di Indonesia, yaitu Daerah
Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Barat sej& tahun 2000. Tingkat
kejadian penyakit path cabai rawit ( Capictm: fiurescem) mencapai 100%
sedangkan pada cabai besar (C.annuurn) terdapt secara sporadis yaitu sekitar 10 35%, kecuali pada kultivar cabai besar TM 999 dengan tingkat kejadian penyakit
mencapai 70 - 100%. Semua kultivar abi yang diuji rentan terhadap virus penyebab
penyakit dam keriting kuning. Gemhivirus tersebut mempunyai kisaran hang yang
cukup luas me1iputi famili Solanaceae (cabai, tomat, terong, tembalrau dan ceplukan),
Legurninosac (kedelai, ksrcang pnjmg, kacang hijau, orok-orok), dan Compositae
(bunga matahari, babadotan, dan Hyptis sp.). Tanaman dari famili Cucurbitmeae,
Malvaceae, Chenopodiaceae clan Ammthaceae tahan terhadap infeksi penyebab
penyakit tersebut.
merumhi vektor v i m
Kutukebul tembakau (Bemisio tahci Genn.),
penyebab penyakit daun keriting kuning cabai yang efektif. ~ a t uekor kutukebul
yang viruli ferus sudah clapat menularkan geminivirus ke tanaman cabai. Geminivirus
isolat cabai ditularkan oleh kutukebul tembakau secara persisten, tetapi tidak
diturunkan ke pnerasi berikutnya ( non tramovarial transmission). Periode akuisisi
dan inokulasi yang optimal untuk penularan geminivirus adalah 3 - 6 jam,
memerlukan periode laten di &lam tubuh vektor minimal 9 jam,clan pacia p e r c o b
ini, p e r i d retensinya sampi serangga mati. P e n u l m virus akan lebih efektif
apabila periode akuisisi dan inokulasioya fernakin lama serta s m a b banyak
jurnlah kutukebulnya. Kutukebul tembakau betina lebih efektif menularkan
geminivirus dibandingkan yang jantan.
Physalis JIoridana L. sangat prospektif digunakan s e w hang perbanyakan
geminivirus. Pernumian virus
dari tanaman P. floridam yang terinfeksi
virus rnurni sekihr 220 ug dari 250 g bahm sew. Berdasarkan
rnengkilkan
analisis elektroforesis secara SDS-PAGE , ukuran protein selubung geminivim
sekitar 29 k Da.
Antiserum yang dihasilkoln &pat digunalcan untuk mendeteksi geminivirus
dari sampel tanaman saldt menggunakan metode I-EZ.ISA ataupun DIBA Reaktivitas
antiserum tersebut sama terhdap antigen isolat mbai dari berbagai l o h i
(Segunung, Yogydmta, Cugamg dm Lcmbang) mupun antigen c
h
i hhgai
inang (cabai, tembakau, tomat dm babadotan). Antiserum j u g &pat digunakan
untuk mendeteksi virus penyebat, penyakit daun keriting Mng p d a serangga
vektornya. Menggumlm satu ekor serangga sudah &pat didetebi keberadem
geminivirus &lam tub& B. tabaci d
e
w baik. Teknik serologi I-ELISA dan DIBA
sangat ptensial untuk digunakaa shagti alat deteksi geminivim. Idmtifikasi
penyebab penyakit daun keriting kuning cabi jw dap& dilakukan meldui analisis
western-bZott
Penyebab penyakit daun ken'ting kunrng cabai d a h h gerninivirus ymg &pat
terdeteksi dengan baik menggunakan sampel DNA dari jaringan ttinaman sakit
maupun serangga vektornya melalui t e W PCR menggudm empat pasang
primer, pALlv 1978 & pALlc 715, pALlv 1978 & pALlc 4% pUPvl & pllPv2,
dm pAv 494 & PAC1048.
Geminivirus jugs &pat diidwtifikasi melalui isobi DNA p d a jarin*
tanaman sakit dengan meagguaakan metode gumidin U l i n Dua m e n DNA
berukumn 2600 bp drur 1600 bp yang diperoleh meucerminh konformasi DNA
(bentuk sirkuler dan Iinier) @virus.
Hasil pernotongan dengan enzim restriksi (BamHI, EcoRI, Hindm, clan Pd)
menunjukkan adanya keragaman pada pola sidik jari DNA geminivirus yang diuji.
Geminivirus yang menyebabkan penyakit keriting kuning cabsti termasuk
&lam kelompok geminivirus yang mompartit clan diduga terdapt iebih dari satu
straidgalur geminivirus ymg menyerang cabai di Indonesia Geminivirus tersebut
merupakan anggota geminivirus barn dan mempunyai kekerabatan yang dekat dengan
geminivirus yang menyerang tzmman dari h i l i Sohmeae di benua lama,
khususnya Asia.
SRI SLJUNDARI. Bidogical Chm&zhtion, Serologicoll Assay and DNA
Finger Printing Analysis of Pepper yellow l@ml v i m . Supervised by RUSMILAH
SUSENO, SRI HENORASIVTI HIDAYAT, -0
HARJOSUDARMO, AND
SOEMARTONO SOSROMARSONO.
High incidence of pepper yellow leaf curl virus was observed in Indonesia since
2000. The disease causes serious yield reduction in many fields. Cieminvirus is the
causal agent of the disease
The aims of this research is (1) to confirm the disease incidence and severity
in the field; (2) to identify the Pepper yellow la$ csrrl v i m by biological
characterization, serological assay arid DNA fhgx printing analysis. To acbieve the
obyective of the research the mekdology chosen involved field survey and
identification of the causal agent thro*
(1) host range and vim-vector
relationships study; (2) antiserum production and serological assay of the virus; ( 3 )
PCR-RFLP- based DNA finger printing to shtdy the geminivirus diversity; (4)
DNA sequencing analyse similarity among the &minivim
Field observation s b w d that the epi-c
of pepptr @ow leaf cur1 disease
O C C in~three provinces of lndomsia, i-e. : Special province of YO@CN@Central
Java, and West Java since the year 2000. The disease incidence found on Capsam
jwrescem wasup to 100percentbut on C anmnnrritwasintherangeof lot035
per cent. As an exception, the disease incidence on TM 999 cultivar of C. annuum was
in the range of 70 - 100 per cat. AU of the pepper cultiyars tested were s q b l e to
the Pepper yellow leaf curl vW.
The Pepper p l h l@cwI VW has an irdemaediate h
t range incldmg
plants belong to the family of Solamume @pp, tomato,eggplant, tobacco, and
ground cherry, Leguminosae (soyban, long k a q green bean and CrotaIaria sp.), and
Compositae (sun flower, Agconyzoih, d and@&
sp,). The species belonging
to the families of Cucurbitsceae, MaImceae, Chqmbaase, and Amamthaceae were
resistant to infection of the c8usal agent of the disease.
The tobacco whitefly (Bemisia tabaci Gam) was definitely prwen to k an
effective vector of the causal agent of pepper yellow leaf curl disease.It was found that
a single tobacco whitefly could @amnitthe virus to pepper plant. The insect vtxtm
could b m m i t the g e m i n i d in a pers~stancemanner, but it is not tmnmvarially
transmitted Acquisition and inoculation feeding period to transmit the virus was
identified to be optlmum in the range of 3 - 6 hours. The virus needs at least 9 horn
in the vector to complete a latent p e r i d The retention perid of the virus is until the
insect he. The transmission of the virus will be more effective if the acquisition mi
inoculation *
f
perid is longer and the number oftobruxo whitefly is bigher.
The female of tobcm whitefly is more effective in lnmmithngthe virus c o m to ~
the male.
Physalis JlortdanaL is very prospecbve to be used as a propagation host of
geminivirus of pepper isolate. Purification of the virus fiom 250 g f m h diseased
mated (P.flor&iw) yielded about 220 ug of pure gemhivirus. Etas& on tbe SDSPAGE analysis, molecular weight of the -virus
wat protein was about 29 kDa
mples..
I-ELISA and DIBA methods viere able to &tect the virus in
The reolctivity of antisenrm was found similar among pepper isolates hum different
l m o m (Segunun& YoCugemg and h n b g ) and those from different
hosts @epper, tab, tomato and Agemharr ampoi&) Antiserum codd also be used
for detection ofP e p r p d I o w ZexfmrI vims j6rom its vector. A A e insect vector is
sufficient for the detection of geminivirus pro^.^ I-ELISA and DIBA method are
veryusefulastoolsto~the~~Themethodsareveryeavytobe~ed
out ,fast ,and need only a minimum cost for operation. Gemhivirus could also be
identified by western blott analysis.
Pepper yefh~wleqf nal gemirrivims could be deteckd by using templates of
DNA from infecteda s w d a s vectorsbyusing
~ ~
P C R m t h i with
four pairs of primer, i.e : pALlv 2978 & pALlc 715, pALlc 1978 & pAEl Ic 4%,
pUPvl& pUPc2, and pAv 494 & pAc 1048.
Geminivirus could dm be Qetected by isolating the DNA of the infected plant
using guanidine W i n e methods. Two spesific hqpmts, 2600 bp a d 1600 bp, was
observed as the cirmrlar and linear of DNA (DNA confmmalion) of the the
gerniuivirw.
Dige&on using four dction
enqmes (&zmH& EwRl, H i d & and PHI)
showed that the DNA of pninivjrus kstd vary in the DNA finger printing
Although it still need some more &Cation, the PepprpIIow ZeqfwI geminhim
is the gemhivirus which has a momprbte gcmm and more than one strain may be
present in Indonesia
Isolate of geminivirus from pepper in Indonesia is assumed as a new
gemhivim and is closely related to other geminiviruses from the old world
especially in Asia which infects p i e s belonging to the family of Solanaceae.
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segals p e r n y a a dalarn
disertasi saya yang bejudul: -RISASI
BIOLOGI, SEROLOGI DAN
ANALISIS SIDIK JAIU DNA VIRUS PENYEBAB PENYDAUN
KEFkITING KUNING CABAI, merupakan gagasan atau hasil penelitian disertasi
saya sendiri, dengan pembibingm para Komisi Pembimbing kecwli yang den@
jelas ditunjukkan rujukamya Diserhsi ini belum pemah diajukan untuk memperoleh
gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain
Sernua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan
dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, April 2004
O\L%
Le
Sri Sulandan
985055ff IT
KARAKTERlSASl
BIOLOGI, SEROLOGl DAN ANALlSlS SlDlK JAR1
DNA VIRUS PENYEBAB PENYAKIT DAUN
KERlTlNG KUNlNG CABAl
Oleh:
Sri Sulandari
Disertasi
sebagai satah satu syarat untuk mempemleh gelar DoMor
pada Progtam Studi Entornoiogi dan Fkpatologi
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANlAN BOGOR
2004
Judul Disertasi
Nama
NRP
Program Studi
: Karakterisasi Bidogi, Serologi dan Anatiiis
Sidik Jari DNA Virus Penyebab Penyakit
Oaun Keriting Kuning Cabai
: Sri Sulandari
: 9850551 FtT
: Entomdogi dan Fiopatobgi
Menyetujui,
I.Komisi Pembimbing
Prof, Ir, Rusmitah Suseno. M.Sc.. Ph.D.
Ketua
. Jumanto Har@sudarmo
Ir. Sri Hendrastuti Hidavat. M,Sc,Ph.D
AnssoW
L
Anggoh
7
Anggota
Mengetahui,
2. Ketua Program Studi Entomologi
dan Fitopablqi
Tanggal lulus : 19 Februari 2004
q
m
RIWAYAT EDUP
dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 7 Mei 1958 dari ibu
Suharminah dan Bpk Suyatman Wiroatmodjo, dan merupakan anak kelima dari
Penulis
sembilan bersaudara. Penulis menikah dengan Dr. Ir. Sudaryono, M.Eng. dan
dikaruniai sepasang putra-putri, yaitu Ninggar Seganten ( 12 th) dan Lintang Sagoro
(9thl-
Pendidikan dasar sampai menengab diselesaikan di Yogyakarta, clan pa&
tahun 1977 diterima s
e
w mahasism di Fakultas Pertanian UGM, Yogydmta
Tahun 1982 penulis rnempmleh gelar Sarjana Pertanian (Ir.) , sedangkan gelar
Sajana Utama (SU)diperoleh pada tahun 1986 di Jurusan Fitopatologi, Program
Pascasarjana UGM . Mulai tahun 1998 penulis mengikuti Program Doktor (S3) di
Program Studi Entomologi dan Fitopatologi, Program Pascawjam PB.
Sejak tahun 1983 sampai saat ini penulis bekerja sebagai staf pengajar clan
peneliti di laboratorium Virologi, Jurusan Harna dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas
perranian UGM. Penulis telah melakukan berbagai penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat khususnya masalah-masalah penyakit tanaman yang disebakan oleh virus.
Beberapa hasil penelitian telah diterbitkan di beberapa jurnal.
PMIKATA
Puji syukur ke hadapan Allah SWT atas rakhmat dm kmuunia-Nya sehinga
penelitian yang berjudul: Karakterisasi Biologi, Serologi dm Analisis Sidik Jari DNA
Virus Penyebab Penyakit Keriting Kuning Cabai telah dapat terselesaikan.
Penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada Prof. Ir.
Rusmilah Suseno, M.Sc.,Ph.D., Ir. Sri Hen-
Hidayat, M.Sc., Ph.D., Dr,
Jurnanto Haqosudarmo dan Prof. Ir. Soemarton0 Sosromarsono, M-Sc., Ph.D , atas
segala kesabaran, bimbingan, pengkayaan wawasm, kn'tik,
serta dukungan
moil yang sangat besar peranannya dalam terselesaikannya penulisan disertasi ini.
Peran para penguji yang telah memberikan banyak masukan sangat
bermanfaat &lam diserfasi ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada Dr. Ir. Gede Suastika, MSc. dm Dr.Lr. Ati Srie W
t
,
APU.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Rektor dan Direktur Program
Pascasajana IPB atas kesempatan yang diberikan kepda pwulis untuk rnengiw
program doktor di IPB; Rektor Universitas Gadjah Ma& ban D e b Fak. Pertanian
UGM yang telah memberi ijin untuk mengikuti program d o h r di IPB; Kepda Balai
Penelitian Bioteknologi Pertanim Palitbio) Bogor yang tehh mengijinkan penulis
menggumkan fasilitas rumah kaca.
Ucapan terimakasih juga penulis mpaikan kep& Departemen Pendidiksn
Nasional melalui BPPS Dikti yang telah memberikan dukungan dam
untuk
mengkuti program doktor, Toray Foundation yang telah mem biayai sebagian dana
untuk penelitian, Ketua Laboratoriurn Virolog Twnbuhan IPB dan UGM yang telah
mengijinkan petlulis menggunakan fasilitas,peralatan dan bahan penelitian.
Saya ucapkan banyak terimakasih kepada Prof. Dr. Ir. YB. S m d i y o n o atas
segala bantuannya, dan Prof. Dr. Ir. Haryono Semangun kserta semw reRaMekan
di minat studi Fitopatologi, Fak. Pert&
UGM atas dorongan dan dm reshmySL;
Kepada mas Wawan, mbak Ida, mbak Woro, pak Edi, pak Sodiq, bu Parmi
dan mas Ayik yang telah banyak memberi bantuan selama penelitian dan pendisan
disertasi ini, penulis ucapkan banyak terimakasih. Kepada yang tercinta rekan-rekan
di laboratorium Virologi Tumbuhan, baik sewaktu di kampus Baranangsiang
maupun di Darmaga yang selalu membuat ceria dan semarak suasana laboratorium
sehingga menumbuhkan sernangat kembali dan menghi langkan rasa putus asa saat
penulis mengalami beberapa kali kegagalan &lam percobaan. Atas kejasama dan
keakraban yang terbina, saya ucapkan banyak terimakasih.
Rasa hormat dan bangga penulis sarnpaikan kepada kedua orang tua tercinta,
i bu Suharminah W iroatmdjo (Alrn) yang telah mencurahkan kasih sayang,
bimbingan dan doanya serta keteladanannya dalarn mengasihi sesama, serta kepada
yang tercinta Bapak Suyatman W iroatmodjo (Alrn) yang seIa1u mendorong untuk
rnenempuh pendidikan tertinggi dan selalu memberi yang terbaik bagi putra-putrinya
serta meneladani arti sebuah kepercayaan. Untuk semua itu penulis ucapkan banyak
terimakasih. Semoga Allah SWT memberi ampunan dan tempat yang terbaik di sisiNya sesuai amal ibadahnya. Amien.
Kepada yang tercinta ibu mertua, ibu Subarti Suhartono penulis ucapkan
terimakasih atas doa clan kasih saymgnya Kepada semua kakak-kakak ,adik-adik ,
ipar-ipar clan segenap keluarga besar bpWibu Wiroatrnodjo dan bpldibu Suhartono,
atas doa dan kasih sayangnya, penulis ucapkan banyak terimakasih.
Yang tersayang kedua anakky Ninggar Seganten dan Lintang Sagoro saya
sampaikan penghargaan yang tinggi atas doa, kasih sayang dan segenap pengorbanan
yang telah diberikan selama ini, dan karena tawa dan tangismu membuat jarak antara
Yogakarta
-
Bogor terasa sangat dekat. Kepada yang tersayang suamiku Dr. Ir.
Sudaryono, M.Eng., saya ucapkan terimakasih yang
tak terhingga
atas
doa, kasih
sayang dan kesetiaan, dorongan dan semangat di saat-saat sulit serta waktu untuk
Ninggar dan Lintang diantara kesibukannya yang sangat padat.
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat untuk kepentingan m a t manusia clan
ilmu pengetahuan.
Yogyakarta-Bogor, April 2004
Sri Sulandari
xii
DAFTAR IS1
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMI3ki-R
I1
TINJAUAN PUSTAKA
Cabai (C 'apsicumspp.)
Geminivirus
Identifikasi Virus
Keragaman Gerninivirus
Daftar Pustaka
I11
RESPONS BEBERAPA KULTlVAR CABAI, TANAMAN
LAIN DAN GULMA TERHADAP VIRUS PENYEBAB
PENYAKIT DAUN KElUTING KLJNING CABAI
Abstrak
Abstract
Pendahuluan
Tujuan Penelitiam
24
Bahan dan Metode
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan
Daftar Pustaka
IV
KAJIAN PENCTLARAN VIRUS PENYEBAB PENYAKIT
DAUN
KERITING
K W G CABAI DENGAN
SERANGGA VEKTOR Bemisia tabaci Genn. (Hemiptera:
Aleyrodidae)
Abstrak
Abstract
Pendahuluan
Tujuan Penelitian
Bahan dan Metode
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan
Daftar Pustaka
V
PEMURNLPITU' VRUS PENYEBAB PENYAKIT DAUN
KERITNG KUNMG CABAI
Abstrak
Abstract
Pendahuluan
Tujuan Penelitian
Bahan dm Metode
Hasil Penelitian clan Pembahassn
Kesimpulan
Dafiar Pustaka
xiv
VI
PEMBUATAN ANTISERUM DAN KkTIAN SEROLOGI
VIRUS
PENYEBAB
PENYAKIT DAUN
KERJTING
KUNING CABAI
Abstrak
Abstract
Pendahuluan
Tujuan Penelitian
Bahan dan Metode
Hasil Penelitian dm Pembahasan
Kesimpulan
Daftar Pustaka
VII
DETEKSI
DAN
KAJIAN
KERAGAMAN
VIRUS
PENYEBAB PENYAKIT DAUN KElUTING KUNING
CABAI MELALUI ANALISIS SIDIX JAM DNA
Abstrak
Abstract
Pendahuluan
Tujuan Penel Itian
Bahan dan Metode
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan
Daftar Pustaka
IX
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Geminivirus yang telah dilaprkan menyerang
cabai (Capsicumspp). ..................................
Macam dan fungsi gen kelompok geminivirus...
Hubungan geminivirus
dengan serangga
vektornya, B. tabaci .....................................
Luas serangan clan keparahan gejala geminivim
pada berbagai jenis cabai di lapangan (tahun 200 1
-2003). .....................................................
Tabel 111.2
Respons beberapa kultivar cabai terhadap infeksi
geminivirus isolat cabai Segunung.....................
Tabel 111.3
Hasil penularan geminivirus isolat cabai Segunung
ke berbagai jenis tanaman &n tumbuhan liar........
Tabel IV.1
Pengaruh jurnlah serangga terhadap efektivitas
penularan dan masa inkubasi geminivims isolat
cabai setelah periode makan akuisisi selama 48
jam dan periode inokulasi selama 24 jam.. ...........
Pengamh berbagai periode makan akuisisi
B. tubuci (10 ekor setiap tanaman) terhadap
efektivitas penularan penyakit setelah 24 jam
periode inokulasi.. .......................................
Pengaruh berbagai periode inokulasi R. fubctci (10
ekor setiap tanaman) terhadap efektivitas penularan
penyakit setelah 48 jam periode akuisisi...............
Hasil pengujian periode laten geminivirus dalam
tubuh B. tabaci...........................................
Periode retensi geminivirus setelah B. tabaci
melakukan 48 jam periode akuisisi dan 24 jam
periode inokulasi..........................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. 1
Gejala penydat daun keriting kuning pad.
pertanaman cabai rawit di lapangan................
Gambar 1.2
Intensitas serangan penyaht dam keriting
kuning pa& cabai rawit dm cabai besar di
lapangan................................................
Gambar 1.3
Gambar II. 1
Skema dan susunan genom geminivirus monopartit....................................................
Gambar fl.2
Skema dm s u s u m genom
gemhivirus
biparht ................................................
Gambar 111.1
Gejala penyakit dam keriting kuning pada cabai
besar (A) dan cabai rawit (B) di lapangan.........
Gambar 111. 2
Variasi gejala penyakit keriting d u n kuning
cabai rawit.. ......................................
Gambar 111.3
Perkembangan gejala penyakit daun keriting
kuning pa& cabai rawit kultivar Cakra (hari
setelah inokulasi).....................................
Garnbar 111.4
Hasil penularan virus penyebab penyak]t daun
keriting kuning pada berbagai kultivar cabai .....
Gambar 111.5
Hasil inokulasi geminivints isolat cabai pada
berbagai AJicotiumspp. .............................
Gambar 111.6
Hasil inokulasi gerninivirus isolat cabai ke
berbagai tanaman pertanian.........................
Garnbar 111.7
Hasil inokulasi geminivirus isolat cabai ke
betanaman indikator,
gulma dan
tanaman liar. ...........................................
Gambar TV.1
Morfologi imago B. tabaci
Gambar W .
2
Gejda pada tanaman cabai (C. fiwctarcens)
dan pupriumnya................................................................
kultivar C h yang diinokulasi geminivirus
menggunakan B. fabaci ..............................
Garnbar V.1
Zona virus murni
setelah ultrasenrifugasi
......................................
dengan Cs2$04..
Gambar V.2
Nilai absorbansi virus murni pada A 260 nrn =
1,83....................................................
Gambar V . 3
Hasil analisis protein selubung geminivirus
isolat cabi secara secam SDS-PAGE............
Gambar VI.1
Absorbansi antiserum tidak diserap............
Gambar VI.2
Absorbansi antiserum ymg diserap mengymkan sap perasan P. ~70ridamsehat ................
Gambar VI.3
Abwrbansi antiserum setelah dipresipitasi
rnenggunakan sulfat amonium.....................
Gambar VI.4
Titer antiserum..........................................
Gambar VI.5
Reaktivitas antiserurn terhadap virus penyebab
penyakit daun keriting kuning cabai dari
berbagai lohsi (Segunung, Yogyakarta,
Cugenang dan Lembang) secara I-ELISA........
Gambar VI.6
Reakivitas antiserum terhadap virus penyebab
penyakit daun kuning keriting cabai dari
berbagai hang (cabai, tembakau, tomat dan
babadotan) secara I-EL1SA ..........................
Gambar VI. 7
Hasil pengujian I-ELISA dengan pgarnatan
visual rnenggunakan antiserum yang tidak
diserap pada geminivirus yang berasal dari
lokasi dan inang be*.
............................
Gambar VI.8
Hasil pengujian I-ELISA dengan pengamatan
visual rnenggunakan antiserum yang diserap.
pa& geminivirus yang berasal dari lokasi clan
inang berbeda. .........................................
11 1
Gambar VI.9
Reaktivitas antiserum terhadap B. tabaci
virulifems secara I-ELISA ...........................
Gambar W. 10
Reaktivitas antiserum terhadap virus penyebab
penyakit daun keriting kuning dari berbagai
lokasi (Segunung, Yogyakarta, Cugenang dan
Lembang) secara DIBA..............................
Gambar Vi.11
Reaktivitas antiserum terhadap vim penyebab
penyakit daun keriting kuning dari berbagai
inang (cabai, tembakay tomat clan babadotan)
secara DIBA...........................................
Garnbar VI.12
Reaktivitas antiserum terhadap eksbak B. tabaci
v i r u l i f m secara DIBA..............................
Gambar VI.13
Hasil analisis secara western blotting protein
selubung geminivirus.................................
Gambar VII. 1
Arah transkripsi pasangan primer yang
digunakan untuk amplifikasi fmgmen DNA-A
dan DNA-B ...........................................
Gambar VI1.2
benthumiuna yang diinokulasi
virus
penyebab penyakit daun keriting kuning ( 1 0
N.
hari setelah inokulasi) ................................
Gambar VII.3
Fragrnen DNA hasil amp1ifikasi menggunakan
primer pAv 494 &PAC 1048 (A) dan primer
pALlv 1978 & pARlc 496 (B)... ..................
Gambar V11.4
Fragmen DNA hasi1 amplifikasi menggunakan
primer pUv 1 & pUc2.. ..............................
Gambar V11.5
Ampl ifi fikasi fragmen DNA-A dan DNA-B
nlenggunakan beprimer.......................
Gambar VII.6
Pola pernotongan pita DNA geminivirus oteh
berbagai enzim restriksi.............................
Gambar W.7
Fragmen DNA geminivirus hasil PCR dari
serangga vektor........................................
Gambar VII.8
Fragmen DNA geminivirus yang diekstraksi dari
tanaman sakit dengan metode W d i n alkalin..
Gambar W.9
Dendrogram hasil PCR-RFLP geminivirus isolat
cabai dan tomi. .....................................
Gambar VII.10 Runutan susunan DNA has11PCR isolat
Segunung-2 menggunakan pasangan primer
pALv 1978 (plus sense) dm pARc 7 15 (minus
.sense) ...................................................
Garnbar VII. 1 1
152
153
Runutan susunan DNA hasil PCR isolat
Yogyakarta menggunakan pasangan primer
pALv 1978 (plus sense) clan pARc 715 (minus
sense)
..................................................
153
I. PENDAHULUAN
Latar Belakslng
Tanaman cabai (Capsicum spp.) merupakan salah satu jenis tanaman
sayuran yang prospeknya sangat bai k untuk dikembangkan sebagai tanaman
utama karena mempunyai nilai ekonomis tinggi. Buah cabai bermanfaat antara
lain
sebagm penyedap masakan, penambah selera makan dm mengandung
berbagai vitamin. Kandmgan vitamin A dan C pada buah cabai sangat tinggi.
Pada setiap 100 gram buah cabai segar mengandung vitamin A sebesar 470 TU
dan 18 mg vitamin C pada cabai merah atau wbai besar, mhngkm pada cabai
rawit mengandung 11.050 IU vitamin A clan 70 mg vitamin C (Dir. Gizi. Depkes
RI. 1 989). Peranan cabai dalam rumah tangga setam dengan beras yang sudah
menjadi kebutuhan pokok sehari-hmi dan posisinya tidak dapat dgantikan dengan
komoditas lain. Rata-rata konsumsi cabai di Indonesia seJritar 2,4 kg/oran9, tahun
(VOS1 994).
Dari tahun ke tahun, luas pertanaman cabai di Indonesia meningkat
pesat sejalan
dengan perkernbangan agroindusbi. Pada tahun 2000 Iuas
pertanaman cabai mencapai 174.708 ha atau sekitar 20,39?h dari total areal
pertanaman sayuran (Ditjen Bina Produksi Hortikultura 200 1 ). Walaupun luas
areal pertanaman cabai smakin meningkat , akan tetapi sering terjadi fluhasi
harga maupun produksinya. Faktcw yang menyebabkan produksi turun dm h g a
cabai tidak stabil antara lain pengaruh Mar iklim dan
akibat smmgan
berbagai hama maupun patogen. Virus rnerupakan patogen yang bmyak
menyerang cabai dm sangat merugikan. Wah satu virus penyebab penyalut
cabai di Indonesia adalah geminivirus (Hidayatet al. 1999),
Mdai tahun 2000 sampai sekmng terjadi epidemi penyalut daun keriting
kuning pada pertanaman cabai di pulau Jawa
(Gambar I. 1). Epidemi penyalut
terjadi apabila teqsdi peningkatan populasi ttinaman sakit Marn suatu areal
dalam waktu yang singkat dm sangat merughn (Agrios 2000). Epidemi
penyakit daun keriting kuning cabtii terjadi di Indonesia
kejadian p e n w t clan intensitasnya di lapangan sem-
berdasarkan pada
meaingkat dm menjadi
masalah besar k m m menimbulkan baayak kerugian pada pertmaman cabai di
berbagai lokasi.
b i l p e n p a t a n di
beberap senha produksi cabai di DIY, Jawa
Tengah dan Jawa Barat menmjukkan, bahwa kejadian penyakit pa& cabai rawit
mencapai 70
-
100% dan tersebar lms; sedangkan pada cabai besar terdapat
sebaran secara sporadik dengan kejadian peny-alut berkisar antara 10 - 35%.
Namun, kejadian penyakit pada cabai besar ku1tivar TM 999 di daerah Kopeng
(Jateng) dm Kulon Progo (DIY)pada t&un 2001 - 2002, dan di Sieman pada
tahun 2003
rnencapai 70
-
IGO%
(Gambar 1.2). Gejala penyakit yang mirip
dengan penyaki t daun keribng kuning cabai yang banyak ditemukan akhir-akhir
ini
pemah juga ditemukan di Jawa Barat yang disebabkan oleh geminivirus
(Hidayat el a!. 1999).
Berdasarkan gejalmya yang
mirip dengan -&an
geminivinrs, maka
d i l W a n meMui pengujim sifht-sifat suatu virus, pitu ki-
identi-i
h g , cara penularan men-
m g g a vektm, pernumian virus dan kajian
smlogi serta andisis sidik jari DNA. Alur penelitian disajikan pada Gambar L3.
Tnjuan Penelltian
Penelitian ini bertujuan untuk mengehhui status penyalat di lapangan dm
identifikasi virus penyebab penyakit
rnelalui pengujisn
sifat-sifat biologi,
mlogi dan pola sidik jari DNA m b a b penyakit daun keriting kuuing cahai.
Penelitian dilakukan melalui s w e i di lapanm di rumah kaca dm
labmtorium. Penelitian di lapangan untuk men@ahui kejadian penyalut dotn
k e p d a n gejala. Penelitian di rumah kaca dan laboraton'um yaog dilakukan
terdiri atas:
1. Kajian biologi meliputi: a) kisarm inang dan b) hubmgan virus penyebab
penyakit dengm serangga vektornya
2. Pembuatan a n t i b d p o l i k l d dm kajian serdoginya.
3. Difwensiasi geminivirus melalui pola idik jari DNA berdasarkan poIymemre
chain reaction - resrricrionfragment length polymorphism ( P C R - R E . .
4. Analisis
hubungan kekerabatan antar
isulat geminivirus meldui
pembandingan runutan susunan DNA
Hijmttsis
1. Penyebab penyakit daun keriting kuning cabai adalah geminivirus, clan
mempunyai kismn h
2.
g yang luas serta ditularkm oleb m g g a vektor.
Di antara jenis tamman yang digunakan pada pengujim kisaran inang akan
diperoleh inang diferensial, hangperbanyakan dm hang indikator.
3. Anfibodi pdiklmal terhdap vinrr penyeQab penyakit dron keriting Luning
yang diproduksi dapat d
i
ws
e
w alat deteksi ysng cepi dan alnuat
4. Analisis P C R - W , dam menlmjukkan keragaman antar isolat geminivirus
yang menyerang cabai.
5. Melahi perunutan sunman DNA basil PCR geminiviruP isdrt cabai di
Indonesia, hubmgan kekerabvim
dekat denw Tmato yellow Ieqfcurl
dari benua lama.
'Jabar
westemblott
s8tu isolat y~bsttmda pol8
piIa DNAnya dg isolal
Segunung
w
Perunutan smunen DNA
Pemnutan susunan DNA
~~una"ON*
dari Gene Bank
..,*.....,....*..
*
Analisis
\
hubungan
kekerabatan
J
I
I
IL TINJAUAN PUSTAKA
C a w (Capsicum spp)
Di Indonesia cabai rnempakm tanaman dataran rendah maupun tin@
dan menrpakan kamoditas pilihan untuk suatu usaha tani. Berdasarkan data
statistik diketahui bahwa luas d tsnmsn cabai dmi tahun 1989 sampai 2000
selalu menductuki posisi tertinggi di antara tanaman sayuran yang diusabkau di
Indonesia @It. Bigram. Ditjen. TPH
1983, 2001). Buah cabai banyak
dimanfaadcan untuk berbagai keperluan misalnya sebagai penyedap clan
penambah selm maan. Di Indonesia terdapat dua jenis cabai yang banjrclk
dihmm yaitu abai rawit (Capsicumfrtrlescens
L.) dan cabai besar (Capsicum
a n m m L.), serta masing-masing mempunyai kultivar yang banyak. Produksi
cabai di Indonesia tidak stabil dan mengdarni fluktuasi barga yang sangat tajam.
Salah satu faktor penyebab tmnnya produksi c&ai adalah serangan patogen.
Terdapat banyak patogen yang menyerang pertanaman cabai di l a p g a n , antarsz
lain jamur, Wteri, nematodrt dan virus. Di antam patogen-patogen tersebut yang
sering ditemukan pada pertanman cabai adalab virus, dm patogen ini sering
menimbuikan kerugian besar.
Virus yang menyerang cabai antara lain Cucumber mosaic virus (CMV),
Tobacco mosaic virus (TMV), Potato v i m Y (PVY), Tobacco etch virus (TEV),
Tobacco rattle v i m (TRV), Tobacco ringspi v i m (TRSV) ,Potato v i m X
(PVX) ,Alfca m u i c v i m (AMV), Chili vein mottle v i m (CVMV), virus
penyebab penyaht krupuk
(Dmiat 1992, 2003, Sernangun 1991), daa
gemhivirus (Hadayat et al. 1999, Sulandari et a/. 2001). Geminivirw p d a cabai
di Indonesia masih belum banyak &&ti,
di luau negeri pnelitian
sah&n
tentang penyakit ini sudah dildmkm sews intensif.
GeminIn'nis
AFtI e h o m i
Gemhivirus rnerupakan salah wtu kelompok vim yang banyak
menimbulkan kerusakan pada berhqy tanamsn yang dibudidayakan di dmah
tropik m a u p subtropik (Polston & Andeman 1997,
tanaman -an,
menyerang babajpi
Brown
1987). Selorin
geminivirus jugt dapt mmghfkksi
berbagai gulma (Rojas el d. 1993, Roye et ul.1997, Mati et al. 2002).
Pada tahun 1480 dilaporkan bshwa gemhivirus m q g p a m produksi
tamat di Florida, Karibia, Mebiko, Amerika Teagah, VenemeIa, Brasilia dan
Jepang (Polston & Anderson 1997, 1 999, Idris & Brown 1998, Kato ei a). 1998).
Total kerugian yang ditimbulkan &bat m g a u gemhivirus pada tomat di
Republik Dominika pads tahun 1989 - 1995 &tar
50 juta S US (cit Poistan &
Anderson 1977), dm di Florida pada tahun 1990 - 1991 total kerugimya
rnencapai 140 juta
$
US
( c i ~Polston el 01.
1W3).Salah satu jenisnya, yaitu
Cassava mosaic v i m &pat rnenimbulkan banyak kerugian pada ketela pohon
di Kenya (Bmk 1983). Geminivirus j u p &laporkan menyerang k a m g buncis di
Amerika Serikat dan menimbulkm banyak kaugian (H~dayat et d. 1-31.
S e r a n p geminivirus pada pertamman tembakau juga dilqmrkau di Indonesia
dm p
d menyebabkan gagd m e n ( Semmgun 1989, Trisusilowati 1989,
Noartiidawati st ul. 2002). Kegagalan pmen pada kacang hijau di W a n d juga
disebabkan oleh serangan gemiruvirus (Honda
et
ai. 1983). Geminivirus juga
dilaporkan menyerang tanman cstbai dan h y a k menimbdkan kerugian di
Am&
Serikat, M W o , Cuba, Guatemala dan Thailand. Berbagai geminivirus
yang menyerang cabai dapat dilihat @a Tabel 11. 1.
Tam 11.1. Germnr\-irus yang tebh d i l a p o h menyefang cahi (Capinun spp.)
Negara
virus
Meksiko
Pepper husteco
v i m (PHV)
Sumber
Torres-Patcheco e: al.
19%.
Serrano goiden
masaic virus
Meksiko dm
Arnenka
T e r np w r
geminivims (TPV)
Texas. Costa Stenger el al. 1990;
L o t W er al. 2000
Rica
(Sew)
Brown & Podos 1990.
Senkat
Tom-Pacheco ei 01. 1996.
Peppr jalaptw
vim (PN)
SimIoa r m f olaaf
curl virus (STLCV)
Amerika
TomatoyeIIow leaf
curl nrus (TYLCV)
Thailand,
Cuba
Mekslko dan
Idris & Brown 1998.
Senkat
-daun nulggdlm&
penebah tdang
dauq kerupuk, d m
menguning dan kerdil
-dam tnengmmg dan
rnenggulung ke at=
Meksiko
Chiernsodat & Kittipakom
1 997; Samretwanich
er a1.2000; Quinones er al.
2002
Torres-Pdew er al. 1996.
Hidqat ef al. 19W
Morfologi dan t a b o m i gemiaivirus
Gernini virus merupakan kelompok virus yang menipunyai genom DNA
berutas t u n a , terselubung protein. Virion b e h l u k ikosahedd kernbar
dengan ukuran sekitar 18 x 30 nm (Geminate) (Harrison 1985, Lazarowitz 1987).
M v i r u s termad ke ddam h i l i -viridae.
Eldamh
struktrrr genom, jenis serangp vektmya dm jenis tansrman inangap
famili
ini dibedakan menjd empt genus yaitu: Mmtrevirur. CWOY~F~LS,
Beg~m~~il~rs
dan Toponrvim (Van Regemnortel 2000, Fauquet sf d. 2000, cif Hull 2002).
Genus Mustminu, anggota jenisnya dicirikour denvirus,
tipe Maize streak
mempunyai gemm monopartit yang bendman sekitar 2,6
- 2,s kb,
menyerang tanaman monokotil clan ditularkm oleh wereng dam. Genus
Curtminu anggota jenisnya dicirikntn den-
tip Beet curly top v i m . Pada
Currwirrrs, struktur genom dan jenis m g g a vektornya
m a d e n p genus
Mmtmvims, akau tetapi hstnya menyerang tanaman dikotil. Gaus B e g o m w i ~ ~ ~
atau sebelumnya d i k e d sebagai subkelompok
iII anggotmya dicirikan dengan
tipe Bean gd&n mosaic v i m , dengan s&&w
genom
bipartii (be-
monopartit), inangnya adalah tanman dikotil, vektornya Bemisia t a h i Gem.
T o p m n i l u ~merupakan genus baru h i 1 paisahan dari Curtovirt~~.
Genus ini
mempunyai struktur genom yang mirip dengm Cwtovinrr &an tetapi ditulaba
oleh treehppr yaitu Micnridis malleIfera.
Begornovim sebagian besar genomnya terdin atas dua mdekul (bipartit)
yang masing-masing berukuran sekitar 2,78 kb dan terpisah menjadi dua, DNAA
dan DNA-B. Selain itu ada yang hanya terdiri atas satu molekul saja atau
monopartit yang berukuran sekitar 2,7
- 2,8 kb. Geminiviruis dengan genom
biparht banyak ditemukan di benus baru (Amerika), sdmgkan yang monowt
bmyak terdapat it dmia lama yaitu meliputi Eurasia, Ahka, dm Australia ( cif
Hull 2002). Geminivinrs dengan m
o
m rnmrn-t pada u m q a h y a
menginfeksi tanaman Sdanaceae.
Geminivirus
p g manopartit
bipwtit
dengan yang
keduanya
mempunyai uhran, fungsi dan mganisasi gm yang hampir saraa khususnya
DNA-A. Adapun maam gen dan fungsinya dapat d i l h t p d a Tabel 11. 2.
Gen penymdi protein selubung virus (coat protein) merupakm daerah
genom yang mempunyai runutan susunsn DNA den-
demjat kesamw yang
tinggi (conserved) mtar anggota geminivirus d d m satu p u s {Rojas ei d. 1993,
W p t t & Brown 1%).
Intergenic region (IR)sltau common region (CR),selain
mempunyai demjat kwamaan mutan asam nukleat ysng tinggi juga mempunyai
derajat kesamaan yang rendah (drversed) antar anggota genus g d v i r u s
( M e w s 1992, Padidam et al. 1995 cit,
Brcwn
1997, Van RegemnmteI el al.
Tabd 11.2. Macmdm fimgsi gen Lsbompok g - d
Jenisgen pada gerrinivirus
Monopartit
Bpam
No
1
V l (CP)
AV1 (CP)
Fungsinya
pnhr&n
proh
duhg
vim,
pdaran rml8lui semgga vektor dan
pergerakan v i w di dalm inaagnya
3
C1 (Rep}
C2 (TrAP)
ACl (Rep)
AC2 (TrAP)
4
C3 (Ren)
AC3 @en}
5
C4
6
MpIV2)
MP (BV1 clan
BVl)
NSP(BVI) dm
MP (BCI)
2
repWcasivirus
pmbentw
PAPI
Tramucfiwring prorein
parlbeatukm protein replimlion embmw
(.En)
ekspresi geJala
p e r g e virus
mmmm yang
t&d;si
Sumber : Van Regenmortel er at. 2000, Haul 2002.
terjadmya transhipsi. Oleh kmmt bersifat comerved daerah genom tersebut
banyak digunakan sebagai dasar pemilihan suatu prim= (Matthews 1992, Rojas et
a&.1997). Skema dan sammm p a n gemhivirusyrtog monapht m a p ymg
bipartit &pat dilihat pada Gambar II. 1 dan II. 2.
Gambar Ii. l . Skeara dm susunan genom geminivitus mmopmht.
Ket: anak panah ma*
arah -psi.
Gambar 11.2. Skenra dan srrnman geaom g m h i ~ i mbipartit
W:a d panah nmunpkkm arah m k r i p s i .
Sumber : Van ECegenmonel el af. 2XK3
Hubungan geminivirus dengan sersngga vclrtornya, Be&&
robaci
Genn. (Hornoptera: Aleyrddae)
Di Amerika dan Karibia ditemukrtn adanya populasi B. iabaci atau yang
dikenal sebagai htukebul tembakau yang berbeda daIam hd kisaran hang,
kemampuan menularkan virus, dm tingkat reproduksi yang sttugat t i a d serta
tidak dapat melakukan kopulasi den-
kutukebul t e m k u yang sudah ada
sebelumnya yaitu biotipe A (Bird 1957 cit Brown 1997, Perring 2001). Biotipe
baru tersebut kemudian d i k e d dengaa kutukebul tembakau biotipe B drm ada
B. argt!nt$dii. Selain biotipe B, tadspat
p g menyebutnya sebagai @es
tujuh kelompok biotipe B. t-
,dan biotipe I3 t
d u t sangat potensial dalam
menularkan geminivinzs porda berbagai tamman budidaya (Paring 2001).
Sikh hidup kutukebul tern-
di daerah t q i k jmda kundisi optimum
sekitar 3 minggu. kmgga M h a dewma mampu W u r sebanyak 200 butir.
Perkembangan dari telur mpai dewasa melewd empat fa& yaitu telur, nim&
(tipinstar), pupa clan imago (Motmd 1993). M e n W Badri (1983), sdclus hidup
kutukebultembakau pPrda
Masa inkubasi telur &ah
~~plasuhu28-30Csekitar 17hari.
(5,78 + 021) hari,
instar pertams lmanya (3,14
2024) h i , nimh instar kedua (321 2 0,16 ) han, instar ketiga (3,14 1q16)
hari,danpupa nrtrrlrrh(2,Sl ?0,21)bari.
Tubuhkutukebd d e w a s a h a r n a
kuning dengan serbuk putih @a bsdlan dan sppnp. Semngga tersebut sangnt
polifag, imgnya sangat banyak yaitu b
g lebih rnencapai 300 spesies dari
63 fmiii.
Peranan kutukebul ternbhu sebagai vektor geminivirus yang
menyebabkan penyakit sudah banyak
~~(Tabel 11. 3):
Pada umumnya
hubungan virus dengan vektomya h i f i t persisten &an tetapi tidak diturunkan
ke generasi berikutnya melalui telurnya ( m n tmnrovarial trummission).,
Walaupun dernikian a& pula
geminivirus yang dapat diturunkan ke generasi
bmhtnya, m i h y a TYLCV dari berms lama (Cmmek et al. 2001) clan TW-
Sar (Bosco et al, 200 1).
Vuud inangnya
No
Periode
laten (jam)
Periode
akuisisi
1
2
3
4
5
6
+as l e a f w l virus
pada d m
Texaspepper
geminivirsls pada cabJ
TomatopI1w leof ctirl
virtls pada t o m i
Pepper yellow leaf cur2
virus pada calm
Texas pepper
gminivirrrs pada adxu
Tobacco Ieafcurl virus
pads t d u
Periode
retensi
24
9
Sumber
Idris & Brown
1998.
0,25 - 0.5
21-24
10-20
1
10
10
Smpi
mati
O,5
NaWlla&Maxwell
1993.
Smetwaruch
et al. 2000.
Stmger el al.
1 m.
Noodawati
etn1.2002
Keterangan:
- : tidak ada data
ldentifikasi Virus
Deteksi agens penyebab penyakit pada tanaman, benih ataupun bahan
vegetatif selain untuk mengetahui sifat biologinya juga merupakan langkah awal
yang sangat diperlukan dalarn strategi pengelolaan penyakit. Banyak cara yang
dapat dilakukan untuk deteksi dan identifikasi virus. Identifikasi virus antara lain
dapat dilakukan melalui identifikasi
secm bi ologi ataupun nonbiologi serta
meialui analisis komponen patogennya (Brown & Ogle 1997). Identifikasi secara
biologi a n m lain dilakukan dengan penularan ke tanaman indikator, penularan
m e n g g u n h serangga vektor dan
kajian kisaran inang. Untuk mengetahui
adanya komponen spesiiik dari suatu virus clapat dilakukan dengan identi fikasi
secara
nonbiologi antara lain dengan pengamatan menggunakan mi kroskop
elehon, uji irndogi atau serologi, hibridisasi asam nukleat rnenggmdcan
pelacak DNA, dan melalui t h k PCR Berbagai cara untuk identi fikasi tersebut
masing-masing mempunyai kelemahan dan keunggulan.
Identiiibi gemhivhs scmra biohgi
Identiaasi vinzs s e a m bid& d q a t ctilakukaa melalui uji kisrtran
inmg dan atau melalui uji hubungan virus dan smmgga vektomya. Cara tersebut
Bean IhuM mosoic
telab ddakukan untuk mendeteksi dan rnengidentigernirrivim (BPMV) (Morales et d. 1990),
Texas p p r gemjnivirur
(Stenper et al. 1990), Simlw tomato leqf curl geminivirus (STLCV) (Idris &
Brown 1598).
IdenliAkasi geminivlrPs mtlalni uji m l o g i
Serodiagnosis merupakan cara deteksi
virus den=
m d t k a n
reaksi antam antigen dan antibaii (Trrrrmce 1992). Cam ini rnempuyai banyak
keuntungan antara lain cepat,tqmt dm dapat d
i
m mtuk karakterisasi virus
serta menptahui hubungau k e k m h m suatu virus ( Van R e g m u d 1992).
Serodiagnosis telah banyak digunakm mtuk mengidentifikasi berbagai virus yang
menyemag tanaman maupun mdahri serangga vektaanya
mars kualitatif
ataupun h t j t a t i f . Salab satu bhm dasar yang digunakau untuk pengujian
secara serologi
adalah
tersedianya antibdi. Sebagai laagkah awal mtuk
membuat a n t i M adalah dengan melakukan isolasi virus dari inangnya dengan
cam pemurnian virus. Metode pernumian virus sangat bervariasi tergxrntung dari
sifat dm jenis virusnya (Matthews 1992). Bebetap anggda geminivirus yang
telah Mail dimurnikan misalnya TPV, dan Bean gd&n masaic geminivims
(BGMV) menggunakan gradien sulfat sesium (Stager ef ai. 1990; Modes er d.
1990). Tomato goI&n yeIlaw mosaic v i m dirn w
rnenggmakm gradien &osa
1W%
(Hamilton
h leqfcwl v i m (SLCV)
et
al. 1981, Cohen ef d.
1983). Geminivirus lain yaitu Mwtgbean yellow mmaic v i m (MYMV) berfiasil
secam m v e m PEG yang d i l m den~
dim&
er
graden sukrosa (Honda
d. 1983). Tridowati (1989) b g a n cam pemutaian sebagian (pamal
puri$cation berhasil memurnikan virus kenrpuk yang mmyemg temtdau
Virus yang telah diinumikan sebelum d
i
w
untuk imunisasi pada
hewan percobam perlu dikarakterisasi mtuk melihat tingkat kemurniannya.
Kmlderisasi clapat dil*
dengan meagmati bentuk dan ukuran p d e l
menggunakan
elehrm,
mihodcop
nilai
absmhs'
menggunakan
spekmfotamem (Van Regemnod 1981), atau melibat h a t molehd protein
selubung virus seam elhfbresis (Sanbrmk el d.1989). Virus mumi pada
umumnya menrpakan salah sstu antigm yang sanpt baik mtuk menj@dkm
antibodi pnda hewanpembmi.
Antibodi menrpakan imunoglobulin yang dihilkan oleh sel limfosit B
pada hewan percobaan sebagai tanggapan adsoya rangsangan dmi swtu antigen
(Memaugh
ei
01. 1990). B d m a h a jlrmlah epitop pengimbas kekebalan ,
antibodi dibedakan menjadi poliklmal dan mmddonal. Antibodi poliklonal
dibentuk dari sejumlah klon lim6bsit B yrmg dirangsang deh banyak epitop daFi
antigen tertentu sehingga rnempunyai variabilitasnya sangat tmggi, khususnya
&tam ha1 titer, klas antibodi dan spesifitamp. Hal ysng sebaliknya terdapst p d a
antibodi monoklonal. Antibodi poliklonal
lebih mudah pembuatamya dan
biayanya lebih murah dibmcbg antibodi rnmddoplal. Spesifibmya a n t i M
poliklonal akan tiaggi apbila antigen yang digunakan b e n d dari v h s mumi.
Antibodi polikiod banyak digunakan mtuk identilibxi suatu v h s W
u
n
untuk p e n g i n d h b
d dan bahan perbm@m tanaman (Bd et ~ 1 . 1 9 9 0 ) .
Banyak uji serologi yang berkembang pesat dan has dewam ini baik untuk
deteksi maupun karakterisasi suatu virus. M d e serologi kmebut antara lain uji
presipitasi dalam tabung, agglutinasi kloroplas, difusi p d a dalam agar, dtrn uji
flokulasi lateks (Ball ef al. 1990). Untuk melihat kekerahtaa suatu virus banyak
digunakan pengujim difusi p d a dalam agar yitu den=
presipitat yang terbentuk
walaupun sangat
. Metode presipitasi
menmati pita
clan agglutinasi klwoplas
mudah dilstkukan akan tetapi h e n a terlalu b y a k
menggunakan antibodi saat ini jarang digunakaa Di antara carst serodiagnosis
yang paling banyak digunakan saat ini adalab uji w
assay (ELISA) meliputi &Ie
anif-
e linked immmorber?t
sarodwich ELJSA (DAS-ELISA) (Clatck
& Adams 1977) dao i d m c t ELIS4 (I-ELISA) (Koenig 1981). Selain ELlSA
menggunakan lempeng m i k d t e r dari plystyrene juga dapat digrmakan
membran nitroselulosa ymg dikenal dengan teknik dor immunubiding a s s q
(DIBA). Teknik ini banyak digunakan lebih mudah dm hernat karena r e a p
yang d i g u n h lebih sedikit (Bmttari & Gocdwin 1985).
Identi fikasi geminivirus seco~aserologi masih jarang dilakukan dan masib
terbatas hanya pada beberapa geminivirus saja karena adanya beberapa kendala.
Kendala tersebut antara lain konsentmsi virus dalam tumbuhan inang sangat
rendah, w i n g teqadi reaksi silang dan kesulitan dalam penyediaan antibodi ( crt
Rojas et al. 1993, Van Regumortel2000).
Identifikasi geminivirus melalui a d b b sidik jari DNA
Dewasa hi untuk kmkterisasi maupun detelcsi geminivirus tumbuhao
banyak dikernbaagkan teknik molekder. Teknik FCR akhk-akhir ini berkembang
sangat p a t untuk
deteksi berbagai virus tumbubaa Deteksi virus secara PCR
&tin
memberikan hasil p g akurat, cepat dan sangat peka. Teknik PCR b p
memerlukan jumlah sampel sedikit, dan sarnpel &pat bentpa bahan sew, sudah
dikeringkan atau beku (Rojas et al. 1993, Wyatt & Brown 1996). Teknik PCR
clapat mengatmi kendda pada pengujian gemhivirus sema serologi.
Pengujian dengan teknik PCR memerlukan sepmang primer yang s
fKsia
yang akan menginduksi pembentukau dan perban*
atau mtai DNA tertentu dengan btmtuan
rangha asam nukleat
enzim Tag plymerase ddm mesin
PCR atau tlaermaycIer. PPemilihan primer pug tepat sangat menentukan
kebdasilan identiflkasi suatu virus. Pada geminivirus , primer &pat dipilih
pa& bagian common mgion atau intergenic region, gen yang menpdikan
protein selubung virus, maupm protein yang berasosiasi dm-
proses replikasi
virus (Rojas et a!. 1993, Wyatt & Brown 19%, Pdstoll& Anderson 1W).Untuk
keperluan taksonomi geminivims banyak digunakan primer dari gen penyandi
protein selubung yaitu AVl ORF DNA-A karma daerah ini mempunyai derajat
kesamaan yang sangat tin& (conserve4 antar anggota genus geminivirus (Wyatt
& Brown 1946, Idris & Brown 1998). Penyusunan pnmer tersebut misalcya Av
494 & Ac 1048 yang akan mengamplifikasi sebagan gen protein selubung virus
berukuran sekitar 550 bp. Berdasarkan ukuran fragmen DNA tersebut dapat
hgunakan untuk rnengidentifikasi
keberadaan geminivirus pada berbagai
tanaman w
a
n
,
tanaman hias dan gulma (Wyatt & Brown 1996). Penggunaan
primer yang disusun dari daerah ALl dan ARl yaitu PAL1 v 1978 dan PAR 1c
4% antam lain dapat tmamplifiasi untai
DNA sekitar 1,3 Kb dari TYLCV-Egi
(Rojas et al. 1993), dm TYLCV pada tomat di Jepang (Kato el a/.1 998). Teknik
PCR selain dapat hgunakan untuk mendeteksi geminivirus ymg menyerang
tanaman, juga dam r
n
e
n
m
u
i kebedam gemhivirus dm l o h i virusnya di
dab tubuh m g g a vektomya (Mehta et ai. 1%).
Identi-I
gemhivirus melalui analisis sidik jari DNA dapat juga
dengan cara mengisolasi DNA replicm'ive fom secara langmng rnenggmkan
metode guanidin alkalin, dm ha1 ini telah b h i l dilakukan untuk WPsear&aM
v i m (Bendahmane et 01. 1995).
Kemgaman geminhim
Begmovirus merupakan
sal&
anggota yang -&at
banyak. Di lapangan &bat
=raw@ v e m a ,
w
inag
-
satu genus geminivirus ymg mempunyai
Ymg
pendaran geminivirus oleh
ataupun Y a w .
kekmMmnya, dapat m t M oleh sstu jenis ganinivirus sema tunggal,
bersamaan dengan jenis geminivirus lain ataupun oleh strain lain Oleh karena
adanya infeksi geminivirus seam bersamaan pada inang yang m a maka
memungkinkan timbdnya 6 baru ~ h i n g g steajadi keragaman geminivirus.
Adanya strain geminivirus dapat didetehi melalui pengujiau kisaran inang, uji
serologi maupun den=
analisis sidik jari DNA
Mdalui uji kiwan hang adanya strain geminivirus &pat diketahui oleh
adanya perbedaan respons pa& tanaman, misalnya p d a buncis yang terinfeksi
TYLCV-Is dapat menirnbulkm bean crumple disease sedangkan TYEV-Sar
tidak dapat menimbulkan gejala peuyaktt tersebut (Naws€astillo et al. 1W).
Menggunakan antibodi monoklwal dapat diketahui adanya strain- strain chi
African cassava mosaic v i m (ACMV) yang menyerang ketda pohon (cit. Brown
1997). Melalui teknik PCR-RFLP juga dapat diketahui strain geminivirus lain
yang menyerang tanaman tomat di Meksiko yaitu TGV-MX1 dan TGV-MX2
(Rojas et al. 1993). Meldui tekoik t d u t juga dam ctiketahui kerageminivirus ymg menyerang mbai di W m i a (Hidayat et d.1999).
Untuk melihat kmgaman sustu imlat virus mu timbulnya suatu strain
virus &pat juga dilakukan d i s i s berdawkm mutan suz~man asam
nukleahya, mi*
P e p r jdopno v i m merupakan strain Pepper hnusleco
v i m (PHV), dan Chino cdel t m t o v i m merupakau strain Tomato Ieqfcnmple
v i m ( T o m ) (Tofm-Pacheco el al. 1%).
Menggunakan cam ini adanya
berbaM strain gemhivirus juga d i t e m h p d a Tomdo yellow leqfcw3 v i m
(TYLCV) (NakMa & Maxwell 1983, Navas-Castilio el
1999, Polston & Mc
Govern 1999, Chatcbawankanphmicb & Maxwell 2002X Texas p e p r v i w
(TPV) (W
el d.2000), dan ACMV (Bock 1983, cir. Brows 1997).
DAFTAR PUSTAKA
Attathorn, S., Chiemsombat P, Sutabutra T, Pongpanitanond R 1990.
Characterizatmn of nucleic acid of T m t o pIlow let#
BIOLOGI, SEROLOGI DAN ANALISIS SIDIK JAR1
DNA VIRUS PENYEBAB PENYAKIT DAUN
KF,RITING KUNING CABAI
Oleh:
Sri Sulandari
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004
SRI SULANDARI. Karaherisasi Biologi, Serologi dan Analisis Sidik Jari
DNA Virus Penyebab Penyakit Daun Keriting Kuning Cabai. Dibimbing oleh
RUSMlLAH SUSENO, SRI HENDRASTUTI HIDAYAT, -0
HARJOSUDARMO, dan SOEMARTONO SOSROMARSONO.
Sejak tahun 2000 tejadi peningkatan kejadim penyakit &un keriting kuning
cabai di Indonesia sehinga menirnbulkan kerugian besar pada p e m cabai.
Penyebab penyakit tersebut sdalah geminivirus.
Penelitian dilakukan uutuk mengetahui (1) intensitas dan kejadian penyalut di
lapangan; (2) mengidentifikasi virus penyebab penyalut melalui kajian sifat-sifat
biologi, serologi dm p l a sidik jari DNA virus. Metode penelitian meliputi: (1) s w e i
di lapangan; (2) kajian kisaran inang dan hubungan virus penyehab penydat d e n p
seraflgga vektornya di rumah kaca, (3) pembutan antibodi polildonal drrn kajian
serologinya; (4) diferensiasi isoht geminivims melalui pola sidik jari DNA
b e r d a w h po/ymerase chain retactton - restriction fiagmenr length polymorphism
(PCR-RFLP), ( 5 ) analisis hubungan kekerahatan mtar isolat geminivhs melalui
pembandingan runutan susunan DNA
HasiI pengamatan di hpmgm ntenunjukkan bshwa epidemi penyakit dam
keriting kuning cabai telab terJadi di tiga Propinsi di Indonesia, yaitu Daerah
Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Barat sej& tahun 2000. Tingkat
kejadian penyakit path cabai rawit ( Capictm: fiurescem) mencapai 100%
sedangkan pada cabai besar (C.annuurn) terdapt secara sporadis yaitu sekitar 10 35%, kecuali pada kultivar cabai besar TM 999 dengan tingkat kejadian penyakit
mencapai 70 - 100%. Semua kultivar abi yang diuji rentan terhadap virus penyebab
penyakit dam keriting kuning. Gemhivirus tersebut mempunyai kisaran hang yang
cukup luas me1iputi famili Solanaceae (cabai, tomat, terong, tembalrau dan ceplukan),
Legurninosac (kedelai, ksrcang pnjmg, kacang hijau, orok-orok), dan Compositae
(bunga matahari, babadotan, dan Hyptis sp.). Tanaman dari famili Cucurbitmeae,
Malvaceae, Chenopodiaceae clan Ammthaceae tahan terhadap infeksi penyebab
penyakit tersebut.
merumhi vektor v i m
Kutukebul tembakau (Bemisio tahci Genn.),
penyebab penyakit daun keriting kuning cabai yang efektif. ~ a t uekor kutukebul
yang viruli ferus sudah clapat menularkan geminivirus ke tanaman cabai. Geminivirus
isolat cabai ditularkan oleh kutukebul tembakau secara persisten, tetapi tidak
diturunkan ke pnerasi berikutnya ( non tramovarial transmission). Periode akuisisi
dan inokulasi yang optimal untuk penularan geminivirus adalah 3 - 6 jam,
memerlukan periode laten di &lam tubuh vektor minimal 9 jam,clan pacia p e r c o b
ini, p e r i d retensinya sampi serangga mati. P e n u l m virus akan lebih efektif
apabila periode akuisisi dan inokulasioya fernakin lama serta s m a b banyak
jurnlah kutukebulnya. Kutukebul tembakau betina lebih efektif menularkan
geminivirus dibandingkan yang jantan.
Physalis JIoridana L. sangat prospektif digunakan s e w hang perbanyakan
geminivirus. Pernumian virus
dari tanaman P. floridam yang terinfeksi
virus rnurni sekihr 220 ug dari 250 g bahm sew. Berdasarkan
rnengkilkan
analisis elektroforesis secara SDS-PAGE , ukuran protein selubung geminivim
sekitar 29 k Da.
Antiserum yang dihasilkoln &pat digunalcan untuk mendeteksi geminivirus
dari sampel tanaman saldt menggunakan metode I-EZ.ISA ataupun DIBA Reaktivitas
antiserum tersebut sama terhdap antigen isolat mbai dari berbagai l o h i
(Segunung, Yogydmta, Cugamg dm Lcmbang) mupun antigen c
h
i hhgai
inang (cabai, tembakau, tomat dm babadotan). Antiserum j u g &pat digunakan
untuk mendeteksi virus penyebat, penyakit daun keriting Mng p d a serangga
vektornya. Menggumlm satu ekor serangga sudah &pat didetebi keberadem
geminivirus &lam tub& B. tabaci d
e
w baik. Teknik serologi I-ELISA dan DIBA
sangat ptensial untuk digunakaa shagti alat deteksi geminivim. Idmtifikasi
penyebab penyakit daun keriting kuning cabi jw dap& dilakukan meldui analisis
western-bZott
Penyebab penyakit daun ken'ting kunrng cabai d a h h gerninivirus ymg &pat
terdeteksi dengan baik menggunakan sampel DNA dari jaringan ttinaman sakit
maupun serangga vektornya melalui t e W PCR menggudm empat pasang
primer, pALlv 1978 & pALlc 715, pALlv 1978 & pALlc 4% pUPvl & pllPv2,
dm pAv 494 & PAC1048.
Geminivirus jugs &pat diidwtifikasi melalui isobi DNA p d a jarin*
tanaman sakit dengan meagguaakan metode gumidin U l i n Dua m e n DNA
berukumn 2600 bp drur 1600 bp yang diperoleh meucerminh konformasi DNA
(bentuk sirkuler dan Iinier) @virus.
Hasil pernotongan dengan enzim restriksi (BamHI, EcoRI, Hindm, clan Pd)
menunjukkan adanya keragaman pada pola sidik jari DNA geminivirus yang diuji.
Geminivirus yang menyebabkan penyakit keriting kuning cabsti termasuk
&lam kelompok geminivirus yang mompartit clan diduga terdapt iebih dari satu
straidgalur geminivirus ymg menyerang cabai di Indonesia Geminivirus tersebut
merupakan anggota geminivirus barn dan mempunyai kekerabatan yang dekat dengan
geminivirus yang menyerang tzmman dari h i l i Sohmeae di benua lama,
khususnya Asia.
SRI SLJUNDARI. Bidogical Chm&zhtion, Serologicoll Assay and DNA
Finger Printing Analysis of Pepper yellow l@ml v i m . Supervised by RUSMILAH
SUSENO, SRI HENORASIVTI HIDAYAT, -0
HARJOSUDARMO, AND
SOEMARTONO SOSROMARSONO.
High incidence of pepper yellow leaf curl virus was observed in Indonesia since
2000. The disease causes serious yield reduction in many fields. Cieminvirus is the
causal agent of the disease
The aims of this research is (1) to confirm the disease incidence and severity
in the field; (2) to identify the Pepper yellow la$ csrrl v i m by biological
characterization, serological assay arid DNA fhgx printing analysis. To acbieve the
obyective of the research the mekdology chosen involved field survey and
identification of the causal agent thro*
(1) host range and vim-vector
relationships study; (2) antiserum production and serological assay of the virus; ( 3 )
PCR-RFLP- based DNA finger printing to shtdy the geminivirus diversity; (4)
DNA sequencing analyse similarity among the &minivim
Field observation s b w d that the epi-c
of pepptr @ow leaf cur1 disease
O C C in~three provinces of lndomsia, i-e. : Special province of YO@CN@Central
Java, and West Java since the year 2000. The disease incidence found on Capsam
jwrescem wasup to 100percentbut on C anmnnrritwasintherangeof lot035
per cent. As an exception, the disease incidence on TM 999 cultivar of C. annuum was
in the range of 70 - 100 per cat. AU of the pepper cultiyars tested were s q b l e to
the Pepper yellow leaf curl vW.
The Pepper p l h l@cwI VW has an irdemaediate h
t range incldmg
plants belong to the family of Solamume @pp, tomato,eggplant, tobacco, and
ground cherry, Leguminosae (soyban, long k a q green bean and CrotaIaria sp.), and
Compositae (sun flower, Agconyzoih, d and@&
sp,). The species belonging
to the families of Cucurbitsceae, MaImceae, Chqmbaase, and Amamthaceae were
resistant to infection of the c8usal agent of the disease.
The tobacco whitefly (Bemisia tabaci Gam) was definitely prwen to k an
effective vector of the causal agent of pepper yellow leaf curl disease.It was found that
a single tobacco whitefly could @amnitthe virus to pepper plant. The insect vtxtm
could b m m i t the g e m i n i d in a pers~stancemanner, but it is not tmnmvarially
transmitted Acquisition and inoculation feeding period to transmit the virus was
identified to be optlmum in the range of 3 - 6 hours. The virus needs at least 9 horn
in the vector to complete a latent p e r i d The retention perid of the virus is until the
insect he. The transmission of the virus will be more effective if the acquisition mi
inoculation *
f
perid is longer and the number oftobruxo whitefly is bigher.
The female of tobcm whitefly is more effective in lnmmithngthe virus c o m to ~
the male.
Physalis JlortdanaL is very prospecbve to be used as a propagation host of
geminivirus of pepper isolate. Purification of the virus fiom 250 g f m h diseased
mated (P.flor&iw) yielded about 220 ug of pure gemhivirus. Etas& on tbe SDSPAGE analysis, molecular weight of the -virus
wat protein was about 29 kDa
mples..
I-ELISA and DIBA methods viere able to &tect the virus in
The reolctivity of antisenrm was found similar among pepper isolates hum different
l m o m (Segunun& YoCugemg and h n b g ) and those from different
hosts @epper, tab, tomato and Agemharr ampoi&) Antiserum codd also be used
for detection ofP e p r p d I o w ZexfmrI vims j6rom its vector. A A e insect vector is
sufficient for the detection of geminivirus pro^.^ I-ELISA and DIBA method are
veryusefulastoolsto~the~~Themethodsareveryeavytobe~ed
out ,fast ,and need only a minimum cost for operation. Gemhivirus could also be
identified by western blott analysis.
Pepper yefh~wleqf nal gemirrivims could be deteckd by using templates of
DNA from infecteda s w d a s vectorsbyusing
~ ~
P C R m t h i with
four pairs of primer, i.e : pALlv 2978 & pALlc 715, pALlc 1978 & pAEl Ic 4%,
pUPvl& pUPc2, and pAv 494 & pAc 1048.
Geminivirus could dm be Qetected by isolating the DNA of the infected plant
using guanidine W i n e methods. Two spesific hqpmts, 2600 bp a d 1600 bp, was
observed as the cirmrlar and linear of DNA (DNA confmmalion) of the the
gerniuivirw.
Dige&on using four dction
enqmes (&zmH& EwRl, H i d & and PHI)
showed that the DNA of pninivjrus kstd vary in the DNA finger printing
Although it still need some more &Cation, the PepprpIIow ZeqfwI geminhim
is the gemhivirus which has a momprbte gcmm and more than one strain may be
present in Indonesia
Isolate of geminivirus from pepper in Indonesia is assumed as a new
gemhivim and is closely related to other geminiviruses from the old world
especially in Asia which infects p i e s belonging to the family of Solanaceae.
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segals p e r n y a a dalarn
disertasi saya yang bejudul: -RISASI
BIOLOGI, SEROLOGI DAN
ANALISIS SIDIK JAIU DNA VIRUS PENYEBAB PENYDAUN
KEFkITING KUNING CABAI, merupakan gagasan atau hasil penelitian disertasi
saya sendiri, dengan pembibingm para Komisi Pembimbing kecwli yang den@
jelas ditunjukkan rujukamya Diserhsi ini belum pemah diajukan untuk memperoleh
gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain
Sernua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan
dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, April 2004
O\L%
Le
Sri Sulandan
985055ff IT
KARAKTERlSASl
BIOLOGI, SEROLOGl DAN ANALlSlS SlDlK JAR1
DNA VIRUS PENYEBAB PENYAKIT DAUN
KERlTlNG KUNlNG CABAl
Oleh:
Sri Sulandari
Disertasi
sebagai satah satu syarat untuk mempemleh gelar DoMor
pada Progtam Studi Entornoiogi dan Fkpatologi
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANlAN BOGOR
2004
Judul Disertasi
Nama
NRP
Program Studi
: Karakterisasi Bidogi, Serologi dan Anatiiis
Sidik Jari DNA Virus Penyebab Penyakit
Oaun Keriting Kuning Cabai
: Sri Sulandari
: 9850551 FtT
: Entomdogi dan Fiopatobgi
Menyetujui,
I.Komisi Pembimbing
Prof, Ir, Rusmitah Suseno. M.Sc.. Ph.D.
Ketua
. Jumanto Har@sudarmo
Ir. Sri Hendrastuti Hidavat. M,Sc,Ph.D
AnssoW
L
Anggoh
7
Anggota
Mengetahui,
2. Ketua Program Studi Entomologi
dan Fitopablqi
Tanggal lulus : 19 Februari 2004
q
m
RIWAYAT EDUP
dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 7 Mei 1958 dari ibu
Suharminah dan Bpk Suyatman Wiroatmodjo, dan merupakan anak kelima dari
Penulis
sembilan bersaudara. Penulis menikah dengan Dr. Ir. Sudaryono, M.Eng. dan
dikaruniai sepasang putra-putri, yaitu Ninggar Seganten ( 12 th) dan Lintang Sagoro
(9thl-
Pendidikan dasar sampai menengab diselesaikan di Yogyakarta, clan pa&
tahun 1977 diterima s
e
w mahasism di Fakultas Pertanian UGM, Yogydmta
Tahun 1982 penulis rnempmleh gelar Sarjana Pertanian (Ir.) , sedangkan gelar
Sajana Utama (SU)diperoleh pada tahun 1986 di Jurusan Fitopatologi, Program
Pascasarjana UGM . Mulai tahun 1998 penulis mengikuti Program Doktor (S3) di
Program Studi Entomologi dan Fitopatologi, Program Pascawjam PB.
Sejak tahun 1983 sampai saat ini penulis bekerja sebagai staf pengajar clan
peneliti di laboratorium Virologi, Jurusan Harna dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas
perranian UGM. Penulis telah melakukan berbagai penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat khususnya masalah-masalah penyakit tanaman yang disebakan oleh virus.
Beberapa hasil penelitian telah diterbitkan di beberapa jurnal.
PMIKATA
Puji syukur ke hadapan Allah SWT atas rakhmat dm kmuunia-Nya sehinga
penelitian yang berjudul: Karakterisasi Biologi, Serologi dm Analisis Sidik Jari DNA
Virus Penyebab Penyakit Keriting Kuning Cabai telah dapat terselesaikan.
Penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada Prof. Ir.
Rusmilah Suseno, M.Sc.,Ph.D., Ir. Sri Hen-
Hidayat, M.Sc., Ph.D., Dr,
Jurnanto Haqosudarmo dan Prof. Ir. Soemarton0 Sosromarsono, M-Sc., Ph.D , atas
segala kesabaran, bimbingan, pengkayaan wawasm, kn'tik,
serta dukungan
moil yang sangat besar peranannya dalam terselesaikannya penulisan disertasi ini.
Peran para penguji yang telah memberikan banyak masukan sangat
bermanfaat &lam diserfasi ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada Dr. Ir. Gede Suastika, MSc. dm Dr.Lr. Ati Srie W
t
,
APU.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Rektor dan Direktur Program
Pascasajana IPB atas kesempatan yang diberikan kepda pwulis untuk rnengiw
program doktor di IPB; Rektor Universitas Gadjah Ma& ban D e b Fak. Pertanian
UGM yang telah memberi ijin untuk mengikuti program d o h r di IPB; Kepda Balai
Penelitian Bioteknologi Pertanim Palitbio) Bogor yang tehh mengijinkan penulis
menggumkan fasilitas rumah kaca.
Ucapan terimakasih juga penulis mpaikan kep& Departemen Pendidiksn
Nasional melalui BPPS Dikti yang telah memberikan dukungan dam
untuk
mengkuti program doktor, Toray Foundation yang telah mem biayai sebagian dana
untuk penelitian, Ketua Laboratoriurn Virolog Twnbuhan IPB dan UGM yang telah
mengijinkan petlulis menggunakan fasilitas,peralatan dan bahan penelitian.
Saya ucapkan banyak terimakasih kepada Prof. Dr. Ir. YB. S m d i y o n o atas
segala bantuannya, dan Prof. Dr. Ir. Haryono Semangun kserta semw reRaMekan
di minat studi Fitopatologi, Fak. Pert&
UGM atas dorongan dan dm reshmySL;
Kepada mas Wawan, mbak Ida, mbak Woro, pak Edi, pak Sodiq, bu Parmi
dan mas Ayik yang telah banyak memberi bantuan selama penelitian dan pendisan
disertasi ini, penulis ucapkan banyak terimakasih. Kepada yang tercinta rekan-rekan
di laboratorium Virologi Tumbuhan, baik sewaktu di kampus Baranangsiang
maupun di Darmaga yang selalu membuat ceria dan semarak suasana laboratorium
sehingga menumbuhkan sernangat kembali dan menghi langkan rasa putus asa saat
penulis mengalami beberapa kali kegagalan &lam percobaan. Atas kejasama dan
keakraban yang terbina, saya ucapkan banyak terimakasih.
Rasa hormat dan bangga penulis sarnpaikan kepada kedua orang tua tercinta,
i bu Suharminah W iroatmdjo (Alrn) yang telah mencurahkan kasih sayang,
bimbingan dan doanya serta keteladanannya dalarn mengasihi sesama, serta kepada
yang tercinta Bapak Suyatman W iroatmodjo (Alrn) yang seIa1u mendorong untuk
rnenempuh pendidikan tertinggi dan selalu memberi yang terbaik bagi putra-putrinya
serta meneladani arti sebuah kepercayaan. Untuk semua itu penulis ucapkan banyak
terimakasih. Semoga Allah SWT memberi ampunan dan tempat yang terbaik di sisiNya sesuai amal ibadahnya. Amien.
Kepada yang tercinta ibu mertua, ibu Subarti Suhartono penulis ucapkan
terimakasih atas doa clan kasih saymgnya Kepada semua kakak-kakak ,adik-adik ,
ipar-ipar clan segenap keluarga besar bpWibu Wiroatrnodjo dan bpldibu Suhartono,
atas doa dan kasih sayangnya, penulis ucapkan banyak terimakasih.
Yang tersayang kedua anakky Ninggar Seganten dan Lintang Sagoro saya
sampaikan penghargaan yang tinggi atas doa, kasih sayang dan segenap pengorbanan
yang telah diberikan selama ini, dan karena tawa dan tangismu membuat jarak antara
Yogakarta
-
Bogor terasa sangat dekat. Kepada yang tersayang suamiku Dr. Ir.
Sudaryono, M.Eng., saya ucapkan terimakasih yang
tak terhingga
atas
doa, kasih
sayang dan kesetiaan, dorongan dan semangat di saat-saat sulit serta waktu untuk
Ninggar dan Lintang diantara kesibukannya yang sangat padat.
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat untuk kepentingan m a t manusia clan
ilmu pengetahuan.
Yogyakarta-Bogor, April 2004
Sri Sulandari
xii
DAFTAR IS1
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMI3ki-R
I1
TINJAUAN PUSTAKA
Cabai (C 'apsicumspp.)
Geminivirus
Identifikasi Virus
Keragaman Gerninivirus
Daftar Pustaka
I11
RESPONS BEBERAPA KULTlVAR CABAI, TANAMAN
LAIN DAN GULMA TERHADAP VIRUS PENYEBAB
PENYAKIT DAUN KElUTING KLJNING CABAI
Abstrak
Abstract
Pendahuluan
Tujuan Penelitiam
24
Bahan dan Metode
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan
Daftar Pustaka
IV
KAJIAN PENCTLARAN VIRUS PENYEBAB PENYAKIT
DAUN
KERITING
K W G CABAI DENGAN
SERANGGA VEKTOR Bemisia tabaci Genn. (Hemiptera:
Aleyrodidae)
Abstrak
Abstract
Pendahuluan
Tujuan Penelitian
Bahan dan Metode
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan
Daftar Pustaka
V
PEMURNLPITU' VRUS PENYEBAB PENYAKIT DAUN
KERITNG KUNMG CABAI
Abstrak
Abstract
Pendahuluan
Tujuan Penelitian
Bahan dm Metode
Hasil Penelitian clan Pembahassn
Kesimpulan
Dafiar Pustaka
xiv
VI
PEMBUATAN ANTISERUM DAN KkTIAN SEROLOGI
VIRUS
PENYEBAB
PENYAKIT DAUN
KERJTING
KUNING CABAI
Abstrak
Abstract
Pendahuluan
Tujuan Penelitian
Bahan dan Metode
Hasil Penelitian dm Pembahasan
Kesimpulan
Daftar Pustaka
VII
DETEKSI
DAN
KAJIAN
KERAGAMAN
VIRUS
PENYEBAB PENYAKIT DAUN KElUTING KUNING
CABAI MELALUI ANALISIS SIDIX JAM DNA
Abstrak
Abstract
Pendahuluan
Tujuan Penel Itian
Bahan dan Metode
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan
Daftar Pustaka
IX
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Geminivirus yang telah dilaprkan menyerang
cabai (Capsicumspp). ..................................
Macam dan fungsi gen kelompok geminivirus...
Hubungan geminivirus
dengan serangga
vektornya, B. tabaci .....................................
Luas serangan clan keparahan gejala geminivim
pada berbagai jenis cabai di lapangan (tahun 200 1
-2003). .....................................................
Tabel 111.2
Respons beberapa kultivar cabai terhadap infeksi
geminivirus isolat cabai Segunung.....................
Tabel 111.3
Hasil penularan geminivirus isolat cabai Segunung
ke berbagai jenis tanaman &n tumbuhan liar........
Tabel IV.1
Pengaruh jurnlah serangga terhadap efektivitas
penularan dan masa inkubasi geminivims isolat
cabai setelah periode makan akuisisi selama 48
jam dan periode inokulasi selama 24 jam.. ...........
Pengamh berbagai periode makan akuisisi
B. tubuci (10 ekor setiap tanaman) terhadap
efektivitas penularan penyakit setelah 24 jam
periode inokulasi.. .......................................
Pengaruh berbagai periode inokulasi R. fubctci (10
ekor setiap tanaman) terhadap efektivitas penularan
penyakit setelah 48 jam periode akuisisi...............
Hasil pengujian periode laten geminivirus dalam
tubuh B. tabaci...........................................
Periode retensi geminivirus setelah B. tabaci
melakukan 48 jam periode akuisisi dan 24 jam
periode inokulasi..........................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. 1
Gejala penydat daun keriting kuning pad.
pertanaman cabai rawit di lapangan................
Gambar 1.2
Intensitas serangan penyaht dam keriting
kuning pa& cabai rawit dm cabai besar di
lapangan................................................
Gambar 1.3
Gambar II. 1
Skema dan susunan genom geminivirus monopartit....................................................
Gambar fl.2
Skema dm s u s u m genom
gemhivirus
biparht ................................................
Gambar 111.1
Gejala penyakit dam keriting kuning pada cabai
besar (A) dan cabai rawit (B) di lapangan.........
Gambar 111. 2
Variasi gejala penyakit keriting d u n kuning
cabai rawit.. ......................................
Gambar 111.3
Perkembangan gejala penyakit daun keriting
kuning pa& cabai rawit kultivar Cakra (hari
setelah inokulasi).....................................
Garnbar 111.4
Hasil penularan virus penyebab penyak]t daun
keriting kuning pada berbagai kultivar cabai .....
Gambar 111.5
Hasil inokulasi geminivints isolat cabai pada
berbagai AJicotiumspp. .............................
Gambar 111.6
Hasil inokulasi gerninivirus isolat cabai ke
berbagai tanaman pertanian.........................
Garnbar 111.7
Hasil inokulasi geminivirus isolat cabai ke
betanaman indikator,
gulma dan
tanaman liar. ...........................................
Gambar TV.1
Morfologi imago B. tabaci
Gambar W .
2
Gejda pada tanaman cabai (C. fiwctarcens)
dan pupriumnya................................................................
kultivar C h yang diinokulasi geminivirus
menggunakan B. fabaci ..............................
Garnbar V.1
Zona virus murni
setelah ultrasenrifugasi
......................................
dengan Cs2$04..
Gambar V.2
Nilai absorbansi virus murni pada A 260 nrn =
1,83....................................................
Gambar V . 3
Hasil analisis protein selubung geminivirus
isolat cabi secara secam SDS-PAGE............
Gambar VI.1
Absorbansi antiserum tidak diserap............
Gambar VI.2
Absorbansi antiserum ymg diserap mengymkan sap perasan P. ~70ridamsehat ................
Gambar VI.3
Abwrbansi antiserum setelah dipresipitasi
rnenggunakan sulfat amonium.....................
Gambar VI.4
Titer antiserum..........................................
Gambar VI.5
Reaktivitas antiserurn terhadap virus penyebab
penyakit daun keriting kuning cabai dari
berbagai lohsi (Segunung, Yogyakarta,
Cugenang dan Lembang) secara I-ELISA........
Gambar VI.6
Reakivitas antiserum terhadap virus penyebab
penyakit daun kuning keriting cabai dari
berbagai hang (cabai, tembakau, tomat dan
babadotan) secara I-EL1SA ..........................
Gambar VI. 7
Hasil pengujian I-ELISA dengan pgarnatan
visual rnenggunakan antiserum yang tidak
diserap pada geminivirus yang berasal dari
lokasi dan inang be*.
............................
Gambar VI.8
Hasil pengujian I-ELISA dengan pengamatan
visual rnenggunakan antiserum yang diserap.
pa& geminivirus yang berasal dari lokasi clan
inang berbeda. .........................................
11 1
Gambar VI.9
Reaktivitas antiserum terhadap B. tabaci
virulifems secara I-ELISA ...........................
Gambar W. 10
Reaktivitas antiserum terhadap virus penyebab
penyakit daun keriting kuning dari berbagai
lokasi (Segunung, Yogyakarta, Cugenang dan
Lembang) secara DIBA..............................
Gambar Vi.11
Reaktivitas antiserum terhadap vim penyebab
penyakit daun keriting kuning dari berbagai
inang (cabai, tembakay tomat clan babadotan)
secara DIBA...........................................
Garnbar VI.12
Reaktivitas antiserum terhadap eksbak B. tabaci
v i r u l i f m secara DIBA..............................
Gambar VI.13
Hasil analisis secara western blotting protein
selubung geminivirus.................................
Gambar VII. 1
Arah transkripsi pasangan primer yang
digunakan untuk amplifikasi fmgmen DNA-A
dan DNA-B ...........................................
Gambar VI1.2
benthumiuna yang diinokulasi
virus
penyebab penyakit daun keriting kuning ( 1 0
N.
hari setelah inokulasi) ................................
Gambar VII.3
Fragrnen DNA hasil amp1ifikasi menggunakan
primer pAv 494 &PAC 1048 (A) dan primer
pALlv 1978 & pARlc 496 (B)... ..................
Gambar V11.4
Fragmen DNA hasi1 amplifikasi menggunakan
primer pUv 1 & pUc2.. ..............................
Gambar V11.5
Ampl ifi fikasi fragmen DNA-A dan DNA-B
nlenggunakan beprimer.......................
Gambar VII.6
Pola pernotongan pita DNA geminivirus oteh
berbagai enzim restriksi.............................
Gambar W.7
Fragmen DNA geminivirus hasil PCR dari
serangga vektor........................................
Gambar VII.8
Fragmen DNA geminivirus yang diekstraksi dari
tanaman sakit dengan metode W d i n alkalin..
Gambar W.9
Dendrogram hasil PCR-RFLP geminivirus isolat
cabai dan tomi. .....................................
Gambar VII.10 Runutan susunan DNA has11PCR isolat
Segunung-2 menggunakan pasangan primer
pALv 1978 (plus sense) dm pARc 7 15 (minus
.sense) ...................................................
Garnbar VII. 1 1
152
153
Runutan susunan DNA hasil PCR isolat
Yogyakarta menggunakan pasangan primer
pALv 1978 (plus sense) clan pARc 715 (minus
sense)
..................................................
153
I. PENDAHULUAN
Latar Belakslng
Tanaman cabai (Capsicum spp.) merupakan salah satu jenis tanaman
sayuran yang prospeknya sangat bai k untuk dikembangkan sebagai tanaman
utama karena mempunyai nilai ekonomis tinggi. Buah cabai bermanfaat antara
lain
sebagm penyedap masakan, penambah selera makan dm mengandung
berbagai vitamin. Kandmgan vitamin A dan C pada buah cabai sangat tinggi.
Pada setiap 100 gram buah cabai segar mengandung vitamin A sebesar 470 TU
dan 18 mg vitamin C pada cabai merah atau wbai besar, mhngkm pada cabai
rawit mengandung 11.050 IU vitamin A clan 70 mg vitamin C (Dir. Gizi. Depkes
RI. 1 989). Peranan cabai dalam rumah tangga setam dengan beras yang sudah
menjadi kebutuhan pokok sehari-hmi dan posisinya tidak dapat dgantikan dengan
komoditas lain. Rata-rata konsumsi cabai di Indonesia seJritar 2,4 kg/oran9, tahun
(VOS1 994).
Dari tahun ke tahun, luas pertanaman cabai di Indonesia meningkat
pesat sejalan
dengan perkernbangan agroindusbi. Pada tahun 2000 Iuas
pertanaman cabai mencapai 174.708 ha atau sekitar 20,39?h dari total areal
pertanaman sayuran (Ditjen Bina Produksi Hortikultura 200 1 ). Walaupun luas
areal pertanaman cabai smakin meningkat , akan tetapi sering terjadi fluhasi
harga maupun produksinya. Faktcw yang menyebabkan produksi turun dm h g a
cabai tidak stabil antara lain pengaruh Mar iklim dan
akibat smmgan
berbagai hama maupun patogen. Virus rnerupakan patogen yang bmyak
menyerang cabai dm sangat merugikan. Wah satu virus penyebab penyalut
cabai di Indonesia adalah geminivirus (Hidayatet al. 1999),
Mdai tahun 2000 sampai sekmng terjadi epidemi penyalut daun keriting
kuning pada pertanaman cabai di pulau Jawa
(Gambar I. 1). Epidemi penyalut
terjadi apabila teqsdi peningkatan populasi ttinaman sakit Marn suatu areal
dalam waktu yang singkat dm sangat merughn (Agrios 2000). Epidemi
penyakit daun keriting kuning cabtii terjadi di Indonesia
kejadian p e n w t clan intensitasnya di lapangan sem-
berdasarkan pada
meaingkat dm menjadi
masalah besar k m m menimbulkan baayak kerugian pada pertmaman cabai di
berbagai lokasi.
b i l p e n p a t a n di
beberap senha produksi cabai di DIY, Jawa
Tengah dan Jawa Barat menmjukkan, bahwa kejadian penyakit pa& cabai rawit
mencapai 70
-
100% dan tersebar lms; sedangkan pada cabai besar terdapat
sebaran secara sporadik dengan kejadian peny-alut berkisar antara 10 - 35%.
Namun, kejadian penyakit pada cabai besar ku1tivar TM 999 di daerah Kopeng
(Jateng) dm Kulon Progo (DIY)pada t&un 2001 - 2002, dan di Sieman pada
tahun 2003
rnencapai 70
-
IGO%
(Gambar 1.2). Gejala penyakit yang mirip
dengan penyaki t daun keribng kuning cabai yang banyak ditemukan akhir-akhir
ini
pemah juga ditemukan di Jawa Barat yang disebabkan oleh geminivirus
(Hidayat el a!. 1999).
Berdasarkan gejalmya yang
mirip dengan -&an
geminivinrs, maka
d i l W a n meMui pengujim sifht-sifat suatu virus, pitu ki-
identi-i
h g , cara penularan men-
m g g a vektm, pernumian virus dan kajian
smlogi serta andisis sidik jari DNA. Alur penelitian disajikan pada Gambar L3.
Tnjuan Penelltian
Penelitian ini bertujuan untuk mengehhui status penyalat di lapangan dm
identifikasi virus penyebab penyakit
rnelalui pengujisn
sifat-sifat biologi,
mlogi dan pola sidik jari DNA m b a b penyakit daun keriting kuuing cahai.
Penelitian dilakukan melalui s w e i di lapanm di rumah kaca dm
labmtorium. Penelitian di lapangan untuk men@ahui kejadian penyalut dotn
k e p d a n gejala. Penelitian di rumah kaca dan laboraton'um yaog dilakukan
terdiri atas:
1. Kajian biologi meliputi: a) kisarm inang dan b) hubmgan virus penyebab
penyakit dengm serangga vektornya
2. Pembuatan a n t i b d p o l i k l d dm kajian serdoginya.
3. Difwensiasi geminivirus melalui pola idik jari DNA berdasarkan poIymemre
chain reaction - resrricrionfragment length polymorphism ( P C R - R E . .
4. Analisis
hubungan kekerabatan antar
isulat geminivirus meldui
pembandingan runutan susunan DNA
Hijmttsis
1. Penyebab penyakit daun keriting kuning cabai adalah geminivirus, clan
mempunyai kismn h
2.
g yang luas serta ditularkm oleb m g g a vektor.
Di antara jenis tamman yang digunakan pada pengujim kisaran inang akan
diperoleh inang diferensial, hangperbanyakan dm hang indikator.
3. Anfibodi pdiklmal terhdap vinrr penyeQab penyakit dron keriting Luning
yang diproduksi dapat d
i
ws
e
w alat deteksi ysng cepi dan alnuat
4. Analisis P C R - W , dam menlmjukkan keragaman antar isolat geminivirus
yang menyerang cabai.
5. Melahi perunutan sunman DNA basil PCR geminiviruP isdrt cabai di
Indonesia, hubmgan kekerabvim
dekat denw Tmato yellow Ieqfcurl
dari benua lama.
'Jabar
westemblott
s8tu isolat y~bsttmda pol8
piIa DNAnya dg isolal
Segunung
w
Perunutan smunen DNA
Pemnutan susunan DNA
~~una"ON*
dari Gene Bank
..,*.....,....*..
*
Analisis
\
hubungan
kekerabatan
J
I
I
IL TINJAUAN PUSTAKA
C a w (Capsicum spp)
Di Indonesia cabai rnempakm tanaman dataran rendah maupun tin@
dan menrpakan kamoditas pilihan untuk suatu usaha tani. Berdasarkan data
statistik diketahui bahwa luas d tsnmsn cabai dmi tahun 1989 sampai 2000
selalu menductuki posisi tertinggi di antara tanaman sayuran yang diusabkau di
Indonesia @It. Bigram. Ditjen. TPH
1983, 2001). Buah cabai banyak
dimanfaadcan untuk berbagai keperluan misalnya sebagai penyedap clan
penambah selm maan. Di Indonesia terdapat dua jenis cabai yang banjrclk
dihmm yaitu abai rawit (Capsicumfrtrlescens
L.) dan cabai besar (Capsicum
a n m m L.), serta masing-masing mempunyai kultivar yang banyak. Produksi
cabai di Indonesia tidak stabil dan mengdarni fluktuasi barga yang sangat tajam.
Salah satu faktor penyebab tmnnya produksi c&ai adalah serangan patogen.
Terdapat banyak patogen yang menyerang pertanaman cabai di l a p g a n , antarsz
lain jamur, Wteri, nematodrt dan virus. Di antam patogen-patogen tersebut yang
sering ditemukan pada pertanman cabai adalab virus, dm patogen ini sering
menimbuikan kerugian besar.
Virus yang menyerang cabai antara lain Cucumber mosaic virus (CMV),
Tobacco mosaic virus (TMV), Potato v i m Y (PVY), Tobacco etch virus (TEV),
Tobacco rattle v i m (TRV), Tobacco ringspi v i m (TRSV) ,Potato v i m X
(PVX) ,Alfca m u i c v i m (AMV), Chili vein mottle v i m (CVMV), virus
penyebab penyaht krupuk
(Dmiat 1992, 2003, Sernangun 1991), daa
gemhivirus (Hadayat et al. 1999, Sulandari et a/. 2001). Geminivirw p d a cabai
di Indonesia masih belum banyak &&ti,
di luau negeri pnelitian
sah&n
tentang penyakit ini sudah dildmkm sews intensif.
GeminIn'nis
AFtI e h o m i
Gemhivirus rnerupakan salah wtu kelompok vim yang banyak
menimbulkan kerusakan pada berhqy tanamsn yang dibudidayakan di dmah
tropik m a u p subtropik (Polston & Andeman 1997,
tanaman -an,
menyerang babajpi
Brown
1987). Selorin
geminivirus jugt dapt mmghfkksi
berbagai gulma (Rojas el d. 1993, Roye et ul.1997, Mati et al. 2002).
Pada tahun 1480 dilaporkan bshwa gemhivirus m q g p a m produksi
tamat di Florida, Karibia, Mebiko, Amerika Teagah, VenemeIa, Brasilia dan
Jepang (Polston & Anderson 1997, 1 999, Idris & Brown 1998, Kato ei a). 1998).
Total kerugian yang ditimbulkan &bat m g a u gemhivirus pada tomat di
Republik Dominika pads tahun 1989 - 1995 &tar
50 juta S US (cit Poistan &
Anderson 1977), dm di Florida pada tahun 1990 - 1991 total kerugimya
rnencapai 140 juta
$
US
( c i ~Polston el 01.
1W3).Salah satu jenisnya, yaitu
Cassava mosaic v i m &pat rnenimbulkan banyak kerugian pada ketela pohon
di Kenya (Bmk 1983). Geminivirus j u p &laporkan menyerang k a m g buncis di
Amerika Serikat dan menimbulkm banyak kaugian (H~dayat et d. 1-31.
S e r a n p geminivirus pada pertamman tembakau juga dilqmrkau di Indonesia
dm p
d menyebabkan gagd m e n ( Semmgun 1989, Trisusilowati 1989,
Noartiidawati st ul. 2002). Kegagalan pmen pada kacang hijau di W a n d juga
disebabkan oleh serangan gemiruvirus (Honda
et
ai. 1983). Geminivirus juga
dilaporkan menyerang tanman cstbai dan h y a k menimbdkan kerugian di
Am&
Serikat, M W o , Cuba, Guatemala dan Thailand. Berbagai geminivirus
yang menyerang cabai dapat dilihat @a Tabel 11. 1.
Tam 11.1. Germnr\-irus yang tebh d i l a p o h menyefang cahi (Capinun spp.)
Negara
virus
Meksiko
Pepper husteco
v i m (PHV)
Sumber
Torres-Patcheco e: al.
19%.
Serrano goiden
masaic virus
Meksiko dm
Arnenka
T e r np w r
geminivims (TPV)
Texas. Costa Stenger el al. 1990;
L o t W er al. 2000
Rica
(Sew)
Brown & Podos 1990.
Senkat
Tom-Pacheco ei 01. 1996.
Peppr jalaptw
vim (PN)
SimIoa r m f olaaf
curl virus (STLCV)
Amerika
TomatoyeIIow leaf
curl nrus (TYLCV)
Thailand,
Cuba
Mekslko dan
Idris & Brown 1998.
Senkat
-daun nulggdlm&
penebah tdang
dauq kerupuk, d m
menguning dan kerdil
-dam tnengmmg dan
rnenggulung ke at=
Meksiko
Chiernsodat & Kittipakom
1 997; Samretwanich
er a1.2000; Quinones er al.
2002
Torres-Pdew er al. 1996.
Hidqat ef al. 19W
Morfologi dan t a b o m i gemiaivirus
Gernini virus merupakan kelompok virus yang menipunyai genom DNA
berutas t u n a , terselubung protein. Virion b e h l u k ikosahedd kernbar
dengan ukuran sekitar 18 x 30 nm (Geminate) (Harrison 1985, Lazarowitz 1987).
M v i r u s termad ke ddam h i l i -viridae.
Eldamh
struktrrr genom, jenis serangp vektmya dm jenis tansrman inangap
famili
ini dibedakan menjd empt genus yaitu: Mmtrevirur. CWOY~F~LS,
Beg~m~~il~rs
dan Toponrvim (Van Regemnortel 2000, Fauquet sf d. 2000, cif Hull 2002).
Genus Mustminu, anggota jenisnya dicirikour denvirus,
tipe Maize streak
mempunyai gemm monopartit yang bendman sekitar 2,6
- 2,s kb,
menyerang tanaman monokotil clan ditularkm oleh wereng dam. Genus
Curtminu anggota jenisnya dicirikntn den-
tip Beet curly top v i m . Pada
Currwirrrs, struktur genom dan jenis m g g a vektornya
m a d e n p genus
Mmtmvims, akau tetapi hstnya menyerang tanaman dikotil. Gaus B e g o m w i ~ ~ ~
atau sebelumnya d i k e d sebagai subkelompok
iII anggotmya dicirikan dengan
tipe Bean gd&n mosaic v i m , dengan s&&w
genom
bipartii (be-
monopartit), inangnya adalah tanman dikotil, vektornya Bemisia t a h i Gem.
T o p m n i l u ~merupakan genus baru h i 1 paisahan dari Curtovirt~~.
Genus ini
mempunyai struktur genom yang mirip dengm Cwtovinrr &an tetapi ditulaba
oleh treehppr yaitu Micnridis malleIfera.
Begornovim sebagian besar genomnya terdin atas dua mdekul (bipartit)
yang masing-masing berukuran sekitar 2,78 kb dan terpisah menjadi dua, DNAA
dan DNA-B. Selain itu ada yang hanya terdiri atas satu molekul saja atau
monopartit yang berukuran sekitar 2,7
- 2,8 kb. Geminiviruis dengan genom
biparht banyak ditemukan di benus baru (Amerika), sdmgkan yang monowt
bmyak terdapat it dmia lama yaitu meliputi Eurasia, Ahka, dm Australia ( cif
Hull 2002). Geminivinrs dengan m
o
m rnmrn-t pada u m q a h y a
menginfeksi tanaman Sdanaceae.
Geminivirus
p g manopartit
bipwtit
dengan yang
keduanya
mempunyai uhran, fungsi dan mganisasi gm yang hampir saraa khususnya
DNA-A. Adapun maam gen dan fungsinya dapat d i l h t p d a Tabel 11. 2.
Gen penymdi protein selubung virus (coat protein) merupakm daerah
genom yang mempunyai runutan susunsn DNA den-
demjat kesamw yang
tinggi (conserved) mtar anggota geminivirus d d m satu p u s {Rojas ei d. 1993,
W p t t & Brown 1%).
Intergenic region (IR)sltau common region (CR),selain
mempunyai demjat kwamaan mutan asam nukleat ysng tinggi juga mempunyai
derajat kesamaan yang rendah (drversed) antar anggota genus g d v i r u s
( M e w s 1992, Padidam et al. 1995 cit,
Brcwn
1997, Van RegemnmteI el al.
Tabd 11.2. Macmdm fimgsi gen Lsbompok g - d
Jenisgen pada gerrinivirus
Monopartit
Bpam
No
1
V l (CP)
AV1 (CP)
Fungsinya
pnhr&n
proh
duhg
vim,
pdaran rml8lui semgga vektor dan
pergerakan v i w di dalm inaagnya
3
C1 (Rep}
C2 (TrAP)
ACl (Rep)
AC2 (TrAP)
4
C3 (Ren)
AC3 @en}
5
C4
6
MpIV2)
MP (BV1 clan
BVl)
NSP(BVI) dm
MP (BCI)
2
repWcasivirus
pmbentw
PAPI
Tramucfiwring prorein
parlbeatukm protein replimlion embmw
(.En)
ekspresi geJala
p e r g e virus
mmmm yang
t&d;si
Sumber : Van Regenmortel er at. 2000, Haul 2002.
terjadmya transhipsi. Oleh kmmt bersifat comerved daerah genom tersebut
banyak digunakan sebagai dasar pemilihan suatu prim= (Matthews 1992, Rojas et
a&.1997). Skema dan sammm p a n gemhivirusyrtog monapht m a p ymg
bipartit &pat dilihat pada Gambar II. 1 dan II. 2.
Gambar Ii. l . Skeara dm susunan genom geminivitus mmopmht.
Ket: anak panah ma*
arah -psi.
Gambar 11.2. Skenra dan srrnman geaom g m h i ~ i mbipartit
W:a d panah nmunpkkm arah m k r i p s i .
Sumber : Van ECegenmonel el af. 2XK3
Hubungan geminivirus dengan sersngga vclrtornya, Be&&
robaci
Genn. (Hornoptera: Aleyrddae)
Di Amerika dan Karibia ditemukrtn adanya populasi B. iabaci atau yang
dikenal sebagai htukebul tembakau yang berbeda daIam hd kisaran hang,
kemampuan menularkan virus, dm tingkat reproduksi yang sttugat t i a d serta
tidak dapat melakukan kopulasi den-
kutukebul t e m k u yang sudah ada
sebelumnya yaitu biotipe A (Bird 1957 cit Brown 1997, Perring 2001). Biotipe
baru tersebut kemudian d i k e d dengaa kutukebul tembakau biotipe B drm ada
B. argt!nt$dii. Selain biotipe B, tadspat
p g menyebutnya sebagai @es
tujuh kelompok biotipe B. t-
,dan biotipe I3 t
d u t sangat potensial dalam
menularkan geminivinzs porda berbagai tamman budidaya (Paring 2001).
Sikh hidup kutukebul tern-
di daerah t q i k jmda kundisi optimum
sekitar 3 minggu. kmgga M h a dewma mampu W u r sebanyak 200 butir.
Perkembangan dari telur mpai dewasa melewd empat fa& yaitu telur, nim&
(tipinstar), pupa clan imago (Motmd 1993). M e n W Badri (1983), sdclus hidup
kutukebultembakau pPrda
Masa inkubasi telur &ah
~~plasuhu28-30Csekitar 17hari.
(5,78 + 021) hari,
instar pertams lmanya (3,14
2024) h i , nimh instar kedua (321 2 0,16 ) han, instar ketiga (3,14 1q16)
hari,danpupa nrtrrlrrh(2,Sl ?0,21)bari.
Tubuhkutukebd d e w a s a h a r n a
kuning dengan serbuk putih @a bsdlan dan sppnp. Semngga tersebut sangnt
polifag, imgnya sangat banyak yaitu b
g lebih rnencapai 300 spesies dari
63 fmiii.
Peranan kutukebul ternbhu sebagai vektor geminivirus yang
menyebabkan penyakit sudah banyak
~~(Tabel 11. 3):
Pada umumnya
hubungan virus dengan vektomya h i f i t persisten &an tetapi tidak diturunkan
ke generasi berikutnya melalui telurnya ( m n tmnrovarial trummission).,
Walaupun dernikian a& pula
geminivirus yang dapat diturunkan ke generasi
bmhtnya, m i h y a TYLCV dari berms lama (Cmmek et al. 2001) clan TW-
Sar (Bosco et al, 200 1).
Vuud inangnya
No
Periode
laten (jam)
Periode
akuisisi
1
2
3
4
5
6
+as l e a f w l virus
pada d m
Texaspepper
geminivirsls pada cabJ
TomatopI1w leof ctirl
virtls pada t o m i
Pepper yellow leaf cur2
virus pada calm
Texas pepper
gminivirrrs pada adxu
Tobacco Ieafcurl virus
pads t d u
Periode
retensi
24
9
Sumber
Idris & Brown
1998.
0,25 - 0.5
21-24
10-20
1
10
10
Smpi
mati
O,5
NaWlla&Maxwell
1993.
Smetwaruch
et al. 2000.
Stmger el al.
1 m.
Noodawati
etn1.2002
Keterangan:
- : tidak ada data
ldentifikasi Virus
Deteksi agens penyebab penyakit pada tanaman, benih ataupun bahan
vegetatif selain untuk mengetahui sifat biologinya juga merupakan langkah awal
yang sangat diperlukan dalarn strategi pengelolaan penyakit. Banyak cara yang
dapat dilakukan untuk deteksi dan identifikasi virus. Identifikasi virus antara lain
dapat dilakukan melalui identifikasi
secm bi ologi ataupun nonbiologi serta
meialui analisis komponen patogennya (Brown & Ogle 1997). Identifikasi secara
biologi a n m lain dilakukan dengan penularan ke tanaman indikator, penularan
m e n g g u n h serangga vektor dan
kajian kisaran inang. Untuk mengetahui
adanya komponen spesiiik dari suatu virus clapat dilakukan dengan identi fikasi
secara
nonbiologi antara lain dengan pengamatan menggunakan mi kroskop
elehon, uji irndogi atau serologi, hibridisasi asam nukleat rnenggmdcan
pelacak DNA, dan melalui t h k PCR Berbagai cara untuk identi fikasi tersebut
masing-masing mempunyai kelemahan dan keunggulan.
Identiiibi gemhivhs scmra biohgi
Identiaasi vinzs s e a m bid& d q a t ctilakukaa melalui uji kisrtran
inmg dan atau melalui uji hubungan virus dan smmgga vektomya. Cara tersebut
Bean IhuM mosoic
telab ddakukan untuk mendeteksi dan rnengidentigernirrivim (BPMV) (Morales et d. 1990),
Texas p p r gemjnivirur
(Stenper et al. 1990), Simlw tomato leqf curl geminivirus (STLCV) (Idris &
Brown 1598).
IdenliAkasi geminivlrPs mtlalni uji m l o g i
Serodiagnosis merupakan cara deteksi
virus den=
m d t k a n
reaksi antam antigen dan antibaii (Trrrrmce 1992). Cam ini rnempuyai banyak
keuntungan antara lain cepat,tqmt dm dapat d
i
m mtuk karakterisasi virus
serta menptahui hubungau k e k m h m suatu virus ( Van R e g m u d 1992).
Serodiagnosis telah banyak digunakm mtuk mengidentifikasi berbagai virus yang
menyemag tanaman maupun mdahri serangga vektaanya
mars kualitatif
ataupun h t j t a t i f . Salab satu bhm dasar yang digunakau untuk pengujian
secara serologi
adalah
tersedianya antibdi. Sebagai laagkah awal mtuk
membuat a n t i M adalah dengan melakukan isolasi virus dari inangnya dengan
cam pemurnian virus. Metode pernumian virus sangat bervariasi tergxrntung dari
sifat dm jenis virusnya (Matthews 1992). Bebetap anggda geminivirus yang
telah Mail dimurnikan misalnya TPV, dan Bean gd&n masaic geminivims
(BGMV) menggunakan gradien sulfat sesium (Stager ef ai. 1990; Modes er d.
1990). Tomato goI&n yeIlaw mosaic v i m dirn w
rnenggmakm gradien &osa
1W%
(Hamilton
h leqfcwl v i m (SLCV)
et
al. 1981, Cohen ef d.
1983). Geminivirus lain yaitu Mwtgbean yellow mmaic v i m (MYMV) berfiasil
secam m v e m PEG yang d i l m den~
dim&
er
graden sukrosa (Honda
d. 1983). Tridowati (1989) b g a n cam pemutaian sebagian (pamal
puri$cation berhasil memurnikan virus kenrpuk yang mmyemg temtdau
Virus yang telah diinumikan sebelum d
i
w
untuk imunisasi pada
hewan percobam perlu dikarakterisasi mtuk melihat tingkat kemurniannya.
Kmlderisasi clapat dil*
dengan meagmati bentuk dan ukuran p d e l
menggunakan
elehrm,
mihodcop
nilai
absmhs'
menggunakan
spekmfotamem (Van Regemnod 1981), atau melibat h a t molehd protein
selubung virus seam elhfbresis (Sanbrmk el d.1989). Virus mumi pada
umumnya menrpakan salah sstu antigm yang sanpt baik mtuk menj@dkm
antibodi pnda hewanpembmi.
Antibodi menrpakan imunoglobulin yang dihilkan oleh sel limfosit B
pada hewan percobaan sebagai tanggapan adsoya rangsangan dmi swtu antigen
(Memaugh
ei
01. 1990). B d m a h a jlrmlah epitop pengimbas kekebalan ,
antibodi dibedakan menjadi poliklmal dan mmddonal. Antibodi poliklonal
dibentuk dari sejumlah klon lim6bsit B yrmg dirangsang deh banyak epitop daFi
antigen tertentu sehingga rnempunyai variabilitasnya sangat tmggi, khususnya
&tam ha1 titer, klas antibodi dan spesifitamp. Hal ysng sebaliknya terdapst p d a
antibodi monoklonal. Antibodi poliklonal
lebih mudah pembuatamya dan
biayanya lebih murah dibmcbg antibodi rnmddoplal. Spesifibmya a n t i M
poliklonal akan tiaggi apbila antigen yang digunakan b e n d dari v h s mumi.
Antibodi polikiod banyak digunakan mtuk identilibxi suatu v h s W
u
n
untuk p e n g i n d h b
d dan bahan perbm@m tanaman (Bd et ~ 1 . 1 9 9 0 ) .
Banyak uji serologi yang berkembang pesat dan has dewam ini baik untuk
deteksi maupun karakterisasi suatu virus. M d e serologi kmebut antara lain uji
presipitasi dalam tabung, agglutinasi kloroplas, difusi p d a dalam agar, dtrn uji
flokulasi lateks (Ball ef al. 1990). Untuk melihat kekerahtaa suatu virus banyak
digunakan pengujim difusi p d a dalam agar yitu den=
presipitat yang terbentuk
walaupun sangat
. Metode presipitasi
menmati pita
clan agglutinasi klwoplas
mudah dilstkukan akan tetapi h e n a terlalu b y a k
menggunakan antibodi saat ini jarang digunakaa Di antara carst serodiagnosis
yang paling banyak digunakan saat ini adalab uji w
assay (ELISA) meliputi &Ie
anif-
e linked immmorber?t
sarodwich ELJSA (DAS-ELISA) (Clatck
& Adams 1977) dao i d m c t ELIS4 (I-ELISA) (Koenig 1981). Selain ELlSA
menggunakan lempeng m i k d t e r dari plystyrene juga dapat digrmakan
membran nitroselulosa ymg dikenal dengan teknik dor immunubiding a s s q
(DIBA). Teknik ini banyak digunakan lebih mudah dm hernat karena r e a p
yang d i g u n h lebih sedikit (Bmttari & Gocdwin 1985).
Identi fikasi geminivirus seco~aserologi masih jarang dilakukan dan masib
terbatas hanya pada beberapa geminivirus saja karena adanya beberapa kendala.
Kendala tersebut antara lain konsentmsi virus dalam tumbuhan inang sangat
rendah, w i n g teqadi reaksi silang dan kesulitan dalam penyediaan antibodi ( crt
Rojas et al. 1993, Van Regumortel2000).
Identifikasi geminivirus melalui a d b b sidik jari DNA
Dewasa hi untuk kmkterisasi maupun detelcsi geminivirus tumbuhao
banyak dikernbaagkan teknik molekder. Teknik FCR akhk-akhir ini berkembang
sangat p a t untuk
deteksi berbagai virus tumbubaa Deteksi virus secara PCR
&tin
memberikan hasil p g akurat, cepat dan sangat peka. Teknik PCR b p
memerlukan jumlah sampel sedikit, dan sarnpel &pat bentpa bahan sew, sudah
dikeringkan atau beku (Rojas et al. 1993, Wyatt & Brown 1996). Teknik PCR
clapat mengatmi kendda pada pengujian gemhivirus sema serologi.
Pengujian dengan teknik PCR memerlukan sepmang primer yang s
fKsia
yang akan menginduksi pembentukau dan perban*
atau mtai DNA tertentu dengan btmtuan
rangha asam nukleat
enzim Tag plymerase ddm mesin
PCR atau tlaermaycIer. PPemilihan primer pug tepat sangat menentukan
kebdasilan identiflkasi suatu virus. Pada geminivirus , primer &pat dipilih
pa& bagian common mgion atau intergenic region, gen yang menpdikan
protein selubung virus, maupm protein yang berasosiasi dm-
proses replikasi
virus (Rojas et a!. 1993, Wyatt & Brown 19%, Pdstoll& Anderson 1W).Untuk
keperluan taksonomi geminivims banyak digunakan primer dari gen penyandi
protein selubung yaitu AVl ORF DNA-A karma daerah ini mempunyai derajat
kesamaan yang sangat tin& (conserve4 antar anggota genus geminivirus (Wyatt
& Brown 1946, Idris & Brown 1998). Penyusunan pnmer tersebut misalcya Av
494 & Ac 1048 yang akan mengamplifikasi sebagan gen protein selubung virus
berukuran sekitar 550 bp. Berdasarkan ukuran fragmen DNA tersebut dapat
hgunakan untuk rnengidentifikasi
keberadaan geminivirus pada berbagai
tanaman w
a
n
,
tanaman hias dan gulma (Wyatt & Brown 1996). Penggunaan
primer yang disusun dari daerah ALl dan ARl yaitu PAL1 v 1978 dan PAR 1c
4% antam lain dapat tmamplifiasi untai
DNA sekitar 1,3 Kb dari TYLCV-Egi
(Rojas et al. 1993), dm TYLCV pada tomat di Jepang (Kato el a/.1 998). Teknik
PCR selain dapat hgunakan untuk mendeteksi geminivirus ymg menyerang
tanaman, juga dam r
n
e
n
m
u
i kebedam gemhivirus dm l o h i virusnya di
dab tubuh m g g a vektomya (Mehta et ai. 1%).
Identi-I
gemhivirus melalui analisis sidik jari DNA dapat juga
dengan cara mengisolasi DNA replicm'ive fom secara langmng rnenggmkan
metode guanidin alkalin, dm ha1 ini telah b h i l dilakukan untuk WPsear&aM
v i m (Bendahmane et 01. 1995).
Kemgaman geminhim
Begmovirus merupakan
sal&
anggota yang -&at
banyak. Di lapangan &bat
=raw@ v e m a ,
w
inag
-
satu genus geminivirus ymg mempunyai
Ymg
pendaran geminivirus oleh
ataupun Y a w .
kekmMmnya, dapat m t M oleh sstu jenis ganinivirus sema tunggal,
bersamaan dengan jenis geminivirus lain ataupun oleh strain lain Oleh karena
adanya infeksi geminivirus seam bersamaan pada inang yang m a maka
memungkinkan timbdnya 6 baru ~ h i n g g steajadi keragaman geminivirus.
Adanya strain geminivirus dapat didetehi melalui pengujiau kisaran inang, uji
serologi maupun den=
analisis sidik jari DNA
Mdalui uji kiwan hang adanya strain geminivirus &pat diketahui oleh
adanya perbedaan respons pa& tanaman, misalnya p d a buncis yang terinfeksi
TYLCV-Is dapat menirnbulkm bean crumple disease sedangkan TYEV-Sar
tidak dapat menimbulkan gejala peuyaktt tersebut (Naws€astillo et al. 1W).
Menggunakan antibodi monoklwal dapat diketahui adanya strain- strain chi
African cassava mosaic v i m (ACMV) yang menyerang ketda pohon (cit. Brown
1997). Melalui teknik PCR-RFLP juga dapat diketahui strain geminivirus lain
yang menyerang tanaman tomat di Meksiko yaitu TGV-MX1 dan TGV-MX2
(Rojas et al. 1993). Meldui tekoik t d u t juga dam ctiketahui kerageminivirus ymg menyerang mbai di W m i a (Hidayat et d.1999).
Untuk melihat kmgaman sustu imlat virus mu timbulnya suatu strain
virus &pat juga dilakukan d i s i s berdawkm mutan suz~man asam
nukleahya, mi*
P e p r jdopno v i m merupakan strain Pepper hnusleco
v i m (PHV), dan Chino cdel t m t o v i m merupakau strain Tomato Ieqfcnmple
v i m ( T o m ) (Tofm-Pacheco el al. 1%).
Menggunakan cam ini adanya
berbaM strain gemhivirus juga d i t e m h p d a Tomdo yellow leqfcw3 v i m
(TYLCV) (NakMa & Maxwell 1983, Navas-Castilio el
1999, Polston & Mc
Govern 1999, Chatcbawankanphmicb & Maxwell 2002X Texas p e p r v i w
(TPV) (W
el d.2000), dan ACMV (Bock 1983, cir. Brows 1997).
DAFTAR PUSTAKA
Attathorn, S., Chiemsombat P, Sutabutra T, Pongpanitanond R 1990.
Characterizatmn of nucleic acid of T m t o pIlow let#