Analysis of Growth and DeveIopment of Under Two Years Children (Baduta) on The Social Safety Net-Health Sector Program (JPS-BK).

ANALISIS TUMBUR KEMBANG ANAK USM DI BAWAH DIJA
TAHUN (BADUTA) PADA PROGRAM JARING PENGAMAN

SOSIAL BIDANG KESEHATAN (JPS-BK)

OLEH :

-

1 .

"

.

,.

-

,


D M KMSNATUTI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

ABSTRAK
DIAH KRTSNATUTI. Analisis Tumbuh Kernbang Anak Usia di Bawah Dua Tahun
(Baduta) pada Program Jaring Pengaman Sosiai Bidang Kesehatan (JPS-BK). Di
Bawah Bimbingan : HIDAYAT SYARIEF (KETUA), SOEKLRMAN
(ANGWTA),
HARDINSYAH,
(ANGGOTA),
ASEP
SAEFUDDIN
(ANGW T A )
Sehubungan dengan pelaksanaan program JPS-BK yang telah berlangsung
selama 3 tahun, peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan tujuan : ( 1 )
Membandingkan cara perawatan kehamilan, penalinan dan cara perawatan anak

baduta peserta JPS-BK dengan Non JPS-BK; (2) Membandingkan hasiI kehamih
peserta JPS-BK dengan Non JPS-BK dan menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan hasiI kehamilan; (3) Membandingkan pertumbuhan anak baduta
peserta J P S B K dm Non JPS-BK dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan perturnbuhan anak baduta; h n (4) Membandingkan perkembangan anak
baduta peserta JPS-BK dan Non PS-BK dan menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan perkernbangan an& baduta
Penel i tian ini merupakan cross sectional sluu'y yang membandingkan dua
keIompok. Kelompok I adaIah ibu menyusui yang kehamilannya berlangsung antara
bulan Oktober 1998 (dimulainya Program JPS-BK) hingga akhir tahun 2000 berasal
dari keluarga miskin dan menerima bantuan PS-BK (kelompok sasaran JPS-BK).
Sedangkan kelompok I1 adalah i bu menyusui yang rnempunyai karakteritik sosial
ekonomi yang hampir sarna dengan kelompok I, tetapi tidak menerima bantuan JPSBK dan berasaI dari keluarga nyaris miskin (keIompok Non JPS-BK sebagai
kelompok kontrol). Jumlah kelompok ini sangat sedikit dan sulit ditemui.
Penelitian ini di lakuican bersama-sama dengan penelitian Impact ofJPS Basic
Heulrh Cure on 7he Heu/fk Status of Poor Communities (Dampk Pelayanan 3PS-BK
terhadap Status Kesehatan Keluarga Miskin) yang dilakukan oleb Center j i ~ r
/?egionul Resource Ilevelopmerrt and C;.lmmunrly Ernpowermenf (Crescenr)
bekejasarna dengan Bappenas pada fahun 2000/2(10 I . DiIakukan pa& bulan Maret
hingga April: 200 1 di Propinsi Jawa Tengah (Kabupaten Sukaharjo, Purworejo,dan

dan Kebumen) dan Nusa Tenggara Barat (Kabupaten Sumbawa dan Lombok Timur).
Penetapan lokasi propinsi tersebut didasarkan pada pertimbangan besarnya alokasi
dana JPS-BK yang diperoleh, dimana Jateng termasuk salah satu propinsi yang
memperoleh alokasi dana c h p ksar, sedangkan NTB tergolong sedang.
Contoh dalarn penelitian ini addah ibu yang saat penelitian cfilakukan
berstatus menyusui anak baduta. Kerangka contoh dibuat berdasarkan data ibu hamil
periode Oktober 1 998-akhrr 2000 pa& setiap puskesmas terpilih. Kemudian secara
acak dipilih 30 orang ibu menyusui dengan kategori 24 orang peserta JPS-BK dan 6
orang Non JPS-BK. Dari keseluruhan jumIah contoh 750 orang, dipiIih kembdi
hingga hanya peubah ekonomi (pendapatan dan skor kualitas tempt tinggal) saja
yang berbeda antar dua kelompok contoh. Sedangkan peubah lainnya meliputi umur,

umur, sebagian besar anak baduta, baik pada pserta JPS-BK maupun Non PS-BK
sudah dapat mencapai ratst-rata tahap perkembangan anak seumumya. Sekitar 1015% anak baduta mengalami gangguan perkembangan dalam ha1 gerakan halus
hingga berumur 17 buIan, clan proprsinya meningkat tajam menjadi 40% seteIah
berumur 1 8 bulan. Gangguan perkembangan dalam sosiaIisasi cukup banyak dialami
(40-50%) setelah anak krumur 1 5 bulan.
Hasil kehamiIan (brat badan lahir > 2500 gram) berhubungam positif nyata
dengan IMT ibu, usia kehamilan 1 37 minggu, pemeriksaan kehamilan, PMT ibu
hamil praktek gizi dan kesehatan dan pendidikan ibu. Salah satu kegatan JPS-BK

pada ibu harnil, yaitu PMT berhubungan dengan berat badan Iahir cukup (> 2500
gram). Status gizi baduta (BBIIT) berhubungan positif nyata dengan berat badan lahir
(> 2500 gram), pemberian W A S 1 JPS-BK dan kelengkapan imunisasi. Status gizi
baduta (PB/U) berhubungan positif nyata dengan berat badan lahir (> 2500 gram),
MPASI JPS-BK, kelengkapan imunisasi, praktek gizi dan kesehatan serta pendidikan
ibu. Status gizi baduta (BBIPB) berhubungan positif nyata dengan berat badan lahir
(> 2500 gram), W A S 1 JPS-BK, kefengkapan imunisasi, dan penyakit anak. Salah
satu kegiatan JPS-BK yaitu pemberian MPASI berhubungan dengan status gizi
baduta baik berdasarkan RB/U, PB/U dan BBPE.
Perkembangan baduta krhubungan positif nyata dengan berat badan Iahir,
status gizi baik dengan indikator BB/U, PB/U maupun BBIPB, MPASI JPS-BK dan
pendapatan. Salah satu kegiatan P S - B K yaitu pemberian MPASI berhubungan
dengan skor perkembangan anak baduta.
hlenilik hasil yang ditunjukkan dari JPS-BK pada perturnbuhzn dan
perkembangan baduta, maka program JPS-BK dan sejenisnya yang mernberikan
bantuan pelayanan kesehatan dm MPASI bag masyarakat miskin hendahya
di Ianjutkan dengan berbagai prbai kan terutarna dal am identifikasi sasaran, peIayanan
dan mekanisrne penyampaian bantuan
PMT ibu hamil dan MPASl bagi baduta terbukti berperan &lam
menyelamatkan hasil keharnilan, perturnbuhan dan perkembangan anak baduta. Oleh

karena itu, perlu dikaji Iebih mendalam tentang jenis, jumlah dan bentuk PMT dm
MPASI yang sesuai untuk berbagai daerah.
Untuk rneningbtkan perkembangan baduta, perlu dipikirkan kemungkinan
menarnbahkan aspek stimulasi psikososial dalam paket pelayanan JPS-BK atau
program sejenis yang akan dikembangkan. DaIam kerangka .sustaznahi/ity
penyelenggarasn kegratan pelayanan sosial dasar perlu dikaji dan dikembangkan
bentuk social insurunce yang sesuai dengan potensi dan keari fan lokal.
Kata Kunci : Program Jaring Pengaman SosiaI, Anak Baduta, Pertumbuhan Anak,
MPASI

ABSTRACT
DLAH KRISNATUTI. Analysis of Growth and DeveIopment of Under Two Years
Children (Baduta) on The Social Safety Net-Health Sector Program (JPS-BK). Under
Supervision of HDAYAT SYARIEF, SOEKIRMAN, HARDlbSYAB and
ASEP SAEFUDDIN.
The objective of this research was to analyze the influence of the Social
Safety Net-Health Sector Program (JPS-BK) on growth and development of undertwo years children (badutu).
The study was carried out in Kebumen, Purworejo and Sukoharjo of Central
Java, and Lombok Timur and Sumbawa of West Nusa Tenggara. This research was
designed as cross sectional with Posttest-On1y Nonequivalent Group Study Design,

This was applied considering the data was collected in a moment just aRcr JPS-BK
program has k e n starting with two nonequivalent groups (one is target group and
another is non target group of JPS-BK). The sample was mothers who had breastfeeding status and had k e n pregnant between Octokr 1998 and ended in 2000. Total
sample was 622 mothers, consist of 544 mothers of 3PS-BK and 1 18 mothers of Non
PS-BK.
Growth and development of baduta of JPS-BK had not different from baduta
of Non JPS-BK. Birth weight had positived and significant correlation with Mother's
Body Mass Index (BMI), weeks of gestation and antenatal care, supglementary
feeding and mother's education.
Nutritional status of baduta (WIA) had positive and significant correlation
with birth weight, of immunization, and complementary feeding (MPASI JPS-BK).
Nutritional status of baduta (H/A) had positived and significant correlation with birth
weight, MPASI JPS-BK, immunization and mother's educational level. Nutritional
status of baduta (W/H) had positived and significant correlation with birth weight,
MPASI JPS-BK, immunization, income per capita, and mother's educational level.
Development of baduta had positived and significant correlation with birth weight,
nutritioml status with WIA, WA and W/H indicators and MPASI JPS-BK, it had
negative and significant correlation with weeks of gestation. One of JPS-BK
activities as MPASI cordate with growth and development of children under two
years.


Key Words : Social Safety Net (JPS-BK), Under-Two Years Children, Growth,
Complementary Feeding

SURAT PERNYATUN
Saya menyatakan dengan sebenamya bahwa disertasi yang berjudul :

Analisis Tumbuh Kembang Anak Usia di bawah Dua Tahun (Baduta) pada

Program Jaring Pengaman Soshl Bidang &whatan (JPSBK)
merupakan gagasan atau hasil peneIitian saya sendiri, dengan bimbingan Komisi

Pembimbing, kecudi yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Disertasi ini belurn

pernah diajukan untuk memperoleh gelar Doktor pada program sejenis di perguruan
tinggi Igin. Semua data yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat
diperiksa kebenarannya.

Bogor, Mei 2004


ANALISIS TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DI BAWAH DUA
TAHUN (BADUTA) PADA PROGRAM JARING PENGAMAN
SOSIAL BIDANG KESEHATAN (JPS-BK)

DIAH KRISNATUTI

Disertasi
Sebagai salah satu syarai untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

3udul Disertasi

:

Narna

NRP
Program Studi

:
:

:

Analisis Tumbuh Kembang Anak Usia di Bawah Dua
Tahun (Baduta) pada Program Jaring Pengaman Sosial
Bidang Kesehatm (JPS-BK)
Diah Krisnatuti
95580

Gizi bhya&at dan Sumberdaya Keluarga
Menyetujd,
1. Komisi Pembimbing
I

t


Prof. Dr. Ir. Hidayat Syarief. MS
Ketua

Anggota

hggota

Dr. Ir. A s e ~Saefuddin, M.Sc
Anggota

2. Ketua Program Studi
Gizi Masyarakat dan
Surnberdaya Keluarga

&JLProf Dr. Ir. Ali Khomsan, MS
I

Tanggal Lulus : 18 Februari 2004


an Sekolah Pascasarjana

MWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Solo pda tanggal 7 Oktober 1960 sebagai an& ke-3 dari
4 bersaudara pasangan Bapak S. Rodal Praptosudiro (Aim) dan Tbu Hj. Sukini.

Pendidikan dasar dan menengah diselesaikan di Solo pada tahun 1979. Selanjutnya

pada tahun yang sama, Penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas Pertanian, IPB
dengan bantuan beasiswa pendidikan dari PT Unilever Indonesia dan memperoleh
gelar sarjana pertanian dalam bidang Gizi Masyarakat dan Sumkrdaya Keluarga
pada tahun f 983.

Pada tahun 1984 sampai sekarang Penulis bekerja sebagai staf pengajar pada
Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakulbs Pertanian, PB. Pada
tahun yang sama (1984), Penulis rnengikuti pendidikan 52 pada Program Studi Ilmu
Penyu luhan Pern bangunan, Program Pascasarjana IPB dengan beasiswa pendidikan

dari Yayasan IImu-Ilrnu Sosial dan Iulus pada tahun 1988.
Penulis menikah dengan Ir. H. Tri Pranadji, MS, APU dan dikaruniai dua
orang putra bernama Anas Farizi dan Fitra Ghifari.

PRAKATA
Syukur AlhmduZiIluh Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat
dan karur,ia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan peneIitian dengan judul
"Analisis Turnbuh Kernbang Anak Usia di bawah Dua Tahun (Baduta) pa& Program

Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK)", yang hasi lnya dituangkan
dalam tulisan ini.

Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terima kasi h yang
sebesar-besamya kcpada :
1.

Prof. Dr. Ir. Hidayat Syarief, MS sebagai Ketua Komisi Pembimbing, Prof. Dr.
Soekirman, MPS, Dr. Ir. H.A.M. Hardinsyah, MS, dan Dr. Ir. Asep Saefuddin,
MSc masing-masing sebagai anggota komisi pembimbing yang telah banyak
memberikan saran-saran untuk kesempumaan tulisan ir.1

2.

Prof Dr. AzruI Azwar, MPH dan Dr. Ir. Arnini Nasoetion, MS sebagai penguji

luar komisi pada ujian terbuka dan Dr. Ir. Hadi Riyadi, MS sebagai penguji luar
komisi pada uj ian tertutup atas sarzn-saran perbaikztnnya
3.

Dekan Sekolah Pascasarjana IPB yang telah mernberikan kesempatan bagi
Penulis untuk menempuh pendidi kan Doktor pada SPS-IPB

4.

Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS dan Ir. C . Meti Uwiriani, MSc sebagai Ketua dm
Sekretaris Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga,
SPS-IPB

5.

Ketua Departemen Gizi Masyarakat dan Surnberdaya KeIuarga Fakultas
Pertanian IPB dan Dekan FakuItas Pertanian IPB yang telah rnernberikan ijin
bag1 Penulis untuk menempuh pendidikan Pascasarjana

6.

Pimpinan bagian Proyek Community Health and Nutrition I11 (CHN-111 Project)
(JBRB Loan No.3550) yang telah memkrikan persetujuan beasiswa stud ini

7.

Direktur Center for Regional Resource Development and Community
Empowerment (CRESCENT) yang telah rnem beri kan kesempatan kepada
Penulis untuk menggunakan data primer sebagai sumber data utama dalam

penuiisan disertasi ini
8.

Ibunda, suami clan anak-anak tercinta yang telah member~kan pengertian,

dorongan dan motivasi untuk penyelesaian studi

9.

Rekan-rekan staf pengajar d~ Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya
Keluarga atas semangat dan bantuannya dafarn memberikan informas1 rnutakhir
yang berkaitan dengan topik penelitian

10.

Rekan-rekan pengelola program Studi SI GMSK terutama Dr. Tr. Sit1

Madanijah, MS dan Ir. Retnaningsih. MSi yang telah rnengambil alih tugas-

tugas rutin selama Penulis menyelesaikan disertasi ini
1 1. Direktur Eksekuti f Program DUE-Like (Development of Undergraduate-Li ke)

IPB yang telah menyetujui pemberian beasiswa tarnbahan untuk penyelesaian

disertasi h i , dm rekan-rekan pengelola Program DUE-Like di Departemen Gizi
Masyarakat dan Sumberdaya KeIuarga 'yang telah mengambil alih tugas
koordinator kegiatan

12. Pihak-pihak yang teIah membantu analisis data hingga penyelesaian naskah
akhlr dsertasi (Megawati Simanjuntak, SP, Rena Manohara, dan Ripto Budi

Santoso)
13. Akhirnya kepadasemuapihakyangtelahmembantu, baikmoril maupunmateril
untuk kelancamn penelitian, hingga disertasi ini dapat diselesaikan

Mei, 2004

Penulis

DAFTAR IS1

..............................................................
-......... xx
DAFTAR LAMPIRAN ............................. ...................... . . . . . xxii
PENDAHULUAN .............................................................+.....
............... 1
DAFTARGAMBAR

Latar Belakang...............................................................................
Tujuan ............................................................................................
Manfaat ..........................................................................................
TLNJAUANPUSTAKA

1

5
6

....*..*.............................****....*.......*......****.....7

Pertumbuhan Anak ......................................................
Konsep Pertumbuhan...............................................
Pengukuran Pertumbuhan ..........................................
Faktor-Faktoryang Mempengaruhi Pertumbuhan ..............
Perkembangan Anak .....................................................
Konsep Perkembangan.............................................
Pengukuran Perkembangan.......................................
Faktor-Faktor yang Mempengamhi Perkembangan ............
Jaring Pengaman Sosial Ridang Kesehatan (JPS-BK) .............
Latar B e l W g Perlunya Jaring Pengaman Sosial (Social
Sufciy Net) ............................................................
Konsep JPS ..........................................................
Aplikasi JPS............................................................................
KERANGKA PEMIKLRAN DAN AIPOTESIS

................................

38

Kerangka Pemi kiran ......................................................................

38

Hipotesis .......................................................................................

41

METODE
.

.

............................................................ ........... . . .

Dtsatn .............................................................................................
Waktu dan Lokasi .........................................................................
Teknik Penarikan Contoh ..............................................................
Teknik Pengumpulan Data ............................................................
Peubah clan Indikator PeneIitian ....................................................
Pengawasan Mutu Data .................................................................

45
45

47
47
50
52
53

Pengolahan dm Analisis Data .......................................................
Definisi Operasional ......................................................................

BASIL DAN PEMBAEIASAN

.............................................................

Propinsi Jawa Tengah ....................................................................
Jumlah Penduduk, Ketersediaan Fasilitas dan
Tenaga Kesehatan...................................................................
Pelaksanaan JPS-BK di Propinsi Jawa Tengah ......................
Pelakmaan JPS-BK di Kabupaten Kebumen........................
Pelaksanaan JPS-BK di Kabupaten Sukoluyo .......................
Pel&sanaan PS-BK di Kabupaten Purworejo.......................
Propinsi Nusa Tenggara Barat .......................................................
JumIah Penduduk, Ketersediaan Sarana dm
Tenaga Kesehatan...................................................................
PeIaksanaan JPS-BK di Propinsi NTB ..................................
Pelaksanaan JPS-BK di Kabupaten Lombok Timur...............
Pelaksanaan JPS-BK 1 Kabupaten Sumbawa .......................
Karakteristik Responden................................................................
S e b m JumIah Responden dan Contoh ................................
Responden Tbu Menyusui .....................................................
Contoh Anak Baduta ..............................................................
Karakteristik Sosial Ekonomi ........................................................
Umur Responden dan Kepala Keluarga (KK) ........................
Tingkat Pendidikan Responden dan Kepala Keluarga ...........
Pekerjaan Responden dan Kepala Keluarga ...........................
Pendapatan Per Kapita Per Bulan Keluarga ...........................
Jumiah Anggota KeIuarga ......................................................
Keikutsertaan KR .................................................................
Paritas .....................................................................................
Kual itas Tempat Tinggal ........................................................
Pengetahuan dan Praktek GiziKesehatan .....................................
Pengetahuan Gizi d m Kesehatan............................................
Praktek Gizi dm Kesehatan....................................................
Perawatan Kesehatan ....................................................................
Indeks Massa Tubuh (MT) Ibu..............................................
Cara Perawatan Ibu Hamil ...................................................
Cara Perawatan Persalinan .....................................................
Cara Perawatan Nifas ............................................................
Cara Perawatan Anak Baduta .................................................

DAFTAR TABEL

I . Mjlestones Perkernbangan Motorik Bayi berdasarkan Urn ur
Bay1 dalam BuIan .............................................................................

17

2. Milestones Perkembangan Anak berdasarkan Aspe k Fisi k. Kognitif.
Emosi. dan Perkembangan (Umum) ............................................... 18
3 . Perkembangan Mental Anak Balita berdasarkan

.

.

Skala Yaumil.Mlml ..........................................................................

20

4 . Patokan Perkembangan Anak Bali ta berdasarkan Umur .................

22

5 . Uji Beda T Karakteristik Keluarga dan Responden.........................

5C

6. Metode Pengurnpul an Data ............................................................. 51
7.

Indikator clan Peubah Penelitian menurut Responden .....................

52

8. Klasi fikasi Status Gizi berdasarkan 2-score menurut
Standar WHO NCHS .......................................................................

57

9. Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) ...

57

!2 . JumIah Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Propinsi Jawa Tengah
pada Tahun 1999..............................................................................

63

13. JumIah Tenaga Kesehatan di Propinsi Jawa Tengah pada ..............
Tahun 1999 ......................................................................................

63

14. Jumlah Penduduk di Propinsi NPB pada Tahun 1999 .....................

69

1 5. Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Propinsi Nusa
Tenggara Barat pada Tahun 1 999 ....................................................

70

..

16. Jumlah Tenaga Kesehatan di Propinsi NPB pada Tahun 1999........

71

17. Sebaran Responden berdasarkan Lokasi Penelltian dan
Status Peserta JPS ............................................................................

74

1 8. Sebaran Anak Baduta berdasarkan Kelompok Umur dan
Status Peserta JPS ...................................... ...... ... .. . ... ..

.. ..

75

19. Sebaran Urutan Anak berdasarkam Status Peserta JPS ....................

76

20. Sebaran Responden berdasarkan Pelayanan KB dan
Status Peserta JPS ............................................................................

85

2 1. Sebaran Indikator Tempat Tinggal Responden dan
Status Peserta JPS ............................................................................

89

22. Rata-Rata dan Standar Deviasi BB, PB dan IMT Respondeil
berdasarkan Status Peserta JPS ..................................................... ...

96

23. Sebaran Responden berdasarkan Pelayanan Kehamilan dm

Status Peserta JPS ............................................................................

98

24. Sebaran Responden berdasarkan Pelayanan Imunisasi dan Pemberim
'Cablet Besi clan Status Peserki JPS ....................................... .... ..
100

25. Sebaran Ibu berdasarkan Lama PMT (bulan) dm Bentuk IlMT
Ibu Hamil dan Status Peserta JPS .......................................... ..

102

26. Sebaran Responden berdasarkan Pelayanan Persalinan yang Diterima
dan Status Peserta JPS...................................... .... ... .... ... ........ 105
27. Sebaran Responden berdasarkan Pelayanan Ni f
a dan
Status Peserta JPS .............................................. ........ ....

.............

107

......... ......

108

28. Sebaran Anak yang Mendapat Imunisasi dan
Status Peserta JPS

..............................................

... .

29. Sebaran Anak berdasarkan Pelayanan MPASI dan

Status Peserta JPS .................................... . . . .... .. ,.. ,..

..... ..

1 10

.. .. ... .... ...

1 12

3 1. Sebaran JumIah Hari, Modus Pertolongan Pertama Penyakit Ibu
Menyusui Sam Bulan Terakhir dan Status Peserta JPS ...................

1 14

30. Sebaran Anak berdasarkan Haszl Kehamzlan dan
Status Peserta JPS .................................... . . . ....

xvi

32. Sebaran Jum I ah Hari, Modus Pertolongan Pertama Penyakit Bayi
Satu Bulan Terakhir dm Status Pesem JPS ....................................

1 15

33. Sebaran JumIah Hari, Modus Pertolongan Pertama Penyakit

Anak Baduta Satu Bulan Terakhir dan Status Peserta SPS ..............

116

34. Rata-Rata dan Standar Deviasi BB dm PB Contoh berdasarkan Umur

clan Status Peserta JPS.....................................

.. .. .. ...

,

. ,,. ,.

1 17

35. Rata-Rata dan Standar Deviasi Nilai Z Skor Status Gizi Anak

berdasarkan Umur dan Status Peserta JPS .......................................

118

36. Sebaran Status Gizi Anak berdasarkan BBlCT dan
Status Peserta JPS .............................
........ ...,...,...,.........................

122

37. Sebaran Status Gizi Anak berdasarkan PB/U dan
Status Peserta JPS ............................................... ............................

1 24

3 8. Sebaran Status Gizi hak berdasarkan BBPB dan
Status Peserta JPS ................................................,...........................

126

.

3 9. Sebaran Anak berdasarkan Kemampuan Perkembangan dan Umur

serta Status Peserta IPS.... .............. ........................... ...... ... ... ...

128

40. Sebaran Responden berdasarkar. IMTdan Berat Badan Bayi Lahir

133

4 1. Sebaran Responden berdasarkan Pengetahuan Gizi dan Berat
Badan Bayi Lahir ....................... ............. ............ .............................

133

42. Sebaran Responden berdasarkan Kategori Praktek Gizi dan
Berat Badan Bayi Lahir..................................... ... . .. .... ,.

.

134

43. Sebaran Responden berdasarkan Kategori Pendapatan dan
Berat Badan Bayi Lahir ..................................... ...... ... .. ... ...

135

,,

44. Sebaran Responden berdasarkan Kategori KuaIitas Tempat Tinggal

dan Berat Badan Bayi Lahir.. ............................... . ..

... .. ..

.

45. Sebaran Responden berdasadcan Skor Pemeriksaan Kehamilan dan
Berat Badan Bay i Lahir.. ..................................................................

136
136

46. Sebsrran Responden berdasarkan Kategori Skor Pemberian TabIet Besi
clan Berat Badan Bayi Lahir ............................................................. 13 7

47. Sebaran Responden berdasarkan Kategori Skor PMT Ibu Hamil dan

Berat Badan Bay i Lahir................................................................

1 38

48. Analisis Regresi Logistik terhadap Peubah Tak Bebas
Berat Bayi Lahir > 2500 gram ......................................................

49. Sebaran Baduta berdasarkm Berat Badan Bayi Lahir dm
. .
Status Gizi BBAJ. :............................................................................

50. Sebaran Baduta berdasarkan MPASI dm Status Gizi BB/U ...........
5 1 . Sebaran Baduta berdasarkan KeIengkapan Imunisasi dm
Status Gizi BBN..............................................................................
52. Analisis Regresi Logistik terhadap Pe~bahTak Bebas

Status Gizi Baduta (BB/U) ..............................................................

53. Sebaran Baduta berdasarkan Berat Badan Bayi Lahir clan
Status Gizi PBIU ..............................................................................
54. Sebaran Baduta berdasarkan Kategori Skor MPASI dan

Status Gizi PB/U ..............................................................................
5 5. Sebaran Baduta
berdasarkan Ke lengkapan Imunisasi dan
. .
Status GIZIPB/U ..............................................................................
56. Analisis Regresi Logistik terhadap Peubah Tak Bebas

Status Gizi Baduta (PBPJ) ...............................................................
57. Analisis Regesi Logstik terhadap Peubah Tak Bebas
Status Gizi Baduta (BBPB) ............................................................
58. Sebaran Baduta berdasarkan Berat Badan Bayi Lahir dan
Status Gizi BBPB ............................................................................

59. Sebaran Baduta krdasarkan Kategori Skor MPASI dan
Status Gizi BBPB ............................................................................

60 Sebaran Baduta
b e r h k a n Kelengkapan Imunisasi dan
. .
Status GIZIBBIPB............................................................................

6 1. Sebaran Baduta berdasarkan Status Gizi BBlU dm

Tingkat Perkembangan ................................................................... 162

62. Sebaran Baduta berdasarkan Status Gizi PBKJ dm
Tingkat Perkembangan .................................................................

162

63. Sebaran Baduta berdasarkan Status Gizi BBlPB clan
Tingkat Perkembangan ...................................................................

L63

64. Analisis Regresi Logistik terhadap PeuW Tak Bebas
Perkembangan Baduta ....................................................................

164

xix

DAFTAR GAMBAR

Faktor-Faktor yang Mempengamhi Perkembangan Anak
(Zeitlin. et.al.. 1992)................................................................... 24
Faktor-Faktor yang Mempenganlhl Turnbuh Kern bang
Anak Baduta ..................................................................................42

Grafik Tumbuh Kernbang Baduta JPS-BK dan Non JPS-BK .......

43

Sebaran Responden berhrkan Umur dan Status Peserta JPS ....

77

Sebaran KK berdasarkan Umur clan Status Pesem JPS ................

77

Sebaran Tingkat Pendidikan Responden berdasarkan
Status Peserta JPS ..........................................................................78
Sebaran Tingkat Pendidikan EcX berdasarkan
Status Peserta JPS .........................................................................

79

Sebaran Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan dm
Status Pesem JPS ..........................................................................

80

Sebaran Pendapatan Per Kapita Per BuIan KeIuarga berdasarkan
Status Peserta P S ..........................................................................83
Sebaran JumIah Anggota Keluarga berdasarkan
Status Peserta JPS .........................................................................

84

Sebaran Paritas berdasarkan Stat us Peserta JPS ........................... 87
Sebaran Kualitas Lingkungan Tempat Tinggal berdasarkan

Status Peserta JPS ..........................................................................88

Sebaran Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan Gizi dan
Status Peserta JPS ..........................................................................

90

Sebaran Responden berdasarkan Kategori Praktek Gizi clan
Kesehatan dm Status Peserta JPS..................................................

Sebaran Responden berdasarkan Status Gizi dan
Status Peserta JPS ..........................................................................
Sebaran Rata-Rata 2-Score BB/U berdasarkan Umur Anak .........

Sebaran Rata-Rats 2-Score PB/U berdasarkan Umur Anak .........
Sebaran Rata-Rata 2-Score BB/PB berdasarkan Umur Anak .......

Kurva Normal Sebaran Status Gizi An& berdasarkan B B N
Dibandingkan dengan Baku Rujukan WHO-NCHS ......................
Kurva Normal Sebaran Status Gizi Anak berdasarkan PBAJ
Di bandingkan dengan Baku Rujukan WHO.NCHS ......................

Kurva Normal Sebaran Status Gizi Anak berdasarkan BBPB
Dibandingkan dengan Baku Rujukan WHO.NCHS ......................

DAFTAR LAMPIRAN
No.

Uraian

Halaman

1. Pelaksanaan Jaring Pengaman Sosial (JPS)

Tahun 1999/2000 di Propinsi Jawa Tengah....................................

188

2. Pelaksanaan JPS-BK di Kabupaten Kebumen
T a h 1999-2000
~
.............................................................................

I89

3. Peiaksanaan Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan
Kabupaten Sukoharjo Tahun 1999/2000..........................................

190

4. PeIaksanaan Jaring Pengaman Sosial (JPS) di
Kabupaten Purworejo Tahun 1999-2000 ........................................

191

5. Peiaksanaan Jaring Pengaman Sosial (JPS)
Tahun 1999-2000 di Propinsi N7l3..................................................

I92

6. Pelaksanaan Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan
Kabupaten Eombok Timur Periode 1999/2000 dan 2000................

193

7. Pelaksanaan Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehstan

Kabupaten Sumbawa Periode 1999/2000 dan 2000 ........................

194

8. Sebaran Pengetahuan Gizi Responden dan Status Peserta J P S . ......

195

9. Sebaran Praktek Gizi dan Kesehatan Responden dan
Status Peserta JPS ............................................................................

198

10. Uji Keragaman Responden JPS-BK dan Non JPS-BK ....................

20 1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Falctor gizi merupakan salah satu faktor yang sangat rnenentukan kualitas
SDM, temtama pada saat janin hingga anak usia di bawah dua tahun (baduta), karena
pada rnasa-masa itu perturnbuhan dan perkembangan otak berf angsung sangat pesat.

Kekurangm gizi pada periode kntis tersebut dapat mengahbatkan pertumbuhan otak
tidak maksimal, sehingga menyebabkm rendahnya kemampuan intelektual,
terganggunya perkembangan mental dan kemampuan rnotorik anak, bahkan dapat

rnengakibatkan cacat permanen. Bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir

rendah mernpunyai kemungkinan lebih besar menderita penyakit degeneratif, seperti
jantung koroner dan diabetes melitus kelak pada saat dewasa (Barker, f 993). Oleh

karena itu ~menuhangizi pada masa janin sangat penting, karena mempakan modaI

dasar bagi tunlbuh kembang anak pada usia selanjutnya. (Polfitt, 2000 ; Anderson et
a/., 1999 ;Dewey, 2001). Dalam Convention of the Rights of the Child tahun 1989

dinyatakan bahwa setiap anak berhak untuk tumbuh dm berkembang sesuai dengan
potensinya. Mengingat anak sangai menentukan masa depan bangsa, maka perlu
memprioritaskan pemenuhan hak-hak anak tersebut dengan memberikan kernudahan-

kernudahan bagi rnasyarakat Iuas agar dapat memberikan pengasuhan yang optimal
bag anak pada usia sedini mungkin (Myers, 1992).

Berclasarkan data SUSENAS 1998 prevalensi gin kurang pada balita di

Indonesia sebesar 25,4%, dan prevalensi gizi b u d tertinggi dijumpai pada usia 6-23

buIan. Angka tersebut masih jauh dari target yang telah ditetapkan &am Rencana

2
Aksi Pangan dm Gizi NasionaI 2001-2005. Target penurunan prevalensi gizi kurang

dari 26,4% pda tahun 1999 menjadi 20% pada tahun 2005 dan gizi b u d dari 8,1%

11 999) rnenjadi 5% (2005). Prevalensi gizi kurang dan buruk pada anak usia di bawah
dua tahun (baduta) semakin meningkat setelah melewati masa pcmberian air susu ibu
(ASI) eksklusif (6 bulan), yaitu lo%, 20%, dan 30% berturut-turut pada usia 6, 12,

dan 24 bulan. Kecenderungan pola peningkatan jumlah anak baduta yang bentatus
gizi kurang dan buruk ini tidak berubah selarna sepuluh tahm terakhir (Jahari er a / ,
2000).

Pada pertengahan tahun 1997, krisis moneter telah melanda Indonesia yang

berlanjut dengan krisis ekonomi, h s i s politik dan krisis sosial. Dampak dari semua
krisis itu berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi. Aki batnya produktivitas

sektor rill menunm, jum lah pengangguran meningkat dan j umlah penduduk miskin
bertambah. Perkembangan terakhir kondisi kemiskinan (tahun 2002) adalah sebesar
38,4 juta jiwa (1 8,2%), yang terdistribusi sebanyak 14,5% di perkotaan dan 2 I , 1% di

pedesaan. Distribusi penduduk miskin pada tahun 2002 tersebut, sebanyak 57,0%

berada 1 Pulau Jawa-Bali, 2 1 3 % di Pulau Sumatera dan pulau-pulau lainnya
sebanyak 2 1,2% (Komite Penanggulangan Kemis kinan, 2003).
Masyarakat miskin adalah kelompok masyarakat yang sangat rentan terhadap

dampak knsis. Akibat krisis, daya beli masyarakat miskin &lam memenuhi
kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikm dan kesehatan semakin melemah clan

keadaan gizi masyarakat akan semakm memburuk.

MeIemahnya daya beli

masyarakat akan berdampak langsung terhadap beberap bl berikut : (1) tidak
tejangkaunya harga

rnakanan bergzi dm rnakanan pendamping ASI; (2) tidak

3

terjangkaunya biaya untuk pengobatan kelaim gizi dan rehabil itasi; (3) tidak
terjangkaunya biaya untuk pengobatan penyakit yang menyertai timbulnya masalah

gm;dan (4) keguguran, rnati saat lahir dan meningkatnya mortalitas anak.
rneningkatnya harga makanan dan makanan pendamping AS1 (Konig, 1995).
Untuk menolong keluarga miskin dari kemungkinan memburuknya derajat

kesehatan dan kemungkinan terjadinya lost generalion yang banyak diramalkan oleh
para pakar gizi, sejak Oktober 1998 pernerintah telah rneIuncurksn program Jaring
Pengaman Sosial (JPS). Kebijakan JPS mernpunyai tujuan utama untuk memicu dan
memacu upaya penyelamatan (rescue)dm pemulihan (recovery) krisis ekonorni.

Program JPS Bidang Kesehatan (JPS-BK) adaIah salah satu program JPS
yang krsifat penyelamatan untuk mempertahankan atau jika memungkinkan

meningkatkan status kesehatan anggota kelwga rnishn, terutama pa& ibu clan anak

bal ita. Program ini terdiri atas kegiatan pelayanan kesehatan dan kegiatan penunjang.
Kegiatan pelayanan kesehatan meliputi pelayanan kebidanan oleh bidan di desa,
pelayanan kesehatan di Puskesmas dan pelayanan rujukan di rurnah sakit m u m

kabupatedkota. Kegiatan penunjang meliputi pemantapan Sistem Kewaspadaan
Pangan dan Gizi (SKPG), revitalisasi Posyandy sosialisasi dm penyuluhan kesehatan
rnasyarakat, pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masvarakat (JPKM),

platihan tenaga kesehatan dan pemantauan program (Departemen Kesehatan, 1999).
Pelayanan kesehatan JPS-BK bagi ibu dan anak dimulai pada saat janin
meid ui pemeriksaan keharniIan, imunisasi, pemberian suplernen zat gizi dan

makanan tambahan bag ibu hami1 yang menderita KEK dan ibu nifas, kemudian
bantuan persalinan hingga pemeriksaan selama rnasa nifas. Setelah bayi lahir hlngga

4

anak berumur lima tahun, selain mendapatkan playanan kesehatan gratis dan
imunisasi j uga pemberian MP-AS1 dan makanan tambahan.Menurut Dewey (200 1),

pemberian MP-AS1 yang arnan dan M a m jumlah yang mencukupi sangat diperlukan
untuk mencegah terjadnya gizi kurang pada anak-anak b e m u r di atas enam bulan.
Hasil penelitian Crescent (200 1 )*' menunjukkan bahwa pelayanan JPS-BK

bagi keluarga miskin peserta JPS-BK dirasakan sangat bermanfaat temtarna oleh ibu
hamil, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan anggota keluarga lainnya. Manfaat utama
yang dirasakan adalah dalam hal peIayanan antenatal (60%70%),

persaIim (60%

65%), post natal (35%-70%), imunisasi (45%-60%) dan kesehatan Iainnya (30%-

60%). Selain itu manfaat JPS-BK dirasakan oleh 30%40% keluarga miskin yaitu
untuk mengurangi biaya kesehatan. Status gzi (Indeks Massa Tubuh) ibu hamil pada

kelompok JPS (keIuarga miskin) relatif sama dengan status gizi kelompok bukan JPS
(keluarga nyaris miskin). Hal ini meounjukkan bahwa pefayanan IPS-BK bag ibu

hamil keluarga miskin mampu memberikan penyeiamatan bagi gizi ibu hamiI,
sehingga tidak lebih parah dibanding kelompok ibu hamil dari keluarga nyaris miskin

yang tidak menerima PS-BK.

Namun demikian, status grzi anak bclduta pada

kelompok JPS-BK masih lebih bur& dibandingkan anak baduta dan keluarga bukan
penerima JPS-BK.

Setelah program JPS-BK dilaksanakan selama kmng lebih tiga tahun (1998
hingga 2000) dan menindaklanjlrti penelitian Crescent (200 1) di atas,

terdapat

beberap hal yang mernerlukan kejelasan dan perIu diteliti Iebih Ianjut yaitu h a i l

keharnilan dm twnbuh kembang anak baduta pada keluarga miskin, serta faktor-

faktor yang mempengaruhinya. Turnbuh kembang an& dipengaruhi oleh seranman
*) Penulis temsuk salah satu anggota tim peneliti Crescent pada kajian iai

5

variabel yang dimulai dari status p i dan kesehabn seIama kehamilan, has11
kehamilan, &n interaksi yang kornplek antara faktor gizi, stimulasi, psikologis, dm

sosiaI (ESCAP HHI), 1999).
Sehubungan dengan perlunya kejelasan seperti yang dikemukakan di atas,
peneliti bermaksud rnelakukan penelitian untuk rnenjawab beberapa pertanyaan
sebagai berikut :
( I ) Apakah setelah diberi intervensi JPS-BK, cara perawatan kehamilan dan hasil

kehamilan ibu peserta JPS-BK menjadi lebih baik dibanding Non JPS-BK ?
(2) Apakah ada perbedaan pertumbuhan dan perkembangan antara anak baduta
keluarga miskin peserta JPS-BK dengan anak keluarga nyaris miskin yang bukan
peserta (Nan JPS-BK) ?

(3) Apakah program JPS-B K berhubmgan dengan pertumbuhan dan perkembangan
anak baduta ?

Tujuan
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk rnenganaf isis ada tidaknya

h u bungan program JPS-BK terhadap pertumbuhan dm perkembangan anak baduta.
Secara khusus tujuannya adalah sebagai berikut :
(1 ) Membandmgkan cam perawatan kehamilan, persalinan dan cam perawatan anak

baduta peserta JPS-BK dengan Non JPS-BK
(2) Membandingkan hasil kehamilan peserta JPS-BK dengan Non JPS-BK dan

menganaiisis faktor-faktor yang berhubungan dengan hasil kehamiIan

6

(3) Membandingkan pertumbuhan anak baduta peserta J P S B K dan Non JPS-BK

dan rnenganalisis faktor-faktor yang krhubungan dengan pertumbuhan anak
baduta
(4) Membandingkan perkembangan anak baduta peserta JPSBK clan Non PS-BK

dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan anak
baduta
Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat :
( 1) Memberikan data dan informasi tentang kondisi perturnbuhan dan perkembangan

anak yang &labirkan dan dibesarkan pa& masa krisis
(2) Memberikan dasar kebijakan tentang peranan program JPS-BK &lam
menanggulangi dampak h s i s multidimensi yang dialami bar.gsa Indonesia,

khususilya pada anak baduta
(3) Dijadi kan sebagai sumber belajar bag rencana pel aksanaan program sejenis,
khususnya program-program yang sifatnya penyelamatan (re-scue)
( 4 ) Memberikan informasi tentang pelaksanaan program (delivery) &lam rangka

pengembangan te knologi dan si stem pelayanan program

TPNJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan Anak
K o n s e ~Pertumbubslo
Pertumbuhan didefinisikan sebagai penarnbahanjumlah dan ukuran sel, akibat

terjadinya penggandaan sel-seI tubuh (Myers, 1992; Williams, 1996). Lebih lanjut

Wi 11iams ( 1 996) mengemukakan bahwa di ddam perturnbuhan tejadi juga perubahan
fungi yang beheda-beda daIam tubuh mengacu pada perubahan anatomi dan
fisiologi dan meliputi serangkaian perubahan secara menyeluruh. Dengan demikian
perturnbuhan tidak hanya berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu j mIah clan

ukuran melainkan juga perubahan struktur. Perubahan &ran

dan struktur tersebut

tidak hanya terjadi pa& hagian badan yang besar, namun juga organ daIam tubuh,
temasuk otak (Satoto, 1990).

Menurut Jahari (2000), pertumbuhan memiliki pengertian perubahan ukuran

fisik dari waktu ke waktu. Ukuran fisik tidak lain adalah ukuran tubuh manusia baik
dari segi dimensi, proporsi maupun komposisinya yang lebih dikenal dengan sebutan
antropometri. Oleh karena pertumbuhan merupakan suatu proses yang berkelanjutan

dan mengikut i perjaIanan waktu maka pertwnbuhan pada rnanusia dapat diart i kan
pula sebagai perubahan antropometri dan waktu ke waktu. Proses pertumbuhan
rnempunyai beberap ciri, yaitu (1) menipakan perubahan yang dapat diukur secara
kuantitatif, (2) mengikuti perjalanan waktu, dan (3) &lam keadaan normal memiliki

jaIur tertentu untuk setiap anak (growth trajectory).

8
Pertumbuhan addah suatu pertambahan ukuran fisik t ubuh akibat

pertambahan jumlah clan atau ukuran seI. Pertumbuhan terdiri dari tiga tahap, yaitu :
( 1 ) hiperplasia, yaitu pertarnbahan j urnlah sel, (2) hipertrofi dan hiperplasia, yaitu

pertambahan jurnlah dan ukuran sel, serta (3) hipertrofi, yaitu pertambahan ukuran sel
(sernakin besar) (Pipes, I 98 1). Perhunbuhan yang pesat selama rentang kehidupan

terjadi pada masa bag. SeIama enam buIan kehidupsn perturnbuhan terus teqadi
dengan pesat clan kemudian rnenunm. Se!ama tahun pertama pznimbangar. berat
badan tubuh lebih besar dari peningkatan tinggi badan d m pa& tahun kedua terjadi
ha1 yang sebaliknya (Hurlack, 1994).
Pada dua tahun pertama kehidupan seorang anak mengalami pertumbuhan
yang sangat pesat sehingga mereka membutuhkan makanan &lam jumlah dan

h I i tas yang memadai untuk mendukung pertumbuhannya. Bayi yang bani
dilahirkan membutuhkan energ sebesar tiga sampai empat kaIi lipat, sedangkan bayi

berumur satu tahun mernbutuhkan energi dua sampai tiga kali lipat yang di butuhkan

orang dewasa untuk setiap lulogram berat b a d a ~ y a(Batchelor, 1999).
Pada saat bayi berurnur lima bulan, berat badannya dua kali lipat dari berat
lahir, pa& umur satu tahun menjadi tiga kali lipat, dan pa& urnur dua tahun menjadi
empat kali l ipatnya. Pada umur dua sampai sepuluh tahun, pertambahan berat badan

berkisar antara 2 - 3 kg/tahun. Pertarnbahan tinggi badan juga berlangsung sangat
cepat, dari 50 cm saat lahir menjadi 65 cm pada umur lima bulan, 75 cm pada umur
satu tahun, 85 cm pada umur dua tahun, dan setelah umur dua tahun pertambahan

tinggi badan mencapai Iima kali Iipat umur ditarnbah 80 cm (Engle, 1995).

Pengukuran Perturnbuhan
Peniiaian pertumbuhan pada anak atau bayi sebaiknya dilakukan dengan jarak

yang terahu dan disertai pemeriksaan serta pengamatan klinik. Sdah satu cara yang
paling umum untuk mengukur pertum buhan adalah dengan metode antropometri yang
meli puti penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, lingkar kepaIa, l ingkar
lengztn atas dan sebagainya Berat badan digufiakan untuk mengukur pertumbuhan

mum atau menyeluruh. Tins@ atau panjang badan dipaka untuk mengdcw
perturnbuhan linier (Jell]fe & Jellife, 1989). Lingkar kepala digunakan sebagai
indikator volume otak.

Menurut WHO (1995), pettumbuhan fisik an& dicirikan dengan bertambah
besarnya ukuran-ukuran antropometn, yang dikenal sebagai indi kator yang paling

peka untuk menilai status gizi rriasyarakat. Beberapa jenis anrropometri yang banyak
diguntikan addah berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Bent badan merupakan

satah satu antropometrt yang memberikan gamhan tentang massa tubuh (dmg,
otot dan lemak). Massa tub& sangat sensitif terhadap pembahan mendadak, misalnya

akibat penyakit yang diderita, nafsu makan seseorang menurun, konsumsi rnakan

berkurang sehingga berakibat terhadap berlcurangnya berat badan. Dengan demikian
berat badan digolongkan pada antropometn yang Iabil. Dalarn kondisi normal, berat

badan bertambah mengikuti pertarnbahan umur, sebaliknya dalam kondisi abnormal

berat badan berkembang lebih cepat atau lebih lambat hbanhngkan normal.
Berdasarkan W e r i s t i k tersebut, maka indeks berat badan menurut umur (BB/U)

Iebih m e n g g a m h h status

saat hi [curred nutritiomI stafusl (Jeliiffe &

10

Jelliffe, 1 989). Rendahnya niIai BB/U (underweight) &pat

digunakan sebagai

indikator kekurangan gizi kronik maupun akut (Gibson, 1993).
Tinu

badan (TB) merupakan antropometri yang

menggambarkan

pertumbuhan skeletal. Dalam kondisi narmal, tinm badan bertambah sesuai dengan
pertumbuhan umur, namun k w g sensitif terhadap kekurangan konsumsi zat gizi
daIarn jangka pendek. Pengaruh kekurangan konsumsi gizi baru akan teriihat dalam
jangka waktu lama. OIeh karena itu, indeks TB/U menggambarkan status gizi rnasa

lalu rendabnya nilai TBN (stunted) digunakzn sebagai indikator kekurangan gizi

kronik (Gibson, 1993).
Berat badan memilih hubungan linier dengan tinggi badan. Dalam kondisi

normal, periambahan BB juga mengikuti pertambahan tinggi badan. Indeks BBKB
&pat berperan s e b a p indikator status g z i masa kini, terutama jika data umur yang
akurat suIit diperoleh (Jelli ffe & JelIiffe, 1989). Rendahnya nilai BBtT8 (wasted)

sering digunakan sebagai indikator kekurangan gizi akut (Gibson, 1993).

Untuk memonitor pertumbuhan yang menyimpang (gruwih faltering) pada

bayi digunakan Z-skor kurva pertumbuhan. 2-skor adalah nilai standarisasi berat dm
tin=

badan anak terhadap median berat dan tinggi badan dan standar deviasinya

pada masing-masing umur menurut rujukan baku WHO-NCHS. NiIai 2-skor dapat

digunakan untuk memanta11 perturnbuhan berdasarkan berat badan menurut umur

(BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB) (WHO, 1995).
Pengukuran antropornetri sampai saat ini merupakan indikator global terbai k
untuk keragaan fisik anak (pertmbuhan). Penyirnpangan pertumbuhn dapat

II

dijadikan indicator status kesehatan anak pada usia dini, seperti morbiditas dan
mortalitas, serta dapat memprediksi ukuran tubuh kelak setelah dewasa. Tejadinya

penyimpangan perturnbuhan dapat menurunkan kapasitas kerja dan meningkatkan
resiko persalinan (Martorell, 1995).
Pemantauan perturnbuhan balita dapat dilakukan jika balita secara nrtin

dibawa ke Posyandu setiap bulan. Penilaian pertumbuhan balita dapat diIakukan
dengan menimbang h a t badan, lalu nilai berat badan tersebut diplotkan pads Kartu
Menuju Sehat (KMS). Apabila tirnba'~ganberat badan an& naik dibandingkan bulan
sebeiumnya maka &pat

dikatakan pertumbuhan berlangsung dengan baik.

Sebaliknya jika berat badan tidak naik, maka periu diwaspadai terlebih jika sarnpai

tiga kali penimbangan (tiga bulan) tidak naik tampaknya perlu dilakukan tindakan

(Jahari, 20CO).
Fa ktor-Fa ktor vanP Mernwengaruhi Pertumbuban
Ada dua determinan yang saling berinteraksi dalam mernpengaruhi

perturnbuhan anak atau bayi, yaitu faktor bawaan (generic factor atau nature) dan

faktor Iingkungan (environmental factors atau nurture). Faktor bawaan mengacu

pada faktor statik yang menyertai anak sejak pembuahan, sedangkan faktor
lingkungan lebih banyak terfokus pada kecukupan gizi dm kesehatan bayi (Satoto,
1990).

Lingkungm yang krsih merupakan f h r yang berperan dalam

mempengaruhi perturnbuhan bayi . Bagian pembuhan bayi yang penting adalah

pemberian rnakanan dengan kualitas dan kuantitas yang baik sehingga mencapai
perturnbuhan yang nomd (Engle, 1 995).

12

Pertumbuhan secara fisiologis dipengaruhi oleh ragam jenis makanan yang

dikonsumsi, yang menyuplai zat-zat gizi yang diperIukan untuk proses metaboIisme
tubuh (Williams, 1996). Menurut Hardinsyah (200 11, selain faktor genetik, ada tiga

faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan anak, yaitu konsumsi makanan, stam
kesehatan dm pola pengasuhan.
Penyimpangan pertumbuhan Icarena kuxang energi protein (KEP) dan

defisiensi mineral, disebabkan terbatasnya konsumsi makamn dan morbiditas akibat
infeksi gastrointestinal (Martorell, 1995 ; Dewey, 199 1 ), Selama bertahun--dun

dipercayai bahwa penylmpangan perturnbuhan akibat kurang g z i disebabkan oieh
kuantitas dm kualitas makanan yang kurang baik disertai penyakit infeksi. Namun,
sejak tahun 1970-an, diternukan bahwa poIa asuh makan yang dilakukan oleh ibu dm
anggota keluarga fain berhubungan erat dengan terjadinya penyimpangan

pertumbuhan (EngIe, 1 995).

Defisiensi energi dan zat gizi mikro, seperti besi dan seng dapat rnenyebabkan
penyimpangan perturnbuhan. Anak yang mempunyai riwayat kekurangm gizi kronis,

beresiko besar mengalamI penyimpangan pert umbuhan (stunting clan was/ing).
Semakm dini usia anak dan sernakin lama pericicle mengalami defisiensi, maka

dampak terhadap penyimpangan perturnbuhan sernakin besar (Martorel I, 1 995).
Di negara-negara yang berpendapatan rendah, proporsi anak yang stunting

cukup besar, terutarna pada usia di bawah tiga tahun. Sekitar 45-55% anak-anak d~

pedesaan Indonesia pada rentang usia tersebut mengalami stunting dan sekitar 10%
mengalami wasting dan jumlah tersebut ti&

berubah selma usia prasekolah.

Penyimpangan pertumbuhan ini biasanya disebabkan oleh tidak cukupnya pemberian

13

rnakanan tambahan sehingga intik gizi menjadi kurang dm seringnya mengalami
infeksi (Beckett, 2000). Selain itu jugs dis