TA : Sistem Informasi Geografis Berbasis Web untuk Analisa Jenis Tanaman yang Sesuai dengan Kondisi Tanah di Wilayah Jawa TImur.

(1)

UNTUK ANALISA JENIS TANAMAN YANG SESUAI

DENGAN KONDISI TANAH DI JAWA TIMUR

Oleh :

Nama : I Wayan Sagus Sindhu Wardana NIM : 97.41010.4166

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Manajemen Informatika

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(2)

UNTUK ANALISA JENIS TANAMAN YANG SESUAI

DENGAN KONDISI TANAH DI JAWA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Komputer

Oleh :

Nama : I Wayan Sagus Sindhu Wardana NIM : 97.41010.4166

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Manajemen Informatika

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(3)

UNTUK ANALISA JENIS TANAMAN YANG SESUAI

DENGAN KONDISI TANAH DI JAWA TIMUR

Telah diperiksa, diuji dan disetujui

Surabaya, Agustus 2003

Disetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Rudy Setiawan, S.Si, MT I Putu Agus Swastika, M.Kom

NIP/NID 07.085.05.00086 NIP/NID 07.085.05.01035 Mengetahui :

Pembantu Ketua I

Drs. Antok Supriyanto, M.MT


(4)

Perkembangan dunia yang begitu pesatnya di semua bidang membawa dampak yang sangat terasa bagi semua umat manusia. Adapun dampak yang dibawa bersifat positif dan juga negatif bagi kita. Ambil saja contoh perkembangan di bidang industri, dimana pabrik-pabrik mulai berkembang dan mulai menggunakan alat-alat produksi yang modern sehingga hasil produksi meningkat. Akan tetapi perkembangan tersebut juga membawa dampak yang negatif bagi kita. Antara lain dampak yang ditimbulkan adalah pencemaran, kerusakan hutan dan kesehatan. Maka dari itu diperlukan upaya-upaya pencegahan agar dampak negatif dari perkembangan tersebut dapat di tekan seminimal mungkin. Salah satunya dengan memanfaatkan kemajuan dibidang komputer dengan memanfaatkan teknologi SIG.

Di mana SIG dapat mengolah citra-citra spasial, mengirimkan lokasi geometric dari fitur geografi bersama dengan informasi atributnya menjadi suatu informasi yang tidak hanya informasi yang berbasis text melainkan juga dapat menampilkan peta lokasi dari hutan di Indonesia yang dalam pengawasan pihak Perhutani sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan dapat dijadikan acuan atau tolok ukur tingkat kelestarian wilayah hutan Indonesia.

Sistem ini juga dapat digunakan untuk analisa pemilihan lokasi terbaik untuk penanaman tanaman hutan, sehingga akan sangat membantu dalam pengambilan keputusan yang akan menguntungkan bagi masyarakat dan negara.


(5)

Halaman

ABSTRAKSI ……… v

KATA PENGANTAR ……….. vi

DAFTAR ISI ………. viii

DAFTAR TABEL ……… x

DAFTAR GAMBAR ……… xii

DAFTAR LAMPIRAN ………. xv

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……… 1

1.2 Rumusan Masalah ……….… 2

1.3 Batasan Masalah ……….. 3

1.4 Tujuan ……… 4

1.5 Sistematika Penulisan ………... 4

BAB II LANDASAN TEORI ………... 6

2.1 Landasan Teori Tentang Permasalahan………. 6

2.2 Landasan Teori Tentang Ilmu Yang Terkait………... 12

BAB III PERANCANGAN SISTEM………...………. 33

3.1 Metodelogi Penelitian ...……….... 33

3.2 Model Perancangan Analisa ...………... 36

3.3 Perancangan Sistem ...………. 43

3.3.1 Sistem Flow Diagram ...……… 43

3.3.2 Metadata ...……….. 51


(6)

3.3.4 Entity Relational Diagram ...……….. 63

3.3.5 Struktur Database………... 68

3.4 Rancangan Input Output ...………. 76

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI………. 86

4.1 Implementasi……. ……….. ………. 86

4.2 Evaluasi……….…. 88

BAB V PENUTUP ………... 113

5.1 Kesimpulan ……… 113

5.2 Saran ……….. 114

DAFTAR PUSTAKA ………... 116

LAMPIRAN ……….. 117


(7)

Halaman

Tabel 3.1 Tabel Jenis Tanah ……….. 38

Tabel 3.2 Tabel Type Iklim .……….. 40

Tabel 3.3 Tabel Lereng ( Topografi Tanah ) ………. 41

Tabel 3.4 Tabel feature-featur GIS Perhutani.………... 51

Tabel 3.5 Tabel propinsi……….………... 68

Tabel 3.6 Tabel kabupaten ..……….. 68

Tabel 3.7 Tabel unit ...……… 68

Tabel 3.8 Tabel master produksi ……...……… 69

Tabel 3.9 Tabel master klas persh ………. 69

Tabel 3.10 Tabel master jenis tanah ...………. 69

Tabel 3.11 Tabel master topografi ……….. 70

Tabel 3.12 Tabel master tipe iklim ………... 70

Tabel 3.13 Tabel master jenis hutan ……… 70

Tabel 3.14 Tabel KPH ……… 71

Tabel 3.15 Tabel wilayah ……… 71

Tabel 3.16 Tabel letak geografis ………. 71

Tabel 3.17 Tabel batas ……… 72

Tabel 3.18 Tabel hasil produksi ……….. 72

Tabel 3.19 Tabel wisata ……….. 72

Tabel 3.20 Tabel lokasi ………... 73

Tabel 3.21 Tabel pendapatan ……….. 73


(8)

Tabel 3.23 Tabel kondisi KPH ……… 74

Tabel 3.24 Tabel analisa tegakan ……… 74

Tabel 3.25 Tabel tanaman ………... 74

Tabel 3.26 Tabel kesesuaian tanah ……….. 75

Tabel 3.27 Tabel kesesuaian topografi ……… 75

Tabel 3.28 Tabel kesesuaian iklim ……….. 75

Tabel 3.29 Tabel hutan ……… 76

Tabel 3.30 Tabel login ………... 76

Tabel 4.1 Tabel Kecepatan Sistem ……… 89

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(9)

Gambar 2.2 Tampilan chart………... 19

Gambar 2.3 Contoh tabel dalam ArcView………. 20

Gambar 2.4 Gambar Layout ArcView………... 21

Gambar 2.5 Project dalam ArcView……….. 22

Gambar 2.6 Gambar proses Clip one theme based on another………….. 22

Gambar 2.7 Gambar proses intersection two theme……….. 23

Gambar 2.8 Proses Dissolve features based on an attribute……….. 23

Gambar 2.9 Proses union two themes……… 24

Gambar 2.10 Gambar proses merge themes together……….. 24

Gambar 2.11 Gambar proses Spatial join……… 24

Gambar 2.12 Gambar proses buffering……….... 25

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Analisa Tanah ……… 37

Gambar 3.2 Segitiga Schmidt & Ferguson ………... 39

Gambar 3.3 Topografi dengan tipe landai ……… 41

Gambar 3.4 Topografi dengan tipe berombak ...………... 42

Gambar 3.5 Topografi dengan tipe bergelombang ……….. 42

Gambar 3.6 Topografi dengan tipe berbukit ……… 43

Gambar 3.7 Topografi dengan tipe bergunung ………. 43

Gambar 3.8 Sistem Flow Diagram Manual PERHUTANI ….………….. 45

Gambar 3.9 Sistem Flow Diagram GIS Perhutani Terkomputerisasi ... 47

Gambar 3.10 Sistem Flow Diagram GIS Perhutani Online ……... 49

Gambar 3.11 Contex Diagram SIG Perhutani Jatim ………... 52

Gambar 3.12 Level 0 Sistem Informasi Geography Perhutani Jatim …… 54


(10)

Gambar 3.14 Level 2 Proses Manajemen Data ………... 58

Gambar 3.15 Level 3 Proses Searching ………... 60

Gambar 3.16 Level 2 Proses Manajemen Password ………... 61

Gambar 3.17 Level 3 Proses Maintenace ………... 62

Gambar 3.18 Level 1 sistem informasi Geography Perhutani Online …... 63

Gambar 3.19 Konseptual ERD ………... 65

Gambar 3.20 Physical ERD ……….... 67

Gambar 3.21 Form login ………... 78

Gambar 3.22 Form menu utama ………... 78

Gambar 3.23 Form maintenace ………... 79

Gambar 3.24 Form iklim ………... 80

Gambar 3.25 Form jenis hutan ………... 80

Gambar 3.26 Form daerah ………... 81

Gambar 3.27 Form Unit dan KPH ………... 82

Gambar 3.28 Form laporan KPH ... 83

Gambar 3.29 Form maintenance password ………... 84

Gambar 3.30 Form GIS online ……… 85

Gambar 4.1 Tampilan Menu Login ………... 92

Gambar 4.2 Tampilan Menu Utama ………. 93

Gambar 4.3 Tampilan Menu Maintenance……… 94

Gambar 4.4 Tampilan Form type iklim ………... 96

Gambar 4.5 Tampilan Form topografi ………... 97

Gambar 4.6 Tampilan Form jenis tanah ……….... 98


(11)

Gambar 4.8 Tampilan Form tegakan ………... 100

Gambar 4.9 Tampilan Form perhutani ………... 101

Gambar 4.10 Tampilan Form detail KPH ………... 102

Gambar 4.11 Tampilan Form Daerah ………... 103

Gambar 4.12 Tampilan Form Password ………... 104

Gambar 4.13 Tampilan Form Laporan …………... 105

Gambar 4.14 Tampilan Form Analisa ………... 106

Gambar 4.15 Tampilan Awal Aplikasi secara Online ……….... 107

Gambar 4.16 Tampilan GIS Perhutani ………... 108

Gambar 4.17 Tampilan Peta Perhutani …………... 109

Gambar 4.18 Tampilan Laporan KPH ………... 110

Gambar 4.19 Tampilan Analisa Tanah ... 111

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Listing Program Tampilan Login Offline ... 117

Lampiran 2 Listing Program Menu Utama Offline ... 118

Lampiran 3 Listing Program Maintenace ... 119

Lampiran 4 Listing Program Analisa Tanah Offline ... 132

Lampiran 5 Listing Program Analisa Tanah Online ... 144


(12)

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hutan merupakan kumpulan yang tumbuh rapat beserta tumbuh-tumbuhan memanjat dengan bunga yang beraneka warna dan berperan sangat penting bagi kehidupan di bumi. Seperti kita ketahui pada saat ini telah bayak terjadi penebangan-penebangan liar yang tidak memperhatikan kelestarian dari hutan yang kita miliki, sehingga hal itu akan merugikan kita sendiri. Karena hutan selain sebagai sumber penghasil kayu, rotan, dan tempat hidup satwa liar, hutan juga mempunyai perannan penting dalam pelestarian sumber air bawah tanah dan juga menjaga agar tidak terjadi banjir maupun tanah longsor yang merugikan kita semua. Selain banyaknya terjadi penebangan liar, hutan kita juga terancam karena seringnya terjadi kebakaran hutan baik disengaja maupun tidak sengaja.

Jika hal itu tidak segera kita atasi maka anak cucu kita tidak akan sempat menikmati hutan yang kita punya, karena telah punah dan tidak hanya itu saja, kita juga akan kehilangan satwa-satwa liar yang langka. Maka dari itu kita perlu melestarikan, memelihara hutan dan satwa didalamnya. Memang telah ada instansi pemerintah yang melakukan pekerjaan tersebut yaitu Dinas Kehutanan dan Persero Perhutani, akan tetapi instansi ini tidak akan dapat melakukan tugasnya dengan baik jika tidak ada peran aktif dari masyarakat untuk melestarikan hutan yang kita miliki (Arief,2001).

Pihak Dinas Kehutanan dan Perhutani selama ini dalam melaksanakan tugasnya telah banyak melakukan penjelasan, himbauan dan bahkan ajakan


(14)

melalui media cetak dan televisi kepada masyarakat luas untuk menjaga kelestarian hutan dan satwa liar didalamnya agar tidak punah. Untuk tujuan inilah dibuatnya program ini. Diharapkan dengan adanya program ini masyarakat kita dapat mengetahui dengan mudah mengenai hutan yang kita miliki. Selain itu program ini juga dapat membantu pihak yang berkaitan untuk melaksanakan tugasnya karena semua data mengenai hutan beserta isinya dapat diketahui dari program ini.

Sehingga untuk mengetahui data-data mengenai hutan disuatu daerah dapat diketahui dengan cepat tanpa perlu membongkar arsip-arsip yang ada.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang diperoleh dalam pembuatan Sistem Informasi Geografi ini antara lain :

1. Bagaimana menghimpun data – data tersebut yang selama ini masih disampaikan dalam bentuk mentah ( lembaran / arsip ).

2. Bagaimana mengolah Sistem Informasi Geografi tentang kehutanan, sehingga memudahkan Dinas Kehutanan dan Perhutani maupun masyarakat untuk mengetahui data-data mengenai hutan meliputi luas areal hutan, tumbuhan yang sesuai, jenis hutan berdasarkan klas perusahaannya pada masing-masing areal hutan di wilayah Jawa Timur.

3. Data pasti/akurat mengenai hutan yang kita miliki belum dapat diterima atau diakses oleh masyarakat luas, sehingga banyak masyarakat yang belum mengetahui secara pasti mengenai hutan yang kita miliki.


(15)

4. Selama ini kita kesulitan menentukan jenis tanaman apakah yang cocok dan sesuai dengan kondisi tanah. Sehingga kita selalu cenderung menanam tanaman yang menurut kita menguntungkan padahal belum tentu cocok dengan kondisi tanah, yang berakibat akan terhambatnya pertumbuhan atau bahkan mengakibatkan banyak tanaman yang mati. Jadi kita analisa tanaman yang cocok sangatlah perlu guna mendapatkan hasil yang maksimal dan penghematan biaya.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam perancangan dan pembangunan System Informasi Geografi ini memiliki batasan-batasan sebagai berikut :

1. Informasi mengenai hutan ini hanya sampai pada hutan-hutan di tingkat KPH di wilayah Jawa Timur dengan mengambil beberapa sample KPH.

2. SIG ini hanya memberikan informasi nama, lokasi, luas areal dan jenis hutan serta tanaman yang sesuai dengan kondisi tanah pada wilayah tersebut.

3. Data yang disampaikan dalam bentuk angka, persentase, keterangan dan grafik.

4. Analisa yang dilakukan hanya sebatas pemilihan tanaman yang cocok bagi kondisi tanah dan lingkungan di hutan tersebut dan sebaliknya penentuan wilayah yang cocok bagi tanaman tertentu.

5. Penggambaran peta hutan pada tiap KPH sesuai dengan data yang ada pada tiap KPH saat ini dan peta pada program ini tidak dapat dilakukan perubahan gambar peta hanya data hutan yang dapat dirubah.


(16)

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan aplikasi sistem informasi kehutanan di wilayah Jawa Timur ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat memberikan informasi mengenai hutan yang kita miliki meliputi lokasi, luas, jenis hutan tersebut.

2. Dapat merancang dan membangun suatu sistem informasi yang disertai data yang berbentuk graphic khususnya dalam bentuk peta, selain data text biasa, sehingga informasi yang diterima dapat lebih mudah dimengerti dan dapat dengan cepat membantu dalam proses pengambilan keputusan untuk pemeliharaan dan pelestarian hutan di wilayah Jawa Timur.

3. Dapat memberikan alternatif tanaman yang sesuai dengan kondisi tanah, sehingga akan dapat memperoleh hasil maksimal dan menghemat pengeluaran biaya yang tidak diperlukan.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini dibagi menjadi beberapa Bab dan Sub-Bab. Adapun pembagian Bab ini sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini mengutamakan perumusan dan penjelasan masalah umum, sehingga dapat diperoleh gambaran umum mengenai seluruh penelitian yang dilakukan oleh penulis. Bab ini menyangkut beberapa masalah yang meliputi : Latar Belakang Masalah, Tujuan, Identifikasi Permasalahan Ruang Lingkup Permasalahan, dan dilanjutkan dengan Sistematika penulisan Tugas Akhir.


(17)

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini memberikan uraian tentang teori yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir. Menjelaskan Sistem Informasi yang digunakan serta beberapa teori yang berkaitan dengan Sistem Informasi yang akan dirancang dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

BAB III : METODE PENELITIAN / PERANCANGAN SISTEM

Berisi tentang analisa sistem yang lama jika ada dan perancangan sistem yang akan dibuat.

BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Secara rinci berisi tentang rancangan-rancangan sistem terutama database dan implementasi rancangan sistem tersebut.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini merupakan bab yang berisi tentang kesimpulan dan saran dari perancangan dan pembuatan proyek ini.


(18)

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori Tentang Permasalahan

2.1.1 Hutan dan Kehutanan

Hutan merupakan suatu asosiasi kehidupan baik tumbuhan maupun binatang dari yang sederhana sampai yang bertingkat tinggi dan dengan luas sedemikian rupa serta mempunyaikerapatan tertentu dan menutupi areal, sehingga dapat membentuk iklim mikro tertentu. Sedangkan menurut Undang-Undang no. 5 tahun 1967, hutan diartikan sebagai lapangan pertumbuhan pohon-pohon yang secara menyeluruh merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya. Sedangkan kehutanan sendiri mempunyai arti suatu kegiatan yang bersangkut paut dengan pengelolaan ekosistem hutan dan pengurusanannya, sehingga ekosistem tersebut mampu memenuhi berbagai kebutuhan barang dan jasa (Arief,2001).

Hutan sendiri mempunyai fungsi yang sangat penting dan menyangkut orang banyak, antara lain :

1. Mengatur tata air, mencegah banjir, mencegah banjir, mencegah erosi dan menjaga kesuburan tanah.

2. Merupakan salah satu unsur basis strategis pertahanan nasional.

3. Memberi keindahan alam dan hasil hutan bagi keperluan masyarakat dan keperluan industri.


(19)

Hutan sendiri dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor, yakni sebagai berikut.

a. Cara Permudaan

Hutan mempunyai berbagai cara pemudaannya sehingga dapat dibedakan menjadi 3 yakni :

a. Hutan Alam : hutan yang tumbuh secara alami tanpa ada campur

tangan manusia.

b. Hutan Buatan : hutan yang sengaja dibuat oleh manusia dan atau

terdapat campur tangan manusia dan dikelola secara intensif.

c. Hutan Permudaan Alam : merupakan hutan alam yang mendapat

campur tangan manusia dalam pengaturannya.

b. Jenis Tanamannya

Hutan berdasarkan pada jenis tanaman yang ditanam dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :

a. Hutan tak sejenis (heterogen) terdiri atas bermacam-macam jenis

tumbuhan.

b. Hutan sejenis (homogen) adalah hutan yang banyak didominasi oleh

beberapa jenis tumbuhan yang banyaknya 80% dari seluruh populasi yang ada.

c. Daerah Iklim

Berdasarkan iklim hutan dapat dibedakan hutan menjadi :

a. Hutan tropis, yakni hutan yang berada atau tumbuh didaerah tropis


(20)

b. Hutan sub-tropis, yakni hutan yang tumbuh didaerah sub-tropis yang beriklim 18º C - 24º C.

c. Hutan daerah sedang, yakni hutan yang tumbuh didaerah yang

beriklim 12º C - 18º C.

d. Hutan daerah dingin, yakni hutan yang tumbuh didaerah yang

beriklim 6º C - 12º C.

e. Hutan daerah boreal, yakni hutan yang tumbuh didaerah yang

beriklim 3º C - 6º C.

f. Hutan daerah sub-kutub, yakni hutan yang tumbuh didaerah sub-kutub

yang beriklim 1,5º C - 3º C.

g. Hutan daerah kutub, yakni hutan yang tumbuh didaerah kutub yang

beriklim <1,5º C.

d. Ketinggian Tempat

a. Hutan dataran rendah yang tumbuh diketinggian 0m – 1000m diatas

permukaan laut.

b. Hutan dataran tinggi yang tumbuh diketinggian 1000m – 1750m

diatas permukaan laut.

c. Hutan pegunungan tinggi yang tumbuh diketinggian 3000m – 4000m

diatas permukaan laut.

d. Hutan sub-alpine yang tumbuh diketinggian 4000m – 4500m diatas

permukaan laut.

e. Hutan salju yang tumbuh diketinggian diatas 5000m diatas permukaan


(21)

e. Komposisi Umur

Ini berlaku bagi hutan tanaman yang umur tiap pohon atau kelompok hutan dapat diketahui secara pasti. Berdasarkan komposisi dapat dibedakan menjadi :

a. Seumur atau umur sama, yaitu hutan yang ditanam dalam waktu

bersamaan, meskipun ukurannya berbeda karena tingkat pertumbuhannya tidak sama.

b. Tidak seumur, yaitu hutan yang mempunyai dua atau tiga kelompok

umur atau ukuran.

c. Segala umur, yaitu hutan yang terdiri atas pohon-pohon ukuran besar

sampai tingkat semai yang meliputi berbagai umur dan ukuran.

Banyak kegiatan-kegiatan dibidang kehutanan yang dilakukan oleh dinas kehutanan dalam pelestarian dan pengolahan hutan, antara lain :

1. Pengusahaan Hutan

Hal ini bertujuan untuk memperoleh dan meninggikan produksi hasil hutan demi pembangunan ekonomi bagi masyarakat, peningkatan devisa dan pendapatan negara, dan perluasan serta pemerataan kesempatan kerja, kesempatan berusaha, pengembangan energi nonminyak.

2. Perlindungan Hutan

Hutan perlu dilindungi dengan tujuan agar kelestariannya memenuhi fungsi yang meliputi pencegahan dan membatasi kerusakan-kerusakan hutan dan hasil akibat oleh perbuatan manusia dan ternak, kebakaran dan hama penyakit.


(22)

3. Inventarisasi dan Perencanaan

Bertujuan untuk mengetahui potensi hutan yang bersangkutan agar diperoleh suatu perencanaan hutan yang baik, terutama dalam hal kelestarian.

4. Pengurusan Hutan

Untuk mencapai manfaat hutan sebesar-besarnya yang serbaguna dan lestari dalam pembangunan masyarakat. Untuk itu maka dibentuk kesatuan-kesatuan pemangkuan hutan yang pelaksanaannya diatur oleh menteri kehutanan.

Dibidang kehutanan sering dijumpai beberapa istilah penting yang menunjang di dalam mempelajari dan pengelolaan hutan, antara lain sebagai berikut :

1. Kelas Umur, yaitu suatu kumpulan atau kelompok hutan yang

mempunyai umur sama. Hutan kelas umur ini mempunyai interval kecil (cepat) sebagai berikut :

a. KU I (Kelompok Umur) adalah kumpulan hutan berumur 1-5 tahun.

b. KU II (Kelompok Umur) berumur 6-10 tahun dan seterusnya dengan selisih 5 tahun.

Interval kecil (lambat) untuk pertumbuhan tanaman, misalnya tanaman jati yang mempunyai interval 10 tahun.

2. Kelas Dasawarsa

Kumpulan hutan yang didasarkan pada tahun penanamannya. Misalnya, kelas dasa 1951 sampai1960 adalah kumpulan dari hutan


(23)

yang ditanam pada tahun 1951, 1952,1953, dan seterusnya sampai 1960.

3. Riap

Pertambahan volume pohon atau tegakan per satuan waktu tertentu, tetapi adakalanya juga dipakai untuk menyatakan pertambahan nilai tegakan atau pertambahan diameter atau tinggi pohon setiap tahun.

4. Reboisasi

Usaha menanami kembali kawasan hutan yang telah lama kosong atau rusak akibat pencurian kayu, kegagalan tanam, pengembalaan liar, atau sebab-sebab lainnya.

5. Hutan Cadangan

Hutan yang berada di luar kawasan hutan yang pertumbuhannya belum ditetapkan.

6. Hutan Kayu

Areal hutan terbatas yang secara khusus dibina sebagai sumber kayu.

Seringkali dinas kehutanan mengalami kerugiaan yang sangat besar diakibatkan oleh beberapa kendala, seperti penentuaan lahan, jenis dan tanaman yang cocok. Maka dari itu dikembangkannya sistem agroforestry yang ditujukan untuk meningkatkan produksi. Walaupun sistem ini tidak sesuai dengan yang diharapkan, karena banyak faktor yang harus dipertimbangkan secara seksama.

Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk melihat kesesuaian lahan yaitu metode FAO, metode WEBB dan Metode PLANTGRO. Dimana jenis data


(24)

yang dipergunakan pada ketiga metode ini sama yaitu data iklim, tanah, lahan dan vegetasi.

Dengan klasifikasi / kesesuaian lahan yang tepat maka kita dapat menentukan dengan tepat tanaman apa yang dapat ditanam didaerah tersebut. Untuk menentukan jenis tanaman yang tepat untuk lokasi tersebut dapat dilihat dari beberapa faktor antara lain jenis tanah, iklim, topografi dan ketinggian lahan dari permukaan laut. Dari keempat faktor tersebut sudah dapat dilihat tanaman apa yang sesuai dengan kondisi tanah sehingga kesesuaian lahan untuk tiap tanaman dapat diketahui dengan jelas dan tepat.

2.2 Landasan Teori tentang ilmu yang terkait

2.2.1 Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi berbasis komputer adalah suatu system yang terintegrasi antara manusia dan mesin yang memanfaatkan teknologi komputer dalam pengelolaan dan penyediaan informasi guna mendukung operasional manajemen maupun pengambilan keputusan dalam suatu organisasi (Mcleod,1995). Sedangkan informasi itu sendiri adalah merupakan data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil suatu keputusan. Informasi dapat dipandang dalam 3 tingkatan:

1. Tingkat teknis yaitu menerangkan seberapa banyak informasi yang disalurkan pada penerima.

2. Tingkat semantic yaitu menjelaskan seberapa simbol-simbol tersebut dapat memperjelas informasi.


(25)

3. Tingkat efektifitas yaitu seberapa banyak informasi yang diberikan dapat memberikan motivasi.

2.2.2 Geographic Information System

Otomatisasi sistem informasi geagrafi dikembangkan pertama kali pada tahun 1962 oleh Canadian Geographic Information System (CGIS). SIG didefinisikan sebagai sistem yang diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak untuk menyusun, menyimpan, memperbaharui atau merubah, memanipulasi, mengolah, menganalisa dan mengkombinasikan data biasa dengan data geografi untuk menghasilkan informasi yang berkualitas yang berbasis geografi (Aronoff,1991).

Dalam SIG, dunia nyata dijelaskan dengan menggunakan peta digital (data geografi), yang menjelaskan lokasi suatu tempat, beserta data atributnya (data atribut), dimana data atribut ini berupa tabel. Kedua tipe data yang berbeda yaitu data geografi dan data atribut yang terpisah atau berbeda, disimpan dalam database.

Dengan cara tradisional, data geografi ditampilkan di peta dengan menggunakan simbol, garis dan warna. Banyak peta mempunyai legend yang berisi dan menjelaskan elemen-elemen data geometrik, misal : garis hitam tebal untuk jalan besar, garis hitam tipis untuk jalan kecil dan lain-lain. Peta dapat menampilkan dan menyimpan data geografi dengan efektif. Tetapi peta mempunyai banyak keterbatasan, yaitu : informasi yang disimpan hanya yang ditampilkan di peta, dan biasanya untuk keperluan tertentu. Perubahan pada peta jarang sekali dilakukan karena informasi yang diberikan oleh peta hanya


(26)

disediakan pada waktu itu saja, gambar geografi yang statis dan hampir selalu berbeda diantara kebutuhan pemakai yang begitu banyak.

Perbedaan peta dengan cara tradisional dengan peta dijital yang dipakai data SIG adalah: peta dijital merupakan kumpulan dari simbol-simbol yang menggambarkan keadaan geografi atau bentuk spasial lain dengan menyampaikan informasi secara grafis tentang lokasi dan atributnya. Informasi atribut menjelaskan karakteristik dari keadaan geografi yang disajikan, seperti tipe, nama nomor, dan kuantitatif informasi seperti luas atau panjang obyek (ESRI,1996).

SIG bekerja dengan menggunakan referensi data dengan bentuk geografi. Bentuk data yang digunakan dalam SIG adalah bentuk data Spatial. Data Spatial berupa layer-layer yang dapat disusun menjadi satu kesatuan. Data Spatial adalah data yang terdiri dari:

a. Peta

Spatial data menyimpan data dalam bentuk gambar peta secara fisik, sehingga diperlukan proses scanning gambar peta. Pada gambar peta terdapat beberapa tipe yaitu:

- Titik

TITIK akan merepresentasikan lokasi geografi dengan single titik x,y. Titik tidak memiliki linear atau dimensi area.

− Garis

Garis memiliki sebuah panjang garis, tapi tidak memiliki dimensi. - Area

Gambar Area atao "polygons", memiliki dua dimensi dan dibatasi oleh garis yang mengelilingi area tersebut.


(27)

b. Data Vektor

Format dari penyimpanan data vektor dalam GIS adalah posisi dari peta yang terdiri dari koordinat x,y,z. Format Vektor berbentuk garis yang dapat menggambarkan lokasi dan batas wilayah secara tepat.

c. Data Raster

Format Raster merupakan gambar peta secara general seperti pixel yang disimpan dalam matrik Grid. Ukuran dari cells disimpan dalam matrik Grid yang nantinya akan menentukan level dari detail dimana gambar peta di representasikan.

Data raster dapat menjelaskan lebih detail dari data vector setelah semua pixel disimpan dalam matrik Grid.

Dibandingkan dengan peta, SIG bersifat menguntungkan dimana data yang digunakan disimpan secara terpisah. Dan hasilnya, data dapat ditampilkan dan dilihat dengan beberapa cara. Penggunaan 2 (dua) data yang berbeda dalam SIG ini disimpan dalam suatu sistem database secara terpisah. Keuntungan penggunaan database untuk menyimpan data:

1. Data disimpan dan diatur dalam satu tempat.

2. Keseragaman dalam penyimpanan, terstruktur, pengendalian yang mudah.

3. Dapat dipisahkan sesuai dengan kebutuhan. 4. Mudah untuk di -update dengan data baru.

SIG ini biasanya digunakan untuk permasalahan dalam skala daerah yang luas. SIG dapat diaplikasikan oleh semua bidang kegiatan usaha dengan permasalahan yang luas. Pemerintahan, organisasi non-pemerintah, bisnis dan


(28)

pendidikan, semuanya dapat menggunakan teknologi SIG untuk membantu memecahkan masalah.

Tolok ukur keuntungan dari SIG biasanya diperlihatkan sebagai keuntungan pada efisiensi, yang diartikan dengan penghematan waktu, tetapi dalam beberapa kasus juga dapat meningkatkan secara langsung pendapatan dan penurunan biaya. Tolok ukur keuntungan SIG:

1. Peningkatan efisiensi:

a. Pekerjaan dikerjakan dengan sungguh-sungguh oleh karyawan. b. Pekerjaan yang besar dikerjakan oleh karyawan yang sedikit. 2. Penurunan biaya:

a. Menjadikan dasar yang lebih baik untuk manajemen finansial. b. Mengurangi biaya perawatan fasilitas.

c. Menggabungkan penggunaan data yang ada.

Keuntungan lain dari SIG akan selalu berkembang yang tidak dapat digambarkan secara langsung, tetapi selalu akan muncul saat keuntungan SIG dinilai. Keuntungan lain dari SIG:

1. Meningkatkan pengambilan keputusan dalam bidang: b. Administrasi.

c. Perencanaan. d. Pelaksanaan.

2. Meningkatkan informasi dan pelayanan kepada masyarakat.

3. Menigkatkan sumber daya lingkungan untuk generasi yang akan datang.


(29)

Peningkatan dari keuntungan SIG jarang sekali langsung memandang ke depan, dan kesulitan-kesulitan yang semakin bertambah menjadikan keuntungan SIG akan menjadi lebih besar.

Geographic Information System (GIS) dapat memperlihatkan aspek-aspek geografi dengan mengacu pada suatu data. Contoh sederhana adalah mampu menganalisa sebuah data base dan menerima hasil dari beberapa peta. Sejak banyak jenis data yang mementingkan aspek geografis, GIS dapat digunakan untuk peramalan cuaca, peramalan populasi penduduk, perencanaan tata kota, dan lain-lainnya.

Dalam GIS, informasi geografi digambarkan secara explicit dalam term geografi dengan menampilkan posisi koordinat dari suatu daerah (dengan menunjukkan letak titik bujur dan lintang) atau secara implicit term alamat jalan, hutan, rumah dan lainnya. GIS memiliki kemampuan untuk mentransfer dari implicit geografi data menjadi explicit peta lokasi. GIS developers mendapatkan data-data peta dari peta umum ataupun perusahaan yang mengkhususkan dirinya dalam pengumpulan data pengorganisasian informasi geografi.

Data geografi dapat disimpan dalam format vector dan raster. Menggunakan format vector, dua dimensi data disimpan dalam koordinat (x,y), GIS dapat melakukan:

1. Dapat menerima gambar geografi yang dimasukkan dengan scanner dan digital maps images.

2. Dapat memanipulasi data geografik untuk tujuan berbeda.

3. Dapat memasukkan database manager, terutama relational databse menagement system (RDBMS).


(30)

4. Dapat menampilkan hasil secara virtual, terutama pate dan grafik.

2.2.3 Arc View 3.1

Arc View 3.1 salah satu software yang dapat digunakan untuk membuat Sistem Informasi Geografis yang telah dibuat oleh Environmental Systems Research Institute (ESRI). Arc View merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk menyajikan tampilan dan melakukan query sederhana dari coverage dalam Arc/Info (ESRI,1995). Arc View mampu bekerja dengan powerfull dalam menangani bentuk data spatial, sehingga akan memudahkan user untuk membuat suatu Sistem Informasi Geografis (SIG). Ada beberapa feature ArcView antara lain :

1. Working Spatially

ArcView dapat digunakan untuk bekerja secara spasial karena sangat mudah untuk me-load data tabular, seperti file dBASE dan data dari sever database kedalam ArcView sehingga dapat ditampilkan, query, summarize dan diorganisasi secara geografi.

2. Views

Dengan ArcView kita bekerja dengan data geografi pada peta interaktif yang disebut dengan Views. Setiap feature view merupakan geografi yang unik yang di tampilkan pada ‘Table Of Contents’ sehingga mudal dalam mengendalikan tampilan.


(31)

Gambar 2.1. Tampilan view 3. Charts

ArcView Charts memungkinkan untuk membuat business grafik dan visuali data yang terintegrasi secara penuh kepada ArcView geographic environment. Dengan mengklik feature pada suatu view maka tema akan bertambah pada suatu chart. ArcView memungkinkan kita bekerja secara simultan dengan geografi, tabular dan charts.


(32)

4. Tables

Bekerja dengan data tabular pada ArcView dimana menempatkan kita sebagai pengontrol. Klik fitur di view dan record highlight dalam tabel untuk menampilkan atributnya. Pilih record dalam tabel dan fiturnya untuk merepresentasikan highlight di view. Tabel ArcView’s juga mempunyai fitur yang disusun secara penuh untuk memperoleh hasil statistik sorting dan query.

Gambar 2.3. Contoh Table dalam ArcView 5. Layouts

ArcViews Layout memungkinkan memungkinkan kita untuk membuat peta dengan kualitas yang tinggi dan full collor. Layouts mempunyai suatu live link terhadap data yang sedang ditampilkan. Sewaktu kita mencetak sebuat layouts, beberapa perubahan terhadap data secara otomatis juga dapat berubah.


(33)

Gambar 2.4. Gambar Layout ArcView 6. Projects

Semua komponen-komponen yang ada pada ArcView seperti views, tables, charts, layout dan scrips akan disimpan kedalam suatu file yang disebut dengan project. Window project semua contents dari suatu project, sehingga memudahkan untuk mengatur suatu pekerjaan.


(34)

Gambar 2.5. Project dalam ArcView 7. GeoProsesing.

GeoProcessing adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk membuat spasial database theme yang baru didalam view. Didalam GeoProsesing ada beberapa pilihan untuk mengontrol dan bagaimana data itu akan diproses. Yaitu :

a. Clip one theme based on another

Proses ini akan menghasilkan theme yang baru yaitu dengan memotong input dengan them yang dipakai sebagai pemotong(clip theme).


(35)

b. Intersect two themes

Proses ini hampir sama dengan proses clipping sebuah theme, yang membedakannya adalah data spasial dari hasil intesection adalah gabungan dari kedua data spasial theme input.

gambar 2.7. Gambar proses intersection two theme c. Dissolve features based on an attribute

Dissolving features pada theme dugunakan untuk menghilangkan pembatas-pembatas yang membatasi feature-feature yang memiliki karakteristik yang sama.

gambar 2.8. Proses Dissolve features based on an attribute d. Union two themes

Union akan menghasilkan theme polygon yang baru dari pengkombinasian dua theme input. Data spasial theme input sama dengan data spasial theme output kecuali pada feature yang dihasilakan karena irisan akan memuat semua informasi yang ada pada kedua theme input.


(36)

gambar 2.9. Proses union two themes e. Merge themes together

Cara kerjanya hampir sama dengan proses union yaitu menghasilkan theme baru dari penggabungan dua buah theme, yang membedakan adalah pada merge themes tidak terjadi intersection (irisan) antara kedua theme yang telah digabungkan.

gambar 2.10. Gambar proses merge themes together f. Spatial join

Spasial join digunakan untuk merelasikan lokasi dan data spasial theme satu dengan them yang lainnya.


(37)

g. Buffering.

Buffer adalah definisi area/ring yang mengelilingi feature pada jarak tertentu. Output dari pembuatan buffer ini adalah sebuah feature polygon yang baru. Kita dapat menambahkannya pada theme yang aktif atau menyimpannya pada shape file yang baru.

gambar 2.12. Gambar proses buffering

2.2.4 Macromedia Dreamweaver

Macromedia Dreamweaver adalah aplikasi editor visual profesional untuk penulisan halaman web dan manajemen situs web. Dengan Dreamweaver sangat mudah membuat atau mengedit secara cross-platform, cross-browser. Artinya Dreamweaver dapat digunakan pada berbagai jenis sistem operasi dari Windows hingga Macintosh, dan berbagai jenis browser dari Internet Explorer hingga Netscape Navigator.

Macromedia Dreamweaver versi terakhir adalah versi 4.0, menyediakan tool untuk desain dan layout, sehingga memudahkan dalam menggunakan kelebihan dari Dynamic HTML seperti animasi layer dan behavior (aksi yang dipicu oleh event) tanpa harus menuliskan baris kode.

Proses buffering


(38)

Fasilitas Browser-targeting dapat digunakan untuk menguji halaman web yang dibuat untuk mengantisipasi masalah potensial pada semua platform dan browser yang populer.

Teknologi Macromedia's Roundtrip HTML dapat mengimport dokumen HTML tanpa memformat ulang kode, atau dapat diatur untuk diformat ulang jika diinginkan. Dreamweaver juga bersifat fully-customizable, dimungkinkan untuk membuat sendiri obyek dan perintah, mengubah menu dan shortcut keyboard.

2.2.5 Analisa dan Perancangan Sistem

1. Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD digunakan untuk menginterpretasikan, menentukan dan mendokumentasikan kebutuhan-kebutuhan untuk system pemrosesan database. ERD menyediakan bentuk untuk menunjukkan struktur keseluruhan kebutuhan data dari pemakai (Mcleod,1995). Adapun elemen-elemen dari ERD ini adalah:

a. Entitas b. Atribut

c. Pengidentifikasi d. Hubungan atau relasi 2. Data Flow Diagram (DFD)

DFD berfungsi untuk menggambarkan proses aliran data yang terjadi didalam system dari tingkat yang tertinggi sampai yang terrendah, yang memungkinkan kita untuk melakukan dekomposisi, mempartisi atau membagi


(39)

system kedalam bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih sederhana (Mcleod,1995). DFD memiliki empat simbol yaitu:

a. Elemen-elemen lingkungan yang berhubungan dengan system. b. Proses.

c. Arus data.

d. Penyimpanan data.

2.2.6 Sistem Manajemen Basis Data

Database Manajemen System (DBMS) terdiri dari satu koleksi yang saling berhubungan dan memiliki satu set program untuk mengakses data tersebut yaitu program maintenance baik itu untuk menambah data, mengambil data, membaca data dan menghapus data.

Sedangkan konsep perancangan basis data dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

1. Basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan dengan memberikan kode dari tiap-tiap data yang ada.

2. Entity adalah konsep yang informasinya dicatat, seperti: orang, tempat, benda dan lain-lain.

3. Record atau tuple adalah kumpulan dari attribute yang dapat menjelaskan entitas secara lengkap.

4. File adalah kumpulan record-record yang sejenis yang mempunyai panjang elemen yang sama, namun berbeda data valuenya.


(40)

2.2.7 Open Database Conectivity (ODBC)

ODBC adalah salah satu metode yang digunakan untuk berkomunikasi antar database client dan server yang melalui ODBC. ODBC merupakan sebuah komponen dari windows open system architecture yang menyediakan sebuah interface bagi program aplikasi (Aplication Program Interface atau API) yang merupakan kumpulan fungsi untuk memudahkan pengembangan/pembuatan aplikasi dalam menghubungkan berbagai database dengan format yang berbeda. Oleh karena penggunaannya yang standar, sehingga fungsi dan perintah yang diberikan untuk mengakses informasi dari berbagai format database yang tidak berbeda.

Keunggulan system karena menggunakan API yang dimiliki oleh system ODBC ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan aplikasi perangkat lunak yang terintegrasi. Aplikasi yang menitikberatkan pada system selain database dapat menambah fungsi database pada sistemnya dengan menggunakan antarmuka dan pengkodean melalui API.

2.2.8 MapObjects 2.0.

MapObjects adalah komponen atau perangkat lunak pemetaan yang mengijinkan kita untuk menambah pemetaan dalam aplikasi yang kita buat. Kita dapat menggabungkan MapObjects dengan komponen yang lainnya seperti grafik, multimedia dan object database. Aplikasi yang dibangun dapat dikerjakan dengan persyaratan yang khusus dari pengguna. MapObjects terdiri dari ActiveX Control (OCX) yang disebut Map Control atau Tmap dalam Delphi dan sekumpulan


(41)

ActiveX Automation Object yang jumlahnya lebih dari 45 buah (ESRI,1996). Ini digunakan dalam industri standar Windows

Program yang dibangun dengan MapObjects dapat dijalankan pada Windows95, 98, dan NT4.0 atau versi yang lebih tinggi. Kita dapat mengimplementasikan hal tersebut diatas ataupun fungsi yang lainnya dalam program yang dibangun dengan MapObjects antara lain :

1. Menampilkan pemetaan dengan multiple map layers, seperti jalan, aliran-aliran maupun pembatas.

2. melakukan penggeseran(Pan) dan pembesasran(zoom )pada peta.

3. menggambar grafik terutama untuk titik-titik, garis, elips, persegi panjang dan polygon.

4. menggambar deskripsi text.

5. mengidentifikasikan fitur-fitur pada peta dengan memberikan petunjuk-petunjuk tertentu.

6. Men-Select fitur garis panjang didalam kotak, area, polygon dan bidang berbentuk lingkaran.

7. Memilih fitur dengan jarak yang khusus dari fitur yang lainnya. 8. Memilih fitur dengan ekspresi SQLS.

9. Menghitung statistik dasar dari fitur yang telah dipilih.

10. Query dan meng-update asosiasi atribut data dengan fitur yang telah dipilih.

11. Membuat fitur-fitur dengan metoda thematic seperti ValueMap, Class Break,Dot Density, Charts, Events atau dengan Z values.


(42)

13. Membuat shapefiles yang baru.

14. menggambar dari aerial photography atau peta dari foto satelit. 15. menampilkan secara dinamis dan real-time atau time-series data. 16. memberikan tipe pada alamat dan menemukan lokasi dari peta. 17. Memanipulasi data dengan system koordinat yang berbeda.

2.2.9 Spatial Database

Spatial data mengirimkan lokasi geometric dari fitur geografi bersama dengan informasi atributnya yang menggambarkan untuk apa fitur tersebut dibuat. Lokasi data dikirim dengan vector atau raster dan mengkorespondensikan atribut data yang dikirim dalam sekumpulan data yang berelasi secara geografik dengan fitur-fitur yang mereka gambarkan. Ini biasanya lebih dikenal dengan georelational data structure (ESRI,1995).

Format gambar yang mendukung spatial data : • ArcView shapefiles

• ARC/INFO coverages • ARC/INFO GRID data • Image data

• CAD drawings

• SDE data (If Database Access is installed) • StreetMap data (If StreetMap is installed) • TINs (If 3D Analyst is installed)


(43)

Kenapa fitur atau gambar spatial data sources berbeda dengan grafik data yang lainnya? Ada empat perbedaan utama antara fitur atau gambar data sources dan data seperti vector grafik dan non georeferenced image atau kertas dokumen seperti reports, deeds, photographs, dan lainya

Didalam spatial database ada hubunga eksplisit antara geometric dan atribut informasi, jadi keduanya selalu bias digunakan ketika kita bekerja dengan sebuah data. Contohnya jika kita memilih fitur particular ditampilkan dalam view, ArcView secara otomatis akan menghighlight record, termasuk juga atribut-atribut dari fitur ketika table atribut ditampilkan.

Spatial data adalah georeferenced untuk mengetahui lokasi dari permukaan bumi, untuk memastikan bahwa lokasi sudah akurat direkam. Spatial selalu bekerja dengan koordinat system, unit of meansurement map projection. Ketika spatial ditampilkan, ia mempunyai sekala khusus yang hampir sama dengan kertas lainnya.

Spatial data adalah dasar fitur-fitur yang paling utama. Didisain sagara bias diatur dengan fitur geografik yang khusus dengan fenomena, mudah dimanipulasi dan dianalisa, dan fleksibel untuk dipertemukan dengan susunan yang panjang dari kebutuhan. Tipe lain dari grafik data mungkin dapat diorientasikan semata-mata hanya untuk dipresentasikan ataupun ditampilkan dengan cara menyimpan fitur yang hanya dapat adiakses dalam nomor yang terbatass. Geo-referenced images biasanya diasosiasikan dengan fitur fitur.

Spatial data biasanya diorganisasikan secara thematic kedalam layer-layer atau theme yang berbeda. Ada satu theme untuk setiap set dari fitur geometric atau fenomena untuk setiap informasi yang akan direkam. Contohnya : streams,


(44)

landuse, elevation, dan buildings, masing-masing bagian tersebut akan disimpan secara terpisah dalam spatial data source, dibandingkan, mencoba menyimpannya menjadi satu. Ini membuat kemudahan dalam mengatur dan memanipulasi data, khususnya sebanyak tenaga yag bekerja secara geografik yang didatangkan agar bisa dianalisa hubungan spasialnya dengan geografik theme yang berbeda.


(45)

METODE PENELITIAN & PERANCANGAN SISTEM

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan salah satu tahapan dari pembuatan system baru. Sebelum membuat suatu rancangan system, penulis harus melakukan penelitian terhadap obyek yang akan dibuat sistemnya. Di dalam penelitian penulis juga harus menggunakan suatu metode, agar dalam penelitian obyek yang kita teliti dapat diteliti sesuai dengan prosedur-prosedur yang ada dalam metode penelitian yang kita pakai. Di dalam penelitian suatu obyek terdapat beberapa metode yang dapat kita gunakan. Kita dapat menggunakannya salah satu atau lebih metode.

1. Obyek Penelitian

Obyek yang diteliti bersifat nyata bukan obyek yang dapat direkayasa. Penelitian dilakukan terhadapat wilayah hutan-hutan dikawasan Perhutani Unit II Jawa Timur.

2. Penentuan Sampel

Di dalam pembuatan system baru ini tidak diperlukan data yang sangat lengkap. Cukup digunakan beberapa sample untuk dipakai sebagai obyek penelitian. Adapun sampel-sampel yang diambil adalah KPH Banyuwangi Utara, KPH Banyuwangi Barat, KPH Banyuwangi Selatan dan KPH malang.


(46)

3. Jenis Data

a. Data Kwantitatif

Yaitu data yang berbentuk angka seperti luas areal hutan, jumlah pendapatan KPH baik dari produksi kayu maupun non kayu, dan lainnya.

b. Data Kwalitatif

Yaitu data yang bukan berbentuk angka yang mempunyai arti penting guna analisis selanjutnya Misalnya data tanah, topografi dan iklim dan data tanaman.

4. Sumber Data a. Data Primer

Adalah data yang merupakan hasil penelitian langsung ke obyek penelitian.

b. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh dari literature-literatur dan bahan-bahan lain yang relevan.

5. Cara Pengumpulan Data a. Wawancara

Untuk mendapatkan informasi yang selengkapnya, dengan mengadakan tanya jawab langsung / wawancara di Kantor Perhutani Unit II Jawa Timur, KPH-KPH dan Biro Perencanaan yang mengetahui lebih banyak tentang data-data yang berhubungan dengan penyelesaian masalah. Adapun beberapa orang yang sempat diwawancarai adalah bapak Adi Winarno bagian teknik dan bapak Firman pada bagian KSPU.


(47)

b. Studi Literature

Membaca dan mempelajari buku-buku yang ada kaitannya dengan permasalahan yang sedang dihadapi. Mempelajari pembuatan program menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 . Mempelajari pembuatan peta dengan menggunakan ArcView 3.1 . Mempelajari mengenai hutan dengan menggunakan buku hutan dan kehutanan. Mempelajari cara pengamatan tanah dengan buku pengamatan tanah dan mempelajari budidaya sengon dengan buku budidaya sengon.

c. Analisa

Melakukan analisa terhadap data-data yang telah dikumpulkan dan disesuaikan dengan sistem yang akan dibuat.

d. Perancangan Sistem

Melakukan perancangan terhadap sistem yang akan dibuat yang meliputi:

− Pembuatan sistem flow yaitu memberikan gambaran singkat tentang cara kerja sistem yang akan dibuat.

− Pembuatan DFD yaitu untuk menggambarkan arus data serta proses pengolahan data pada sistem.

− Pembuatan ERD yaitu untuk menggambarkan relasi antar database yang ada dalam sistem.

e. Pembuatan Sistem

Pembuatan database menggunakan Microsoft Access 2000. Pembuatan program maintenance database menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 . Pengolahan data geografi dengan menggunakan Map Objek. Dan


(48)

penggambaran serta pembuatan tampilan Sistem Informasi Geografis dengan menggunakan ArcView versi 3.1

f. Pengujian Sistem

Melakukan pengujian pada sistem dan program yang telah dibuat apakah sudah sesuai dengan sistem yang diinginkan.

3.2 Model Perancangan Analisa

Sistem ini merupakan merupakan pengembangan dari klasifikasi kesesuaian lahan yang selama ini masih secara konvensional. Dengan diselesaikannya sistem ini maka masyarakat tidak perlu bingung jika ingin melakukan pencarian jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi tanah pada daerahnya. Untuk melakukan pencarian user tinggal memasukkan data-data jenis tanah, iklim, topografi dan ketinggian lokasi tersebut dan sistem akan melakukan penganalisaan untuk mencari jenis-jenis tanaman yang sesuai untuk lokasi yang dimaksud oleh user. Dengan begitu masyarakat tidak akan mengalami kerugian dalam melakukan penanaman dilokasi tersebut.

Untuk lebih jelasnya gambaran dari sistem analisa tanah ini dapat digambarkan sebagai berikut :


(49)

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Analisa Tanah

Pada proses analisa klasifikasi kesesuaian lahan pada aplikasi ini menggunakan salah satu metode kesesuaian lahan yaitu metode FAO, dimana pada metode ini memperhitungkan faktor-faktor tanah, iklim dan lahan yang kemudian akan dipergunakan untuk pengklasifikasian kesesuaian lahan untuk suatu jenis tanaman terhadap lokasi tumbuh yang baik untuk tanaman tersebut. Untuk faktor yang pertama yaitu tanah, pada aplikasi ini yang diambil adalah jenis tanah dari tanah pada lokasi tersebut. Yang dimaksudkan dengan jenis tanah disini adalah segolongan tanah yang terbentuk pada proses pembentukan tanah yang sama ( SOEPRAPTOHARDJO, M ., 1961 ). Untuk tanah yang ada di Indonesia dapat dibedakan menjadi 27 jenis tanah seperti yang tertera pada tabel berikut ini.


(50)

No. Jenis Tanah Istilah Asing Singkatan

1 Organosol Organosol O

2 Litosol Lithosol Li

3 Regosol Regosol Re

4 Aluvial Alluvial Soil A

5 Rensina Renzina Rz

6 Grumusol Grumusol G

7 Cernocem Chernocem C

8 Andosol Andosol An

9 Noncalcic Brown Noncalcic Brown NCB

10 Brown Forest Soil Brown Forest Soil BFS

11 Prairi Merah Reddish Prairie Pr

12 Mediteran Merah Kuning Red Yellow Mediterannean M 13 Podsolik Kelabu Coklat Gray Brown Podzolic GBP 14 Podsolik Merah Kuning Red Yellow Podzolic RYP

15 Lateritik Lateritic Lc

16 Latosol Latosol L

17 Podsolik Coklat Brown Podzolic Bp

18 Podsol Podzol P

19 Glei Humus Humic Gley HG

20 Glei Humus Rendah Low Humic Gley LHG

21 Planosol Planosol Pl

22 Solansak Solanchak Sk

23 Solonets Solonetz Sn

24 Solod Solod Sd

25 Podsol Air Tanah Groundwater Podzol GWP 26 Hidromorf Kelabu Gray Hydromorphic GH 27 Laterit Air Tanah Groundwater Laterite GWL

Tabel 3.1 Tabel Jenis Tanah

Faktor kedua yang digunakan pada metode FAO adalah iklim. Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dalam jangka waktu yang panjang ( 15 tahun ). Sedangkan tipe curah hujan yang digunakan adalah tipe SCHMIDT & FERGUSON ( 1951 ) dan BOEREMA ( 1926 ). Untuk jumlah curah hujan rata-rata setahun didasarkan pada pengamatan BERLAGE ( 1949 ) dan BOEREMA (

1926 ). Sedangkan untuk tipe iklim yang digunakan adalah tipe KOPPEN ( SCHMIDT & FERGUSON, 1951 ). Pembagian tipe iklim di Indonesia menurut


(51)

bulan kering dengan bulan basah yang dapat diartikan dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :

Q = nilai hasil bagi bulan kering dengan bulan basah Bulan kering : curah hujan < 60 mm / bulan

Bulan lembab : curah hujan 60 – 100 mm / bulan Bulan basah : curah hujan > 100 mm / bulan

Rata-rata jumlah bulan kering dan bulan basah diartikan rata-rata dari jumlah bulan-bulan tersebut setiap tahun. Jumlah rata-rata bulan-bulan tersebut tidak akan sama dalam beberapa tahun, karena musin kering tidak dijumpai pada bulan-bulan yang sama setiap tahun. Berdasarkan nilai Q yang didapat maka type iklim dapat dibedakan menjadi 8 tipe yaitu :

Gambar 3.2 Segitiga Schmidt & Ferguson

Jumlah rata-rata bulan kering

Jumlah rata-rata bulan basah

Q

=

X

100 %

1 0% 8


(52)

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa tipe iklim yang ada di Indonesia ada 8 tipe yang bergerak dari nilai Q= 0%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tipe iklim Q

Keterangan

A

0-14,3 %

Sangat Basah

B

14,3-33,3 %

Basah

C

33,3-60 %

Agak Basah

D

60-100 %

Sedang

E

100-167 %

Agak Kering

F

167-300%

Kering

G

300-700 %

Sangat Kering

H

> 700 %

Luar Biasa Kering

Tabel 3.2 Tabel Tipe Iklim

Sedangkan faktor ketiga yang digunakan adalah lahan yang terbagi menjadi 2 yaitu ketinggian lahan dan tingkat kelerengan lahan ( topografi ). Untuk ketinggian lahan tidak ada standarisasinya seperti pada tanah, iklim dan topografi. Karena untuk tiap jenis tanaman memiliki tingkat ketinggian lahan yang sesuai untuk tumbuh tersendiri dan tiap jenis tanaman belum tentu sama untuk ketinggian lahannya.

Lereng adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan daerah dengan bidang horisontal yang diukur dengan “ Abney Level “. Tingkat kelerengan atau topografi lahan mempunyai standarisasi tersendiri. Secara garis besarnya topografi lahan dapat dibedakan menjadi 5 kelompok berdasarkan pada derajat kemiringan lahan tersebut, seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini.


(53)

No.

Bentuk

Kemiringan

1

Landai

0 - 8 %

2

Berombak

8 - 15 %

3

Bergelombang

15 - 25 %

4

Berbukit

25 - 45 %

5

Bergunung

> 45 %

Tabel 3.3 Tabel Lereng / Topografi Tanah

Dengan melihat kontur lahan dari lokasi yang akan kita teliti maka kita dapat mengkriteriakan lokasi tersebut termasuk ke dalam topografi atau kelerengan yang mana lokasi tersebut, seperti pada gambar di bawah ini.


(54)

Gambar 3.4 Topografi dengan tipe Berombak


(55)

Gambar 3.6 Topografi dengan tipe Berbukit

Gambar 3.7 Topografi dengan tipe Bergunung

3.3 Perancangan Sistem

3.3.1 Sistem flow diagram

Dalam merancang suatu system, pertama-tama mengadakan survey terhadap obyek yang akan penulis buat sistemnya. Setelah melakukan survey, baru penulis melakukan suatu analisa terhadap system tersebut sehingga penulis mengetahui permasalahannya. Setelah melakukan analisa maka baru dilanjutkan dengan pembuatan alur system( Sistem Flow ) kemudian pembuatan alur data ( DFD) dan pembuatan alur table. Sebelum penulis menginjak dalam pembuatan


(56)

atau perancangan system sebaiknya kalau penulis mengetahui terlebih dahulu defisi umum dari sarana-sarana yang digunakan dalam perancangan system yaitu System Flow, Data Flow Diagram dan ERD.

Bagan alur atau flowchart adalah bagan yang menunjukkan alur dari program ataupun prosedur sistem secara fisik. Bagan alur digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan dokumentasi. Sistem flow juga diidentifikasikan sebagai alur yang jelas mengenai proses terjadinya registrasi terlebih dahulu oleh customer sebelum melakukan suatu transaksi. Sistem Flow Diagram dibagi menjadi dua yaitu system flow diagram secara manual yaitu alur system yang dijalankan atau pengolahannya dilakukan secara manual atau dilakukan oleh orang, dan system flow diagram terkomputerisasi yaitu alur data pengolahan datanya melalui system komputer.

Setelah mempelajari sistem yang akan dibuat maka dapat digambarkan alurnya dengan sistem flow. Sistem flow ini menggambarkan alur yang jelas mengenai proses –proses yang terjadi dalam sistem baik pengolahan data secara manual maupun terkomputerisasi yang hasilnya akan disimpan kedalam suatu berkas atau suatu database jika diolah secara terkomputerisasi. Untuk lebih jelasnya mengenai alur dari sistem flow dapat dilihat pada gambar dibawah ini :


(57)

Sistem Flow Diagram Perhutani Secara Manual


(58)

Dilihat dari gambar system flow diagramdiatas, penulis dapat melihat beberapa symbol yang memiliki fungsi masing-masing. Diantaranya :

a. Simbol Input: data wilayah, data Perhutani

b. Simbol Operasi secara manual: maintanace data wilayah, maintanace data Perhutani

c. Simbol Validasi Data atau pengecekan data: data valid dan valid

d. Simbol Penyimpanan Data: penyimpanan data wilayah, penyimpanan data Perhutani.

Dari symbol-simbol yang ada terdapat alur dari system yang akan menerangkan perjalanan data dari satu symbol ke symbol yang lain. Untuk lebih jelasnya dapat dibaca pada keterangan dibawah ini.

Keterangannya:

a. Data wilayah dalam hal ini adalah data propinsi dan data kabupaten yang akan diinputkan secara manual oleh pegawai atau operator dan hasilnya disimpan berupa dokumen wilayah. Dokumen ini masih dalam bentuk arsip ( dokumen kertas ) dan sangat diperlukan untuk proses selanjutnya yaitu proses input data perhutani dan proses pembuatan laporan.

b. Begitu pula dengan data Perhutani diinputkan secara manual oleh operator, yang akan menghasilkan dokumen Perhutani dalam bentuk arsip. Dokumen wilayah dan dokumen Perhutani ini sangat dibutuhkan untuk proses pembuatan laporan yang ditujukan untuk pimpinan.

c. Dari kedua dokumen tadi maka dilakukanlah proses pembuatan laporan secara manual yang hasilnya akan diperuntukkan pihak pimpinan dan juga pihak operator sebagai arsip.


(59)

Sistem Flow Diagram Perhutani Terkomputerisasi

Gambar 3.9 Sistem Flow Diagram GIS Perhutani Terkomputerisasi

Pada system flow diatas sebagian proses sama seperti secara manual akan tetapi ada beberapa proses tambahan dan semua proses disistem ini dilakukan oleh komputer. Symbol-symbol yang dipergunakan disini berbeda dengan system flow awal, pada system flow terkomputerisasi ini penulis banyak menggunakan symbol yang mencerminkan proses komputer seperti :

a. Symbol input : data wilayah, data Perhutani, data kondisi KPH dan data silvikultur tegakan.


(60)

b. Symbol proses komputer : maintanace wilayah, maintanace perhutani, maintanace kondisi tanah, maintanace pegolahan data, pembuatan laporan dan analisa tanah.

c. Symbol penyimpanan data : database wilayah, database perhutani, database silvikultur tanaman.

d. Symbol dokumentasi : laporan

Symbol-symbol diatas dihubungkan melalui anak panah yang menerangkan jalannya system secara keseluruhan. Disini kita dapat lihat pergerakan data-data yang ada disistem sangat terkain antara satu dengan yang lainnya. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan pada keterangan dibawah ini.

Keterangan :

a. Data-data wilayah, perhutani, kondisi KPH dan silvikultur tanaman diinputkan ke komputer melalui keyboard oleh operator yang kemudian akan diproses oleh komputer dalam proses maintenance.

b. Setelah mengalami proses maintenance data-data tersebut dicek kebenarannya dan jika data sudah benar maka komputer akan melanjutkan proses dan data-data tersebut akan disimpan pada media penyimpanan baik disk drive maupun harddisk.

c. Setelah data tersimpan dengan baik maka proses selanjutnya dapat dilakukan. Adapun proses tersebut yaitu proses pembuatan laporan yang akan mengirimkan hasil laporan ke pimpinan dan proses analisa tanah. d. Pada proses analisa tanah ini kita dapat mencari tanaman yang sesuai

dengan kondisi tanah di KPH dengan begitu diharapkan dapat mengurangi tingkat kerugian yang diakibatkan kesalahan penanaman.


(61)

Sistem Flow Diagram GIS Perhutani Online

Gambar 3.10 Sistem Flow Diagram GIS Perhutani Online

System flow ini menjelaskan jalannya system secara online, jadi disini digambarkan jalannya arus data dari pihak Perhutani kepada user secara umum. Adapun symbol-symbol yang dpergunakan disini sama dengan symbol-symbol pada system flow komputerisasi,hanya saja pada system flow online ini tidak menghasilkan sebuah dokumentasi hanya akan menampilkan informasi yang dibutuhkan oleh user. Adapun symbol-symbol yang dipakai seperti :


(62)

a. Symbol input : data yang dimiliki user

b. Symbol proses komputer : input data online, searching data dan analisa tanah.

c. Symbol penyimpanan data : database perhutani, database silvikultur tanaman.

d. Symbol output : hasil proses

Symbol-symbol tersebut dihubungkan dengan anak panah yang menggambarkan jalannya arus data yang diinginkan oleh user. Untuk lebih jelasnya mengenai proses yang terjadi akan diterangkan dibawah ini.

Keterangan :

a. User memasukkan data yang mereka miliki melalui keyboard ke dalam system untuk memperoleh hasil yang mereka inginkan. Komputer akan menanyakan kebenaran data yang mereka inputkan.

b. System akan melakukan proses sesuai dengan yang diminta oleh user, baik proses analisa tanah maupun proses searching data.

c. Dalam tiap-tiap proses yang terjadi system akan melakukan koneksi atau hubungan dengan database Perhutani di server untuk mengambil data guna malakukan proses yang diperlukan.

d. Setelah proses selesai maka hasil dari proses tersebut akan di tampilkan ke layar monitor.


(63)

3.3.2 Metadata

Dibawah ini adalah tabel dari feature-featur yang digunakan maupun yang dihasilkan dari proses GIS Perhutani.

Nama Type Feature Format Isi Keterangan jatim Polygon Arc View Propinsi Jatim Kabupaten yang ada

di Propinsi Jatim Jalan Line Arc View Jalan Jalan –jalan di

propinsi jatim

ibokota Point Arc View Point Kota Kota – kota di Jatim Unit II Polygon Arc View KPH KPH-KPH di Unit

II

malang Polygon Arc view Jenis hutan Jenis hutan yang ada di Malang

Bwiutara Polygon Arc view Jenis hutan Jenis hutan di Banyuwangi utara bwibrt Polygon Arc View Jenis hutan Jenis hutan di

Banyuwangi barat

bwisel Polygon Arc View Jenis hutan Jenis hutan di Banyuwangi selatan Tabel 3.4 Tabel feature-featur GIS Perhutani


(64)

3.3.3 Data flow diagram (metode Gane & Sarson, Power Designer)

DFD berfungsi untuk menggambarkan proses aliran data yang terjadi di dalam system dari tingkat yang tertinggi sampai yang terendah, yang

memungkinkan penulis untuk melakukan dekomposisi, mempartisi atau membagi system kedalam bagian-bagian yang lebih kecil dan yang lebih sederhana.

1. Contex Diagram Sistem Informasi Geography Perhutani Jatim

Konfirmasi_Password Hasil_searching

Searching_data

Input Data Wil Analisa_Klas_Persh

Hasil Pencarian

Pencarian Data Input Data KPH

Laporan

Hasil Analisa Data Analisa

Data KPH Cari Informasi

Input Data Unit

User Id & Password

0

GIS Perhutani Jatim

+

Operator

User

Pimpinan

Gambar 3.11 Contex Diagram System Informasi Geography Perhutani Jatim

Pada context diagram ini terdiri dari satu proses yaitu Sistem Gis Perhutani Jatim dan mempunyai 3 buah external entity yaitu entity user, entity operator dan entity pimpinan. Untuk sistem kerja sistem ini akan dijelaskan di bawah ini.


(65)

Penjelasan :

a. Entity operator memberikan inputan berupa data unit, data wilayah, data KPH, user id dan password, data tanah dan juga data searching.

b. Entity User disini merupakan elemen diluar perusahaan yaitu masyarakat umum. Disini user memanfaatkan sistem guna mencari kebutuhan yang diperlukannya. Inputan yang diberikan user ke sistem adalah data analisa dan pencarian informasi.

c. Entity Pimpinan juga dapat melakukan pencarian data ke sistem. d. Proses Gis Perhutani Jatim memberikan output berupa analisa klas

perusahaan, konfirmasi password, dan juga hasil searching ke Entity operator.

e. Proses Gis Perhutani Jatim memberikan output berupa data KPH dan hasil analisa ke entity user sebagai hasil dari proses yang dilakukan oleh user. f. Proses Gis Perhutani Jatim memberikan output berupa hasil pencarian dan

juga laporan secara periodik yang akan diterima oleh entity pimpinan. Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa sistem ini akan melayani semua kebutuhan dari operator, user dan juga pimpinan. Selain itu secara berkala sistem juga memberikan laporan mengenai kondisi dari KPH ke pimpinan.


(66)

2. DFD level 0 Sistem Informasi Geography Perhutani Jatim [Konfirmasi_Password] [Hasil_searching] [Searching_data] Hasil Analisa Online

[Input Data Wil]

[Input Data KPH] [Input Data_Tanah] Data Laporan Informasi Search_Data [Data Analisa] [Hasil Analisa] [Cari Informasi] [Data KPH] [Hasil Pencarian] [Pencarian Data] [Laporan] [Input Data Unit]

[User Id & Password] OperatorOperator OperatorOperatoOperatoOperatoOperatorrrr

User User User User Pimpinan Operato r 1

GIS Perhutani [Offline]

+

2

GIS Perhutani [Online]

+ 3 Pembuatan Laporan + PimpinanPimpinan Operator Operator Operator

Gambar 3.12 DFD level 0 Sistem Informasi Geography Perhutani Jatim

Pada level ini terdiri dari 3 proses yaitu proses GIS Perhutani (offline), GIS Perhutani (online) dan proses pembuatan laporan. Disamping itu entity yang terkait adalah operator, user dan pimpinan. Untuk penjelasan level ini akan dijelaskan lebih lanjut dibawah ini.


(67)

Penjelasan :

a. Entity operator berinteraksi dengan proses GIS Perhutani (offline) pada system ini. Disini operator memberikan inputan berupa data wilayah, tanah, KPH, Unit, login dan pencarian data.

b. Entity user dalam hal ini masyarakat umum terkait dengan proses GIS Perhutani (online) dengan memberikan masukan berupa data analisa dan data searching.

c. Sedangkan entity pimpinan berinteraksi dengan 2 proses yaitu proses GIS Perhutani (offline) dan proses pembuatan laporan. Pimpinan pada level ini hanya memberikan masukan untuk proses GIS Perhutani (offline) yaitu pencarian data.

d. Proses GIS Perhutani (offline) akan memberikan output berupa konfirmasi login, hasil searching, dan analisa klas perusahaan kepada entity operator. Untuk entity pimpinan, proses ini akan memberikan output berupa hasil pencarian. Selain itu proses offline ini juga akan memberikan masukan untuk proses-proses lain. Untuk proses online akan mendapatkan masukan berupa informasi perhutani dan hasil analisa, sedangkan ke proses pembuatan laporan memberikan masukan berupa data-data untuk pembuatan laporan.

e. Proses GIS Perhutani (online) akan memberi masukan untuk proses offline berupa search data dan analisa online, sedangkan untuk user akan memberi output berupa data KPH dan hasil analisa.

f. Pada proses pembuatan laporan hanya akanberinteraksi dengan entity pimpinan dengan memberi entity ini laporan.


(68)

3. DFD level 1 sistem informasi Geography Perhutani Offline [Konfirmasi_Password] [Hasil_searching] [Hasil] [Analisa Online] [Data Laporan] [Informasi] [Search_Data] [Hasil Pencarian] [Pencarian Data] [Analisa_Klas_Persh]

[Input Data Wil]

[Input Data_Tanah] [Input Data KPH]

[Input Data Unit]

[User Id & Password] Operator Operator Operator OperatorOperator OperatorOperator Operator PimpinanPimpinan

GIS Perhutani [Online]

GIS Perhutani [Online]

Pembuatan Laporan Operator Operator Operator 1.1 Manajemen Password + 1.2 Manajemen Data +

GIS Perhutani [Online] GIS Perhutani [Online]

Gambar 3.13 GIS Perhutani Offline Penjelasan :

a. Pada level ini terdiri dari 2 entity, yang pertama operator memberi masukan data KPH, data Unit, data wilayah dan tanah ke proses manajemen data sedangkan untuk proses manajemen password operator memberi masukan berupa user id dan password. Yang kedua entity pimpinan yang melakukan pencarian data ke proses manajemen data.


(69)

b. Proses manajemen password disini hanya berinteraksi dengan entity operator melalui konfirmasi password.

c. Proses manajemen data akan memberikan output berupa hasil searching dan analisa klas perusahaan kepada operator, untuk pimpinan proses ini akan menghasilkan hasil pencarian. Sedangkan untuk proses online manajemen data akan mendapat inputan berupa search data dan analisa online, untuk inputan tersebut proses manajemen data akan menghasilkan informasi dan hasil bagi proses online. Untuk proses pembuatan laporan proses manajemen data memberi output berupa data laporan.

Jadi semua proses pengolahan data pada system ini bertumpu pada proses manajemen data ini.


(70)

4. DFD level 2 Proses Manajemen Data [Hasil Pencarian] [Pencarian Data] [Informasi] [Search_Data] [Hasil_searching] [Searching_data] data_perhutani data_wil Load_Wil save_wil Load_Data Save_data Load_data_tanaman Save_Data_silvikultur save_data_perhutani simpan_data_wil

[Hasil] [Analisa Online] [Input Data_Tanah]

[Analisa_Klas_Persh]

[Data Laporan]

[Input Data Wil]

[Input Data KPH]

Operator OperatorOperatorOperator Operator Operator

Pimpinan Pimpinan

GIS Perhutani [Online]

GIS Perhutani [Online]

Pembuatan Laporan Operator Operator Operator 1.2.1 Input Data 1.2.2 Searching + 1.2.3 Analisa Tanah 1.2.4 Doc Laporan

GIS Perhutani [Online] GIS Perhutani [Online]

2 Wilayah

3 Perhutani

4 Silvikultur Tanaman


(71)

Penjelasan :

a. Level ini mempunyai 4 proses, 2 entity dan 3 database. Proses-proses tersebut adalah proses input data, searching, analisa tanah, dan doc laporan. 2 entity tersebut adalah pimpinan dan operator, sedangkan ketiga database tersebut terdiri dari database Perhutani, wilayah dan silvikultur tanaman.

b. Proses input data menerima input data KPH dan wilayah dari operator yang akan diproses dan lalu dilakukan penyimpanan data.

c. Proses searching bertujuan untuk membantu pemakai system dalam mencari suatu data yang dibutuhkan guna di update maupun di hapus. Proses ini mendapat inputan dari ketiga entity yang ada.

d. Proses analisa tanah merupakan suatu proses pendukung dalam pengambilan keputusan guna penanaman tanaman pada suatu lahan. Proses ini diakses secara online maupun offline oleh operator.

e. Proses doc laporan merupakan proses pengumpulan data-data wilayah dan Perhutani yang akan dipergunakan untuk pembuatan laporan.


(72)

5. DFD level 3 Proses Searching ubah data [Searching_data] [Save_data] [Load_Data] [Informasi] [Search_Data] [Hasil Pencarian] [Pencarian Data] [Load_Wil] [save_wil] [Hasil_searching] 3 Perhutani 3 Perhutani 2 Wilayah 2 Wilayah OperatorOperator

GIS Perhutani [Online] GIS Perhutani [Online] Pimpinan Pimpinan 1.2.2.1 Pencarian data 1.2.2.2 Perubahan Database

Gambar 3.15 level 3 Proses Searching Penjelasan :

Pada level ini terdiri dari proses pencarian data dan perubahan database, untuk pencarian data dimanfaatkan fungsinya oleh entity pimpinan dan operator, selain itu juga dipergunakan oleh proses GIS online untuk pencarian data. Dan untuk proses perubahan database merupakan lanjutan dari proses pencarian. Pada proses perubahan ini dilakukanlah pengeditan data maupun penghapusan data oleh operator yang kemudian hasilnya akan disimpan ke dalam database.


(73)

6. DFD level 2 Proses Manajemen Password

del nd update

tambah user konfirmasi user

data_user

Data_save

Load_DB

save_ DB [User Id & Password]

Operator 1 Password

1.1.1

Maintanace + 1.1.2

Validasi Operator

Gambar 3.16 level 2 Proses Manajemen Password

Penjelasan :

Level ini menggambarkan proses validasi user pada saat login, selain itu ada proses maintenace dimana proses ini mengatur mengenai penambahan user baru maupun update dan delete data user yang kemudian hasil dari perubahan tersebut disimpan ke dalam database password.


(74)

7. DFD level 3 Proses maintenace

[del nd update] [tambah user]

Data_save

[Load_DB] [save_ DB]

1 Password

1 Password

1.1.1.1

Input

1.1.1.2 Update &

Delete Validasi

Validasi

Gambar 3.17 level 3 Proses Maintenace Penjelasan :

Level ini terdiri dari 2 proses yaitu input dan update & delete. Proses input merupakan proses penambahan user baru yang kemudian disimpan kedalam database password. Dan proses update & delete merupakan proses pengubahan data user yang dilakukan oleh operator, kemudian hasil dari perubahan tersebut akan disimpan ke database.


(75)

8. DFD level 1 sistem informasi Geography Perhutani Online [Hasil] [Analisa Online] [Informasi] [Search_Data] [Data Analisa] [Hasil Analisa] [Data KPH] [Cari Informasi] User User UserUser

GIS Perhutani [Offline] GIS Perhutani [Offline] GIS Perhutani [Offline]GIS Perhutani [Offline] 2.1

Searching_Online

2.2

Analisa_Online

Gambar 3.18 level 1 sistem informasi Geography Perhutani Online Penjelasan :

Level ini menggambarkan alur dari system online, dimana pada level ini terdiri dari 2 proses yaitu analisa online dan searching online. Kedua proses ini berfungsi untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai Perhutani dan analisa tanah. Disini user tinggal menginputkan data yang diperlukan guna memperoleh hasil yang diinginkan.

3.3.4 Entity Relational Diagram

ERD digunakan untuk menggambarkan pemrosesan dan hubungan data-data yang digunakan dalam sistem. ERD juga menunjukkan struktur keseluruhan kebutuhan data dari pemakai. Dalam ERD data-data tersebut digambarkan dengan menggunakan simbol Entity. Sedangkan ERD sendiri bisa dibedakan menjadi 2 macam yaitu konseptual dan physikal model.


(76)

Pada tahap konseptual, ERD menggambarkan mengenai hubungan antar tabel yang akan dibutuhkan oleh sistem. Jadi konsep dari database yang digunakan pada sistem dapat kita lihat disini. Disini diterangkan mengenai isi dari tiap-tiap tabel dan juga hubungan antar tabel itu sendiri. Misalnya tabel tanaman yang berisikan field-field id tegakan, nm tegakan dan ketinggian mempunyai hubungan many to many dengan tabel master topografi yang berisikan field-field id topografi, min, max, dan keterangan.

Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada gambar di bawah ini dibawah ini.


(77)

1. Konseptual Entity Relational Diagram Klas_Perusahaan Hutan_KPH Jenis_Hutan Kesesuaian_Tanah Kesesuaian_Topografi Kesesuaian_Iklim Analisa_Tegakan Kondisi_Tanah Pemasukan Letak_Wisata Wana_Wisata Produk Hasil_Produksi Koordinat_KPH Perbatasan Letak_Wilayah Wilayah_KPH Daerah Anggota Lokasi_Unit Propinsi Id_Propinsi Nm_Prop Kabupaten Id_Kab Nm_Kab Wilayah Luas_wil Unit Unit_Id Nm_Unit KPH Id_KPH Nm_KPH Batas Utara Selatan Barat Timur Letak Geografis Bujur_Timur Lintang_Selatan Hasil_Produksi Hasil Tahun Master_Produksi Id_Produk Nm_Produk Wisata Id_wisata Nm_Wisata Lokasi Lokasi Fasilitas Legenda Foto_Lokasi Pendapatan Periode Pengunjung Pemasukan Kondisi_KPH Iklim_KPH Topografi_KPH Tanah_KPH Tinggi_Tanah Tanaman Id_Tegakan Nm_Tegakan Ketinggian Master_Klas_Persh Id_Klas Nm_Klas Jenis_Tegakan Master_Tipe_Iklim Id_Iklim Qmin Qmax Tipe Master_Jenis_Tanah Id_jenis Nm_Jenis Master_Topografi Id_topografi Min Max Keterangan login User Pass Hutan Id_hutan Nm_hutan Luas Kerusakan Mester_Jenis_Hutan Id_jenis_hut Jenis_hutan


(78)

2. Physical Entity Relational Diagram

Pada physical ERD ini menggambarkan database yang akan digunakan oleh sistem. ERD ini merupakan bentuk database yang akan kita tuangkan ke program. Lain halnya dengan konseptual ERD, pada physical ERD ini diterangkan selain isi dari tabel-tabel yang bersangkutan tapi juga dicantumkan tipe dari field-field tersebut. Selain itu hubungan antar tabel yang terjadi pada konseptual ERD dapat menimbulkan tabel baru jika hubungan antar tabel tersebut many to many. Jadi tabel baru ini merupakan tabel tambahan yang menghubungkan antara kedua tabel tadi. Misalnya antara tabel tanaman dan topografi akan dihasilkan tabel penghubung yang berisikan field kunci dari masing-masing tabel. Begitu juga dengan tabel lain yang mempunyai hubungan atar tabel many to many. Untuk lebih memperjelas penjelasan ini dapat kita lihat pada gambar ER dibawah ini.


(79)

(80)

3.3.5 Strukture file

Setelah melalui tahapan perancangan system maka mulai dapat dibentuk struktur databasenya. Tabel-tabel database yang digunakan untuk pengolahan data pada sistem informasi geografiuntk analisa tanaman yang sesuai dengan kondisi tanah antara lain :

1. Nama : Propinsi

Fungsi : Menyimpan seluruh data propinsi di Indonesia. Tabel 3.5 Tabel propinsi

Nama Field Tipe Konstraint Referensi Tabel

Id_propinsi CHAR(3) PK

Nm_prop TEXT(15)

2. Nama : Kabupaten

Fungsi : Menyimpan seluruh data wilayah kabupaten di Jawa Timur Tabel 3.6 Tabel kabupaten

Nama Field Tipe Konstraint Referensi Tabel

Id_kab CHAR(3) PK

Id_propinsi CHAR(3) FK Propinsi (Id_propinsi)

Nm_kab TEXT(15)

3. Nama : Unit

Fungsi : Menyimpan seluruh data Unit Perhutani di Indonesia Tabel 3.7 Tabel unit

Nama Field Tipe Konstraint Referensi Tabel

Id_unit CHAR(3) PK

Id_propinsi CHAR(3) FK Propinsi(Id_propinsi)


(81)

4. Nama : Master Produksi

Fungsi : Menyimpan seluruh data master produksi dari Perhutani Tabel 3.8 Tabel master produksi

Nama Field Tipe Konstraint Referensi Tabel

Id_produk CHAR(3) PK

Nm_produk TEXT(15)

5. Nama : Master Klas Persh

Fungsi : Menyimpan seluruh data master dari klas perusahaan Tabel 3.9 Tabel master klas persh

Nama Field Tipe Konstraint Referensi Tabel

Id_klas CHAR(3) PK

Nm_klas TEXT(20)

Jenis_tegakan TEXT(20)

6. Nama : Master Jenis Tanah

Fungsi : Menyimpan seluruh data jenis tanah Tabel 3.10 Tabel master jenis tanah

Nama Field Tipe Konstraint Referensi Tabel

Id_jenis CHAR(3) PK


(82)

7. Nama : Master Topografi

Fungsi : Menyimpan seluruh data topografi tanah Tabel 3.11 Tabel master topografi

Nama Field Tipe Konstraint Referensi Tabel

Id_topografi CHAR(3) PK

Min NUMBER

Max NUMBER

Keterangan TEXT(15)

8. Nama : Master Tipe Iklim

Fungsi : Menyimpan seluruh data tipe iklim

Tabel 3.12 Tabel master tipe iklim

Nama Field Tipe Konstraint Referensi Tabel

Id_iklim CHAR(3) PK

Qmin NUMBER

Qmax NUMBER

Tipe TEXT(25)

9. Nama : Master Jenis Hutan

Fungsi : Menyimpan seluruh data pembagian jenis hutan di Indonesia Tabel 3.13 Tabel master jenis hutan

Nama Field Tipe Konstraint Referensi Tabel

Id_jenis_hut CHAR(3) PK Jenis_hutan TEXT(15)


(83)

10. Nama : KPH

Fungsi : Menyimpan seluruh data KPH Tabel 3.14 Tabel KPH

Nama Field Tipe Konstraint Referensi Tabel

Id_kph CHAR(3) PK

Id_unit CHAR(3) FK unit(Id_unit)

Nm_kph TEXT(15)

11. Nama : Wilayah

Fungsi : Menyimpan seluruh data luas wilayah KPH Tabel 3.15 Tabel wilayah

Nama Field Tipe Konstraint Referensi Tabel

Id_kab CHAR(3) FK Kabupaten(id_kab)

Id_kph CHAR(3) FK KPH(Id_kph)

Luas_wil NUMBER

12. Nama : Letak Geografis

Fungsi : Menyimpan seluruh data letak KPH Tabel 3.16 Tabel letak geografis

Nama Field Tipe Konstraint Referensi Tabel

Id_kph CHAR(3) PK,FK KPH(Id_kph)

Bujur_timur TEXT(25) Lintang_Selatan TEXT(25)


(84)

13. Nama : Batas

Fungsi : Menyimpan seluruh data batas wilayah KPH Tabel 3.17 Tabel batas

Nama Field Tipe Konstraint Referensi Tabel

Id_kph CHAR(3) PK,FK KPH(Id_kph)

Utara TEXT(25)

Selatan TEXT(25)

Barat TEXT(25)

Timur TEXT(25)

14. Nama : Hasil Produksi

Fungsi : Menyimpan seluruh data hasil produksi tiap KPH Tabel 3.18 Tabel hasil produksi

Nama Field Tipe Konstraint Referensi Tabel

Id_kph CHAR(3) PK,FK KPH(id_kph)

Id_produk CHAR(3) PK,FK Master produksi(id_produk)

Hasil NUMBER

Tahun DATE/TIME

15. Nama : Wisata

Fungsi : Menyimpan seluruh data wana wisata pada KPH Tabel 3.19 Tabel wisata

Nama Field Tipe Konstraint Referensi Tabel

Id_wisata CHAR(3) PK

Id_kph CHAR(3) FK KPH(id_kph)


(1)

112

3. Dengan menekan tombol analisa maka sistem akan mulai melakukan analisa terhadap data-data yang diinputkan oleh pemakai dan akan memberikan hasil berupa jenis tanaman yang sesuai.

4. Tombol full extent

Berfungsi untuk menampilkan peta secara keseluruhan. 5. Tombol zoom in

Berfungsi untuk memperbesar ukuran dari peta. 6. Tombol zoom out

Berfungsi untuk memperkecil ukuran dari peta. 7. Tombol identify

Berfungsi untuk menampilkan informasi dari wilayah yang dipilih. 8. Tombol pan

Berfungsi untuk menggeser posisi peta ke berbagai arah. 9. Tombol grafik


(2)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Sistem Informasi Geografi dapat memberikan kemudahan-kemudahan, sehingga dapat menciptakan lingkungan kerja yang efektif dan efesien, dapat dilihat pada penghematan waktu, dan juga dapat meningkatkan secara langsung pendapatan, dan penurunan biaya dalam perawatan sarana dan prasarana, serta mengurangi bahaya bencana yang dapat membuat kehilangan data-data penting.

SIG dapat melakukan penganalisa yang fungsinya terdiri dari maintenance dan menganalisa data mengenai kesesuaian lahan, maintenance dan menganalisa data-data atribute, mengintegrasikan analisis data mengenai ruang/tempat dan data atribute serta menghasilkan format output. .

Peningkatan dari keuntungan SIG jarang sekali langsung memandang ke depan, dan kesulitan-kesulitan yang semakin bertambah menjadikan keuntungan SIG akan menjadi lebih besar.

Keuntungan yang diperoleh bagi user dalam penggunaan system informasi geografis dalam analisa jenis tanaman terhadap kondisi tanah adalah :

1. Memberikan layanan yang cepat kepada pemerintah dan masyarakat dengan memberikan layanan informasi geografi analisa tanah secara online.

2. Memberikan informasi dengan cara pemetaan mengenai lokasi kabupaten, unit Perhutani dan KPH yang terkait sehingga memudahkan pengguna untuk mengetahui data atau lokasi unit maupun KPH yang diinginkan.


(3)

114

3. Dapat dengan mudah mengetahui perkembangan satu KPH, .karena data laporan KPH selain ditampilkan dalam bentuk angka pendapatan juga ditampilkan dalam bentuk grafik sebagai perbandingan tiap tahunnya. 4. Dapat membantu pihak Perhutani dalam pengambilan keputusan guna

penanaman jenis tegakan yang sesuai dengan kondisi lahan/tanah, sehingga mengurangi tingkat kerugian baik biaya maupun waktu yang dikarenakan kesalahan penanaman jenis tegakan.

5.2. Saran

Saran yang dapat disampaikan dalam pengembangan Sistem Informasi geografi analisa jenis tanaman terhadap kondisi tanah adalah :

1. Sistem ini sangat memungkinkan untuk dikembangkan menjadi berbasis Internet dengan menggunakan teknologi MapObjects.

2. Sistem Informasi geografi analisa tanaman terhadap kondisi tanah dapat diperluas tidak hanya di Jawa Timur, melainkan juga dapat di daerah atau Unit Perhutani yang lain di seluruh Indonesia.

3. Sistem Maintenance dari data-data Perhutani, tanah, dan tegakan juga dapat dikembangkan untuk multiuser, sehingga perubahannya dapat langsung di lakukan oleh Bidang yang bersangkutan.

4. Untuk data-data tegakan dan kondisi tanah perlu untuk lebih dilengkapkan agar dapat lebih mendukung system yang telah dibuat sehingga areal kerja system lebih luas.

5. Untuk pengelelolaan wana wisata agar ditingkatkan sehingga dapat lebih banyak dapat menarik pengunjung, yang akan lebih meningkatkan pendapatan dari KPH sebagai pengelola wana wisata tersebut.


(4)

115

Melalui Tugas Akhir ini diharapkan PERHUTANI Unit II untuk lebih meningkatkan kualitas Teknologi Informasi yang dimilikinya, sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang lebih efesien dan efektif.

Selain itu diharapkan kepada STIKOM Surabaya agar memberikan perhatian yang besar kepada ilmu komputer di bidang Sistem Informasi Geografi, sehingga STIKOM dapat melahirkan banyak bibit-bibit yang mampu di bidang SIG, mengingat begitu banyaknya kebutuhan SIG, namun sangat terbatasnya Sumber Daya Manusia dalam bidang tersebut.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arief. Arifin, M.P., 2001, Hutan & Kehutanan, Kanisius, Yogyakarta

Aronoff. Stan, 1991, Geographic Information System A Management Prespective, WDL Publications, Ottawa Canada.

Dix, AJ & JE Finlay, 1993, Human Computer Interaction, Prentice Hall International ( UK ) limited, London.

ESRI, 1995, Understanding GIS with Arc/Info Method, ESRI, New York Street Redlands – USA.

ESRI, 1996, Map Object : GIS and Mapping Components

Grartner. C, 1956, Country Report of Teak, -

Lembaga Penelitian Tanah, 1967, Pedoman Pengamatan Tanah di Lapangan

Mcleod Raymond, Jr, 1995, Management Information Sistem, Prentice Hall, Upper Saddle River - New Jersey.

Pranata. Antony, 2000, Algoritma dan Pemrograman, J&J Learning, Yogyakarta

Santoso. Hieronymus Budi, 2003, Budidaya Sengon, Kanisius, Yogyakarta

Triwilaida, 1996, Pengenalan Dasar Klasifikasi Tanah, Surakarta


(6)