CUAN ORMATIF SPESIFIKASI TEKNIS SD No 1 MENGWITANI

Hal - 3 b. Kantor Direksi dengan luas ± 9 m2 atau disesuaikan dengan kondisi yang memungkinkan di lapangan untuk kegiatanruang kerja Direksi Teknispengawas, rapat-rapat rutin lapangan dan lain-lain, dengan perlengkapan sebagai berikut : Meja rapat lengkap kursi untuk lebih kurang 15 orang. 2 stel meja tulis dan tempat duduk. AlmariRak penyimpan alat-alat Kantorpengawasan. Papan tuliswhite board ukuran 90 x 120 cm. Sepatu karet dan helm proyek. Kotak P3K beserta isinya Kantor Direksi harus terang, aman dan nyaman, serta selalu terjaga kebersihannya. Penempatan lokasi dari kantor Direksi harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis. c. Kantor Pemborong, Gudang bahan dan los kerja luasnya disesuaikan dengan kebutuhan dan keamanan kerja para pekerja serta terlindungnya bahan banguan dari cuaca dan hujan. d. WC darurat untuk Direksi, Pemborong dan pekerja secukupnya serta tersedia cukup air dan terjamin kebersihannya. e. Kantor direksi, kantor PemborongLos Kerja serta wc darurat setelah selesainya pekerjan adalah milik pemborong dan segera harus dibersihkan dari tempat pekerjaan. f. Lampu penerangan, jika diperlukan untuk pekerjaan pada malam hari.

2.6 CUAN ORMATIF

Dalam pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus memahami, mengikuti semua persyaratan yang ditentukan dalam rencana kerja dan syarat-syarat termasuk standar material yang akan dipakai yang mengacu pada SNI Standar Nasional Indonesia, SII Standar Industri Indonesia . Jika spesifikasi material yang disaratkan belum ada dalam standar SNI dan SII, maka dapat dipakai standar lain yang lebih tinggi kualitasnya dari standar Nasional diatas antara lain: ISO : International Organization for Standardization JIS : Japanese Industrial Standart BS : British Standart DIN : Deutsche Industrie Norm AWWA : American Water Works Association ASTM : American Society for Testing and Materials ANSI : American National Standard Institute AS : Australian Standard AWS : American Welding Society Hal - 4 Pasal 3 PEKERJAAN TANAH, GALIAN DAN URUGAN 3.1 Pekerjaan Tanah 1. Sebelum memulai pekerjaan pasangan bouwplank, Pemborong harus yakin bahwa semua permukaan tanah, baik tanah datar maupun garis transis yang tercantum dalam gambar adalah benar. 2. Jika belum merasa yakin terhadap kebenaran keadaan permukaan tanah, Pemborong harus melaporkan secara tertulis kepada Direksi untuk selanjutnya diselesaikan bersama. 3.2 Urugan dan Penimbunan Tanah 1. Bila akan ada penimbunan tanah, terlebih dahulu harus dilakukan pengupasan lapisan atas tanah stripping minimal setebal 30 cm dengan tujuan untuk menghilangkan lapisan rumput, sisa-sisa akar tanaman, tanah humus dan benda- benda lainnya yang dapat mengganggu kekuatan tanah. 2. Pemborong harus selalu menyediakan pompa air untuk menghindari genangan air dan lumpur di tempat kerja. 3. Tanah urug harus bebas dari kotoran. Hasil dari pengurugan harus padat dan mencapai peil yang dibutuhkan. 4. Galian dan urugan cut fill pada tapak harus dilakukan secermat mungkin untuk menghindari adanya pekerjaan ulangan. 5. Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum lapisan 30 cm dan setiap lapis dipadatkan secara mekanis, dengan menggunakan Stamper. 6. Setelah seluruh pengurugan selesai, hasil pengurugan harus berada dalam kondisi baik, padat dan stabil. Apabila hasil urugan belum baik, maka pengurugan harus diulang sampai mendapat persetujuan Direksi. 7. Urugan dengan tenaga manusia hanya dapat dilakukan untuk daerah-daerah urugan yang tidak akan menerima beban besar. Pemadatan dilakukan dengan stamper. Pemadatan dilakukan pada setiap lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm. 8. Kepadatan yang disyaratkan untuk kosntruksi tanah urug adalah : Lapisan tanah lebih dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, harus mencapai 90 dari kepadatan kering maksimum. Lapisan tanah kurang dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, tanah dasar tanpa kolusi dan tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis kurang dari 25 cm, harus mencapai 100 kepadatan kering maksimum. Tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis sama dengan atau lebih besar dari 25 cm, terlebih dahulu harus diturunkan indeks plastisnya. Selama pemadatan berlangsung, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2 kadar air optimum. 3.3 Pekerjaan Urugan 1. Urugan Pasir Bahan urugan pasir adalah pasir urug atau pasang sesuai dengan kebutuhan. Pasir urug harus bebas dari kotoran dan biji-bijian yang dapat tumbuh. Urugan pasir digunakan untuk menguatkan lapisan tanah dibawah pondasi dan lantai Hal - 5 Pemadatan pasir urug menggunakan handpress atau stamper dan dengan penyiraman secukupnya. Pengukuran ketebalan pasir yang dilakukan setelah pasir direndam air dan dipadatkan. 3.4 Pekerjaan Galian Tanah dan Urugan Pondasi. 1. Penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan dasar, tanda peil lantai serta sumbu dinding dan kolom disetujui Direksi. 2. Semua pekerjaan galian tanah pondasi dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja, dan tanah kelebihannya harus digunakan untuk urugan kembali atau untuk mengurug site dan peilnya belum sesuai dengan peil rencana atau dibuang. 3. Pemborong bertanggung jawab penuh, bilamana pekerjaan galian tersebut melalui atau mengganggu jaringan instalasi yang ada dibawah tanah, dengan membuat perlindungansaluran sementara. 4. Pemborong harus menjaga hasil galian dari longsoran, genangan air dan hal-hal lain yang dapat merusak hasil galian. 5. Setelah galian disetujui Direksi, pekerjaan pondasi segera dapat dimulai. 6. Pemborong harus dapat menjaga keutuhan bangunan yang sudah ada apabila didekat bangunan tersebut diadakan penggalian. 3.5 Galian Tanah Lebih dan Galian Salah Apabila kedalaman tanah galian melebihi dari yang ditentukan atau galian tanah yang tidak pada tempatnya, maka Pemborong wajib mengurug kelebihankesalahan galian tersebut dengan bahan yang sesuai dengan syarat pengisian bahan pondasisesuai dengan spesifikasi pondasi sampai batas kedalamankeadaan yang dikehendaki. 3.6 Hasil Akhir Perataan, pembentukan kemiringan, pembentukan transis, pemadatan dan pekerjaan tanah lainnya harus sesuai dengan yang dikehendaki dan hasilnya telah mendapat persetujuan Direksi. Yang dimaksud tanah datar disini adalah tanah yang mempunyai kemiringan 2 – 5 Pasal 4 PEKERJAAN PONDASI 4.1 Pondasi Setempat Foot Plat. 4.1.a Galian untuk pondasi setempat sesuai dengan dimensi yang tercantum pada gambar perencanaan. 4.1.b Prosedure Pengecoran. Selesai galian, sebelum dimasukannya besi tulangan, kondisi dasar galian diberi timbunan pasir 5 cm dan dicor dengan beton K.125, tebal 5 cm lantai kerja. Kemudian dilakukan pengukuran ulang kedalaman. Hal - 6 Pengecoran menggunakan beton K-250 dengan slump 14 cm, untuk mendapat beton dengan workabilitas yang tinggi sehingga memudahkan dalam proses pengecoran, pengecoran dilakukan sampai dengan levelkedalaman yang ditentukan. 4.1.c Pekerjaan Pemeriksaan. Untuk menjamin pelaksanaan pengecoran berjalan baik, maka dalam pencampuran harus selalu konstan sesuai dengan Job Mix Formula JMF.

4.2 Pondasi Bore Pile